Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
Kanker indung telur adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel yang tidak lazim (kanker)
pada satu atau dua bagian indung telur
Kanker indung telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung
telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa
menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem
pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit di diagnosa
dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo,
1995).
2. Klasifikasi
Jenis kanker ovarium meliputi:
a. Epithelial (65% dari semua kanker ovarium).
Tumor epiteal ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada umumnya jenis
tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, namun jika terjadi keganasan maka disebut
epitelial ovarium carcinomas yang merupakan jenis tumor yang paling sering dan penyebab
kematian terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial secara mikrokopis
tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker, dinamakan sebagai tumor borderline atau tumor
yang berpotensi ganas. (Ari, 2008)
Berikut adalah beberapa kanker epithelial :
1) Serosa (20%-50%, kebanyakan ganas)
2) Muscinosa (15%-25%, dapat tumbuh hingga ukuran besar, histologinya bervariasi)
3) Endometrioid (5%, sekitar 10% berhubungan dengan endometriosisi)
4) Clear cell (5%, prognosisnya sangat buruk)
5) Brenner (2%-3%, kebanyakan jinak)
b. Germ cell (25% dari semua kanker ovarium).
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum, umumnya tumor
germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal
adalah teratoma, disgermioma dan tumor sinus endodermal (Ari, 2008).
Germ cell terdiri atas :
Disgermioma
Mixed germ cell tumor
Teratoma imatur
Koriokarsinoma
Endodermal sinus tumor
Embrional karsinoma
c. Sex cord stromal (5% dari semua kanker ovarium) terdiri atas sel granulosa tumor. Tipe
lainnya adalah sertoli-leydig.
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi
hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan (Ari, 2008).
Klasifikasi stadium kanker ovarium berdasarkan FIGO (International Federation of
Gynecology and Obstetrics
Stadium I terbatas pada 1 / 2 ovarium
IA
Mengenai 1 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
IB
Mengenai 2 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
IC
Kriteria I A / I B disertai 1 > lebih keadaan sbb :
1.
2.
3.
II A
II B
II C
3.
4.
Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga
metastasis ke permukaan liver.
Derajat keganasan kanker ovarium
Derajat 1 : differensiasi baik
Derajat 2 : differensiasi sedang
Derajat 3 : differensiasi buruk
Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih baik.
Etiologi
Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker ovarium. Secara umum, kanker dimulai ketika
sel-sel sehat mengalami mutasi genetik yang mengubah sel normal menjadi sel abnormal. Sel
sehat tumbuh dan berkembang biak pada tingkat yang ditetapkan, akhirnya mati pada waktu
yang ditetapkan. Sel-sel kanker tumbuh dan berkembang di luar kendali, dan mereka tidak
mati. Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker
menginvasi jaringan terdekat dan dapat pecah dari tumor awal untuk menyebar ke tempat lain
dalam tubuh (metastasis). Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker
ovarium, diantaranya:
Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang
terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen.
Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal
dan sel-sel kanker ovarium.
Tanda dan Gejala
Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
Haid tidak teratur
Ketegangan menstrual yang terus meningkat
Menoragia
Nyeri tekan pada payudara
Menopause dini
Rasa tidak nyaman pada abdomen
Dispepsia
Tekanan pada pelvis
Sering berkemih
Flatulenes
Rasa begah setelah makan makanan kecil
Lingkar abdomen yang terus meningkat.
Pada stadium dini gejala-gejala kanker ovarium tidak khas, lebih dari 70% penderita
kanker ovarium sudah dalam stadium lanjut. Gejala kanker ovarium yang sering ditemukan :
Nyeri perut
Perut buncit
Gangguan fungsi saluran cerna
Berat badan turun secara nyata
Perdarahan pervaginam yang tidak normal
Gangguan saluran kencing
Rasa tertekan pada rongga panggul
Nyeri punggung
Penderita bisa meraba sendiri tumor di bagian bawah perut
5. Faktor Resiko Tejadinya Kanker Ovarium
1.
Obat kesuburan
2.
Pernah menderita kanker payudara
3.
Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium
4.
Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim
(menunjukkan adanya sindroma Lynch II).
5.
Wanita di atas usia 50 tahun
6.
Wanita yang tidak memilki anak (nullipara)
7.
Wanita yang memiliki anak lebih dari 35 tahun
6. Patofisiologi
Kebanyakan teori patofisiologi kanker ovarium meliputi konsep yang dimulai dengan
dedifferentiation dari sel-sel yang melapisi ovarium. Selama ovulasi, sel-sel ini dapat
dimasukkan ke dalam ovarium, di mana mereka kemudian berkembang biak. Kanker ovarium
biasanya menyebar ke permukaan peritoneum dan omentum.
Karsinoma ovarium bisa menyebar dengan ekstensi lokal, invasi limfatik, implantasi
intraperitoneal, penyebaran hematogen, dan bagian transdiaphragmatic. Penyebaran
intraperitoneal adalah karakteristik yang paling umum dan diakui dari kanker ovarium. Selsel ganas dapat implan di mana saja dalam rongga peritoneal tetapi lebih cenderung untuk
menanamkan di situs statis sepanjang sirkulasi cairan peritoneum. Seperti dibahas
selanjutnya, mekanisme penyebaran mewakili pemikiran untuk melakukan pementasan
penyakit. Operasi ini, dikenal sebagai profilaksis ooforektomi, dianjurkan terutama bagi
perempuan yang telah dites positif untuk mutasi gen BRCA atau wanita yang mempunyai
sejarah keluarga yang kuat payudara dan kanker ovarium, bahkan jika tidak ada mutasi
genetik yang telah diidentifikasi.
