You are on page 1of 110

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN

STRESS KERJA PERAWAT DI TIAP RUANG


RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG

TESIS
OLEH

LILIS DIAN PRIHATINI


057010015/KK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN


STRESS KERJA PERAWAT DI TIAP RUANG RAWAT
INAP RSUD SIDIKALANG

TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Dalam Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kekhususan Kesehatan Kerja, Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

LILIS DIAN PRIHATINI


057010015/KK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis

: ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN


STRESS KERJA PERAWAT DI TIAP RUANG
RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG

Nama Mahasiswa

: LILIS DIAN PRIHATINI

Nomor Pokok

: 057010015

Program Studi

: ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


KEKHUSUSAN KESEHATAN KERJA

Menyetujui
Komisi Pembimbing :

Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM


Ketua

Dra.Sri Supriyanti, M.Si


Anggota

Ketua Program Studi,

Dr. Drs.R.Kintoko Rochadi,MKM

Ir. Mbue Kata Bangun,MS


Anggota

Direktur SPs USU,

Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc

Tanggal Lulus : 31 Agustus 2007

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Telah diuji
Pada tanggal : 31 Agustus 2007

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

: Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM

Anggota

: Dra. Sri Supriyanti, MSi


Ir.Mbue Kata Bangun, MS
Dr.Halinda Sari Lubis, M.KKK
Ir. Kalsum, M.Kes

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2007

(LILIS DIAN PRIHATINI )

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

RELATIONSHIP BETWEEN WORK LOAD WITH WORK STRESS ON


NURSE IN EVERY ROOM OF REGION GENERAL HOSPITAL
SIDIKALANG

ABSTRACT
LILIS DIAN PRIHATINI
Stress emerged on nurse due to various factors, such as work load. Load of
nurses in hospital including physical task and mentally task. This research is
purposed to find out the relationship between work load with work stress on nurse in
every room of Region General Hospital Sidikalang.
The research used cross sectional design of 30 nurses as samples which work
in surgical room 6 nurses, children section 9 nurses, midwifery section 7 nurses and
internist section 8 nurses. Data analyzed by analytical approach which use product
moment correlation and one way Anova testing.
The result show that there are significant relationship between workg load and
work stress of all nurses in all overnight room, with significant level an\d various
coefficient correlation. In surgical room there are correlation of work load to work
stress with coefficient correlation about 0,885. Nurses in children section, coefficient
correlation about 0,705, in midwife section coefficient correlation about 0,756,
internist\section , coefficient correlation about 0,797.
The result of one way Anova testing show that there is no significant
differentiation of work load off all nurses in all room with work stress.
The research recommended the necessity of average work load for nurses by
perform rotation system to prevent surfeit for nurse if work in one room for long
time period. The necessity to keep average work stress by improve their ability to
balancing internal and external work load when performing service in hospital. The
possibility to make following research about related factors with load and work stress
in hospital.
Keywords : Work load, Work Stress, Nurse

i
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA


PERAWAT DI TIAP RUANG RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG

ABSTRAK
LILIS DIAN PRIHATINI

Stress pada perawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah
beban kerja. Beban kerja perawat di rumah sakit meliputi beban kerja fisik dan
mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel beban
kerja dengan stress kerja pada perawat di tiap ruangan rawat inap RSUD Sidikalang.
Penelitian menggunakan rancangan cross sectional terhadap 30 orang
perawat sebagai sampel yang bertugas di ruangan bedah 6 orang, ruangan anak
9 orang, ruangan kebidanan 7 orang dan ruangan penyakit dalam 8 orang. Analisis
data secara analitik menggunakan uji korelasi product moment pearson untuk
menguji hubungan kerja dengan stress kerja dan untuk menguji perbedaan beban
kerja dengan stress kerja ditiap ruangan digunakan uji statistik one way Anova.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban
kerja dengan stress kerja pada perawat di seluruh ruang rawat inap, dengan tingkat
signifikan dan koefisien korelasi yang bervariasi. Pada ruang perawatan bedah
terdapat hubungan beban kerja dengan stress kerja dengan koefisien korelasi sebesar
0,885. Pada perawat yang bertugas di ruang perawatan anak, koefisien korelasi
sebesar 0,705, di ruang perawatan kebidanan, koefisien korelasi sebesar 0,756, ruang
perawatan penyakit dalam, koefisien korelasi sebesar 0,797.
Hasil uji one way Anova menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan
beban kerja dan stress kerja perawat di seluruh ruang perawatan.
Rekomendasi penelitian ini adalah perlu dipertahankan beban kerja yang
sedang pada perawat dengan melakukan upaya sistem rotasi bagi perawat di ruang
perawatan RSUD Sidikalang sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada perawat
apabila bekerja pada satu ruangan dalam jangka waktu lama yang dapat menimbulkan
stress kerja. Perlu dipertahankan tingkat stress kerja yang sedang pada perawat
dengan meningkatkan kemampuan dalam diri perawat untuk menyeimbangkan beban
internal dan beban eksternal yaitu memisahkan beban kerja pada keluarga (rumah)
dengan beban kerja pada saat melakukan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Dimungkinkan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang terkait dengan beban
dan stress kerja perawat di rumah sakit.
Kata Kunci: Beban kerja, Stress kerja, Perawat.

ii
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
melindungi dan menyertai Saya sehingga dapat menyelesaikan tesis ini sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya dan penghargaan kepada
1.

Bapak Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM sebagai Ketua Komisi Pembimbing,


Ibu Dra. Sri Supriyantini, M.Si dan Bapak Ir. Mbue Kata Bangun,MS yang
telah banyak meluangkan waktu dan sumbang saran pemikiran dalam
membimbing penulis mulai dari awal sehingga dapat menyelesaikan tesis ini
dengan baik.

Ibu Prof.Dr.Ir. Chairun Nisa B, MSc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana


Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis mengikuti pendidikan ini.

Bapak Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM sebagai Ketua Jurusan Kekhususan


Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU dan Ibu
dr.Halinda Lubis, MKKK sebagai Sekretaris Program yang turut mendukung
dalam menyelesaikan studi ini.

Seluruh Dosen pengajar Kekhususan Program Studi Kesehatan kerja Sekolah


Pascasarjana USU yang telah menberikan

ilmu kepada saya selama

mengikuti pendidikan .
5

Bapak dr. Budiman Simanjuntak, MKes selaku Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Dairi beserta staf yang memberikan kesempatan kepada saya untuk
mengikuti pendidikan ini

Bapak dr.Reinfil Capah, MKes selaku Direktur RSUD Sidikalang yang turut
membantu dalam kelancaran pendidikan penulis.

Suamiku GTD Sihite, DCN, MKes, anak-anakku Theodora TA Sihite dan Joel
TB Sihite yang telah mendukung dengan semangat,kasih sayang dan doa
selama penulis menjalankan pendidikan.

iii
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Teman-teman mahasiswa Kekhususan Program Studi Kesehatan Kerja


Sekolah Pascasarjana angkatan 2005 atas dorongan, bantuan dan kerjasama
yang telah kita bina selama ini.

Seluruh Staf administrasi Kekhususan Program Studi Kesehatan Kerja


Sekolah Pascasarjana USU yang telah membantu kelancaran administrasi
dengan tulus ikhlas

10 Teman-teman di RSUD Sidikalang dan Medan yang telah memberi semangat


dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini
Secara khusus Penulis juga mengucapkan terima kasih tidak terhingga kepada ;
Ayahnda YH Ratih BSc ( Alm) yang telah meninggal tanggal 27 Juni 2007 atas
perannya yang sedemikian besarnya dalam mendidik dan membesarkan penulis.
Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan tesis ini,
sehingga diharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan tesis
ini.

Medan, 31 Agustus 2007

Penulis

iv
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Lilis Dian Prihatini

Tempat/Tanggal Lahir

: Palangkaraya, 2 September 1964

Agama

: Kristen Protestan

Alamat

: Komplek RSUD Sidikalang no. 13 B Sidikalang


Telpon. (0627 22968)

Riwayat Pendidikan
1. SD Katolik Don Bosco

Palangkaraya

tahun 1970 1976

2. SMP Katolik ST Paulus

Palangkaraya

tahun 1976 - 1980

3. SMF ISFI Banjarmasin

Banjarmasin

tahun 1980 1983

4. Akademi Gizi DepKes

Jakarta

tahun

1984 - 1988

5. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

Medan

tahun

2000 - 2002

6. Magister Kekhususan Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU


Medan tahun 2005 2007.

Riwayat Pekerjaan ;
1. Ka. Instalasi Gizi RSUD Sidikalang

tahun 1990 - 2000

2. Pl.Sie Perawatan II RSUD Sidikalang

tahun 2002 - 2003

3. Pl.Sie Pelayanan II RSUD Sidikalang

tahun 2004 - 2005

4. Perencanaan dan Program RSUD Sidikalang

tahun 2005 sampai sekarang

v
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ....................................................................................................
i
ABSTRAK ......................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
ix
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................
1.1.Latar Belakang .....................................................................................
1.2.Perumusan Masalah ............................................................................
1.3.Tujuan Penelitian ................................................................................
1.4.Hipotesis Penelitian .............................................................................
1.5.Manfaat Penelitian ..............................................................................

1
1
9
10
11
12

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................


2.1. Stress Kerja ........................................................................................
2.1.1. Pengertian Stress Kerja .............................................................
2.1.2. Tahapan Stress Kerja .................................................................
2.1.3. Faktor-faktor Penyebab Stress Kerja ........................................
2.1.4. Gejala-gejala Stress Kerja ..........................................................
2.1.5. Dampak Stress Kerja .................................................................
2.1.6. Pencegahan dan Pengendalian Stress Kerja...............................
1.2.Beban Kerja .........................................................................................
2.2.1. Pengertian Beban Kerja .............................................................
2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja .......................
2.2.3. Dampak Beban Kerja ................................................................
2.2.4. Penilaian Beban Kerja ...............................................................
2.3.Perawat ................................................................................................
2.4.Beban Kerja dan Stress Kerja Unit Rawat Inap ...................................
2.5.Hubungan Antara Beban Kerja dan Stress Kerja.................................

13
13
13
14
16
20
22
23
24
24
25
26
26
28
29
32

BAB 3. METODE PENELITIAN .................................................................


3.1. Lokasi dan Waktu ..............................................................................
3.2. Rancangan Penelitian ........................................................................
3.3. Populasi dan Sampel .........................................................................
3.4. Metode dan Alat ................................................................................
3.5. Validitas dan Reliabilitas......................................................................
3.6. Variabel Penelitian ............................................................................
3.7. Analisa Data ......................................................................................
3.8. Kerangka Konsep Penelitian .............................................................
3.9. Definisi Operasional ..........................................................................

35
35
35
36
36
38
39
39
40
40

vi
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

3.10. Jalannya penelelitian ........................................................................


3.11. Jadwal Pelaksanaan ........................................................................

41
46

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................


4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................
4.2. Deskripsi Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang.............................
4.3. Identitas Responden ............................................................................
4.4. Beban Kerja Perawat...........................................................................
4.5. Stress Kerja Perawat ...........................................................................
4.6. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat ........................
4.7. Perbedaan Beban Kerja Perawat Berdasarkan Ruangan.....................
4.8. Perbedaan Stress Kerja Perawat Berdasarkan Ruangan......................
4.9. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat ........................
4.9.1. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang
Perawatan Bedah........................................................................
4.9.2. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang
Perawatan Anak .........................................................................
4.9.3. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang
Perawatan Kebidanan.................................................................
4.9.4. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang
Perawatan Penyakit Dalam .......................................................
4.10. Perbedaan Beban Kerja setiap Ruangan ..........................................
4.11. Perbedaan Stress Kerja Perawat setiap Ruangan .............................

47
47
48
52
53
54
57
59
60
61

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................


5.1. Saran ...................................................................................................
5.2. Kesimpulan .......................................................................................

68
68
69

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

70

61
62
64
64
65
67

LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi
2. Kuesioner
3. Master Data
4. Hasil uji Statistik

vii
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kategori Berat Ringan Beban Kerja berdasarkan Metabolisme,
Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung Menurut Christensen..

28

Tabel 3.1. Kategori Beban Kerja ......................................................................

41

Tabel 3.2. Kisi-kisi Variabel bebas ...................................................................

44

Tabel 3.3. Jadwal Penelitian .............................................................................

46

Tabel 4.1. Distribusi Identitas Responden Perawat di Ruang Rawat Inap


RSUD Sidikalang .............................................................................

53

Tabel 4.2. Distribusi Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
Sidikalang .........................................................................................

54

Tabel 4.3. Distribusi Stress Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
Sidikalang .........................................................................................

55

Tabel 4.4. Korelasi antara Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang
Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang ..............................................

59

Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Beban Kerja Perawat Berdasarkan Ruang
Rawat Inap RSUD Sidikalang ..........................................................

59

Tabel 4.6. Hasil Uji Perbedaan Stress Kerja Perawat Berdasarkan Ruang
Rawat Inap RSUD Sidikalang .........................................................

60

viii
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Kerangka Konsep Penelitian .......................................................

40

ix
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, kita rasakan bahwa batas antar benua
sudah semakin tidak jelas. Hal ini memudahkan bagi suatu negara untuk
menanamkan modalnya serta mengembangkan usahanya ke negara lain. Oleh karena
itu persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Suatu organisasi yang tidak
dapat menjawab tantangan tersebut, dapat dipastikan semakin lama akan semakin
terancam kelangsungan hidupnya.
Agar tetap dapat berkiprah di era pasar bebas yang penuh persaingan tersebut,
masalah kualitas sumber daya manusia merupakan suatu hal yang penting untuk
diperhatikan, karena sumber daya manusia merupakan salah satu asset yang
menentukan maju mundurnya suatu organisasi.
Demikian pula halnya dalam bidang pelayanan kesehatan, khususnya di
rumah sakit, tak terlepas dari dampak adanya era globalisasi tersebut. Rumah sakit
sebagai sebuah institusi yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan telah
mengalami beberapa perubahan yang mendasar. Pada awal perkembangannya rumah
sakit adalah sebuah lembaga yang bersifat sosial. Tetapi dengan masuknya rumah
sakit swasta serta pemodal baik yang berasal dari dalam negeri maupun asing,
menjadikan rumah sakit lebih mengacu sebagai suatu industri yang bergerak dalam
bidang pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang kini berkembang di rumah
sakit bukan saja menyangkut masalah bangunannya (seperti ukuran, kompleksitas,
jumlah unit), jumlah kualifikasi staf medis atau non medis, sistem keuangan serta

1
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

sistem informasi, tetapi menyangkut pula pada kualitas pelayanan pekerja kesehatan
dalam memberikan pelayanan.
Dalam bidang pelayanan kesehatan, pemerintah telah mencanangkan visi
Indonesia Sehat 2010, dimana dalam visi tersebut pemerintah bertekad untuk dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh (Bambang, 2002).
Dalam mencapai visi tersebut, salah satu strategi yang harus dilakukan adalah
meningkatkan profesionalisme, termasuk profesionalisme masyarakat pekerja rumah
sakit. Pekerja di rumah sakit merupakan kelompok masyarakat yang turut berperan
dalam mencapai Indonesia Sehat 2010.

Oleh karena itu pekerja rumah sakit

merupakan sumber daya manusia yang harus dibina agar menjadi produktif dan
berkualitas ( Dep Kes ,2003).
Melihat kondisi diatas maka sudah seharusnya pekerja di rumah sakit
menjadi sasaran prioritas program kesehatan dan keselamatan kerja, karena
pemeliharaan kesehatan sangatlah penting untuk mendukung visi Indonesia Sehat
2010 (Bambang, 2002).
Pekerja kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis maupun
jumlahnya. Dalam melaksanakan tugasnya, pekerja rumah sakit banyak terpapar
dengan berbagai faktor yang dapat menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi
derajat kesehatan mereka. Mereka selalu berhubungan dengan berbagai bahaya
potensial, dimana bila tidak diantisipasi dengan baik dan benar dapat mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan kerjanya (Dep Kes ,2003).

