Professional Documents
Culture Documents
JAKARTA
LAPORAN KASUS
PENATALAKSANAAN ULKUS DIABETIK PADA PASIEN
DIABETES MELITUS
Diajukan Kepada :
Pembimbing : dr. Dwi Edi Wahono, Sp. PD
Disusun Oleh :
Dessy Krissyena
1320221128
Disusun Oleh:
Dessy Krissyena
1320221128
Tanda Tangan
.......................
Tanggal
.............................
Mengesahkan:
Koordinator Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................................
BAB II
STATUS PASIEN.........................................................................................................
A. IDENTITAS PASIEN.......................................................................................
B. ANAMNESIS....................................................................................................
C. PEMERIKSAAN FISIK...................................................................................
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG.....................................................................
E. RINGKASAN MASALAH.............................................................................
F. DAFTAR MASALAH.....................................................................................
G. PENGKAJIAN................................................................................................
H. FOLLOW UP..................................................................................................
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................
DEFINISI DIABETES MELITUS.......................................................................
DIAGNOSIS DIABETES MELITUS...................................................................
ULKUS DIABETIK...............................................................................................
PATOFISIOLOGI ULKUS DIABETIK..............................................................
KLASIFIKASI KAKI DIABETIK.......................................................................
PENATALAKSANAAN KAKI DIABETIK........................................................
PERAWATAN LUKA KAKI DABETIK.............................................................
PILAR PENATALAKSANAAN DM...................................................................
PROGNOSIS..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
ini meningkat pada tahun ketiga menjadi 37%. Rerata umur pasien hanya 23,8
bulan pasca amputasi. Lamanya perawatan, besarnya biaya dan tindakan amputasi
yang merupakan kegagalan pengelolaan merupakan faktor-faktor yang mendesak
perlu diperhatikannya kasus kaki diabetik ini dengan sebaik-baiknya.1,2
Penatalaksanaan pada kaki diabetik yang menyeluruh dan sistematik sangat
dibutuhkan oleh penderita DM. Pada laporan kasus ini, penulis akan menjabarkan
suatu kasus mengenai ulkus diabetikum yang merupakan satu dari berbagai
komplikasi kronik DM, serta penatalaksanaanya.
BAB II
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis kelamin
Umur
TTL
Status
Agama
Suku Bangsa
Pekerjaan
Alamat
: Ny. RZ
: Perempuan
: 51tahun
: 16 April 1963
: Menikah
: Islam
: Gorontalo
: Ibu Rumah Tangga
:Polum Bulak Macan, Jl. Jaya Wijaya RT 09/12.
Masuk RS
Keluar RS
No. CM
B. ANAMNESIS
Autoanamnesa dan aloanamnesa pada 14Agustus 2014, pukul 9.30 WIB.
Keluhan utama
: Luka pada kelingking kanan sejak 1 bulan SMRS
Riwayat penyakit sekarang :
1 bulan SMRS pasien mengaku terdapat kulit kapalan yang keras di
kelingking kaki kanan, lalu pasien mengorek kulit tersebut hingga terkelupas
bolong 1cm. Beberapa hari kemudian timbul lenting pada kelingkingnya.
Lenting meluas ke jari tengah dan telunjuk kaki kanan hingga ke pergelangan kaki
atas, luka kemudian menjadi hitam, bernanah, dan berbau. Luka yang menghitam
dari jari tengah ke jari telunjuk kaki kanan dalam waktu kurang dari
seminggu.Terdapat lentingan baru yang berisi darah didekat telapak kaki kanan
sisi luar, yang berisi darah menggumpal, lentingan dicongkel oleh pasien dan
pecah. Lama kelamaan luka tersebut bergabung dengan luka lama yang berasal
dari kelingking kaki kanan pasien. Pasien mengaku berobat ke klinik dan diberi
obat gula. Pasien pernah melakukan perawatan luka yang menghitam ke klinik
kaki diabetik sebanyak dua kali, namun tidak membaik, lalu pasien dirujuk ke
rumah sakit.
