You are on page 1of 29

Rencana Mutu Kontrak (RMK)

RENCANA MUTU PROYEK


Rencana Mutu Proyek (RMK) merupakan salah satu dokumen pelaporan administrasi dan
pengendalian proyek yang sering kali ditiadakan oleh Kontraktor Pelaksana, karena alasan ribet,
ruwet, dan membebani. Bagi Konsultan Supervisi, RMK merupakan salah satu alat pengendali
yang jitu. Nah dengan latar belakang yang saling tolak belakang antara Kontraktor Pelaksana vs
Konsultan Supervisi ini, RMK tetaplah harus disiapkan demi Pengendalian Proyek agar sesuai
jadual yang telah ditetapkan, tidak menyalahi spesifikasi dan kualitas, serta mengacu pada
kuantitas yang telah dianggarkan.
Di bawah ini salah satu contoh Rencana Mutu Kontrak agar dapat dipakai untuk acuan.
Cover (Halaman Depan)
RENCANA MUTU KONTRAK
PEKERJAAN
: [Nama Pekerjaan sesuai Kontrak]
LOKASI
: [Lokasi Pekerjaan sesuai Kontrak]
PELAKSANA
: [Nama Kontraktor Pelaksana]
KONSULTAN SUPERVISI : [Nama Konsultan Pengawas/Supervisi]
TAHUN ANGGARAN 20..
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

UMUM
Tujuan
Informasi Pemilik
Identitas Pekerjaan
Diskripsi Pekerjaan

BAB III

STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS


Struktur Organisasi

Uraian Tanggung Jawab


BAB IV

BAB V

RENCANA MUTU KONTRAK


Bagan Alir Kegiatan Pelaksanaan
Daftar SP, SD, dan IK
Ringkasan Spesifik Teknik
Jadual Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
Kriteria Penerimaan
Rencana Pemeriksaan dan Pengetesan
Daftar Monitoring Kerja
Daftar Peralatan
Check List
Audit Mutu Pekerjaan
PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Uraikan latar belakang adanya pekerjaan yang dilaksanakan antara Kontraktor Pelaksana, dengan
nomor kontrak, ruang lingkup, Kontrakro Supervisi, Pemberi Pekerjaan, dan tahun anggaran.
Tujuan adanya Dokumen Mutu Kontrak ini dikaitkan dengan keinginan pemberi kontrak,
dikaitkan dengan pengendalian kuantitas dan kualitas pekerjaan, selain itu juga dikaitkan dengan
kesesuaian spesifikasi, jadual pelaksanaan, dan metode kerja.
Untuk lebih efisiennya pelaksanaan pengendalian mutu atas/produk pekerjaan tersebut, perlu
adanya jaminan mutu terhadap ketaatan dan konsisten dalam penjalankan prosedur mutu yang
telah ditetapkan dalam proses pelaksanaan dan dokumen kontrak.
Adapun dokumen-dokumen acuan yang digunakan untuk pengendalian mutu pekerjaan agar
sesuai dengan yang diinginkan adalah antara lain: Dokumen Pengadaan, Dokumen Kontrak,
Berita Acara, dan Kesepakatan-kesepakatan perubahan yang disetujui bersama antara
Pemerintah, Pelaksana, dan Konsultan Pengawas.
Oleh karena itu, perlu disusun Rencana Mutu Kontrak guna memenuhi mekanisme hubungan
antara system jaminan mutu seri ISO 9001: 2000 terhadap spesifikasi teknis dan gambar kontrak.
Rencana Mutu Kontrak ini nantinya digunakan Dinas Pertambangan dan Energi sebagai alat
untuk menamin agar spesifikasi teknis dan gambar kontrak dijalankan secara benar sebagaimana
ketentuannya.
BAB II