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan, rumah sakit beroperasi 24 jam


sehari. Rumah sakit membuat pemisahan terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu
pelayanan pasien yang memerlukan penanganan emergensi, tidak emergensi dan yang
di opname. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja kesehatan
rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang
berjumlah sekitar 60 % dari tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit. Perawat
merupakan salah satu pekerja kesehatan yang selalu ada di setiap rumah sakit dan
merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. Perawat di rumah sakit
bertugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan atau poliklinik dan pelayanan gawat
darurat. (Hamid, 2001).
Dalam menjalankan profesinya perawat rawan terhadap stress. Menurut survei
di Perancis (dalam Frasser, 1997) ditemukan bahwa persentase kejadian stress sekitar
74 % dialami perawat. Sedangkan di Indonesia menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (2006) terdapat 50,9%
perawat mengalami stress kerja.
Demikian pula halnya di Rumah Sakit Umum Daerah

Sidikalang,

berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa perawat RSUD tersebut,


diasumsikan bahwa banyak perawat RSUD tersebut yang mengalami stress kerja. Hal
ini terlihat dari banyaknya keluhan

nyeri otot dan sendi, jantung berdebar, mudah

marah, sulit konsentrasi, apatis, perasaan lelah, serta nafsu makan menurun. Menurut
Anoraga (2001) hal ini merupakan gejala-gejala adanya stress kerja.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Sesuai dengan profesinya, perawat di RSUD Sidikalang dituntut untuk


memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam upaya membantu pasien mengatasi
masalahnya. Tuntutan tersebut dapat menyebabkan terjadinya stress.
Menurut Spielberger (dalam Handoyo, 2001)

stress diartikan sebagai

tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar
diri seseorang. Menurut Goldberger dkk (dalam Leila, 2002) menambahkan bahwa
stress kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi
pekerjaan yang disebabkan oleh stressor dari lingkungan kerja seperti faktor
lingkungan fisik, sistem organisasi dan individu. Ditambahkan oleh Spielberger
(dalam Handoyo, 2001) bahwa stress disebabkan oleh adanya tuntutan eksternal
yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek lingkungan atau suatu stimulus
yang secara obyektif adalah berbahaya.
Terdapat berbagai faktor penyebab dari stress. Menurut Hurrel (dalam
Munandar,2001)

faktor-faktor

pekerjaan

yang

dapat

menimbulkan

stress

dikelompokkan dalam lima kategori besar yaitu faktor-faktor intrinsik dalam


pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karier, hubungan dalam pekerjaan
serta struktur dan organisasi. Pertama, kategori faktor faktor intrinsik dalam
pekerjaan adalah fisik dan tugas, untuk fisik misalnya kebisingan, panas sedangkan
tugas mencakup beban kerja, kerja malam dan penghayatan dari resiko dan bahaya.
Kedua, peran individu dalam organisasi artinya setiap tenaga kerja mempunyai
kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada. Ketiga,
pengembangan karier merupakan pembangkit stress potensial yang mencakup
ketidakpastian pekerjaan,promosi berlebih atau promosi yang kurang.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Keempat, hubungan dalam pekerjaan yang tidak baik terlihat dari kepercayaan yang
rendah, minat yang rendah dalam pemecahan masalah organisasi. Sedangkan untuk
yang ke lima yaitu struktur dan organisasi, kurangnya peran serta atau partisipasi
dalam pengambilan keputusan dalam organisasi.
Seperti halnya stress pada umumnya, stress pada perawat dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, diantaranya adalah beban kerja. Menurut Manuaba (2000)
beban kerja dapat berupa tuntutan tugas atau pekerjaan, organisasi dan lingkungan
kerja. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Ilmi (2003) bahwa terdapat lima
besar urutan stressor pada perawat. Pertama dikarenakan beban kerja yang berlebihan
(sebanyak 82,2 %), selanjutnya dikarenakan pemberian upah tidak adil (57,9 %),
kondisi kerja (52,3 %), beban kerja yang kurang (48,6 %) , dan tidak diikutkan dalam
pengambilan keputusan (44,9 %).
Perawat adalah profesi pekerjaan yang mengkhususkan diri pada upaya
penanganan perawatan pasien atau asuhan kepada pasien dengan tuntutan kerja yang
bervariasi, tergantung pada karakteristik-karakteristik tertentu dalam melaksanakan
pekerjaannya. Karakteristik tersebut meliputi karakteristik tugas (yang membutuhkan
kecepatan, kesiagaan, serta kerja shift), karakteristik organisasi, serta karakteristik
lingkungan kerja baik lingkungan kerja fisik maupun sosial. Selain itu perawat juga
dibebani tugas tambahan lain dan sering melakukan kegiatan yang bukan fungsinya,
misalnya menangani administrasi, keuangan dan lainnya. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Departemen Kesehatan dan Universitas Indonesia (2005) bahwa
terdapat 78,8% perawat melaksanakan tugas kebersihan, 63,6% melakukan tugas
administrasi dan lebih dari 90% melakukan tugas non keperawatan (misalnya

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

menetapkan diagnosa penyakit, membuat resep dan melakukan tindakan pengobatan)


dan hanya 50 % yang melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan fungsinya.
Menurut survei di Perancis (dalam Frasser, 1997) ditemukan bahwa
persentase kejadian stress sekitar 74 % dialami perawat. Mereka mengeluh terhadap
lingkungan kerjanya yang menuntut kekuatan fisik dan ketrampilan. Sedangkan di
Indonesia menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Persatuan Perawatan
Nasional Indonesia (2006) perawat mengalami stress kerja, menyatakan keluhan
sering merasa pusing, lelah, tidak ada istirahat, yang antara lain dikarenakan beban
kerja yang terlalu tinggi dan pekerjaan yang menyita waktu.
Beban kerja perawat di rumah sakit meliputi beban kerja fisik dan mental.
Beban kerja bersifat fisik meliputi

mengangkat pasien, memandikan pasien,

membantu pasien ke kamar mandi, mendorong peralatan kesehatan, merapikan


tempat tidur pasien, mendorong brankart pasien. Sedangkan

beban kerja yang

bersifat mental dapat berupa bekerja dengan shift atau bergiliran, kompleksitas
pekerjaan (mempersiapkan mental dan rohani pasien dan keluarga terutama bagi
yang akan memerlukan operasi atau dalam keadaan kritis), bekerja dengan
ketrampilan khusus dalam merawat pasien, tanggung jawab terhadap kesembuhan
serta harus menjalin komunikasi dengan pasien.
Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan perawatan kesehatan terhadap masyarakat di Kabupaten Dairi dan
merupakan rumah sakit rujukan bagi puskesmas puskesmas yang ada di sekitarnya
Unit Perawatan Rawat Inap yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang
terdiri dari Ruang perawatan Bedah, Ruang Perawatan Anak, Ruang Perawatan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Kebidanan dan Ruang Perawatan Dewasa. Berdasarkan data

RSUD Sidikalang

(2006) terdapat 60 perawat di Ruang Rawat Inap.


Adanya perbedaan penanganan pasien di rumah sakit terutama di ruangan
rawat inap dapat merupakan beban kerja bagi perawat. Perawatan pada pasien anakanak atau bayi, pasien bedah, pasien penyakit dalam dan pasien kebidanan dalam
penanganannya mempunyai cara dan ketrampilan yang tidak sama dengan resiko
yang berbeda. Penanganan pada ruangan bedah, perawat dituntut untuk dapat
melakukan komunikasi pada pasien terutama untuk menyiapkan mental dan
rohaninya dalam menghadapi operasi dan setelah operasi, mendorong brankart pasien
menuju

kamar operasi, mengangkat pasien, merawat luka bekas operasi dan

menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi pada luka tersebut. Beban perawat di
ruangan bedah lainnya selain mereka juga dituntut untuk melaksanakan administrasi
dan mencatat perkembangan pasien yang dirawat,mereka juga menghadapi erangan
atau rintihan pasien setelah sadar dari pengaruh obat bius setelah operasi. Untuk
penanganan anak atau bayi sakit, perawat harus mempunyai ketrampilan khusus
misalnya dalam pemasangan infus karena vena pada pasien tersebut sangat halus,
peralatan yang digunakan berbeda dengan peralatan pemasangan infus pada pasien
dewasa serta rawannya pasien anak atau bayi terhadap infeksi, cara mengangkat bayi
atau anak berbeda dengan mengangkat pasien dewasa, mencatat perkembangan
pasien anak dan kegiatan administrasi ruangan. Beban kerja di ruangan kebidanan
adalah penanganan pada ibu yang mau melahirkan dan sesudah melahirkan baik
dengan cara biasa atau operasi, menyiapkan mental pasien dalam menghadapi proses
persalinan, mendorong brankat pasien ke ruangan bersalin atau ke kamar operasi

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

,mengangkat pasien ketempat tidur setelah bersalin atau operasi, memandikan pasien,
merawat kebersihan pasien dan mencatat perkembangan pasien serta melaksanakan
administrasi ruangan. Sedangkan beban kerja perawat di ruangan penyakit dalam
adalah selain harus mengerjakan administrasi dan mencatat perkembangan pasien,
perawat juga membantu pasien ke kamar mandi, menyiapkan peralatan emergency
seperti oksigen, menyiapkan mental rohani pasien dan keluarga dalam menghadapi
masa-masa kritis, serta bekerja harus menggunakan alat pelindung diri seperti masker
karena pada umumnya pasien di ruangan penyakit dalam adalah penderita penyakit
menular seperti TBC, tipus dan penyakit infeksi menular lainnya.
Dari gambaran diatas terlihat bahwa perawat menghadapi beban kerja yang
bervariasi berat ringannya maupun jenisnya di setiap ruang rawat inap. Beban kerja di
ruang rawat inap pada ruangan bedah yang terutama adalah beban fisik dan kedua
beban mental. Di ruang anak yang terbanyak adalah beban mental. Sedangkan pada
ruang kebidanan yang banyak dihadapi perawat adalah beban kerja fisik, sedangkan
di ruangan penyakit dalam yang banyak dihadapi perawat adalah beban mental,
karena mereka harus menghindari resiko penularan penyakit dari pasien terhadap
dirinya.
Lingkungan rumah sakit

sebagaimana lingkungan organisasi lainnya

menuntut adanya penyesuaian diri dari individu yang menempatinya. Oleh karena itu
dengan beban kerja yang ada dapat menyebabkan stress kerja pada perawat di rumah
sakit.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Berkaitan dengan alasan tersebut maka peneliti perlu mengkaji tentang


hubungan beban kerja dengan stress kerja pada perawat terutama pada Ruang Rawat
Inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang.

Penelitian

ini belum pernah

diadakan di RSUD Sidikalang sehingga sangat relevan jika permasalahan ini diangkat
sebagai judul tesis Analisis Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja

pada

Perawat di tiap ruangan rawat inap RSUD Sidikalang

1.2.Perumusan Masalah.
Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang merupakan pelayanan jasa dalam
bidang pelayanan kesehatan

yang dilaksanakan selama 24 jam. Pekerja yang

terbanyak adalah perawat, yang bekerja pada unit rawat inap. Dalam melaksanakan
pelayanannya, perawat pada ruangan rawat inap harus menghadapi pekerjaan yang
membutuhkan kecekatan, ketepatan, ketrampilan, keahlian, kesiagaan, kekuatan fisik
dalam menangani pasien yang sesuai dengan jenis penyakitnya. Penanganan
perawatan yang berbeda pada ruang rawat inap dapat menjadi beban bagi perawat,
sehingga ini akan

mempengaruhi terjadinya stress kerja. Namun sejauh mana

peranan beban kerja tersebut terhadap terjadinya stress kerja belum diketahui.
Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah penelitian ini adalah
bagaimana gambaran hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di
ruangan rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

10

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara beban kerja
dengan stress kerja pada perawat di tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah
1. Mengetahui beban kerja pada Perawat di ruang perawatan bedah.
2. Mengetahui beban kerja pada Perawat di ruang perawatan anak.
3. Mengetahui beban kerja pada Perawat di ruang perawatan kebidanan.
4. Mengetahui beban kerja pada Perawat di ruangan perawatan penyakit
dalam
5. Mengetahui stress kerja pada Perawat di ruang perawatan bedah
6. Mengetahui stress kerja pada Perawat di ruang perawatan anak.
7. Mengetahui stress kerja pada Perawat di ruang perawatan kebidanan.
8. Mengetahui stress kerja pada perawat di ruang perawatan penyakit dalam
9. Mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di
ruang perawatan bedah.
10. Mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di
ruang perawatan anak
11. Mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di
ruang perawatan kebidanan.
12. Mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di
ruang perawatan penyakit dalam

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

11

13. Mengetahui perbedaan beban kerja Perawat di ruang perawatan


bedah, ruang perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruangan
perawatan penyakit dalam.
14. Mengetahui perbedaan stress kerja Perawat ruang perawatan bedah,ruang
perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruang perawatan
penyakit dalam.

1.4. Hipotesa penelitian


1. Ada hubungan beban kerja dengan stress kerja

pada Perawat

di ruang

perawatan bedah RSUD Sidikalang


1. Ada hubungan beban kerja dengan stress kerja

pada Perawat di ruang

perawatan anak RSUD Sidikalang


2. Ada hubungan beban kerja dengan stress kerja

pada Perawat

di ruang

perawatan kebidanan RSUD Sidikalang


3. Ada hubungan beban kerja

dengan stress kerja pada Perawat di ruang

perawatan penyakit dalam


4. Terdapat perbedaan beban kerja antara Perawat di ruang perawatan bedah,
ruang perawatan anak , ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan
penyakit dalam
5. Terdapat perbedaan stress kerja antara Perawat di ruang perawatan bedah,
ruang perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan
penyakit dalam.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

12

1.5. Manfaat Penelitian


1

Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi
Pemerintah Kabupaten Dairi sebagai pemilik Rumah Sakit Umum Sidikalang
dalam menentukan kebijakan peningkatan kesehatan pekerja rumah sakit

2. Pimpinan Rumah sakit


Hasil penelitian

ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk

mengembangkan program

peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja

bagi pekerja di rumah sakit terutama bagi Perawat agar dapat meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan
3. Penelitian lain
Rekomendasi untuk penelitian lain untuk mengkaji variabel lain diluar model
penelitian ini, sehingga dapat dirumuskan berbagai konsep baru dalam
meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja Perawat.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stress Kerja
2.1.1. Pengertian Stress Kerja
Stress adalah suatu respon adaptif, melalui karakteristik individu dan atau
proses psikologis secara langsung terhadap tindakan, situasi dan kejadian eksternal
yang menimbulkan tuntutan khusus baik fisik maupun psikologis individu yang
bersangkutan. Pendapat lain mengatakan bahwa stress adalah tanggapan yang
menyeluruh dari tubuh terhadap tuntutan yang datang kepadanya (Nasution, 2000)
Miner (1992) menyatakan bahwa stress merujuk pada kondisi internal
individu untuk menyesuaikan diri secara baik terhadap perasaan yang mengancam
kondisi fisik dan psikis atau gejala psikologis yang mendahului penyakit, reaksi
ansietas, ketidaknyamanan dan atau hal yang sejenis.
Dalam kaitan dalam pekerjaannya, Smet (1994) secara spesifik menjelaskan
bahwa stress kerja sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara
individu dengan lingkungan kerja sehingga menimbulkan persepsi jarak antara
tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis
dan sosial.
Stress yang terlalu rendah cenderung membuat pekerja menjadi lesu, malas
dan merasa cepat bosan. Sebaliknya stress yang berlebihan dapat mengakibatkan
kehilangan efisiensi, kecelakaan kerja, kesehatan fisik terganggu dan dampak lain
yang tidak diinginkan.

13

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

14

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stress kerja adalah respon
adaptif, tanggapan, penyesuaian diri pada

suatu kondisi

antara individu dan

lingkungan. Stress yang rendah dan berlebihan akan menyebabkan lesu,malas,cepat


bosan,kehilangan efisiensi,kecelakaan kerja dan kelelahan fisik.
2.1.2.Tahapan Stress Kerja
Timbulnya stress kerja pada seorang tenaga kerja melalui tiga tahap yaitu
tahap pertama : reaksi awal yang merupakan fase inisial dengan timbulnya beberapa
gejala/tanda,namun masih dapat diatasi oleh mekanisme pertahanan diri.
Tahap kedua ; reaksi pertahanan yang merupakan adaptasi maksimum dan pada masa
tertentu dapat kembali kepada keseimbangan. Bila stress ini terus berlanjut terus dan
mekanisme pertahanan diri tidak sanggup berfungsi lagi maka berlanjut ke tahap
ketiga, yaitu kelelahan yang timbul akibat mekanisme adaptasi telah kolaps (layu).
(Nasution, H.R,2000).
Menurut

Hans

Selye (1963) dalam Nurmiati Amir ( Jiwa,Indonesia

Phychiatric, Quarterly : XXXII:4) bahwa ada tiga fase atau tahapan stress adalah
sebagai berikut ;
a. Tahap reaksi waspada, pada tahap ini dapat terlihat reaksi psikologis fight or
flight syndrome dan reaksi fisiologis. Pada tahap ini individu mengadakan
reaksi pertahanan terekspos pada stressor. Tanda fisik akan muncul adalah curah
jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal
mengalir kekepala dan ekstremitas. Sehingga banyak organ tubuh yang
terpengaruh, maka gejala stress akan mempengaruhi denyut nadi dan ketegangan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

15

otot. Pada saat yang sama daya tahan tubuh akan berkurang dan bahkan bila
stressor sangat besar atau kuat dapat menimbulkan kematian.
b. Tahap melawan, pada tahap ini individu mencoba berbagai macam mekanisme
penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi
untuk mengatasi stressor. Tubuh berusaha menyeimbangkan proses fisiologis
yang telah dipengaruhi selama reaksi waspada untuk sedapat mungkin kembali
keadaan normal dan pada waktu yang sama pula tubuh mencoba mengatasi
faktor-faktor penyebab stress. Apabila proses fisiologis telah teratasi maka gejalagejala stress akan menurun,tubuh akan secepat mungkin berusaha normal kembali
karena ketahanan tubuh ada batasnya dalam beradaptasi. Jika stressor tidak dapat
diatasi atau terkontrol maka ketahanan tubuh beradaptasi akan habis dan individu
tidak akan sembuh.
c. Tahap kelelahan, tahap ini terjadi ketika ada suatu perpanjangan tahap awal stress
yang tubuh individu terbiasa. Energi penyesuaian terkuras dan individu tersebut
tidak dapat lagi mengambil dari berbagai sumber penyesuaian yang di gambarkan
pada tahap kedua. Akan timbul gejala penyesuaian terhadap lingkungan seperti
sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, bisul, kolitis. Tanpa ada
usaha untuk melawan atau mencegahnya kelehan bahkan kematian dapat terjadi.
Bila tubuh terekspos pada stressor yang sama pada waktu yang lama secara terus
menerus, maka tubuh yang semula telah terbiasa menyesuaikan diri akan
kehabisan energi untuk beradaptasi. Daya tahan tubuh terhadap stressor tidak

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

16

dapat dianggap dapat bertahan selamanya karena suatu saat energi untuk adaptasi
itu akan habis.
2.1.3.Faktor faktor Penyebab Stress Kerja
Menurut Hurrel ( dalam Munandar,2001) sumber stress yang menyebabkan
seseorang tidak berfungsi optimal atau yang menyebabkan seseorang jatuh sakit,
tidak saja datang dari satu macam pembangkit tetapi dari beberapa pembangkit stress.
Sebagian dari waktu manusia adalah untuk bekerja, karena itu lingkungan pekerjaan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan seorang pekerja. Pembangkit
stress di pekerjaan merupakan pembangkit stress yang besar terhadap kurang
berfungsinya atau jatuh sakitnya seorang tenaga kerja yang bekerja. Faktor-faktor di
pekerjaan yang berdasarkan penelitian dapat menimbulkan stress dikelompokkan
dalam lima kategori,yaitu ;
a. Faktor intrinsik dalam pekerjaan
Faktor intrinsik dalam pekerjaan katagorinya adalah tuntutan fisik dan
tuntutan tugas,tuntutan fisik : kondisi fisik misalnya faktor kebisingan, panas,
penerangan dan lain sebagainya, sedangkan faktor tugas mencakup ; kerja
malam.beban kerja dan penghayatan dari resiko bahaya. Tuntutan fisik yaitu
kondisi fisik kerja mempunyai pengaruh terhadap faal dan psikologis seorang
tenaga kerja. Kondisi fisik dapat merupakan pembangkit stress, tuntutan tugas
menurut penelitian menunjukkan bahwa shift kerja /kerja malam merupakan
sumber stress bagi pekerja pabrik roti. Beban kerja berlebih dan beban kerja
terlalu sedikit merupakan pembangkit stress.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

17

b. Peran dalam organisasi,


Setiap tenaga kerja bekerja sesuai dengan perannya dalam organisasi artinya
setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai
dengan aturan-aturan yang ada dan sesuai dengan yang diharapkan oleh
atasannya,namun demikian tenaga kerja tidak selalu berhasil untuk memainkan
perannya tanpa menimbulkan masalah. Kurang baiknya fungsi peran merupakan
pembangkit stress yang meliputi konflik peran dan ketidak jelasan kerja.
c. Pengembangan karir
Pengembangan karir merupakan pembangkit stress yang potensial yang
mencakup ketidakpastian pekerjaan, promosi yang berlebih atau promosi yang
kurang.
d.Hubungan dalam pekerjaan
Hubungan dalam pekerjaan yang tidak baik terungkap dalam gejala-gejalanya
dalam kepercayaan yang rendah, minat yang rendah dalam pemecahan masalah
dalam organisasi, komunikasi antar pribadi yang tidak sesuai antara
pekerja,ketegangan psikologis dalam bentuk kepuasan kerja yang menurun dan
penurunan kondisi kesehatan.
e. Struktur dan Iklim organisasi
Faktor stress yang dikenali dalam katagori ini adalah terpusat pada sejauh
mana tenaga kerja dapat terlihat atau berperan serta pada support sosial.
Kurangnya peran serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan .

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

18

Teori lain mengatakan terdapat dua faktor penyebab atau sumber stress yaitu
faktor lingkungan kerja dan faktor personal. Faktor lingkungan kerja dapat berupa
kondisi fisik, manajemen atau hubungan sosial di lingkungan pekerjaan. Sedangkan
faktor personal berupa kepribadian, peristiwa/pengalaman pribadi maupun kondisi
sosial ekonomi keluarga, dimana pribadi berada dan mengembangkan diri. (Dwiyanti,
2001)
Hasil penelitian Singarimbun (2004) menyatakan bahwa faktor faktor yang
menpengaruhi stress terutama pada wanita pekerja adalah status kawin, umur,
pendidikan dan jarak tempat tinggal. Menurut penelitian Badra (2004) dan Iswanto
(2001) ada hubungan antara motivasi (instrinsik dan akstrinsik ) dengan kinerja serta
ada hubungan stress kerja dengan kinerja. Kepribadian memberikan kontribusi
terhadap hubungan stress kerja dengan kinerja. Tingkat stress yang paling tinggi akan
mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis seseorang dan pada gilirannya akan
mempengaruhi kinerja yang semakin menurun.
Orang dengan tipe kepribadian A lebih mudah stress dibandingkan dengan
tipe kepribadian B, orang dengan tipe kepribadian introvert lebih mudah stress
daripada yang extrovert. Pengalaman hidup orang yang pernah mengalami kegagalan
di masa lampau akan mudah membuatnya menilai kegagalan sebagai hal yang sudah
biasa. Tetapi bagi orang yang selalu berhasil, kegagalan sebagai sumber stress yang
luar biasa. Orang yang belum dewasa dalam menghadapi perkara, mudah goyah
dalam sikap, pendirian, dan arah hidupnya dibandingkan orang yang berkepribadian
matang. (Nasution,H.R,2000 )

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

19

Menurut Cooper (1983) sumber stress terdiri dari faktor-faktor ;


a. Lingkungan kerja ; kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan pekerja
mudah sakit, mengalami stress dan menurunkan produktivitas kerja.
b. Overload (beban kerja berlebih) ; dapat dibedakan menjadi kuantitatif dan
kualitatif. Beban kerja berlebih kuantitatif bila target kerja melebihi kemampuan
pekerja yang bersangkutan akibatnya mudah lelah dan berada dalam ketegangan
tinggi.Beban kerja berlebih secara kualitatif bila pekerjaan memiliki tingkat
kesulitan yang tinggi.
c. Deprivational stress ; yaitu pekerjaan yang tidak menantang atau tidak menarik
lagi bagi pekerja, akibatnya timbul berbagai keluhan seperti kebosanan, ketidak
puasan dan lain sebagainya.
d. Pekerjaan berisiko tinggi yaitu pekerjaan yang berbahaya bagi keselamatan.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi stress kerja adalah faktor intrinsik dalam pekerjaan seperti tuntutan
fisik dan tuntutan tugas, peran dalam organisasi, pengembangan karir,hubungan
dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi, faktor lingkungan kerja yaitu kondisi,
fisik, manajemen atau hubungan sosial dan faktor personal yaitu tipe kepribadian.
Serta beban kerja yang berlebih, pekerjaan yang berisiko tinggi, status perkawinan,
umur ,pendidikan dan jarak tempat tinggal.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

20

2.1.4.Gejala gejala Stress Kerja


Menurut Anoraga ( 2001) gejala stres adalah sebagai berikut ;
a. Menjadi mudah marah dan tersinggung
b. Bertindak secara agresif dan defensif
c. Merasa selalu lelah
d. Sukar konsentrasi ,pelupa
e. Jantung berdebar-debar
f. Otot tegang,nyeri sendi
g. Sakit kepala,perut dan diare.
Teori Terry Beehr dan Newman (1978) membagi gejala stress menjadi tiga
aspek yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan perilaku.
Gejala psikologis terdiri dari
-

Kecemasan,ketegangan

Bingung,marah,sensitif

Memendam perasaan

Komunikasi tidak efektif,menurunnya fungsi intelektual

Mengurung diri, ketidak puasan bekerja

Depresi,kebosanan,lelah mental

Merasa terasing dan mengasingkan diri,kehilangan daya konsentrasi

Kehilangan spontanitas dan kreativitas

Kehilangan semangat hidup,menurunnya harga diri dan rasa percaya diri

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

21

Gejala fisik ;
-

Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah

Meningkatnya sekresi adrenali dan non adrenalin

Gangguan gastrointestial,misalnya gangguan lambung

Mudah terluka,kematian,gangguan kardiovaskuler

Mudah lelah secara fisik,gangguan pernafasan

Lebih sering berkeringat,gangguan pada kulit

Kepala pusing,migrain,kanker

Ketegangan otot,problem tidur.

Gejala perilaku ;
-

Menunda atau menghindari pekerjaan atau tugas

Penurunan prestasi dan produktifitas

Meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk

Perilaku sabotase

Meningkatnya frekuensi absensi

Perilaku makan yang tidak normal

Kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan

Kecendrungan perilaku yang beresiko tinggi seperti ngebut,berjudi

Meningkatnya agresivitas dan kriminalitas

Penurunan kualitas hubungan interpersoal dengan keluarga dan tema

Kecendrungan bunuh diri.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

22

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala stress kerja terdiri
dari gejala psikologis,gejala fisik dan gejala perilaku.
2.1.5. Dampak Stress Kerja
Menurut Lubis (2006) stress kerja dapat mengakibatkan hal-hal sebagai
berikut ;
- Penyakit fisik yang diinduksi oleh stress seperti penyakit jantung koroner,
hipertensi, tukak lambung, asama, gangguan menstruasi dan lain-lain
-

Kecelakaan kerja terutama pekerjaan yang menuntut kinerja yang tinggi,


bekerja bergiliran

Absensi kerja

Lesu kerja, pegawai kehilangan motivasi bekerja

Gangguan jiwa mulai dari gangguan ringan sampai ketidak mampuan yang
berat. Gangguan jiwa yang ringan misalnya mudah gugup, tegang, marahmarah, apatis dan kurang konsentrasi. Gangguan yang lebih jelas lagi dapat
berupa despresi, gangguan cemas.
Beehr dalam Frase (1992) mengatakan stress mempunyai dampak terhadap

a. Individu adalah munculnya masalah yang berhubungan dengan kesehatan,


psikologi dan interaksi interpersonal. Pada gangguan fisik seseorang mengalami
stress

akan

mudah

terserang

penyakit,

pada

gangguan

mental

stress

berkepanjangan akan mengakibatkan ketegangan hal ini akan merusak tubuh dan
gangguan kesehatan. Pada gangguan intrepersonal stress akan lebih sensitif
terhadap hilangnya percaya diri, menarik diri dan lain-lain

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

23

b. Dampak terhadap organisasi adalah pekerja yang stress akan berpengaruh pada
kualitas kerja dan kesehatan pekerja terganggu berupa kekacauan manajemen dan
operasional kerja, meningkatnya absensi dan banyak pekerjaan yang tertunda
2.1.6.Pencegahan dan Pengendalian Stress Kerja
Cara mencegah dan mengendalikan stress kerja menurut Sauter (1990) adalah
sebagai berikut
-

Beban kerja fisik maupun mental harus disesuaikan dengan kemampuan dan
kapasitas kerja pekerja yang bersangkutan dengan menghindarkan adanya
beban berlebih maupun yang ringan.

Jam kerja harus disesuaikan baik terhadap tuntutan tugas maupun tanggung
jawab diluar pekerjaan

Setiap

pekerja

harus

diberikan

kesempatan

untuk

mengembangkan

karier,mendapatkan promosi dan pengembangan kemampuan keahlian.


-

Membentuk lingkungan sosial yang sehat yaitu antara pekerja yang satu
dengan yang lain,supervisor yang baik dan sehat dalam organisasi.

Tugas-tugas pekerjaan harus didesain untuk dapat menyediakan stimulasi dan


kesempatan agar pekerja dapat menggunakan ketrampilannya.
Pengendalian stress menurut Quick (1997) adalah dengan secara

a.

Organisasional yaitu memodifikasikan tuntutan kerja,meningkatkan hubungan


kerja.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

24

b.

Individual yaitu memanajemen persepsi pribadi tentang stress, memanajemen


lingkungan kerja pribadi, menghindari tugas yang beban kerja berlebihan,
memanajemi gaya hidup dan menghindari respon terhadap stress.

2.2. Beban Kerja


2.2.1.Pengertian Beban Kerja
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan seharihari. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban-beban tersebut
tergantung bagaimana orang tersebut bekerja sehingga disebut beban kerja, jadi
definisi beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan.
Dari sudut pandang ergonomi setiap beban kerja yang diterima seorang harus sesuai
dan seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun
keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Beban dapat berupa beban fisik
dan beban mental. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti
mengangkat, mengangkut, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja

mental

dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu
dengan individu lainnya. (Manuaba,2000)
Everly dkk (dalam Munandar,2001) mengatakan bahwa beban kerja adalah
keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu
tertentu. Kategori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif
dan kualitatif. Beban kerja secara kuantitatif yaitu timbul karena tugas tugas terlalu
banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif jika pekerja merasa tidak

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

25

mampu melakukan tugas atau tugas tidak menggunakan ketrampilan atau potensi
dari pekerja. Beban kerja fisikal atau mental yang harus melakukan terlalu banyak
hal, merupakan kemungkinan sumber stress pekerjaan.
Kesimpulan beban kerja adalah kemampuan tubuh untuk menerima pekerjaan
dapat berupa beban fisik dan beban mental.
2.2.2..Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja
Rodahl (1989) dan Manuaba (2000) menyatakan bahwa beban kerja
dipengaruhi faktor faktor sebagai berikut ;
a.. Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti ;
-

Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata
ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja,
sedangkan tugas-tugas yang bersikap mental seperti kompleksitas pekerjaan,
tingkat kesulitan pekerjaan, tanggung jawab pekerjaan.

Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir,
kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas
dan wewenang.

Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi,


lingkungan kerja biologis dan lingkungann kerja psikologis.

Ketiga aspek ini sering disebut sebagai stressor.


b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat
dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut Strain , berat ringannya strain

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

26

dapat dinilai baik secara obyektif maupun subyektif. Faktor internal meliputi faktor
somatis (jenis kelamin,umur,ukuran tubuh,status gizi,kondisi kesehatan), faktor psikis
(motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan)
2.2.3. Dampak Beban Kerja
Akibat beban kerja yang terlalu berat atau yang terlalu sedikit dapat
mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja Hal
ini didukung oleh penelitian Suciari (2006) bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara beban kerja dengan keluhan Low Back Pain yang dialami pramu kamar.
Presentase yang mengalami keluhan

Low Back Pain dari pramu kamar dengan

kategori beban kerja berat sekali mencapai 100 %, sedangkan beban kerja kategori
berat mencapai 79 % dan beban kerja sedang 30 %.
Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik
atau mental dan reaksi reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan
dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan
yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton
Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu
sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial
membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau rendah dapat
menimbulkan stress kerja. (Manuaba,2000)
2.2.4. Penilaian Beban Kerja
Astrand, dkk (1977) menyatakan bahwa pengukuran beban kerja fisik dan
beban kerja mental dapat dinilai melalui pengukuran denyut nadi. Hal ini didukung

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

27

oleh peneltian

Nurhayati (1996) yang menyatakan tentang pengukuran beban

psikologis kerja dalam sistem kerja menggunakan analisis spektral menemukan 3


komponen variabilitas denyut nadi yang berkaitan dengan mekanisme pengendalian
biologis, yang terendah hubungan dengan mekanisme pengaturan temperatur,
komponen tengah dipercaya berasosiasi dengan penaturan tekanan darah, sedangkan
yang ketiga berkesesuain dengan efek respirasi. Komponen tengah menunjukan
variasi yang berkaitan erat dengan pembebanan kerja mental dari suatu pekerjaan.
Kekuatan komponen ini berkurang dengan meningkatnya beban kerja yang berarti
variabilitas denyut nadi berkurang pada level pembebanan tinggi. Pengukuran beban
kerja mental dapat secara obyektif dan subyektif, pengukuran dengan cara obyektif
dapat dilakukan melalui pengukuran denyut nadi sedangkan pengukuran dengan cara
subyektif melalui pendekatan psikologis dengan membuat skala psikometri, yaitu
pengukuran dengan mengamati dan mengobservasi kondisi psikologis seseorang.
Menurut

Cristensen

(dalam

Tarwaka,

2004)

dan

Grandjean(1993),

pengukuran beban fisik melalui denyut jantung adalah salah satu pendekatan untuk
mengetahui berat ringannya beban kerja fisik selain ditentukan juga oleh konsumsi
energi, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. Pengukuran denyut nadi selama
bekerja merupakan metode untuk menilai Cardiovasculair strain. Pada batas tertentu
ventilasi paru, denyut jantung/nadi dan suhu tubuh mempunyai hubungan linear
dengan konsumsi oksigen atau pekerjaan yang dilakukan. Pengukuran denyut jantung
dilakukan dengan merasakan denyut pada arteri radial pada pergelangan tangan,

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

28

mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop, menggunakan EKG dan


menggunakan alat heart rate.

Tabel 2.1. Kategori Berat Ringan Beban Kerja berdasarkan Metabolisme,


Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung Menurut Christensen.

Kategori beban

Konsumsi

Ventilasi

Suhu rektal

Denyut

kerja

oksigen

paru

( C)

Jantung

(l/mnt)

(l/mnt)

Ringan

0,5-1,0

11-20

37,5

75-100

Sedang

1,0-1,5

20-31

37,5-38,0

100-125

Berat

1,5-2,0

31-43

38,0-38,5

125-150

Sangat berat

2,0-2,5

43-56

38,5-39,0

150-175

Sangat berat sekali

2,5-4,0

60-100

>39

>175

Denyut/min

Sumber Christensen (1991;1699) Encyclopedia of Occupational Health and Safety


ILO.Geneva

2.3. Perawat
Pekerja rumah sakit yang terbanyak adalah perawat, terdapat sekitar 60 %
dari tenaga kesehatan rumah sakit. Perawat merupakan salah satu jenis pekerja
kesehatan yang selalu ada di setiap rumah sakit
pelayanan kesehatan

dan merupakan ujung tombak

rumah sakit. Perawat adalah profesi pekerjaan yang

mengkhususkan diri pada upaya penanganan perawatan pasien atau asuhan kepada
pasien dengan beban kerja yang berlebihan serta tugas tambahan dan sering
melakukan kegiatan yang bukan fungsinya. Tenaga keperawatan di rumah sakit
memberi pelayanan kepada pasien selama 24 jam terus menerus. Perawat di rumah

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

29

sakit bertugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan atau poliklinik dan pelayanan
gawat darurat. (Hamid,2001)
Fungsi perawat adalah membantu individu yang sakit atau sehat dalam
melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesehatan atau penyembuhan
individu tersebut .

2.4. Beban Kerja Dan Stress Kerja Di Ruang Rawat Inap


Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan, rumah sakit beroperasi selama 24
jam. Salah satu dari sarana pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah unit pelayanan
ruang rawat inap. Menurut Depkes RI (1987) ruang rawat inap adalah ruang
pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang menempati tempat tidur
perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa terapi, rehabilitasi medik dan
pelayanan medik lainnya.Unit ini bertanggung jawab terhadap perawatan dan
penanganan kesehatan pasien. Ruang rawat inap

terdiri dari perawatan anak,

perawatan bedah,perawatan kebidanan umum dan perawatan penyakit dalam.


Beban kerja di perawatan rawat inap adalah perawat dituntut harus tetap ada
di sisi pasien untuk melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan perawatan pasien,
seperti pelayanan yang diberikan dalam keadaan sakit ringan ataupun berat yang
memerlukan pemantauan serta tindakan yang terus menerus. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Azwar (1993) bahwa beban perawat pada pasien adalah menyelamatkan
kehidupan dan mencegah kecacatan sehingga pasien dapat hidup.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

30

Perawat di ruangan juga melaksanakan asuhan keperawatan selama 24 jam


dan

bekerja secara bergiliran/shift jaga. Dalam shift jaga, perbandingan jumlah

perawat dalam satu shift jaga sering tidak seimbang dengan jumlah pasien. Akibatnya
perawat sering bekerja melebihi kapasitasnya. (PPNI,2000)
Menurut penelitian Jauhari (2005) bahwa standar beban kerja perawat
senantiasa harus sesuai dengan asuhan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan
pasien. Untuk menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien diupayakan
kesesuaian antara ketersediaan tenaga perawat dengan beban kerja ada.
Beban kerja perawat pada setiap ruang rawat tidak sama. Perawat bekerja
sesuai dengan pedoman uraian tugas yang telah di tetapkan oleh Depkes ( 1994) yaitu
pada ruangan perawatan bedah, perawat harus menyiapkan perlengkapan alat-alat
atau obat-obat yang dibutuhkan pasien sebelum dan sesudah operasi menyiapkan
kebutuhan untuk pasien yang mau operasi, memelihara kebersihan dan merawat
pasien sesudah operasi dan melaksanakan administrasi. Pada ruang perawatan anak
perawat harus mempunyai ketrampilan khusus atau spesialistik tentang penanganan
perawatan anak misalnya pemasangan infus pada pasien anak berbeda seperti pada
dewasa, mengkaji kebutuhan pasien, mengamati keadaan dan mengevaluasi
perkembangan pasien,melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien, mencatat
perkembangan pasien dan kegiatan administrasi ruangan. Beban kerja di ruangan
kebidanan adalah menerima dan merawat pasien yang akan bersalin,menyiapkan
fasilitas kebutuhan pasien, mengamati keadaan pasien, menjaga kebersihan
pasien,melaksanakan tindakan keperawatan,menjalin komunikasi dengan pasien dan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

31

melaksanakan administrasi kebidanan. Sedangkan uraian tugas perawat di ruangan


penyakit dalam adalah selain harus mengerjakan administrasi dan mencatat
perkembangan pasien, perawat menyiapkan fasilitas dan peralatan yang di butuhkan
di ruangan seperti peralatan emergensi, memelihara kebersihan pasien, komunikasi
dengan pasien, melakukan tindakan pengobatan , melakukan penyuluhan kepada
pasien

mengenai penyakitnya dan bekerja sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan untuk menghindar penularan penyakit.