Kulit
thorakoabdominal
: putih, ikterik (-), lembab
Kepala
Wajah
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Thoraks
Extent
Depth
Infection
pus
(+),
leukositosis,
hypotension skor 4
: ada skor 2
Sensation impairment
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM DARAH
Jenis
11/08/2014
13/08/2014
14/08/2014
Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
6.25
6.25
7.41
MCV
MCH
MCHC
Koagulasi
PT
Kontrol
pasien
Nilai Rujukan
8.7*
26*
3.4*
17.000*
499.000*
10.5*
31*
3.9*
14.500*
414.000*
12 16g/dL
37 47%
4.3 6.0juta/uL
4.800 10.800/uL
150.000
79
26
34
81
27
34
10.8
10.8
11.1
Detik
11.3
11.3
12.8*
9.3-11.8
32.2
32.2
32.5
Detik
29.8*
7290*
29.8*
7290*
41.4
31-47
< 550 ng/mL
400.000/uL
80 96 fL
27 32 pg
32 36 g/dL
APTT
Kontrol
pasien
D-Dimer
Imunoserologi
Procalcitonin
0.31ng/ml
(6-24jam)
>2 ng/mL : resiko tinggi
sepsis (Infeksi sistemik)
(Metode ELFA)
Kimia Klinik
Albumin
2.8*
GDS
45**
Natrium
130*
Cl
100
PEMERIKSAAN KULTUR
2.8*
3.5-5.0 g/dL
< 140 mg/dL
135-147 mmol/L
95-105 mmol/L
Cefepim,
Doxycycline,
Gentamycin,
Cefotaxim,
Imipenem,
Netilmicyn,
Tobramycin,
Ceftizoximedan
Lefofloxacin.
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI PEDIS DEXTRA PROYEKSI AP DAN
OBLIK
Hasil sebagai berikut :
-
Kedudukan tulang-tulang
Tak tampak destruksi, subluksasi
Tak tampak fraktur, lesi litik atau blastik
Tampak emfisema subkutis
Tak tampak adanya reaksi periosteal
Kesan :
10
Gambar 5. Ulkus dan gangrene digiti 2,3,5 pada punggung kaki kanan
11
sejak awal muncul lenting. Pasien tidak nafsu makan sejak 1 minggu SMRS, perut
terasa kembung. Pasien mengetahui sakit gula dari tahun 1998, karena
mengeluhkan pangkal kakinya terasa tegang. Diberikan obat glikos dan fiban.
Pasien tidak rutin minum obat dan kontrol. Mata kanan pasien mengalami
gangguan penglihatan. Tidak ada riwayat sesak saat berjalan, nyeri dada,
pendengaran yang kurang, bengkak pada tangan dan kaki. Tidak ada alergi obat.
Pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, keadaan umum sakit sedang,
Tekanan darah 100/80 mmHg, Nadi 104x/menit, laju pernafasan 20x/menit, suhu
37.2 C, penglihatan mata sebelah kanan terganggu paru dan jantung dalam batas
normal, ulkus gangrene pedis dextra. Dilakukan pemeriksaan penunjang berupa
radiografi pedis dextra dengan hasil emfisema subkutis pada region pedis dextra
dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda osteomielitis.
F. DAFTAR MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
G. PENGKAJIAN
1. Ulkus DM pedis dextra, Gangrene DM digiti 2,3,5 pedis dextra
Anamnesis
Luka di kaki kanan yang menjadi hitam, bernanah, dan berbau.
Riwayat penyakit DM sejak tahun 1998.
Pemeriksaan fisik
terdapat ulkus pada kaki kanan di telapak kaki, jari kaki sampai ke
punggung kaki serta pergelangan kaki bagian dalam, pus (+/-), kemerahan
(+/-), nyeri (+/-), gangren (+/-).