11. Komplikasi
1.
Penyebaran kanker ke organ lain
2.
Progressive function loss of various organs Fungsi progresif hilangnya berbagai organ
3.
Ascites (fluid in the abdomen) Ascites (cairan di perut)
4.
Intestinal Obstructions Usus Penghalang
Sel-sel dapat implan di lain perut (peritoneal) struktur, termasuk rahim, kandung kemih,
usus, lapisan dinding usus (omentum) dan, lebih jarang, ke paru-paru.
Asuhan Keperawatan Ca Ovarium
1. Pengkajian
Data diri klien
Data biologis/fisiologis keluhan utama, riwayat keluhan utama
Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat reproduksi siklus haid, durasi haid
Riwayat obstetric kehamilan, persalinan, nifas, hamil
Data psikologis/sosiologis reaksi emosional setelah penyakit diketahui
Pemeriksaan fisik
Aktifitas istirahat
Gejala :
Kelemahan / keletihan
Perubahan pada pola tidur
Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri,ansietas,keringat malam
Pekerjaan / profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan ,tingkat stress tinggi
Integritas ego
Gejala :
Faktor sress,merokok,alcohol
Menunda mencari pengobatan
Masalah tentang lesi / cacat, pembedahan
Menyangkal diagnosis, putus asa
Eliminasi
Gejala :
Pada kanker Ovarium terdapat tanda haid tidak teratur ,sering berkemih,menopouse dini dan
menorrhagia.
Makanan dan minuman
Gejala : dispepsia,rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar abdomen yang terus meningkat).
Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope
Nyeri / ketidaknyamanan Gejala :
Adanya nyeri, derajat bervariasi dari nyeri tingkat ringan s/d berat ( dihubungkan dengan
proses penyakit )
Intervensi
2.
Kolaborasi
tindakan
1.
pembedahan
untuk
pengangkatan kanker.
Kolabarasi
untuk
pemberian
terapi
2.
analgesik.
3.
3. Atur posisi senyaman
mungkin.
4. Ajarkan dan lakukan
4.
tehnik relaksasi.
5. Kaji tingkat dan intensitas
5.
nyeri.
a.
Tujuan : Mengembalikan pola
nafas klien menjadi normal
kembali
b.
Kriteria Hasil :
Klien tidak mengeluh sesak
RR normal kembali antara 16c.
Batasi
aktivitas
mobilisasi klien
Rasional
Pembedahan
bertujuan
untuk
menghilangkan
faktor utama penyebab
nyeri.
Menghilangkan rasa nyeri
Menurunkan
tingkat
ketegangan pada daerah
nyeri
Merelaksasi otot otot
tubuh
Mengidentifikasi skala dan
perkembangan nyeri.
dan
a. Istirahat dapat mengurangi
konsumsi O2 klien
b. Posisi
semi
fawler
Mengistirahatkan
klien menambah ruang ekspansi
dengan posisi semifawler
dada
Longgarkan baju klien c. Baju klien yang longgar
mempermudah klien dalam
24x/mnt
Klien tidak terlihat cemas dan
bernafas
d. Kolaborasi
pemberian
d. Terapi oksigen dibutuhkan
gelisah
terapi oksigen
jika klien membutuhkan
O2 lebih
e.
e.
a.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam
nutrisi pasien terpenuhi
b.
Kriteria Hasil : mual (-), nafsu
makan pasien meningkat, berat
badan stabil, penambahan
berat badan progresif.
c.
d.
3.
e.
f.
4.
a.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam klien
tidak terlihat cemas dan gelisah
Kriteria hasil :
b.
berkurangnya rasa takut, klien
tahu dan mengerti tentang
c.
keadaan dirinya, klien dapat
melakukan manajemen stress
d.
terhadap kondisinya.
Tenangkan klien
Pantau masukan makanan
a.
setiap hari.
Dorong pasien untuk
makan diet tinggi kalori
b.
kaya protein kaya nutrient,
dengan masukan cairan
adekuat.
Dorong
penggunaan
suplement dan makan
c.
sering atau lebih sedikit
yang dibagi-bagi selama
sehari
Kontrol factor lingkungan.
d.
Hindari terlalu terlalu
manis, berlemak, atau
e.
makanan pedas.
Dorong
penggunaan
teknik
relaksasi,
visualisasi,
bimbingan
imajenasi, latihan sedang
sebelum makan.
f.
Identifikasi pasien yang
mengalami mual atau
muntah yang diantisipasi.
Dengarkan
dengan
a.
seksama apa keluh kesah
klien
Berikan
solusi
yang
relevan
b.
Berikan informasi tentang
kesehatan klien
c.
Temani
klien
dalam
memutuskan sesuatu
d.
e. Berikan humor ringan
kepada klien
e.
4. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/ aktivitas yang telah ditemukan, pada
tahap ini perawat siap membantu pasien atau orang terdekat menerima stress situasi atau