Hampir setiap beban kerja dapat mengakibatkan timbulnya stress kerja,
tergantung bagaimana reaksi pekerja itu sendiri menghadapinya dan besarnya stress.
Stress terhadap perawat akan mempengaruhi

munculnya terhadap masalah

kesehatan,psikologi dan interaksi interpersonal. Pada gangguan fisik seseorang


mengalami stress akan mudah terserang penyakit, pada stress mental berkepanjangan
akan mengakibatkan ketegangan, hal ini cenderung merusak tubuh dan gangguan
kesehatan. Reaksi terhadap stress dapat berupa reaksi psikis maupaun fisik. Biasanya
pada perawat stress akan menunjukkan perubahan perilaku.Usaha perilaku berupa
melawan stress atau berdiam diri, dalam kehidupan sehari-hari reaksi ini berlaku
bergantian tergantung situai dan bentuk stress. ( Fraser.1992)
Secara umum stress kerja dipengaruhi oleh banyak faktor lain, seperti yang
disebutkan dalam penelitian Restiaty, et al (2006) tentang beban kerja dengan
kelelahan kerja menyimpulkan adanya hubungan beban kerja ditempat kerja dengan
kelelahan kerja, artinya semakin berat beban kerja ditempat kerja maka semakin
tinggi tingkat kelelahan kerja. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

32

kelelahan kerja adalah faktor utama penyebab stress kerja, namun terdapat juga faktor
lain sebagai penyebab stress kerja, yaitu faktor tempat bekerja, jenis pekerjaan serta
beban mental.

2.5. Hubungan antara Beban kerja dengan Stress kerja


Menurut Hurrel (dalam Munandar, 2001) dan Manuaba (2000) salah satu
faktor penyebab stress kerja adalah beban kerja, faktor-faktor pekerjaan yang dapat
menimbulkan stress adalah dalam kategori faktor faktor intrinsik dalam pekerjaan
adalah fisik dan tugas, tugas mencakup beban kerja, kerja malam dan penghayatan
dari resiko dan bahaya.
Stress kerja pada perawat

bisa terjadi karena perawat bertanggungjawab

terhadap kehidupan pasien, tanggung jawab tersebut menuntut pelaksanaan kerja


yang efektif hal ini merupakan beban kerja Perawat. Menurut Charles, A dan Shanley
F, (1997) mengemukakan sumber stress dalam ruang rawat inap (keperawatan )
antara lain

Beban kerja secara berlebihan misalnya merawat terlalu banyak pasien,


mengalami kesulitan dalam mempertahankan standar tinggi, merasa tidak
mampu memberi dukungan yang dibutuhkan teman sekerja dan menghadapi
keterbatasan tenaga.

Kesulitan menjalin hubungan dengan staf lain,misalnya mengalami konflik


dengan teman sejawat, gagal membentuk tim kerja dengan staf yang lain.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

33

Kesulitan dalam merawat pasien kritis misalnya kesulitan dalam menjalankan


peralatan yang belum dikenal, mengelola prosedur atau tindakan baru,bekerja
dengan dokter yang menuntut jawaban dan tindakan yang cepat.

Berurusan dengan pengobatan dan perawatan pasien, misalnya bekerja dengan


dokter yang tidak memahami kebutuhan sosial dan emosional pasien, merawat
pasien yang sulit atau tidak dapat bekerja sama,

Merawat pasien yang gagal untuk membaik. Misalnya merawat pasien lansia,
anak-anak, pasien nyeri atau yang meninggal setelah dirawat.

Beban kerja di ruangan tidak selalu menjadi penyebab stress pada perawat,
beban kerja akan menjadi sumber stress bila banyaknya beban kerja tidak sebanding
dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu yang tersedia bagi
perawat. Setiap perawat mempunyai kemampuan normal menyelesaikan tugas yang
dibebankan kepadanya. Kemampuan berkaitan dengan keahlian,pengalaman dan
waktu yang dimilikinya.
Dalam setiap ruang rawat inap terdapat perbedaan jenis pasien yang
berdampak pada kondisi dan beban kerja yang berbeda. Untuk itu perawat harus
peran sebagai tenaga serba bisa, memiliki inisiatif, berperilaku kreatif serta memiliki
wawasan yang luas dengan motivasi kerja keras,cerdas ,iklas dan kerja berkualitas.
Jenis pasien yang dirawat di ruangan rawat inap rumah sakit dapat dipandang
sebagai tuntutan terhadap pelayanan kesehatan jika tidak dikelola dengan baik maka
akan berakibat terjadinya stress kerja (Ed Boenisch dkk, 2004).

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

34

Beban kerja penting menjadi perhatian untuk mengindentifikasi penyebab


stress yang potensial di rumah sakit , karena stress akan selalu menimpa perawat.
Setiap perawat mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menahan stress,
hal tersebut bergantung jenis,lama dan frekuensi stress yang dialami perawat.
Menurut Dantzer dkk dalam Widyastuti (1999) makin kuat stressor, makin lama dan
sering terjadi sangat berpotensi menurunkan daya tahan tubuh dan mudah
menimbulkan penyakit.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu


3.1.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Kabupaten
Dairi, dengan pertimbangan ;
1. Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang merupakan sarana upaya kesehatan
yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat inap dimana pekerjaan
perawat ditiap unit bagian tersebut mempunyai beban kerja yang berbeda.
2. Adanya keluhan perawat yang merupakan gejala-gejala stress.
3.1.2. Waktu
Penelitian

dimulai

dengan

penelusuran

kepustakaan,

survey

awal,

mempersiapkan proposal penelitian, kolokium, pengambilan data sampai dengan


penyusunan laporan akhir. Pengambilan data dilakukan selama 1 (satu) bulan yaitu
bulan Juni Juli 2007.

3.2. Rancangan Penelitian


1.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan rancangan Cross Sectional

2.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu menguraikan obyek penelitian


juga mencari hubungan antara variabel beban kerja dengan stress kerja pada
Perawat di tiap ruangan rawat inap RSUD Sidikalang

35

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

36

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang rawat inap
RSUD Sidikalang yaitu di ruang perawatan bedah 15 orang, ruangan perawatan anak
15 0rang, ruang perawatan kebidanan 15 orang dan penyakit dalam 15 orang total
populasi sebanyak 60 orang.
3.3.2. Sampel
Pengambilan sampel

pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling yaitu teknik dengan tujuan atau pertimbangan tertentu
yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut ; Jenis kelamin wanita, lama bekerja
minimal 1 (satu ) tahun, mempunyai status gizi yang baik, tidak sedang hamil, tidak
sedang menyusui, tidak sedang sakit waktu penelitian, umur tergolong usia produktif
( 18 45 thn). Responden yang termasuk pada kriteria tersebut adalah dari ruangan
bedah 6 orang, ruangan anak 9 orang, ruangan kebidanan 7 orang dan ruangan
penyakit dalam 8 orang, total sampel sebanyak 30 orang.

3.4. Metode dan Alat Pengumpul data


Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder.Data primer diperoleh
dengan cara ;
1. Melakukan pengukuran terhadap beban kerja fisik dan beban kerja mental
dengan mengukur denyut nadi sebelum dan sesudah

bekerja secara manual

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

37

memakai Stopwatch. Data ini untuk memberikan gambaran berat ringannya beban
kerja fisik dan mental di tiap ruang rawat inap.
2. Untuk mengukur stress kerja dengan menggunakan kuesioner stress kerja.
Instrumen penelitian stress kerja dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori
Beehr dan Newman (1978), yang membagi gejala stress menjadi tiga aspek yaitu
gejala psikologis, gejala fisik dan perilaku. (1) Gejala psikologis terdiri dari ;
kecemasan,ketegangan,bingung,marah,sensitif,memendam perasaan, komunikasi
tidak efektif, menurunnya fungsi intelektual, mengurung diri,ketidak puasan
bekerja,depresi,lelah mental,merasa terasing dan mengasingkan diri,kehilangan
daya konsentrasi,kehilangan spontanitas dan kreativitas,kehilangan semangat
hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya diri. (2) Gejala fisik seperti
meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, meningkatnya sekresi adrenalin
dan non adrenalin, gangguan gastrointestinal misalnya gangguan lambung,mudah
terluka,kematian, gangguan kardiovaskular, mudah lelah secara fisik, gangguan
pernafasan, lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit, kepala pusing, migrain,
kanker, ketegangan otot dan problem tidur. (3) Gejala perilaku: menunda atau
menghindari pekerjaan atau tugas, penurunan prestasi dan produktivitas,
meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk, perilaku sabotase,
meningkatnya frekuensi absensi,perilaku makan yang tidak normal, kehilangan
nafsu makan dan penurunan drastis berat badan, kecendrungan perilaku berisiko
tinggi seperti ngebut, berjudi, meningkatnya agresivitas dan kriminalitas,

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

38

penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman dan


kecendrungan bunuh diri.
Sebelum dilakukan pengambilan data stress kerja, kuisoner stress kerja terdiri
dari 100 item dengan menggunakan skala Likert, masing-masing pernyataan
berisikan 4 alternatif pilihan yaitu tidak pernah angka 1, kadang-kadang angka 2,
sering angka 3 dan sering kali angka 4 dan diuji cobakan di lapangan (try out)
untuk menguji kelengkapan pertanyaan disamping itu untuk menguji

validitas

dan reliabilitas daftar pertanyaan tersebut. Setelah diuji coba jumlah item yang
gugur atau tidak valid sebanyak 35 item, sehingga jumlah item menjadi 65 item.
Item tersebut terdiri dari 27 item tentang gejala psikologis, 21 item tentang
gejala fisik dan 17 item tentang gejala perilaku. Cara perhitungan dengan melihat
skor jumlah terkecil = 65 dan jumlah skor terbesar = 260. Kategori stress terdiri
dari ringan

65 - 130 , sedang 131- 195 dan berat 196 - 260. Data ini

dimaksudkan untuk memberikan gambaran bagaimana stress kerja Perawat.


3. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari studi dokumentasi

dengan

mempelajari data-data tentang riwayat pekerjaan responden.

3.5. Validitas dan Reliabilitas


3.5.1. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Dalam penelitian ini validitas alat ukur ditentukan berdasarkan content validity
dan Internal Consistency . Content validity yaitu validitas yang diperoleh melalui
penyusunan alat ukur berdasarkan konsep teoritis dari variabel yang akan diukur.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

39

Semakin skala itu mendekati konsep teoritis dari variabel, maka akan semakin tinggi
validitasnya. Reliabilitas
Consistency,

dalam penelitian ini dengan pendekatan Internal

yaitu hanya memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada

sekelompok subjek. Prosedur analisis reliabilitas data diarahkan pada analisis itemitem, penghitungan koefisien reliabilitas dalam uji coba ini digunakan bantuan
komputer program SPSS for windows dengan rumus Cronbachs

3.6. Variabel Penelitian.


Variabel yang diteliti adalah
a. Variabel bebas ( independen) adalah
1. Beban kerja
2. Ruang rawat inap
a. Ruang perawatan bedah
b. Ruang perawatan anak
c. Ruang perawatan kebidanan
d. Ruang perawatan penyakit dalam
b. Variabel terikat ( dependen) adalah stress kerja.
c. Variabel kontrol adalah jenis kelamin, umur, lama bekerja.

3.7. Analisa Data


Data dianalisa dengan statistik dengan menggunakan SPSS, untuk menguji
hubungan beban kerja dengan stress kerja pada setiap ruang rawat inap digunakan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

40

korelasi Product Moment Pearson sedangkan untuk menguji perbedaan beban kerja
dengan stress kerja di setiap ruangan digunakan uji statistik one way anova.

3.8. Kerangka Konsep Penelitian


Gambar. 3.1. Kerangka Konsep penelitian
Ruang rawat inap
-

Ruang perawatan bedah


Ruang perawatan anak
Ruang perawatan kebidanan
Ruangan perawatan penyakit
dalam

Beban kerja

Stress Kerja Perawat

jenis kelamin
umur
lama bekerja
status gizi
tidak sedang hamil,
menyusui
- tidak sedang sakit

3.9. Definisi Operasional


1.

Beban kerja adalah beban yang diterima

Perawat dalam melaksanakan

pekerjaannya. Beban tersebut dapat berupa beban eksternal maupun beban


internal. Mengukur berat ringan beban kerja secara fisik dan mental dengan
mengukur denyut nadi. Setiap obyek dilakukan 3 (tiga) kali pengukuran
pada shift pagi yaitu sebelum bekerja pada pukul 8.00 wib dan sesudah
bekerja pada pukul 15.00 wib selama 3 hari secara manual memakai Stop
watch.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

41

Beban kerja dikategorikan berdasarkan jumlah nadi kerja permenit


berdasarkan teori Christensen.

Tabel.3.1. Kategori Beban Kerja


Beban Kerja

Denyut nadi (nadi jantung)

Ringan

75-100

Sedang

101-125

Berat

126-150

Sangat Berat

151-175

Sumber; Christensen ,1991


2. Ruang Rawat Inap adalah tempat perawatan pasien rawat inap yang terdiri
dari ruang perawatan bedah, ruang perawatan anak, ruang perawatan
kebidanan dan ruangan perawatan penyakit dalam.
3. Stress kerja adalah respon adaptif, penyesuaian diri terhadap tanggapan yang
menyeluruh dari tubuh terhadap tuntutan pekerjaan pada Perawat.
4. Perawat adalah Tenaga kesehatan non medis

yang bertugas di ruang

perawatan bedah, ruang perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan


ruang perawatan penyakit dalam.
3.10. Jalannya Penelitian
Jalannnya penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu persiapan penelitian ,
pelaksanaan penelitian dan pengolahan data.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

42

1. Tahap Persiapan Penelitian


(a) Pembuatan alat ukur stress kerja.
Alat ukur stress kerja dibuat dengan cara menyusun item-item dengan 4
alternatif jawaban berdasarkan skala likert yaitu tidak pernah (skor 1, kadang-kadang
(skor 2), sering (skor 3) dan seringkali (skor 4).
(b) Uji Coba Alat Ukur
Peneliti membuat 100 item komponen stress kerja, daftar pertanyaan
selanjutnya diuji cobakan pada responden, pada siapa alat ukur akan diterapkan.
Jumlah responden untuk try out adalah 20 orang. Tujuan uji coba untuk meyakinkan
peneliti bahwa pertanyaan dapat dimengerti oleh responden dan untuk mengetahui
apakah alat ukur yang dibuat memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi, dengan
kisi-kisi sebagaiberikut Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Kisi-kisi Variabel Stress Kerja
VARIABEL

SUB VARIABEL

ITEM

Stress Kerja

1.Gejala psikologi
- Kecemasan ,ketegangan
- Bingung ,marah ,sensitif
- Memendam perasaan
- Komunikasi tidak efektif
- Menurunnya fungsi intelektual
- Mengurung diri,ketidak puasan bekerja
- Depresi,kebosanan dan kelelahan mental
- Merasa terasing dan mengasingkan
dirinya
- Kehilangan daya konsentrasi
- Kehilangan spontanitas dan kreativitas
- Kehilangan semangat hidup,menurunnya
harga diri dan kepercayaan diri

12,15,20,55
7,8,28
2,11,51
9,10,14
17,50
18
1,5,7
23
3,4
21,34,53
19,29

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

43

2.Gejala Fisik
- Meningkatnya detak jantung dan tekanan
darah
- meningkatnya sekresi adrenalin dan non
adrenalin
- Gangguan gastrointestinal,misalnya gangguan
lambung
- Mudah
terluka,
kematian,
gangguan
kardiovaskular
- Mudah
lelah
secara
fisik,gangguan
pernafasan
- Lebih sering berkeringat,gangguan pada kulit
- kepala pusing ,migrain,kanker
- ketegangan otot,problem tidur.
3.Gejala Perilaku
- Menunda atau menghindari pekerjaan atau
tugas
- Penurunan prestasi dan produktifitas
- Meningkatnya pnggunaan minuman keras
dan mabuk
- Perilaku sabotase
- Meningkatnya frekuensi absensi
- Perilaku makan yang tidak normal
- Kehilangan nafsu makan dan penurunan
drastis berat badan
- Kecendrungan perilaku yang berisiko tinggi
seperti ngebut dan main judi
- Meningkatnya agresivitas dan kriminalitas
- Penurunan kualitas interpersonal dengan
keluarga dan teman
- Kecenderungan bunuh diri, jika melihat
banyaknya pekerjaan di ruangan

22,25,48,54,56,60
23,44
58,63
43
45,46
26,40,46
30,33,65
29,25
27,49
30,31
32,62
36,59,63
57
41
38,52
37
39
13,16
42

c. Uji Validitas dan Reliabilitas


Setelah kuesioner diuji cobakan pada 20 responden, maka dilakukan uji
validitas dengan menggunakan teknik Product Moment dari Pearson. Pengujian

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

44

reliabilitas yang dilakukan pada butir-butir yang telah valid dengan menggunakan uji
keandalan L. Cronbach dengan taraf signifikan =5%.
Validitas item minimal 0,30 dan Cronbach Alpha 0,70. Dari uji coba ternyata
terdapat 65 item pernyataan yang valid dengan nilai validitas 0,30 - 0,89. selanjutnya
dilakukan uji reliabilitas terhadap 65 item yang valid, dengan menggunakan
Cronbach alpha. Dari pengujian reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar
0,98
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Sidikalang pada bulan Juni Juli 2007.
Dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahap:
a. Menentukan kriteria responden sesuai dengan kriteria inklusi.
b. Berdasarkan kriteria inklusi didapat 30 responden dari 60 perawat yang
bekerja di ruangan bedah, ruangan anak, ruangan kebidanan dan ruangan
penyakit dalam.
c. Melakukan pengambilan data dengan pengukuran denyut nadi sebelum dan
Sesudah bekerja selama 3 hari untuk mengukur beban kerja. Yaitu pada
tanggal 20 Juni 2007 dengan jumlah pasien 40 orang yaitu pada ruangan
bedah 12 orang, ruangan anak 6 orang, penyakit dalam 13 orang dan ruangan
kebidanan 9 orang. Tanggal 1 Juli 2007 dengan jumlah pasien 58 orang
yang terdiri dari ruangan bedah 15 orang, ruangan anak 13 orang ,ruangan
penyakit dalam 10 orang dan ruangan kebidanan 10 orang, Tanggal 5 Juli
2007 dengan jumlah pasien 60 orang, pada ruangan bedah 17 orang, ruangan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

45

anak 13 orang, ruangan penyakit dalam 15 orang dan ruangan kebidanan 15


orang.
d. Pengambilan data stress kerja dengan menggunakan kuesioner stress kerja.
3.Tahap penyelesaian
Setelah data terkumpul peneliti melakukan pemeriksaan terhadap tiap
pertanyaan untuk stress kerja dan melihat apakah semua pertanyaan sudah
diisi. kemudian data di entri. Data pengukuran denyut nadi dan data stress
kerja yang didapat dihitung rata-ratanya dan dibuat klasifikasi skor. Untuk
denyut nadi menggunakan cara Christensen (1991) yaitu Ringan skor 75-100
(denyut /menit), sedang 100-125, berat 125-150. Sedangkan klasifikasi stress
kerja ringan 65- 130, sedang 131-195 dan stress berat 196 240. Data yang
diolah atau dianalisis merupakan suatu informasi yang siap dievaluasi dan
diinterprestasi dalam bentuk tabel.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

46

3.11. Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Tabel 3.3. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No

Kegiatan

Penelusuran pustaka

Studi pendahuluan

Konsultasi Judul dengan Ketua Program

Konsultasi pembimbing

Pengurusan Adminstrasi peneltian

Persiapan bahan kolokium

Kolokium

Persiapan alat dan bahan

Pengumpulan data

10

Pengolahan data dan analisa

11

Penyusunan laporan Tesis

12

Seminar hasil /sidang meja hijau

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni Juli

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian


Kabupaten Dairi terletak di bagian barat laut propinsi Sumatera Utara, secara
administratif berbatasan dengan :
- Sebelah Utara

: Kabupaten Karo

- Sebelah Timur

: Kabupaten Samosir

- Sebelah Selatan

: Kabupaten Pakpak Bharat

- Sebelah Barat

: Kabupaten Aceh Darussalam

Wilayah Kabupaten Dairi mempunyai luas 1.916,25 km, yaitu sekitar 4,39 %
dari luas Propinsi Sumatera Utara. Sebagian besar wilayahnya terdiri dari dataran
tinggi yang terletak antara 9800" - 9830" dan 215" - 310" LU. Sebagian besar
tanahnya gunung gunung dan berbukit bukit, dengan iklim hujan tropis.
Jumlah penduduk menurut Data Statistik Dairi Tahun 2005 sebanyak 307.870
jiwa orang. Penduduk Kabupaten Dairi terdiri dari berbagai suku yaitu Suku Pakpak,
Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Aceh, Jawa, Padang dan sebagainya. Mata
pencaharian penduduk pada umumnya petani namun sebagian kecil pegawai,
pedagang.