Status Lokalis:
Pedis dextra
Perfusion impairment grade
12
Extent
mm2)
Depth
Infection
pus
(+),
leukositosis,
hypotension skor 4
Sensation impairment
: ada skor 2
Rencana Terapi
Cefepime 2x1gram
Metronidazole 3x500 mg
Debridement
Konsultasi dengan spesialis bedah dan rehab medik
2.
Anamnesis
Luka yang menghitam dari jari tengah ke jari telunjuk kaki kanan
dalam waktu kurang dari seminggu.
Pemeriksaan fisik
Gangren digiti 2,3,5 pedis dextra
Rencana Diagnosis
USG Dopller
Rencana Terapi
Konsultasi dengan spesialis bedah untuk amputasi
3.
Anamnesis
Riwayat Diabetes Melitus sejak tahun 1998 tidak rutin minum obat dan
periksa gula darah, BB 60 TB 162 (IMT: 22.9) normoweight.. Gejala
klasik DM seperti sering haus, sering buang air kecil terutama saat malam
hari, cepat lelah dan mengantuk. Riwayat keluarga pasien yang juga
menderita Diabetes Melitus yaitu sepupu pasien.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan labolatorium
-
Rencana diagnosis: DPL, HbA1c, profil lipid, asam urat, cek kurva
gula darah harian
13
Terapi:
Novorapid 3x10 IU
Lantus 1x10 IU
Diet 1500 kkal (Berat Badan Ideal : 55.8 kg)
Anamnesis
Pasien tidak nafsu makan, dan hanya mau makan beberapa sendok
saja, perut terasa kembung.
Pemeriksaan fisik
Nyeri tekan epigastrium (+)
Rencana Terapi
OMZ 1x40 g
Ondansentron 3x4mg
5. Hipoalbumin
Pemeriksaan laboratorium :
Albumin : 2.8
Rencana Diagnosis :
Pemeriksaan kimia klinik
Terapi :
Tranfusi albumin 20% 100cc
H. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: Dubia
Quo ad sanastionam : Dubia ad malam
Quo ad functionam : Dubia ad malam
14
I. FOLLOW UP
15/08/2014
18/08/2014
S: kaki kanan masih sakit, kurang nafsu S: pasien mengeluh badan masih
makan, perut agak kembung, hanya lemas
O: CM
mau makan sayur saja, BAB kurang.
TD 130/80mmHg, HR 88 x/m, RR 20
O: CM
TD 120/70mmHg, HR 100 x/m, RR 22 x/m, S 36oC
Mata: CA -/-, SI -/x/m, S 36,5oC
Thorax: BJ I/II regular, murmur (-)
Mata: CA -/-, SI -/Thorax: BJ I/II regular, murmur (-) gallop (-), SN vesikuler, rhonchi -/-,
gallop (-), SN vesikuler, rhonchi -/-, wheezing -/-.
Abd: Datar, supel, BU dbn, nyeri
wheezing -/-.
Abd: Datar, supel, BU dbn, nyeri epigastrium tidak ada
Ext: akral hangat, terdapat luka postepigastrium tidak ada
Ext: Ulkus dan gangrene pada pedis amputasi di pedis dextra
GDS: 114, 140, 94, 167
dextra
A:
GDS: Jam 6.30 = 435, 7.30 = 315, 8.30
1.
Acute Limb Ischemic
= 313, 9.30 = 299, 10.30 = 260 , 11.30
pedis dextra post amputasi
= 219 , 12.30 = 165
2.
DM
Tipe
II,
A:
normoweight,
riwayat
1. Ulkus DM pedis dextra, gangren
hipoglikemi
DM digiti 2,3,5 pedis dextra
3.
Dispepsi intake sulit
2. Acute Limb Ischemic pedis dextra
4.