47
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

48

4.2. Deskripsi Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang


Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang adalah rumah sakit pemerintah kelas
atau tipe C, terletak pada lokasi seluar 21.000 m dengan kapasitas tempat tidur
sebanyak 60 unit.
Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang terletak Kota Sidikalang sebagai
Ibukota Kabupaten Dairi.
Cakupan pelayanan kesehatan RSUD Sidikalang meliputi Kabupaten Dairi,
Kab. Pakpak Bharat, Aceh Singkil dan masyarakat diperbatasan Humbahas.
Susunan Organisasi RSUD Sidikalang berdasarkan Perda No. 5 Th 1995,
terdiri dari :
1. Direktur RSUD Sidikalang
2. Subbag Kesekretariat & Rekam Medik terdiri dari :
a. Urusan Umum
b. Urusan Personalia
c. Urusan Rekam Medis
d. Urusan PPL
3. Subbag Keuangan dan Program
a. Urusan Pembendaharaan
b. Urusan Mobilisasi dana
c. Urusan Vertifikasi dana
d. Urusan Program

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

49

4. Seksi Pelayanan
a. Sub. Seksi Pelayanan I
b. Sub. Seksi Pelayanan II
5. Seksi Keperawatan
a. Sub. Seksi Perawatan I
b. Sub. Seksi Perawatan II
6. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Instalasi Farmasi
b. Instalasi Laboratorium
c. Instalasi Gizi
d. Instalasi Sarana Kesehatan
e. Instalasi Radiologi
f. Instalasi Perawatan Jenazah
g. Komite Medik
Ketenagaan di RSUD Sidikalang berdasarkan data per 31 Desember 2006
untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi RSUD Sidikalang adalah
sebanyak 190 orang. terdiri dari PNS, PTT dan Honorer
Komposisi SDM tersebut berdasarkan strata pendidikan adalah :
- Magister ( S 2 )

1 Orang

- Dr Spesialis

6 orang

(Bedah 2 org, Obgyn 2 org,Penyakit dalam 1 org, Anak 1 org)


- Dr Umum

6 orang

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

50

- Dr Gigi

2 orang

- Sarjana kesehatan, Apoteker ,SH

9 Orang

- Sarjana Muda

50 Orang

- SLTA / SPK

99 Orang

- SLTP

15 Orang

- SD

2 org

Sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Dairi sesuai


dengan Visi Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang

yaitu Terwujudnya Rumah

Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan Paripurna pada tahun 2015. RSUD
Sidikalang merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah di Kabupaten Dairi yang
mengadakan pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, dan turut serta
mendukung program pemerintah dalam pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat
Kebutuhan akan pelayanan kesehatan di RSUD Sidikalang pada tahun-tahun
terakhir ini telah terjadi peningkatan. Data tahun 2005 jumlah kunjungan (rawat inap
dan rawat jalan ) ke RS sebanyak 17.068 orang pada Tahun 2006 jumlah kunjungan
menjadi ; 31.304 org terjadi peningkatan kunjungan sekitar 98%. Walaupun terjadi
peningkatan kunjungan di RSUD Sidikalang sebenarnya cakupan pelayanan
kesehatan masih rendah dibandingkan jumlah penduduk kabupaten Dairi yaitu hanya
melayani 10 % dari 307.870 jiwa (statistik 2005) Tetapi untuk angka pemanfaatan
tempat tidur (pasien rawat inap) terjadi peningkatan dari 40 % tahun 2005 menjadi
64 % tahun 2006 data ini sudah diatas angka nasional yaitu BOR 60% , artinya
masyarakat Dairi sudah memanfaatkan RSUD Sidikalang sebagai tempat pelayanan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

51

perawatan kesehatan mereka. Ini merupakan tantangan untuk itu RSUD Sidikalang
supaya harus berbenah diri untuk mencapai tujuan dan sasarannya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Dairi.
Pelayanan untuk masyarakat miskin di RSUD Sidikalang terjadi peningkatan
tahun 2005 pasien yang dilayani hanya 1946 orang,tahun 2006 menjadi 11.260 orang
.(peningkatan lebih dari 100 %). BOR tahun 2006 RSUD sebanyak 64 %,berarti
hanya 40-45 tempat tidur yang terisi setiap hari dari 60 yang tersedia.,masih ada
tempat tidur yang tidak termanfaatkan setiap hari. RSUD Sidikalang berupaya
meningkatkan pelayanan untuk mengurangi angka rujukan ke rumah sakit yang lebih
tinggi dan meningkatkan upaya rujukan dari tingkat bawah seperti rujukan dari
puskesmas-puskesmas di Kabupaten Dairi,sehingga mereka tidak langsung mengirim
pasien kerumah sakit lain misalnya ke Medan atau kekabupaten lain.. Menurut
keadaan tahun 2006 data tindakan yang terbanyak dilayani di RSUD Sidikalag adalah
kasus-kasus pelayanan di kamar bedah,sehingga akan memerlukan peralatan bedah
,ruangan bedah serta SDM yang trampil selain juga diperlukan peralatan kesehatan
lainnya yang mendukung kegiatan tersebut.
Rumah sakit merupakan organisasi padat karya, profesi,fungsi ,teknologi dan
modal. RSUD Sidikalang sebagai RS klas C harus mempunyai pelayanan Spesialis
empat dasar ditambah dengan Spesialis Patologi Klinik, Spesialis Anestesi dan
Spesialis Radiologi,selain itu diperlukan juga Spesialis lain seperti THT, Mata, Paru
,Kulit Kelamin dan sebagainya.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

52

Walaupun adanya peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit, ternyata tidak


diimbangi dengan peningkatan pendapatan rumah sakit.Salah satu faktor yang
mempengaruhinya adalah banyaknya pasien gakin yang dilayani ,dan juga karena
banyaknya tagihan yang diterima pada unit pelayanan yang tidak disetor petugas ke
kasir. Terjadinya peningkatan pelayanan di poliklinik gigi karena tersedianya
peralatan kesehatan gigi dan mulut yang canggih, seperti panoramic dental Xray,
Xray dental mobile dan alat kesehatan gigi lainnya.

A. Hasil Penelitian
4.3. Identitas Responden
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden pada kelompok umur
25-31 tahun yaitu 16 orang (53,3%), seluruhnya jenis kelamin perempuan, tingkat
pendidikan D.III (Akademi keperawatan ) sebanyak 17 orang (56,7%), status kawin
sebanyak 27 orang (90,0%), masa kerja 2-7 tahun sebanyak 14 orang (46,7%), dan
ruangan (tempat kerja) di ruang perawatan anak sebanyak 9 orang (30,0%). Secara
rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

53

Tabel 4.1. Distribusi Identitas Responden Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
Sidikalang
No
A
1
2
3
B
C

Identitas Responden
Umur (Tahun)
25-31
32-38
39-45
Jumlah

53,3
20,0
26,7
100,0

Jumlah

30
30

100,0
100,0

Jumlah

13
17
30

43,3
56,7
100,0

Jumlah

27
3
30

90,0
10,0
100,0

Jumlah

14
7
9
30

46,7
23,3
30,0
100,0

Jumlah

6
9
7
8
30

20,0
30,0
23,3
26,7
100,0

Pendidikan
1 SPK
2 D.III
Status Perkawinan
1 Kawin
2 Belum Kawin
Masa Kerja (Tahun)
1 27
2 8 13
3 14 19
1
2
3
4

Persen

16
6
8
30

Jenis Kelamin
1 Perempuan

Jumlah

Ruangan
Bedah
Anak
Kebidanan
Penyakit Dalam

4.4. Beban Kerja Perawat


Beban kerja dapat berupa beban eksternal maupun beban internal yang diukur
berdasarkan denyut nadi responden dengan kategori Ringan, Sedang, Berat dan
Sangat Berat. Hasil penelitian menunjukkan 83,3% responden di ruang perawatan
bedah mempunyai beban kerja kategori sedang (denyut nadi 100-125/menit).
Demikian juga responden di ruang perawatan anak sebesar 77,8% responden

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

54

mempunyai beban kerja kategori sedang, di ruang perawatan kebidanan sebesar


71,4% responden mempunyai beban kerja kategori sedang, dan seluruh responden di
ruang perawatan penyakit dalam seluruhnya mempunyai beban kerja kategori sedang.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2.Distribusi Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
Sidikalang
No
A
1
2
3
B
1
2
3
C
1
2
3
D
1
2
3

Beban Kerja
Ruang Perawatan Bedah
Berat
Sedang
Ringan
Jumlah
Ruang Perawatan Anak
Berat
Sedang
Ringan
Jumlah
Ruang Perawatan Kebidanan
Berat
Sedang
Ringan
Jumlah
Ruang Perawatan Penyakit Dalam
Berat
Sedang
Ringan
Jumlah

Jumlah

Persen

0
5
1
6

0,0
83,3
16,7
100,0

0
7
2
9

0,0
77,8
22,2
100,0

0
5
2
7

0,0
71,4
28,6
100,0

0
8
0
8

0,0
100,0
0,0
100,0

4.5. Stress Kerja Perawat


Indikator yang digunakan dalam pengukuran stress kerja adalah gejala stress
menjadi tiga aspek yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan perilaku yang
dikembangkan dalam 65 item pertanyaan dengan kategori Ringan, Sedang dan Berat.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

55

Hasil penelitian menunjukkan 66,7% responden di ruang perawatan bedah


mempunyai stress kerja kategori sedang,

demikian juga responden di ruang

perawatan anak sebesar 55,6% responden mempunyai stress kerja kategori ringan, di
ruang perawatan kebidanan sebesar 57,1% responden mempunyai stress kerja
kategori ringan, sedangkan di ruang perawatan penyakit dalam sebesar 50,0%
responden mempunyai stress kerja kategori ringan. Secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 4.3
Tabel 4.3. Distribusi Stress Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
Sidikalang
No
A
1
2
3
B
1
2
3
C
1
2
3
D
1
2
3

Stress Kerja
Ruang Perawatan Bedah
Berat
Sedang
Ringan
Jumlah
Ruang Perawatan Anak
Berat
Sedang
Ringan
Jumlah
Ruang Perawatan Kebidanan
Berat
Sedang
Ringan
Jumlah
Ruang Perawatan Penyakit Dalam
Berat
Sedang
Ringan
Jumlah

Jumlah

Persen

0
4
2
6

0,0
66,7
33,3
100,0

1
3
5
9

11,1
33,3
55,6
100,0

1
2
4
7

14,3
28,6
57,1
100,0

1
3
4
8

12,5
37,5
50,0
100,0

Mengacu pada item-item pertanyaan tentang stress kerja pada perawat yang
menjadi respoden dapat dilakukan telaah tentang kondisi atau tingkat stress
berdasarkan gejala psikologis, gejalan fisik, dan gejala perilaku sebagai berikut:

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

56

4.6.1. Gejala Psikologis


Jawaban responden tentang pernyataan yang terkait dengan gejala psikologis
cukup bervariasi. Namun apabila dikelompokkan berdasarkan persentase jawaban,
sebagian besar (12 orang; 40,0%) menyatakan kadang-kadang atau sekali-sekali
mengalami kecemasan, ketegangan, bingung dan keinginan untuk marah, memendam
perasan, komunikasi tidak efektif, menurunnya fungsi intelektual, mengurung
diri,ketidak puasan bekerja, depresi,kebosanan dan kelelahan mental, merasa terasing
dan mengasingkan dirinya, kehilangan daya konsentrasi, kehilangan spontanitas dan
kreativitas, kehilangan semangat hidup, dan menurunnya harga diri dan kepercayaan
diri.

4.6.2. Gejala Fisik


Jawaban responden tentang pernyataan yang terkait dengan gejala fisik cukup
bervariasi. Namun apabila dikelompokkan berdasarkan persentase jawaban, sebagian
besar (16 orang; 53,3%) menyatakan kadang-kadang atau sekali-sekali mengalami
meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, meningkatnya sekresi adrenalin dan
non adrenalin, gangguan gastrointestinal,misalnya gangguan lambung, mudah
terluka, kematian, gangguan kardiovaskular, mudah lelah secara fisik,gangguan
pernafasan,

lebih

sering

berkeringat,gangguan

pada

kulit,

kepala

pusing

,migrain,kanker, dan mengalami ketegangan otot serta problem tidur.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

57

4.6.3. Gejala Perilaku


Jawaban responden tentang pernyataan yang terkait dengan gejala fisik cukup
bervariasi. Namun apabila dikelompokkan berdasarkan persentase jawaban, sebagian
besar (14 orang; 46,7%) menyatakan kadang-kadang atau sekali-sekali ; menunda
atau menghindari

pekerjaan atau tugas, penurunan prestasi dan produktifitas,

meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk, perilaku sabotase,


meningkatnya frekuensi absensi, perilaku makan yang tidak normal, kehilangan nafsu
makan dan penurunan drastis berat badan, kecendrungan perilaku yang beresiko
tinggi seperti ngebut dan main judi, meningkatnya agresivitas dan kriminalitas,
penurunan kualitas interpersonal dengan keluarga dan teman, serta kecenderungan
bunuh diri, jika melihat banyaknya pekerjaan di ruangan.

4.6.Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat ditiap Ruang Rawat
Inap RSUD Sidikalang
Berdasarkan hasil uji statistik korelasi Product moment hubungan Beban
Kerja Dengan Stress Kerja Perawat Ditiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang
dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut:
Tabel 4.4. Korelasi antara Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang
Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang
Ruangan
Bedah
Anak
Kebidanan
Penyakit Dalam

Jumlah Perawat
6
9
7
8

Koefisien Korelasi
0,885
0,705
0,756
0,797

Signifikansi
0,019
0,034
0,049
0,018

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

58

a. Analisis Korelasi Beban kerja dan Stress kerja Perawat di ruang Perawatan Bedah
Berdasarkan tabel 4.4. hasil korelasi Product Moment antara beban kerja
dengan stress kerja perawat di ruang perawatan bedah, diperoleh sebesar 0,885. Uji
statistik diperolah hubungan signifikan p=0,019<0,05. Hal ini menunjukkan beban
kerja dari perawat di ruang perawatan bedah berkorelasi positif dengan terjadinya
stress kerja.
b. Analisis Korelasi Beban kerja dan Stress kerja Perawat di ruang Perawatan Anak
Berdasarkan tabel 4.4. hasil korelasi Product Moment antara beban kerja
dengan stress kerja perawat di ruang perawatan anak, diperoleh sebesar 0,705. Uji
statistik diperoleh hubungan signifikan p=0,034<0,05. Hal ini menunjukkan beban
kerja dari perawat di ruang perawatan anak berkorelasi positif dengan terjadinya
stress kerja.
c. Analisis Korelasi Beban kerja dan Stress kerja Perawat di ruang
Kebidanan

Perawatan

Berdasarkan tabel 4.4. hasil korelasi Product Moment antara beban kerja
dengan stress kerja perawat di ruang perawatan kebidanan, diperoleh sebesar 0,756.
Uji statistik diperoleh hubungan signifikan p=0,049<0,05. Hal ini menunjukkan
beban kerja dari perawat di ruang kebidanan berkorelasi positif dengan terjadinya
stress kerja.
d. Analisis Korelasi Beban kerja dan Stress kerja Perawat di ruang Penyakit Dalam
Berdasarkan tabel 4.4. hasil korelasi Product Moment antara beban kerja
dengan stress kerja perawat di ruang perawatan penyakit dalam, diperoleh sebesar

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

59

0,797. Uji statistik diperoleh hubungan signifikan p=0,018<0.05.

Hal ini

menunjukkan beban kerja dari perawat di ruang perawatan penyakit dalam


berkorelasi positif dengan terjadinya stress kerja.
Secara keseluruhan beban kerja berhubungan signifikan dan positif dengan
stress kerja perawat di ruang perawatan bedah, anak, kebidanan, dan penyakit dalam,
namun tingkat hubungan yang bervariasi.

4.7.Perbedaan Beban Kerja Perawat Berdasarkan Ruangan


Berdasarkan hasil uji statistik One Way Anova perbedaan Beban Kerja
Perawat Ditiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang dapat dilihat pada tabel 4.5.
berikut:
Tabel 4.5. Hasil Uji Perbedaan Beban Kerja Perawat Berdasarkan Ruang
Rawat Inap RSUD Sidikalang
Ruangan
Bedah
Anak
Kebidanan
Penyakit

Jumlah
6
9
7
8

Mean
110,2
105,9
110,7
114,8

Range
98-120
99-110
99-119
101-124

Signifikansi
0,173

Sebelum dilakukan uji perbedaan maka dilakukan lebih dahulu uji normalitas
dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak
menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov baik untuk variabel beban kerja dan stress
kerja

dengan

hasil asymp.sign

sebesar p=0,599>0,05

(beban

kerja)

dan

p=0,220 > 0,05 (stress kerja).