Hipoalbumin perbaikan
3. DM Tipe II, normoweight, riwayat
P: PCT, laktat, DPL, diff.count,
hipoglikemi
ureum/creatinin,
SGOT/SGPT,
4. Dispepsi intake sulit
5. Hipoalbumin
PT/APTT, DPL + diff.count, hasil
P: DPL, diff.count, ureum/creatinin,
USG doppler
SGOT/SGPT, PT/APTT, procalcitonin. Th/
Th/
IVFD NaCl 0.9% 500cc/8jam
IVFD Dextrose 5% 500cc/8jam
Diet DM lunak 1500 kkal/hari, protein
Puasa
1 g/kgBB
Cefepime 2x1gram
Cefepime 2x1gram
Metronidazole 3x500 mg
Metronidazole 3x500 mg
OMZ 1x40 g
OMZ 1x40 mg
Ondansentron 3x4mg
Ondansentron 3x4mg
Tranfusi albumin 20% 100cc
Tranfusi albumin 20% 100cc
Novorapid 3x10 IU
Novorapid 3x10 IU
Lantus 1x10
15
19/08/2014
20/08/2014
hipoglikemi
2.
SGOT/SGPT,
perbaikan (2.9)
PT/APTT, DPL + diff.count, hasil USG 5.
Konstipasi
P:
Hasil
USG
doppler
Doppler,
16
Th/
ureum/creatinin,
elektrolit,
IVFD NaCl 0.9% 500cc/8jam
SGOT/SGPT, PT/APTT, DPL +
Diet DM lunak 1500 kkal/hari, protein
diff.count.
1 g/kgBB
Th/
Cefepime 2x1gram
IVFD NaCl 0.9% 500cc/8jam
Metronidazole 3x500 mg
Diet DM lunak 1500 kkal/hari, protein
OMZ 1x40 mg
Ondansentron 3x4mg
1 g/kgBB
Laxadin 3 x IC
Ceftriaxone 1x2 gram
Novorapid 3x10 IU
OMZ 2x20 mg PO
Lantus 1x10 IU
Domperidone 3x10 mg PO
Miring kanan dan kiri, mobilisasi
Ondansentron 3x8mg
Konsul Rehab Medik
Laxadin 3 x IC
Novorapid 3x10 IU
Lantus 1x10 IU
Miring kanan dan kiri, mobilisasi
Konsul Rehab Medik
21/08/2014
S: tidak ada keluhan
O: CM
TD 130/85mmHg, HR 100 x/m, RR 18
x/m, S 36.6oC
Mata: CA -/-, SI -/Thorax: BJ I/II regular, murmur (-)
gallop (-), SN vesikuler, rhonchi -/-,
wheezing -/-.
Abd: Datar, supel, BU dbn, nyeri
epigastrium tidak ada
Ext: akral hangat, terdapat luka postamputasi di pedis dextra
GDS: 135
A:
1. DM Tipe II, normoweight
2.
Acute Limb Ischemic
pedis dextra post amputasi
3.
Dispepsi perbaikan
P:Rencana rawat jalan
Th/
Cefepime 2x1gram
Domperidone 3x10 mg PO
Novorapid 3x10 IU
17
Lantus 1x10
Edukasi insulin, kaki
Kontrol penyakit dalam dan orthopedi
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
18
19
20
klasifikasi
kaki
ini
bertujuan
mempermudah
Klasifikasi PEDIS
Tabel 2.1. Klasifikasi PEDIS International Consensus on the Diabetic Foot
2003.4
21
Impaired Perfusion
1 = None
2 = PAD + but no critical
3 = Critical limb ischemia
1 = Superficial full thickness, not deeper than
dermis
2 = Deep ulcer, below dermis, involving
Size/Extent in mm2
Tissue Loss/Depth
Infection
of inflammatory response
4 = Infection with systemic manifestation: fever,
leukocytosis,
Impaired Sensation
shift
to
the
left,
metabolic
Sumber: Waspadji S. Kaki Diabetes. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
III.Edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009 Hal.1966
Klasifikasi Wagner
Tabel 2.2. Klasifikasi Wagner (Klasifikasi yang saat ini masih banyak dipakai).4
Stadiu
m
A
Tingkat
0
Tanpa
1
tukak Luka
22
atau
tukak,
pasca superfisial,
kulit tidak
intak/utuh
tendon
atau
kapsul sendi
tulang
kapsul sendi
B
Dengan infeksi
C
Dengan iskemia
D
Dengan infeksi dan iskemia
Sumber: Waspadji S. Kaki Diabetes.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
III.Edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009 . Hal1966
ulkus
diabetes
diabetikum
secara
garis
adalah
besar
Debridement
Debridement menjadi salah satu tindakan yang terpenting dalam
perawatan luka. Debridement adalah suatu tindakan untuk membuang jaringan
nekrosis, callus dan jaringan fibrotik. Jaringan mati yang dibuang sekitar 2-3
23
Surgical
debridement
merupakan
standar
baku
pada
ulkus
diabetikum dan metode yang paling efisien, khususnya pada luka yang
banyak terdapat jaringan nekrosis atau terinfeksi. Pada kasus dimana infeksi
telah merusak fungsi kaki atau membahayakan jiwa pasien, amputasi
diperlukan untuk memungkinkan kontrol infeksi dan penutupan luka
selanjutnya.
Debridement enzimatis menggunakan agen topikal yang akan merusak
jaringan nekrotik dengan enzim proteolitik seperti papain, colagenase,
fibrinolisin-Dnase, papain-urea, streptokinase, streptodornase dan tripsin.
Agen
dengan
balutan
tertutup.
Penggunaan
agen
topikal
tersebut tidak
24
ulkus.
Metode
ini
cast
walker,
sehingga
memungkinkan
untuk
inspeksi luka setiap hari, penggantian balutan, dan deteksi infeksi dini.
Penanganan Infeksi
Ulkus diabetikum memungkinkan masuknya bakteri, serta menimbulkan
infeksi pada luka. Karena angka kejadian infeksi yang tinggi pada ulkus
diabetes, maka diperlukan pendekatan sistemik untuk penilaian yang lengkap.
Diagnosis infeksi terutama berdasarkan keadaan klinis seperti eritema, edema,
nyeri, lunak, hangat dan keluarnya nanah dari luka.
25
Pasien dalam laporan kasus kali ini sudah terjadi infeksi sistemik, sehingga
masuk dalam kategori infeksi berat. Infeksi akibat kaki diabetik yang dialami
pasien sampai mengakibatkan pasien dalam keadaan sepsis.
Patogen penyebab infeksi kaki diabetik adalah polimikrobial. Patogen
tersebut antara lain bakteri Gram negatif, bakteri Gram positif, maupun jamur.
Tabel 2.4. Patogen penyebab infeksi kaki diabetik8,9
No.
Fungi
Bakteri Gram
Candida spp
Pseudomonas
positif
Staphylococcus
Tricosporon spp
aeruginosa
Escherichia coli
aureus
-hemolytic
streptococci
MRSA
Enterococcus
3
4
Trichophyton spp
Aspergillus spp
Klebsillea pneumoniae
Proteus mirabilis
5
6
7
Fusarium spp
Penicillium spp
Basidiobolus
Enterobacter spp
faecalis
ranarum
Pasien dalam laporan kasus ini telah di kultur. Kultur diambil dari pus pada
tanggal 7 Agustus 2014, 1 hari setelah pasien masuk RSPAD. Hasil kultur
didapatkan infeksi Batang Gram Negatif yaitu Pseudomonas aeruginosa. Hasil ini
sesuai dengan tabel di atas, yaitu penyebab tersering infeksi kaki diabetik pada
bakteri Gram negatif adalah Pseudomonas aeruginosa.