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

60

Hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova menunjukkan tidak ada
perbedaan tingkat beban kerja antara perawat yang bekerja di ruang perawatan bedah,
perawatan anak, perawatan kebidanan dan perawatan penyakit dalam, dengan nilai
asymp.sign sebesar p=0,173 > 0,05, artinya secara statistik tidak terdapat perbedaan
beban kerja yang nyata pada perawat yang bekerja pada ruang perawatan yang
berbeda.
Berdasarkan tabel 4.5.diatas diketahui bahwa rata-rata (mean) beban kerja
perawat pada ruang perawatan penyakit dalam yang paling tinggi, yaitu sebesar 114,8
sedangkan yang paling rendah pada ruang perawatan anak. Perbedaan rata-rata beban
kerja tersebut terkait dengan jumlah perawat yang berbeda pada setiap ruang
perawatan serta kondisi penyakit serta karakteristik pasien yang dihadapi.

4.8. Perbedaan Stress Kerja Perawat Berdasarkan Ruangan


Berdasarkan hasil uji statistik One Way Anova perbedaan Stress Kerja
Perawat Ditiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang dapat dilihat pada tabel 4.6.
berikut:
Tabel 4.6. Hasil Uji Perbedaan Stress Kerja Perawat Berdasarkan Ruang
Rawat Inap RSUD Sidikalang
Ruangan
Bedah
Anak
Kebidanan
Penyakit Dalam

Jumlah
6
9
7
8

Mean
195,3
190,9
195,6
190,4

Range
161-231
103-249
99-241
103-249

Signifikansi
0,991

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

61

Sebelum dilakukan uji perbedaan maka dilakukan lebih dahulu uji normalitas
dan homogenitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak
menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov baik untuk variabel beban dan stress kerja
dengan hasil asymp.sign sebesar p=0,599 > 0,05 (beban kerja) dan p=0,220 > 0,05
(stress kerja).
Hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova menunjukkan tidak ada
perbedaan tingkat stress kerja antara perawat yang bekerja di ruang perawatan bedah,
perawatan anak, perawatan kebidanan dan perawatan penyakit dalam, dengan nilai
asymp.sign sebesar p=0,991 > 0,05, artinya secara statistik tidak terdapat perbedaan
stress kerja yang nyata pada perawat yang bekerja pada ruang perawatan yang
berbeda.
Berdasarkan tabel 4.6. diatas diketahui bahwa rata-rata (mean) stress kerja
perawat pada ruang perawatan kebidanan yang paling tinggi, yaitu sebesar 195,6
sedangkan yang paling rendah pada ruang perawatan penyakit dalam. Perbedaan ratarata stress kerja tersebut terkait dengan jumlah perawat yang berbeda pada setiap
ruang perawatan serta kondisi penyakit serta karakteristik pasien yang dihadapi.

B. Pembahasan
4.9. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat
Berikut ini diuraikan hubungan beban kerja dengan stress kerja pada ruang
ruang perawatan bedah, anak, kebidanan, dan penyakit dalam.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

62

4.9.1. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang


Perawatan Bedah
Perawat yang bekerja di ruang perawatan bedah mempunyai beban kerja yang
lebih membutuhkan ketelitian dan kecermatan dibandingkan perawat di ruang
perawatan lainnya. Dengan kondisi prosedur kerja yang ketat dan kondisi pasien
yang membutuhkan penanganan yang lebih ekstra dibandingkan pasien lainnya
memungkinkan terjadinya stress kerja pada diri perawat.
Adanya hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan
bedah, ditunjukkan hasil uji statistik p=0,019 < 0,05, dengan tingkat korelasi cukup
kuat sebesar 0,885. Tingkat korelasi yang cukup kuat antara beban kerja dengan
terjadinya stress kerja perawat di ruang perawatan bedah menunjukkan kondisi
dimana terjadinya peningkatan beban kerja akan diikuti dengan peningkatan stress
kerja., dengan demikian hipotesa diterima.
Sesuai dengan pedoman uraian tugas yang telah ditetapkan oleh Depkes
(1994), beban pada ruangan perawatan bedah, harus menyiapkan perlengkapan alatalat atau obat-obat yang dibutuhkan pasien sebelum dan sesudah operasi menyiapkan
kebutuhan untuk pasien yang mau operasi, memelihara kebersihan dan merawat
pasien sesudah operasi dan melaksanakan administrasi.
Hasil penelitian ini didukung penelitian Suciari (2006) bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan keluhan Low Back Pain pramu
kamar. Persentase yang mengalami keluhan Low Back Pain dari pramu kamar dengan
kategori beban kerja berat sekali mencapai 100%, sedangkan beban kerja kategori

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

63

berat mencapai 79%, dan beban kerja sedang mencapai 30%. Beban kerja perawat
antara lain seperti beban kerja pramu kamar. Beberapa aspek yang menunjukkan
beban kerja pada ruang perawatan bedah adalah kelelahan yang dirasakan setelah
merapikan tempat tidur pasien, leher atau otot punggung perawat menjadi kaku yang
dapat mengakibatkan peregangan otot (low back pain) yang merupakan gejala fisik
pada stress kerja.

4.9.2. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang


Perawatan Anak
Pelayanan keperawatan di ruang perawatan anak secara spesifik harus
memperhatikan karakteristik daripada anak-anak yang menjalani perawatan.
Meskipun secara umum pelayanan keperawatan harus memperhatikan karaktersitik
setiap pasien, namun pasien anak-anak tentunya mempunyai beberapa aspek tertentu
yang harus diperhatikan sesuai dengan kondisi perkembangan pada masa atau
kelompok umur anak.
Adanya hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan
anak, ditunjukkan hasil uji statistik p=0,034 < 0,05, dengan tingkat korelasi cukup
kuat sebesar 0,705. Tingkat korelasi yang cukup kuat antara beban kerja dengan
terjadinya stress kerja perawat di ruang perawatan anak menunjukkan kondisi dimana
terjadinya peningkatan beban kerja akan diiringi dengan peningkatan stress kerja,
dengan demikian hipotesa diterima.
Uraian tugas perawat di ruang perawatan anak yang di tetapkan Depkes
(1994), bahwa pada ruang perawatan anak, perawat harus mempunyai keterampilan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

64

khusus atau spesialistik tentang penanganan perawatan anak misalnya pemasangan


infus pada pasien anak berbeda seperti pada dewasa, mengkaji kebutuhan pasien,
mengamati keadaan dan mengevaluasi perkembangan pasien,melaksanakan tindakan
keperawatan pada pasien, mencatat perkembangan pasien dan kegiatan administrasi
ruangan.
Hal ini didukung oleh penelitian Jauhari (2005) bahwa standar beban kerja
perawat senantiasa harus sesuai dengan asuhan keperawatan yang berorientasi pada
kebutuhan pasien. Untuk menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien harus
diupayakan kesesuaian antara ketersediaan tenaga perawat dengan beban kerja yang
ada.

4.9.3. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang


Perawatan Kebidanan
Beban kerja di ruangan kebidanan adalah menerima dan merawat pasien yang
akan bersalin, menyiapkan fasilitas kebutuhan pasien, mengamati keadaan pasien,
menjaga

kebersihan

pasien,

melaksanakan

tindakan

keperawatan,

menjalin

komunikasi dengan pasien dan melaksanakan administrasi kebidanan.


Adanya hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan
kebidanan, ditunjukkan hasil uji statistik p=0,049 < 0,05, dengan tingkat korelasi
cukup kuat sebesar 0,756. Tingkat korelasi yang cukup kuat antara beban kerja
dengan terjadinya stress kerja perawat di ruang perawatan kebidanan menunjukkan
kondisi dimana terjadinya peningkatan beban kerja akan diiringi dengan peningkatan
stress kerja dengan demikian hipotesa diterima..

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

65

Secara umum stres kerja dipengaruhi oleh banyak faktor selain beban kerja,
seperti yang disebutkan dalam penelitian Restiaty, et al (2006) tentang beban kerja
dan perasaan kelelahan menyimpulkan adanya hubungan beban kerja di tempat kerja
dengan kelelahan kerja yang merupakan gejala fisik stress kerja, artinya semakin
berat beban kerja di tempat kerja maka semakin tinggi tingkat stress kerja. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa variabel yang berhubungan dengan beban kerja adalah tempat
bekerja, jenis pekerjaan, serta beban mental.

4.9.4. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang


Perawatan Penyakit Dalam
Berdasarkan uraian tugas perawat di ruangan penyakit dalam adalah selain
harus mengerjakan administrasi dan mencatat perkembangan pasien, perawat
menyiapkan fasilitas dan peralatan yang di butuhkan di ruangan seperti peralatan
emergensi, memelihara kebersihan pasien, komunikasi dengan pasien, melakukan
tindakan pengobatan, melakukan penyuluhan kepada pasien mengenai penyakitnya
dan bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk menghindar
penularan penyakit.
Adanya hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan
penyakit dalam, ditunjukkan hasil uji statistik p=0,018 < 0,05, dengan tingkat
korelasi cukup kuat sebesar 0,797. Tingkat korelasi yang cukup kuat antara beban
kerja dengan terjadinya stress kerja perawat di ruang perawatan kebidanan
menunjukkan kondisi dimana terjadinya peningkatan beban kerja akan diiringi
dengan peningkatan stress kerja, dengan demikian hipotesa diterima.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

66

Sesuai penelitian Iswanto (2001) tentang hubungan stress kerja, kepribadian dan
kinerja yang menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang kuat antara stress kerja
dengan kinerja. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kepribadian memberikan
kontribusi terhadap hubungan stress kerja dengan kinerja. Tingkat stress paling tinggi
akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis seseorang dan pada gilirannya akan
mempengaruhi kinerja yang semakin menurun.
4.10. Perbedaan Beban Kerja setiap Ruangan
Tingkat beban kerja pada masing-masing ruangan tidak berbeda secara
signifikan p=0,173 > 0,05, hal ini dilihat dari nilai rata-rata (mean) beban kerja yang
diukur dari denyut nadi perawat tidak jauh berbeda pada masing-masing ruangan.
Pada ruang bedah rata-rata beban kerja sebesar 110,167, ruang perawatan anak
sebesar 105,889, ruang perawatan kebidanan sebesar 110,714, ruang perawatan
penyakit dalam sebesar 114,875. Berdasarkan angka rata-rata tersebut menunjukkan
beban kerja pada masing-masing ruangan hampir sama.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Azwar (1993) bahwa beban perawat pada
ruangan perawatan

adalah

menyelamatkan kehidupan dan mencegah kecacatan

sehingga pasien dapat hidup.


Sesuai penelitian Nurhayati (1996) tentang pengukuran beban psikologis kerja
dalam sistem kerja menggunakan analisis spektral menemukan 3 komponen
variabilitas denyut jantung yang berkaitan dengan mekanisme pengendalian biologis.
Yang terendah berhubungan dengan mekanisme pengaturan temperatur, komponen
tengah dipercaya berasosiasi dengan pengaturan tekanan darah, sedangkan yang

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

67

ketiga berkesesuaian dengan efek respirasi. Komponen tengah menunjukkan variasi


yang berkaitan erat dengan pembebanan kerja mental dari suatu pekerjaan. Kekuatan
komponen ini berkurang dengan meningkatnya beban kerja yang berarti variabilitas
denyut jantung berkurang pada level pembebanan yang tinggi, dengan demikian
hipotesa ditolak.
Tidak adanya perbedaan secara signifikan beban kerja ini harus dipertahankan
karena menurut pendapat Manuaba (2000), akibat beban kerja yang terlalu berat atau
yang terlalu sedikit dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau
penyakit akibat kerja. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan
kelelahan baik fisik atau mental dan reaksireaksi emosional seperti sakit kepala,
gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu
sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan
kebosanan, rasa monoton Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau
pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan
sehingga secara potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau
rendah dapat menimbulkan stress kerja.
4.11. Perbedaan Stress Kerja Perawat setiap Ruangan
Tingkat stress kerja pada masing-masing ruangan tidak berbeda secara
signifikan p=0,991 > 0,05, hal ini dilihat dari nilai rata-rata (mean) stress kerja yang
diukur dari 65 item pertanyaan yang mencakup kegiatan atau uraian tugas masingmasing ruang perawatan tidak jauh berbeda. Pada ruang bedah rata-rata tingkat stress
kerja sebesar 195,33, ruang perawatan anak sebesar 190,89, ruang perawatan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

68

kebidanan sebesar 195,57, ruang perawatan penyakit dalam

sebesar 190,38.

Berdasarkan angka rata-rata tersebut menunjukkan stress kerja pada masing-masing


ruangan hampir sama, dengan demikian hipotesa ditolak. Apabila dikaitkan dengan
tingkat beban kerja dan stress kerja pada masing-masing ruang perawatan (hasil One
Way Anova) yang menunjukkan beban kerja dan stress kerja yang tidak berbeda
secara nyata, namun perbedaan jumlah perawat pada masing-masing ruang
perawatan, serta karakteristik pasien yang dihadapi menyebabkan terjadinya beberapa
perbedaan beban kerja maupun stress kerja meskipun perbedaannya tidak begitu
besar.
Dalam setiap ruang rawat inap terdapat perbedaan jenis pasien yang
berdampak pada kondisi dan beban kerja yang berbeda. Untuk itu perawat harus
peran sebagai tenaga serba bisa, memiliki inisiatif, berperilaku kreatif serta memiliki
wawasan yang luas dengan motivasi kerja keras, cerdas, iklas dan kerja berkualitas.
Jenis pasien yang dirawat di ruangan rawat inap rumah sakit dapat dipandang
sebagai tuntutan terhadap pelayanan kesehatan jika tidak dikelola dengan baik maka
akan berakibat terjadinya stress kerja (Ed Boenisch dkk, 2004).

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Beban kerja pada ruang perawatan bedah berada pada kategori sedang
(83,3%), ruang perawatan anak pada kategori sedang (77,8%), ruang
perawatan kebidanan pada kategori sedang (71,4%), dan ruang perawatan
penyakit dalam seluruhnya pada kategori sedang (100,0%).
2. Stress kerja pada ruang perawatan bedah berada pada kategori sedang
(66,7%), ruang perawatan anak pada kategori ringan (55,6%), ruang
perawatan kebidanan pada kategori ringan (57,1%), dan ruang perawatan
penyakit dalam pada kategori ringan (50,0%).
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja
pada perawat di ruang perawatan bedah RSUD Sidikalang dengan koefisien
korelasi sebesar (r= 0,885 dan p=0,019).
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja
pada perawat di ruang perawatan anak RSUD Sidikalang (r= 0,705 dan
p=0,034)
5. Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja
pada perawat di ruang perawatan kebidanan RSUD Sidikalang (r= 0,756 dan
p=0,049).
6.

Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja
pada perawat di ruang perawatan penyakit dalam RSUD Sidikalang (r= 0,797
dan p=0,018)

68

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

69

7. Perbedaan beban kerja perawat di antara ruang perawatan bedah, ruang


perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan penyakit
dalam tidak berbeda nyata (p=0.173).
8. Perbedaan stress kerja perawat di antara ruang perawatan bedah, ruang
perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan penyakit
dalam tidak berbeda nyata (p=0.991).
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka sebagai saran yang direkomendasikan
sebagai berikut :
1. Perlu dipertahankan beban kerja yang sedang

pada perawat dengan

melakukan upaya sistem rotasi bagi perawat di ruang perawatan RSUD


Sidikalang sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada perawat apabila
bekerja pada satu ruangan dalam jangka waktu lama yang dapat menimbulkan
stress kerja.
2. Tingkat stress kerja yang sedang agar diminimalisasi dan tingkat stress kerja
yang ringan agar dipertahankan pada perawat dengan meningkatkan
kemampuan dalam diri perawat untuk menyeimbangkan beban internal dan
beban eksternal yaitu memisahkan beban kerja pada keluarga (rumah) dengan
beban kerja pada saat melakukan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang terkait
dengan stress kerja perawat di rumah sakit, misalnya kesesuaian peralatan
(ergonomi) di ruang perawatan.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

DAFTAR PUSTAKA
Anoraga,P.,Psikologi Kerja.Penerbit Rineka Cipta.Jakarta, 2001.
Arwani,dkk Manajemen Bangsal Keperawatan Kedokteran ECG,2004
Astrand,P,and Rodahl.K., Work Phsychology. Academic Press Inc New
york.1980.
Azwar,A.Tantangan Pendanaan Unit Gawat Darurat. Majalah Kedokteran
Indonesia.Volume 43.Nomor 3.Maret. 1993
Badra,Wayan. Hubungan Antara Stres Kerja dan Motivasi Dengan Kinerja
Dosen Tetap Pada Akper Sorong Tesis Program Pasca Sarjana UGM
Bambang,H.G,.Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Depkes
Kesehatan dan Keselamatan kerja. Kumpulan Makalah Seminar K3 RS
Persahabatan 2000- 2001,Penerbit Universitas Indonesia ,2002.
Beehr,dan J.Newman. Penelitian Stress Kerja,E-psikologi .com .Team e
Psikologi.InformasiOnline.jakarta,1987
Depkes RI, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator
Depkes RI, Standar Sarana Pelayanan kesehatan .Dirjen Yan Medik ,Dep Kes
Jakarta, 1996
Depkes RI, Pedoman Uraian Tugas Tenaga Perawatan Di Rumah sakit
Direktorat Rumah sakit dan Pendidikan Drjen Yan medik , Depkes
Dharma Wangsa, Jakarta 1993.
Dwiyanti,E. Stress Kerja di Lingkungan DPRD ;Studi Tentang Anggota
DPRD Di Kota Surabaya,Malang Dan Kabupaten Jember.Jurnal
Masyarakat Kebudayaan dan Politik. FKM Universitas Airlangga,Surabaya
2001.
Ed Boenisch,dkk The Stres Owners Manual, Meaning,Balance & Health in
Your Life, Menggapai Keseimbangan Hidup ,Gramedia ,Jakarta 2004
Frasser, Stress dan Kepuasan Kerja, PT Pustaka Binawan Pressindo,Jakarta
1992.
Grandjean,E. Fitting the Task To The man Text book of Occupational Ergonomic
4 th Edition Taylor dan Franc Philadelpia,1988.
Hamid,A.Y.Rencana Strategik Keperawatan PPNI ,2001

70
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

71
Handoyo , Stress pada Masyarakat Surabaya Jurnal Insan Medik Psikologi
3:61- 74.Fakultas Psikologi Universitas Airlangga,2001.
Hasyim,Hamzah Manajemen Hiperkes dan Keselamatan kerja di
RS,(Tinjauan Kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Intitusi
Sarana Kesehatan) PPK.Vol .08/0.2/Juni.2005.
Ilmi,Bahrul. Pengaruh Stress Kerja terhadap prestasi Kerja dan Identifikasi
Manajemen Stress yang Digunakan Perawat di ruang rawat Inap RSUD
Ulin Banjarmasin. Tesis program Pasca Sarjana Universitas airlangga
Surabaya , 2003 Jakarta 1994
Jauhari. Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Beban Kerja di
Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005. Tesis
Pascasarjana Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Sumatera
Utara, Medan, 2005.
Leila,G. Stress dan kepuasan Kerja , Fakultas Kedokteran Program Studi
Psikologi USU,USU Digital Library ,2002
Lubis,H.S,. Stress Kerja Modul Kuliah Program Ilmu kesehatan Masyarakat
Kekhususan Kesehatan Kerja, 2006
Manuaba,A.
Ergonomi,
kesehatanan
Keselamatan
Kerja.
Dalam
Wygnyosoebroto.S. & Wiranto, S.E. Eds.Proceeing Seminar Nasional
Ergonomi PT. Guna Widya.Surabaya ,2000
Minner,J.B., Industrial Organizational Psychology. New York. Mc Graw
Hill,1992.
Munandar, A.S, Stress dan Keselamatan Kerja Psikologi Industri dan
Organisasi. Penerbit Universitas Indonesia,2001
Nasution,H.R.,Modul
USU,2000

Kuliah

Psikologi

Industri

Program

Pascasarjana

Nurhayati, Pengukuran Beban Psikologis Kerja Dalam Sistem kerja Dan


Ergonomi Industri.Karya ilmiah.Fakultas Tehnik USU,Medan 1996.
Nurmiati, A. Stres dan Hubungan dengan Gangguan Kardiovascular Jiwa,
Majalah Psikiatri, tahun XXXII, no. 4.Yayasan Kesehatan Jiwa
Provinsi
Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat.Surat Keputusan Menteri
Kesehatan, no; 1202/Menkes/SK/VIII/2003,Jakarta .Dep Kes 2003.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

72
Quick,James Campbell,et al Preventive Stress Management In Organization
Washington. Amarican Psychologycal Association. 1997
RS Sidikalang, Profil RSUD Sidikalang Tahun 2006.
Singarimbun,Chrisman. Stres Kerja dan Beberapa Faktor Yang
mempengaruhi Pekerja Perempuan Industri Ply wood PT Ketapang
Indah Plywood Pontianak Kalimantan Barat. Tesis Program
Pascasarjana UGM Yogyakarta ,2004
Smet, Psikologi Kesehatan Jakarta Grasindo Widiasarana Indonesia, 1994
Suciari,Tetra Analisis Postur Kerja dan Beban Kerja Pramu Kamar
Terhadap Keluhan Low Back Pain di Hotel X ,Medan . Tesis Sekolah
Pasca Sarjana USU ,2006 ( Tidak dipublikasikan)
Sumamur,P.K. Higiene Perusahaan
PT.Gunung Agung,Jakarta 1984

dan

Kesehatan

Kerja

Penerbit

Tarwaka,dkk, Ergonomi untuk Kesehatan,Keselamatan Kerja dan


Produktivitas Penerbit UNIBA PRESS, Jakarta 2004 Yogyakarta, 2004
Wydyastuti,P. Manajemen
EGC,Jakarta 1999.

Stres,National

Safety

Councli.

Kedokterran

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Lampiran-1
Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Dairi
Direktur
RSUD Sidikalang

Seksi
Keperawatan

Seksi
Pelayanan

Sub. Bag. Kesek


Dan rekam Medis

Sub. Bag.
Keuangan dan
Program

Sub. Seksi
Perawatan I

Sub. Seksi
Pelayanan II

Urusan
Kepegawaian

Urusan
Perbendaharaan

Sub. Seksi
Perawatan II

Sub. Seksi
Pelayanan II

Urusan
R. Tangga

Urusan Mobilisasi
Dana

Urusan
Rekam Medik

Urusan
Verifikasi

Urusan
Penyusunan
Program dan
Laporan

Urusan
Program

Komite Medis

Staf Medis Fungsional

Instalasi Rawat Jalan


Instalasi Rawat Inap
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Radiologi
Instalasi Farmasi
Instalasi Gizi
Instalasi Bedah Sentral
I.P.S.R.S
Instalasi
Laboratorium
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat
di Tiap Ruang
Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Lampiran -2

KUESIONER
Identitas Responden
Nama
:
Umur
:
thn
Jenis kelamin
:
Pendidikan Terakhir
:
Status Perkawinan
:
Masa Kerja
:
thn
Tempat bekerja di ruangan
:
Status Gizi
:
Petunjuk Pengisian
a. Berilah tanda X (silang pada lembar jawaban yang ada pilih)
b. Apabila anda selesai,periksalah kembali jawaban anda,jangan sampai ada yang
terlewati,kerahasian jawaban anda tetap kami jaga.
Petunjuk untuk mengerjakan kuesioner
Jika anda tidak pernah merasakan berarti anda memilih TP
Jika anda kadang-kadang atau sekali-sekali merasakannya berarti anda memilih KD
Jika anda sering lebih dari tiga kali merasakannya berarti anda memilih SR
Jika anda sering kali merasakannya atau hampir setiap saat berarti anda memilih SK
no
Pernyataan
TP KD SR SK

2
3

4
5
6

8
9

10

Saya mengalami lelah mental setelah menjalani shift


jaga malam
jika banyak pasien yang
gelisah
sepanjang malam
Saya merasa kurang trampil dalam menyelesaikan
pekerjaan dibandingkan dengan teman-teman sekerja.
Saya merasa kehilangan daya konsentrasi ketika
mendengar banyak instruksi dokter misalnya tentang
cara pemberian obat atau infus pada pasien, dll
Saya dapat berkonsentrasi ketika mendengar instruksi
dokter tentang pemberian obat pasien
Meskipun banyak pekerjaan yang saya kerjakan saya
merasa ,tidak bosan
Ketika saya melaksanakan tugas merawat pasien timbul
perasaan bosan melihat pekerjaan rutin yang harus
saya kerjakan
Saya akan tersinggung ketika mendapat teguran atau
kritikan terhadap pekerjaan yang telah saya lakukan
diruangan
Ketika mendapat teguran atau kritikan terhadap hasil
pekerjaan saya, saya dapat menerimanya
Ketika saya memberikan penyuluhan atau penjelasan
tentang kesehatan bagi pasien dan keluarga, informasi
saya dapat dimengerti oleh mereka
Saya merasa sulit untuk menyampaikan informasi
secara jelas dan dapat dimengerti oleh pasien dan
sesama teman kerja

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

11
12
13

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

26
27
28
29
30
31
32
33

Saya merasa pekerjaan saya belum optimal jika pasien


yang telah lama dirawat tapi belum sembuh juga
Saya merasa tegang jika menghadapi pasien yang
kritis
Saya akan membicarakan masalah saya kepada atasan
atau sesama perawat jika ada masalah dengan pasien
atau keluarganya
Meskipun banyak pekerjaan yang saya kerjakan, saya
tetap menjalin komunikasi dengan pasien
Saya dapat menenangkan diri walaupun menghadapi
pasien yang sedang merintih atau mengeluh kesakitan
Saya merasa dapat diterima dalam pergaulan dengan
rekan seruangan
Dalam bekerja saya merasa sering lupa terhadap apa
yang saya kerjakan
Saya akan mengurung diri jika mempunyai masalah
dengan pasien atau keluarga pasien
Saya merasa tetap bersemangat bekerja meskipun
banyak pasien di ruangan
Meskipun banyaknya laporan pasien yang saya
kerjakan saya dapat berpikir jernih
Meskipun dokter belum datang untuk visite keruangan,
saya akan berusaha mengatasi keluhan pasien tersebut
Saya merasa denyut jantung saya normal walaupun
banyak pasien yang harus saya tangani
Ketika menghadapi banyaknya tuntutan pasien atau
keluarga pasien, saya akan melayani an sabar
Saya dapat tidur nyenyak meskipun banyak pekerjaan
yang telah saya kerjakan di rumah sakit
Setelah saya selesai bekerja misalnya setelah
merapikan tempat tidur pasien, leher atau otot
punggung saya tidak kaku
Saya merasa keringat saya normal meskipun harus
memantau pasien-pasien yang dalam keadaan kritis.
Meskipun saya banyak mendapat teguran dari atasan
saya tetap hadir bekerja seperti biasa
Saya merasa bingung ketika melayani permintaan
pasien yang sedang mengerang kesakitan
Saya merasa tidak bersemangat bekerja jika pasien
yang dirawat di ruangan saya sedikit jumlahnya
Meskipun banyak pasien yag dirawat diruangan, saya
dapat melaksanakan pelayanan yang baik
Saya dapat memasang infus pasien dengan cepat
meskipun pasien tersebut dalam keadaan lemah
Meskipun saya bekerja melewati jam kerja saya tidak
ingin meminum alkohol.
Ketika saya menghadapi banyak catatan pasien yang
harus dikerjakan , membuat saya sakit kepala/pusing

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

34
35
36

37
38
39

40
41

42
43
44

45
46
47
48
49

50
51

52
53
54

Saya hanya menunggu instruksi dokter untuk


mengatasi keluhan pasien
Ketika menerima pasien baru saya merasa jantung saya
berdebar-debar
Saya akan meminjamkan peralatan kesehatan bagi
ruangan lain yang membutuhkannya demi kelancaran
pelayanan diruangan lainnya
Walaupun saya telat pulang, saya tidak ngebut di jalan
Meskipun banyak pekerjaan saya di rumah sakit, saya
makan seperti biasa .
Meskipun pasien atau keluarga pasien marah kepada
saya, saya dapat menahan keinginan untuk tidak
memukul mereka
Tangan saya sering berkeringat setelah memeriksa
tensi pasien atau suhu tubuh
Saya makan dengan porsi yang banyak akhir-akhir ini
karena saya stress menghadapi banyaknya jumlah
pasien yang dirawat
Ketika saya melakukan kesalahan dalam pemberian
obat,timbul keinginan saya bunuh diri
Ketika tergores benda tajam pada waktu bertugas, saya
hanya mengalami luka ringan
Meskipun pasien yang saya hadapi sedang menderita
sesak nafas atau mengalami pendarahan,saya dapat
mengatasinya dengan tenang
Waktu bekerja merapikan tempat tidur pasien tiba-tiba
saya sesak nafas
Setelah mendorong brankart atau oksigen pasien saya
merasa lelah fisik
Ketika selesai memeriksa kondisi pasien tangan saya
terasa gatal-gatal
Saya merasa denyut jantung saya normal meskipun
banyak pasien yang harus saya rawat
Dalam sebulan saya hanya absen kurang dari dua
hari,meskipun pasien yang dirawat banyak menderita
penyakit menular
Saya
merasa
kurang
pengetahuan
tentang
perkembangan penyakit dibandingkan teman yang lain
Saya merasa pembagian jadwal shift saya lebih
banyak dari teman yang lain karena kadang-kadang
harus bertugas pada hari libur
Saya tidak selera makan ketika banyak pekerjaan yang
akan saya kerjakan
Saya akan mengatasi pasien mengurangi keluhannya
sebelum dokter datang
Meskipun banyak menangani pasien yang menderita
infeksi penyakit menular merasa tensi saya tetap
normal

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

55
56
57

58
59
60
61
62

63
64

65

Meskipun lampu mati ketika pasien sedang ditangani


dengan alat eletronik , saya tidak panik
Jantung saya terasa berdebar - debar ketika mendengar
pasien tiba-tiba menjerit
Saya tidak masuk kerja (absen) apabila pada waktu
saya bekerja banyak pasien yang tidak puas atas
pelayanan kesehatan yang diterimanya
Walaupun terlambat istirahat makan siang saya belum
pernah menderita sakit lambung (mual)
Saya akan membiarkan pasien menunggu dokter jaga
memeriksa,walaupun pasien mengeluh kesakitan
Tensi saya terasa meningkat ketika saya merawat luka
pasien yang telah infeksi berat
Saat jaga malam saya panik, ketika lampu mati
Meskipun saya cape menyelesaikan pekerjaan yang
menumpuk,tidak ada keinginan saya meminum
minuman keras
Saya tidak mempunyai pikiran untuk mengganggu
ketenangan pasien di ruangan lain
Penyakit lambung saya kumat ketika sering terlambat
makan siang karena banyaknya pasien yang harus
ditangani di rumah sakit
Jika sedang membuat resume pasien kepala saya sering
pusing

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Lampiran - 4

Frequency Table
Umur

Valid

25 - 31 Tahun
32 - 38 Tahun
39 - 45 Tahun
Total

Frequency
16
6
8
30

Percent
53.3
20.0
26.7
100.0

Valid Percent
53.3
20.0
26.7
100.0

Cumulative
Percent
53.3
73.3
100.0

Jenis Kelamin

Valid

Perempuan

Frequency
30

Percent
100.0

Valid Percent
100.0

Cumulative
Percent
100.0

Pendidikan

Valid

D-III
SPK
Total

Frequency
17
13
30

Percent
56.7
43.3
100.0

Valid Percent
56.7
43.3
100.0

Cumulative
Percent
56.7
100.0

Status Perkawinan

Valid

Kawin
Belum Kawin
Total

Frequency
27
3
30

Percent
90.0
10.0
100.0

Valid Percent
90.0
10.0
100.0

Cumulative
Percent
90.0
100.0

Masa Kerja

Valid

2 - 7 Tahun
8 - 13 Tahun
14 - 19 Tahun
Total

Frequency
14
7
9
30

Percent
46.7
23.3
30.0
100.0

Valid Percent
46.7
23.3
30.0
100.0

Cumulative
Percent
46.7
70.0
100.0

Ruangan

Valid

Ruang Bedah
Ruang Anak
Ruang Kebidanan
Ruang Penyakit Dalam
Total

Frequency
6
9
7
8
30

Percent
20.0
30.0
23.3
26.7
100.0

Valid Percent
20.0
30.0
23.3
26.7
100.0

Cumulative
Percent
20.0
50.0
73.3
100.0

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

RUANG PERAWATAN BEDAH

Frequency Table
Beban Kerja

Valid

Ringan
Sedang
Total

Frequency
1
5
6

Percent
16.7
83.3
100.0

Valid Percent
16.7
83.3
100.0

Cumulative
Percent
16.7
100.0

Stess

Valid

Sedang
Berat
Total

Frequency
4
2
6

Percent
66.7
33.3
100.0

Valid Percent
66.7
33.3
100.0

Cumulative
Percent
66.7
100.0

RUANG PERAWATAN ANAK

Frequency Table
Beban Kerja

Valid

Ringan
Sedang
Total

Frequency
2
7
9

Percent
22.2
77.8
100.0

Valid Percent
22.2
77.8
100.0

Cumulative
Percent
22.2
100.0

stress

Valid

Ringan
Sedang
Berat
Total

Frequency
1
3
5
9

Percent
11.1
33.3
55.6
100.0

Valid Percent
11.1
33.3
55.6
100.0

Cumulative
Percent
11.1
44.4
100.0

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

RUANG PERAWATAN KEBIDANAN

Frequency Table
Beban Kerja

Valid

Ringan
Sedang
Total

Frequency
2
5
7

Percent
28.6
71.4
100.0

Valid Percent
28.6
71.4
100.0

Cumulative
Percent
28.6
100.0

Beban Kerja

Valid

Ringan
Sedang
Berat
Total

Frequency
1
2
4
7

Percent
14.3
28.6
57.1
100.0

Valid Percent
14.3
28.6
57.1
100.0

Cumulative
Percent
14.3
42.9
100.0

RUANG PERAWATAN PENYAKIT DALAM

Frequency Table
Beban Kerja

Valid

Sedang

Frequency
8

Percent
100.0

Valid Percent
100.0

Cumulative
Percent
100.0

Beban Kerja

Valid

Ringan
Sedang
Berat
Total

Frequency
1
3
4
8

Percent
12.5
37.5
50.0
100.0

Valid Percent
12.5
37.5
50.0
100.0

Cumulative
Percent
12.5
50.0
100.0

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

RUANG PERAWATAN BEDAH

Correlations
Correlations

Stess

Beban Kerja

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Stess
Beban Kerja
1.000
.885*
.
.019
6
6
.885*
1.000
.019
.
6
6

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

RUANG PERAWATAN ANAK


Correlations

Stess

Beban Kerja

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Stess
Beban Kerja
1.000
.705*
.
.034
9
9
.705*
1.000
.034
.
9
9

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

RUANG PERAWATAN KEBIDANAN


Correlations

Stess

Beban Kerja

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Stess
Beban Kerja
1.000
.756*
.
.049
7
7
.756*
1.000
.049
.
7
7

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

RUANG PERAWATAN PENYAKIT DALAM


Correlations

Stess

Beban Kerja

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Stess
Beban Kerja
1.000
.797*
.
.018
8
8
.797*
1.000
.018
.
8
8

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Uji Normalitas
NPar Tests
Descriptive Statistics
N
Beban Kerja

30

Mean
110.267

Std. Deviation
8.3126

Minimum
98.0

Maximum
124.0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


N
Normal Parameters a,b

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

Beban Kerja
30
110.267
8.3126
.140
.140
-.124
.767
.599

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

NPar Tests
Descriptive Statistics
N
Stess

30

Mean
192.73

Std. Deviation
39.049

Minimum
99

Maximum
249

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

Stess
30
192.73
39.049
.192
.089
-.192
1.050
.220

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Oneway
Descriptives

N
Beban Kerj Ruang Bedah
Ruang Anak
Ruang Kebidanan
Ruang Penyakit Da
Total
Stess
Ruang Bedah
Ruang Anak
Ruang Kebidanan
Ruang Penyakit Da
Total

6
9
7
8
30
6
9
7
8
30

5% Confidence Interval fo
Mean
Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper BoundMinimum Maximum
110.167
8.305
3.390
101.452
118.882
98.0
120.0
105.889
5.578
1.859
101.601
110.176
99.0
113.0
110.714
8.440
3.190
102.908
118.520
99.0
119.0
114.875
9.553
3.378
106.888
122.862
101.0
124.0
110.267
8.313
1.518
107.163
113.371
98.0
124.0
195.33
22.84
9.33
171.36
219.31
165
231
190.89
43.44
14.48
157.50
224.28
103
249
195.57
46.51
17.58
152.55
238.59
99
241
190.38
43.69
15.45
153.85
226.90
103
249
192.73
39.05
7.13
178.15
207.31
99
249
Test of Homogeneity of Variances