Terapi antibiotik harus didasarkan pada hasil kultur bakteri dan
kemampuan toksistas antibiotika tersebut.6 Antibiotik untuk mengobati kaki
diabetik sebelum ada hasil kultur, adalah pemberian antibiotik Triple Blind
Therapy :
26
Tabel 2.5. Pedoman memilih rejimen antibiotik untuk terapi empirik infeksi kaki
diabetik1
Kuman patogen yang
Karakteristik infeksi
1. Akut, belum
Jenis Antibiotik
Dicloxacilin, oxacilin,
mendapat AB,
ampicilin/sulbactam,
prevalensi MRSA
cephalexin, atau
rendah
2. infeksi rumah sakit,
clindamycin
CA-MRSA: Clindamicyn
MRSA *)
pernah dirawat di RS
, cotrimoxazol,
doxycycline; HA-MRSA:
prevalensi MRSA
teicoplanin, vancomycin,
tinggi
3.Kronik, riwayat
atau linezolid
Moxifloxacin,
terapi AB sebelumnya
ticarcilin/clavulanate atau
piperacillin/tazobactam;
anaerob
clindamycin plus
ciprofloxacin;
cephalosporin III atau IV
plus metronidazole;
meropenem; fosfomycin
Clindamycin plus
dengan gejala/tanda
ciprofloxacine atau
ceftazidime **);
sistemik/sepsis
clindamycin plus
cephalosporin III atau IV;
cefepime plus
metronidazole plus
linezolid #);
piperacilin/tazobactam
27
aeruginosa
dengan
antibiotik
yang
sensitif
Amikasin,
Kanamycin,
Ceftazidim,
Meropenem,
Piperacilin/Tazobactam,
pada
ulkus
(antibiotika),
membantu
debridement
(enzim),
dan
28
1. Edukasi
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan
perilaku telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang
diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat.
Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku
sehat. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan
edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan motivasi. Pengetahuan
tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia
serta cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien. Pemantauan kadar
glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri, setelah mendapat pelatihan
khusus.3
Edukasi perawatan kaki diabetik juga penting. Pemeriksaan kaki
setiap hari mutlak dilakukan untuk deteksi dini luka. Membersihkan kaki
dengan air bersih dan keringkan sela-sela jari kaki. Berikan pelembab pada
kulit yang kering dan gunting kuku dengan teknik yang benar. Periksa kaki
rutin ke dokter terutama bila ada luka.1
2. Terapi Nutrisi Medis (TNM)
Terapi Nutrisi Medis (TNM)
merupakan
bagian
dari
29
30
6. Prognosis
Pada penderita diabetes, 1 diantara 20 penderita akan menderita
ulkus pada kaki dan 1 diantara 100 penderita akan membutuhkan amputasi
setiap tahun. Oleh karena itu, diabetes merupakan faktor penyebab utama
amputasi non trauma ekstremitas bawah di Amerika Serikat. Amputasi
kontralateral akan dilakukan pada 50 % penderita ini selama rentang 5 tahun
ke depan.6
Neuropati perifer yang terjadi pada 60% penderita diabetes merupakan
resiko terbesar terjadinya ulkus pada kaki, diikuti dengan penyakit
mikrovaskuler
DAFTAR PUSTAKA
Podiatric
Medical
Association
Diabetic
Wound
Care
www.podiatrists.org/visitors/foothealth/general/diabwound
6. Hariani L, Perdanakusuma D. Perawatan Ulkus Diabetes. Diakses dari :
journal.unair.ac.id/filerPDF/02.%20Perawatan%20Ulkus%20Diabetes.pdf
Surabaya.
7. Soegono S. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus Terkini. Dalam
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
2004. Hal 17-28
31
8. Lipsky, BA, et al,. 2004. Diagnosis and Treatment of Dabetic Foot Infections.
Diakses dari : cid.oxfordjournals.org/content/39/7/885.long US
9. Nair S, et al,. 2007. Incidence of Mycotic Infections in Diabetic Foot Tissue.
Journal of Culture Collections Vol.5, p 85-89.
10. Kalani M, et al,. 2002. Hyperbaric Oxygen (HBO) Therapy in Treatment of
Diabetic Foot Ulcers. Long Term Follow-up. Journal of Diabetes and Its
Complications 16, p.153-158.
32