Beban Kerja
Stess

Levene
Statistic
1.265
.459

df1

df2
3
3

26
26

Sig.
.307
.714

ANOVA

Beban Kerja

Stess

Between Groups
Within Groups
Total
Between Groups
Within Groups
Total

Sum of
Squares
343.841
1660.026
2003.867
172.055
44047.812
44219.867

df
3
26
29
3
26
29

Mean Square
114.614
63.847

F
1.795

Sig.
.173

57.352
1694.147

.034

.991

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Post Hoc Tests

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Multiple Comparisons

Dependent Variabl
(I) Ruangan
Beban Kerja
Tukey HSD Ruang Bedah

Ruang Anak

Ruang Kebidanan

Ruang Penyakit Dala

Bonferroni Ruang Bedah

Ruang Anak

Ruang Kebidanan

Ruang Penyakit Dala

Stess

Tukey HSD Ruang Bedah

Ruang Anak

Ruang Kebidanan

Ruang Penyakit Dala

Bonferroni Ruang Bedah

Ruang Anak

Ruang Kebidanan

Ruang Penyakit Dala

Mean
Difference
(I-J)
(J) Ruangan
Std. Error
Ruang Anak
4.278
4.211
Ruang Kebidanan
-.548
4.445
Ruang Penyakit Dala
-4.708
4.315
Ruang Bedah
-4.278
4.211
Ruang Kebidanan
-4.825
4.027
Ruang Penyakit Dala
-8.986
3.883
Ruang Bedah
.548
4.445
Ruang Anak
4.825
4.027
Ruang Penyakit Dala
-4.161
4.135
Ruang Bedah
4.708
4.315
Ruang Anak
8.986
3.883
Ruang Kebidanan
4.161
4.135
Ruang Anak
4.278
4.211
Ruang Kebidanan
-.548
4.445
Ruang Penyakit Dala
-4.708
4.315
Ruang Bedah
-4.278
4.211
Ruang Kebidanan
-4.825
4.027
Ruang Penyakit Dala
-8.986
3.883
Ruang Bedah
.548
4.445
Ruang Anak
4.825
4.027
Ruang Penyakit Dala
-4.161
4.135
Ruang Bedah
4.708
4.315
Ruang Anak
8.986
3.883
Ruang Kebidanan
4.161
4.135
Ruang Anak
4.44
21.69
Ruang Kebidanan
-.24
22.90
Ruang Penyakit Dala
4.96
22.23
Ruang Bedah
-4.44
21.69
Ruang Kebidanan
-4.68
20.74
Ruang Penyakit Dala
.51
20.00
Ruang Bedah
.24
22.90
Ruang Anak
4.68
20.74
Ruang Penyakit Dala
5.20
21.30
Ruang Bedah
-4.96
22.23
Ruang Anak
-.51
20.00
Ruang Kebidanan
-5.20
21.30
Ruang Anak
4.44
21.69
Ruang Kebidanan
-.24
22.90
Ruang Penyakit Dala
4.96
22.23
Ruang Bedah
-4.44
21.69
Ruang Kebidanan
-4.68
20.74
Ruang Penyakit Dala
.51
20.00
Ruang Bedah
.24
22.90
Ruang Anak
4.68
20.74
Ruang Penyakit Dala
5.20
21.30
Ruang Bedah
-4.96
22.23
Ruang Anak
-.51
20.00
Ruang Kebidanan
-5.20
21.30

95% Confidence Interval


Sig.
Lower Bound Upper Bound
.742
-7.275
15.831
.999
-12.743
11.648
.698
-16.547
7.130
.742
-15.831
7.275
.633
-15.872
6.222
.121
-19.638
1.665
.999
-11.648
12.743
.633
-6.222
15.872
.747
-15.506
7.184
.698
-7.130
16.547
.121
-1.665
19.638
.747
-7.184
15.506
1.000
-7.748
16.303
1.000
-13.242
12.147
1.000
-17.031
7.614
1.000
-16.303
7.748
1.000
-16.324
6.673
.173
-20.073
2.101
1.000
-12.147
13.242
1.000
-6.673
16.324
1.000
-15.970
7.648
1.000
-7.614
17.031
.173
-2.101
20.073
1.000
-7.648
15.970
.997
-55.07
63.96
1.000
-63.06
62.58
.996
-56.02
65.94
.997
-63.96
55.07
.996
-61.59
52.22
1.000
-54.35
55.38
1.000
-62.58
63.06
.996
-52.22
61.59
.995
-53.24
63.64
.996
-65.94
56.02
1.000
-55.38
54.35
.995
-63.64
53.24
1.000
-57.50
66.39
1.000
-65.63
65.15
1.000
-58.52
68.43
1.000
-66.39
57.50
1.000
-63.91
54.55
1.000
-56.60
57.62
1.000
-65.15
65.63
1.000
-54.55
63.91
1.000
-55.63
66.03
1.000
-68.43
58.52
1.000
-57.62
56.60
1.000
-66.03
55.63

Homogeneous Subsets
Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Beban Kerja

Ruangan
Tukey HSDa,b Ruang Anak
Ruang Bedah
Ruang Kebidanan
Ruang Penyakit Dalam
Sig.

N
9
6
7
8

Subset
for alpha
= .05
1
105.889
110.167
110.714
114.875
.163

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 7.331.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the
group sizes is used. Type I error levels are not
guaranteed.

Stess

Ruangan
Tukey HSDa,b Ruang Penyakit Dalam
Ruang Anak
Ruang Bedah
Ruang Kebidanan
Sig.

N
8
9
6
7

Subset
for alpha
= .05
1
190.38
190.89
195.33
195.57
.995

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 7.331.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the
group sizes is used. Type I error levels are not
guaranteed.

Uji Validitas dan Realibilitas (100 items)


Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Case Processing Summary


N
Cases

Valid
Excludeda
Total

20
0
20

%
100.0
.0
100.0

a. Listwise deletion based on all


variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.955

N of Items
100

Item Statistics

s1

Mean
1.90

Std. Deviation
.553

N
20

s2

2.80

.951

20

s3

2.75

.716

20

s4

2.45

.945

20

s5

2.50

.946

20

s6

2.60

1.095

20

s7

2.80

1.005

20

s8

1.70

1.129

20

s9

2.60

.883

20

s10

2.75

.967

20

s11

2.55

.945

20

s12

2.30

1.081

20

s13

3.60

.681

20

s14

3.45

.945

20

s15

3.55

.686

20

s16

3.40

.940

20

s17

2.60

.883

20

s18

2.75

.967

20

s19

2.55

.945

20

s20

2.30

1.081

20

s21

2.55

.999

20

s22

3.60

.681

20

s23

3.45

.945

20

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

s24

3.50

.827

20

s25

3.45

.826

20

s26

3.50

.946

20

s27

1.80

1.005

20

s28

2.10

1.165

20

s29

3.20

1.005

20

s30

3.60

.503

20

s31

2.70

1.218

20

s32

1.50

.513

20

s33

3.55

.686

20

s34

3.40

.940

20

s35

3.50

.889

20

s36

3.05

.999

20

s37

3.55

.686

20

s38

3.60

.681

20

s39

3.45

.945

20

s40

3.50

.827

20

s41

3.45

.826

20

s42

3.50

.946

20

s43

3.55

.686

20

s44

3.40

.940

20

s45

3.50

.889

20

s46

3.05

.999

20

s47

2.60

1.046

20

s48

1.80

.768

20

s49

1.60

.681

20

s50

3.55

.686

20

s51

2.40

1.231

20

s52

2.60

1.231

20

s53

2.20

1.005

20

s54

1.50

.688

20

s55

1.60

.940

20

s56

1.30

.923

20

s57

2.60

1.465

20

s58

2.70

1.455

20

s59

1.50

.827

20

s60

1.30

.923

20

s61

1.30

.923

20

s62

1.30

.657

20

s63

2.30

1.380

20

s64

1.70

.923

20

s65

2.80

1.361

20

s66

1.30

.657

20

s67

1.70

1.218

20

s68

1.40

.821

20

s69

1.80

1.005

20

s70

2.65

.745

20

s71

2.45

.945

20

s72

2.40

.821

20

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

s73

2.60

1.095

20

s74

2.60

.883

20

s75

2.75

.967

20

s76

2.55

.945

20

s77

2.30

1.081

20

s78

2.55

.999

20

s79

3.55

.686

20

s80

3.60

.681

20

s81

3.45

.945

20

s82

3.50

.827

20

s83

3.45

.826

20

s84

3.50

.946

20

s85

3.55

.686

20

s86

3.40

.940

20

s87

3.50

.889

20

s88

3.05

.999

20

s89

3.55

.686

20

s90

2.75

.716

20

s91

2.45

.945

20

s92

2.50

.946

20

s93

2.60

1.095

20

s94

2.60

.883

20

s95

2.75

.967

20

s96

2.55

.945

20

s97

2.30

1.081

20

s98

2.55

.999

20

s99

1.30

.657

20

s100

1.30

.657

20

Item-Total Statistics

s1

Scale Mean if
Item Deleted
266.45

Scale
Variance if
Item Deleted
1604.682

Corrected
Item-Total
Correlation
-.036

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.956

s2

265.55

1548.892

.716

.954

s3

265.60

1594.358

.149

.956

s4

265.90

1584.516

.239

.955

s5

265.85

1565.503

.494

.955

s6

265.75

1555.776

.537

.955

s7

265.55

1622.892

-.253

.957

s8

266.65

1559.608

.477

.955

s9

265.75

1546.934

.802

.954

s10

265.60

1560.884

.544

.955

s11

265.80

1562.800

.532

.955

s12

266.05

1559.839

.496

.955

s13

264.75

1560.303

.793

.954

s14

264.90

1543.358

.797

.954

s15

264.80

1558.168

.826

.954

s16

264.95

1542.787

.809

.954

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

s17

265.75

1546.934

.802

.954

s18

265.60

1560.884

.544

.955

s19

265.80

1562.800

.532

.955

s20

266.05

1559.839

.496

.955

s21

265.80

1565.958

.461

.955

s22

264.75

1560.303

.793

.954

s23

264.90

1543.358

.797

.954

s24

264.85

1548.555

.832

.954

s25

264.90

1549.568

.818

.954

s26

264.85

1539.608

.847

.954

s27

266.55

1571.524

.387

.955

s28

266.25

1615.987

-.149

.957

s29

265.15

1614.345

-.148

.957

s30

264.75

1603.776

-.016

.956

s31

265.65

1631.503

-.301

.957

s32

266.85

1594.871

.202

.955

s33

264.80

1558.168

.826

.954

s34

264.95

1542.787

.809

.954

s35

264.85

1551.924

.724

.954

s36

265.30

1550.116

.665

.954

s37

264.80

1563.221

.732

.954

s38

264.75

1560.303

.793

.954

s39

264.90

1543.358

.797

.954

s40

264.85

1548.555

.832

.954

s41

264.90

1549.568

.818

.954

s42

264.85

1539.608

.847

.954

s43

264.80

1558.168

.826

.954

s44

264.95

1542.787

.809

.954

s45

264.85

1551.924

.724

.954

s46

265.30

1550.116

.665

.954

s47

265.75

1617.145

-.176

.957

s48

266.55

1593.945

.145

.956

s49

266.75

1594.513

.155

.956

s50

264.80

1563.221

.732

.954

s51

265.95

1625.103

-.234

.957

s52

265.75

1606.934

-.051

.957

s53

266.15

1586.555

.198

.956

s54

266.85

1583.818

.349

.955

s55

266.75

1603.250

-.010

.956

s56

267.05

1602.892

-.005

.956

s57

265.75

1621.671

-.173

.958

s58

265.65

1607.187

-.051

.957

s59

266.85

1595.608

.108

.956

s60

267.05

1602.892

-.005

.956

s61

267.05

1602.892

-.005

.956

s62

267.05

1605.103

-.041

.956

s63

266.05

1611.313

-.089

.957

s64

266.65

1599.397

.043

.956

s65

265.55

1593.103

.078

.956

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

s66

267.05

1584.366

s67

266.65

s68

266.95

s69

.356

.955

1578.661

.240

.956

1603.524

-.012

.956

266.55

1621.208

-.232

.957

s70

265.70

1592.326

.177

.956

s71

265.90

1584.516

.239

.955

s72

265.95

1573.208

.453

.955

s73

265.75

1555.776

.537

.955

s74

265.75

1546.934

.802

.954

s75

265.60

1560.884

.544

.955

s76

265.80

1562.800

.532

.955

s77

266.05

1559.839

.496

.955

s78

265.80

1565.958

.461

.955

s79

264.80

1563.221

.732

.954

s80

264.75

1560.303

.793

.954

s81

264.90

1543.358

.797

.954

s82

264.85

1548.555

.832

.954

s83

264.90

1549.568

.818

.954

s84

264.85

1539.608

.847

.954

s85

264.80

1558.168

.826

.954

s86

264.95

1542.787

.809

.954

s87

264.85

1551.924

.724

.954

s88

265.30

1550.116

.665

.954

s89

264.80

1563.221

.732

.954

s90

265.60

1594.358

.149

.956

s91

265.90

1584.516

.239

.955

s92

265.85

1565.503

.494

.955

s93

265.75

1555.776

.537

.955

s94

265.75

1546.934

.802

.954

s95

265.60

1560.884

.544

.955

s96

265.80

1562.800

.532

.955

s97

266.05

1559.839

.496

.955

s98

265.80

1565.958

.461

.955

s99

267.05

1596.997

.114

.956

s100

267.05

1596.997

.114

.956

Uji Validitas dan Reliabilitas (65 Items)


Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

Case Processing Summary


N
Cases

Valid
Excludeda
Total

20
0
20

%
100.0
.0
100.0

a. Listwise deletion based on all


variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.982

N of Items
65

Item Statistics

s2

Mean
2.80

Std. Deviation
.951

N
20

s5

2.50

.946

20

s6

2.60

1.095

20

s8

1.70

1.129

20

s9

2.60

.883

20

s10

2.75

.967

20

s11

2.55

.945

20

s12

2.30

1.081

20

s13

3.60

.681

20

s14

3.45

.945

20

s15

3.55

.686

20

s16

3.40

.940

20

s17

2.60

.883

20

s18

2.75

.967

20

s19

2.55

.945

20

s20

2.30

1.081

20

s21

2.55

.999

20

s22

3.60

.681

20

s23

3.45

.945

20

s24

3.50

.827

20

s25

3.45

.826

20

s26

3.50

.946

20

s27

1.80

1.005

20

s33

3.55

.686

20

s34

3.40

.940

20

s35

3.50

.889

20

s36

3.05

.999

20

s37

3.55

.686

20

s38

3.60

.681

20

s39

3.45

.945

20

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

s40

3.50

.827

20

s41

3.45

.826

20

s42

3.50

.946

20

s43

3.55

.686

20

s44

3.40

.940

20

s45

3.50

.889

20

s46

3.05

.999

20

s50

3.55

.686

20

s54

1.50

.688

20

s66

1.30

.657

20

s72

2.40

.821

20

s73

2.60

1.095

20

s74

2.60

.883

20

s75

2.75

.967

20

s76

2.55

.945

20

s77

2.30

1.081

20

s78

2.55

.999

20

s79

3.55

.686

20

s80

3.60

.681

20

s81

3.45

.945

20

s82

3.50

.827

20

s83

3.45

.826

20

s84

3.50

.946

20

s85

3.55

.686

20

s86

3.40

.940

20

s87

3.50

.889

20

s88

3.05

.999

20

s89

3.55

.686

20

s92

2.50

.946

20

s93

2.60

1.095

20

s94

2.60

.883

20

s95

2.75

.967

20

s96

2.55

.945

20

s97

2.30

1.081

20

s98

2.55

.999

20

Item-Total Statistics

s2

Scale Mean if
Item Deleted
191.15

Scale
Variance if
Item Deleted
1564.029

Corrected
Item-Total
Correlation
.717

Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.982

s5

191.45

1576.471

.553

.982

s6

191.35

1565.924

.597

.982

s8

192.25

1583.461

.380

.983

s9

191.35

1569.608

.694

.982

s10

191.20

1575.958

.547

.982

s11

191.40

1575.621

.565

.982

s12

191.65

1575.503

.492

.982

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

s13

190.35

1573.082

.840

.982

s14

190.50

1555.737

.836

.982

s15

190.40

1570.674

.878

.982

s16

190.55

1558.787

.798

.982

s17

191.35

1569.608

.694

.982

s18

191.20

1575.958

.547

.982

s19

191.40

1575.621

.565

.982

s20

191.65

1575.503

.492

.982

s21

191.40

1576.042

.528

.982

s22

190.35

1573.082

.840

.982

s23

190.50

1555.737

.836

.982

s24

190.45

1563.103

.843

.982

s25

190.50

1562.579

.852

.982

s26

190.45

1551.418

.894

.982

s27

192.15

1592.239

.320

.983

s33

190.40

1570.674

.878

.982

s34

190.55

1558.787

.798

.982

s35

190.45

1564.471

.763

.982

s36

190.90

1560.516

.727

.982

s37

190.40

1578.674

.729

.982

s38

190.35

1573.082

.840

.982

s39

190.50

1555.737

.836

.982

s40

190.45

1563.103

.843

.982

s41

190.50

1562.579

.852

.982

s42

190.45

1551.418

.894

.982

s43

190.40

1570.674

.878

.982

s44

190.55

1558.787

.798

.982

s45

190.45

1564.471

.763

.982

s46

190.90

1560.516

.727

.982

s50

190.40

1578.674

.729

.982

s54

192.45

1596.892

.391

.982

s66

192.65

1602.661

.300

.982

s72

191.55

1584.366

.518

.982

s73

191.35

1565.924

.597

.982

s74

191.35

1569.608

.694

.982

s75

191.20

1575.958

.547

.982

s76

191.40

1575.621

.565

.982

s77

191.65

1575.503

.492

.982

s78

191.40

1576.042

.528

.982

s79

190.40

1578.674

.729

.982

s80

190.35

1573.082

.840

.982

s81

190.50

1555.737

.836

.982

s82

190.45

1563.103

.843

.982

s83

190.50

1562.579

.852

.982

s84

190.45

1551.418

.894

.982

s85

190.40

1570.674

.878

.982

s86

190.55

1558.787

.798

.982

s87

190.45

1564.471

.763

.982

s88

190.90

1560.516

.727

.982

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

s89

190.40

1578.674

.729

.982

s92

191.45

1576.471

.553

.982

s93

191.35

1565.924

.597

.982

s94

191.35

1569.608

.694

.982

s95

191.20

1575.958

.547

.982

s96

191.40

1575.621

.565

.982

s97

191.65

1575.503

.492

.982

s98

191.40

1576.042

.528

.982

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.
USU e-Repository 2008.

You might also like