UMUM
TUJUAN
Rencana Mutu Kontrak ini dimaksudkan untuk menerapkan lingkup prosedur jaminan mutu dan
tujuan mutu kontrak serta hal-hal lainnya yang timbul dalam proses pelaksanaan.
Tujuan rencana Mutu Kontrak ini untuk menentukan arah pengendalian proses pelaksanaan
pekerjaan sehingga dapat diharapkan memperoleh produk yang bermutu sesuai perencanaan dan
dokumen kontrak.
Pedoman ini diterapkan dalam proses pelaksanaan pekerjaan untuk memantau dan menilai
spesifikasi teknis kontrak, sehingga dimungkinkan adanya prosedur tambahan untuk mendukung
rencana mutu.
INFORMASI PEMILIK
Nama Kegiatan
: [Diisi sesuai dengan Nama Kegiatan]
Kabupaten/Kota
: [Lokasi Pekerjaan Kabupaten/Kota]
Dinas
: [Dinas atau Nama Satuan Kerja]
Pengguna Anggaran : [Kuasa Pengguna Anggaran Barang/Program/Kegiatan.]
Alamat
: [Alamat Dinas/Satker]
IDENTITAS PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan
: [Lokasi sesuai Kontrak]
Sumber Dana
: [APBN/D/yang lain]
Nilai Pagu
: [Nilai Pagu]
Nomor Kontrak
:
Tanggal Kontrak
:
Konsultan Supervisi : [Nama Konsultan Supervisi]
Nama Pelaksana
: [Nama Kontraktor Pelaksana]
Waktu Pelaksanaan : Sesuai Dokumen Kontrak
Waktu Pemeliharaan : [Sesuai Kontrak]

DISKRIPSI PEKERJAAN
A. UMUM
Pekerjaan Pengawasan Pekerjaan [isi nama pekerjaan] mencangkup pengawasan prosedur,
pengawasan mutu (kualitas), pengawasan volume (kuantitas), pengendalian waktu pelaksanaan,
pengawasan metode kerja, dan pengawasan pengetasan hasil [pekerjaan sesuai nama pekerjaan]
yang akan dilaksanakan/dikerjakan oleh pelaksana pekerjaan di [lokasi pekerjaan sesuai
kontrak].
B. VOLUME PEKERJAAN
Rekapitulasi Pekerjaan

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS
STRUKTUR ORGANISASI
{Contoh di bawah adalah hasil Pekerjaan Konsultan Supervisi, struktur organisasi dan uraian
pekerjaan bisa disesuaikan dengan jenis pekerjaan!]

Add caption

URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


Direktur
Melaksanakan semua ketentuan yang tercantum dalam Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan
Team Leader
Bertanggung jawab atas terlaksananya pekerjaan di lapangan sampai tuntas.
Memimpin tim di lapangan, mewakili perusahaan, bertanggung jawab sepenuhnya pekerjaan
sampai selesai.
Bersama direksi memeriksa dan mengevaluasi semua hasil pekerjaan tim dan menyetujui
pekerjaan bersama-sama dengan direksi dan pelaksana.

Menghadiri dan mewakili rapat-rapat bersama dengan PPTK dan direksi pekerjaan.
Koordinator Pengawas
Memimpin tim pengawas lapangan untuk mengawasi semua hasil pekerjaan, prosedur, tata
administrasi, syarat-syarat bahan, dan spesifikasi.
Memeriksa kedatangan barang bersama-sama pengawas internal yang ditunjuk oleh PPTK.
Menyetujui barang bersama-sama PPTK.
Koordinator Pengawas membawahi beberapa tim lapangan guna mendistribusikan tugas-tugas
lapangan.
Pengawas Lapangan
Mengawasi [pemasangan/pekerjaan] di lapangan.
Mengoreksi saat ada kekeliriuan pemasangan/hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak.
Mencatat ketimpangan-ketimpangan pemasangan/pekerjaan sesuai kontrak.
Melaporkan ketimpangan-ketimpangan yang ditemukan.
Patuh dan tunduk pada Koordinator Pengawas.
Pengawas GPS
Mengawasi pemasangan/pekerjaan sesuai dengan koordinat penerima yang direkam dengan alat
penerima GPS.
Merekam data GPS ke Komputer guna pendataan.
Pengawas GPS memiliki tim untuk mendistribusikan tugas-tugas di lapangan.
Pengawas Lapangan GPS
Mengawasi penitikan koordinat-koordinat pekerjaan dengan Alat GPS yang direkam dan
dilaporkan ke Pengawas GPS.
Tenaga Ahli .
Memeriksa kualitas pekerjaan sejak penerimaan barang sampai pemeriksaan uji laboratorium,
uji test, uji kelayakan, atau uji sesuai standar yang dipersyaratkan di kontrak.
Bertanggung jawab terhadap pemeriksaan mutu yang disajikan oleh Kontraktor Pelaksana.
Bersama-sama dengan direksi menyetujui hasil pekerjaan.
BAB IV
RENCANA MUTU PEKERJAAN
BAGAN ALIR KEGIATAN
Bagan alir pokok kegiatan adalah urutan pelaksanaan dari paket pekerjaan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan jenis pekerjaan (lampiran 1)
DAFTAR STANDAR PROSEDUR, STANDAR DISAIN, DAN INSTRUKSI KERJA
Dalam pelaksanaannya, rencana mutu kontrak harus dibuat rangkuman guna mengetahui jumlah
dari standar prosedur, standar disain, dan instruksi kerja (lampiran 2).

RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN, ALAT, DAN HASIL PEKERJAAN


Uraikan spesifikasi teknis Bahan, Alat, dan Hasil Pekerjaan
Uraikan Standarisasi yang diinginkan kontrak.
Uraikan Uji Lapangan yang diinginkan kontrak.
Uraikan Hasil Kesaksian (Witness) yang dikehendaki oleh Kontrak.
Dan seterusnya.
JADUAL PELAKSANAAN
Jadual pelaksanaan merupakan uraian secara rinci dari volume pekerjaan terhadap waktu
pelaksanaan yang disajikan dan diuraikan secara mendetail termasuk prosedur pengiriman
barang, penerimaaan barang, pemeriksaan barang, dan distribusi barang yang didalamnya
diperhitungkan tingkat kesulitan lapangan, cuaca, dan kendala-kendala non teknis.
Dikarenakan sifat pekerjaan ini adalah pengadaan bahan yang terpasang, maka jadual
pelaksanaan berupa kurva balok urutan pekerjaan dari pengiriman barang, penerimaan, dan
pemasangan di lapangan.
Jadual pelaksanaan, menyesuaikan pelaksanaan dari Pihak Pelaksana.
KRITERIA PENERIMAAN
Pedoman untuk melaksanakan pekerjaan dengan kriteria yang ditetapkan (lampiran 4)
RENCANA PEMERIKSAAN DAN PENGETESAN
Dalam rencana pemeriksaan dan pengetesan hal-hal yang dilakukan mencakup meliputi jenis
inspeksi, frekunesi, kriteria penerimaan, alat yang dipakai, penanggung jawab (lampiran 5)
DAFTAR MONITORING KERJA
Daftar yang memuat jumlah kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana pekerjaan di mana kegiatan
tersebut berhubungan dengan kegiatan pengendalian mutu (kualitas) yang meliputi kegiatan
antara lain check list, inspeksi, dan test (lampiran 6).
DAFTAR PERALATAN
Dalam pelaksanaan pemasangan PLTS 30 WP, diperlukan peralatan guna melaksanakan
pekerjaan (lampiran 7).
CHECK LIST
Sebelum pekerjaan dilakukan harus mendapatkan ijin dari pengawas yang ditugaskan oleh
Kepala Satuan Kerja/PPK dan dituangkan dalam bentuk Check List (lampiran 8).
AUDIT MUTU PEKERJAAN
Audit mutu pekerjaan setiap saat harus dilakukan oleh Pengawas Mutu dari kontraktor pelaksana
pekerjaan (lampiran 9).
BAB V
PENUTUP

Dengan selesainya penyusunan buku Rencana Mutu Kontrak ini diharapkan agar supaya dapat
digunakan sebagai pedoman guna pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian
Pemborongan Pekerjaan yang sudah ditandatangani ketiga belah pihakpemerintah, pelaksana,
dan pengawas dan apabila ada kekuarangan-kekurangan agar dapat dikoreksi serta mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Konsultan Supervisi

Tempat, Tanggal Pembuatan


Kontraktor Pelaksana

[Jabatan/Stempel]

[Jabatan/stempel]

Diketahui/Disetujui:
PPK/PPTK

[Jabatan/NIP]

Diposkan 9th April 2012 oleh proyek_pemerintah


Lokasi: Lokasi tidak diketahui.
Label: Konsultan Supervisi Kontraktor Pelaksana Proyek Pemerintah Rencana Mutu Kontrak
RMK
1

Lihat komentar

1.
Hasim Rifai18 Juli 2014 10.41
admin. tolong dong minta contoh RMK untuk proyek jalan, terima kasih atas bantuannya.
Balas

mataproyek

Klasik

Kartu Lipat

Majalah

Mozaik

Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis

1.
Apr
9

Tata Urutan Pelaksanaan Pekerjaan


TATA URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
UNTUK LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH (DAN SWASTA)
Suatu pekerjaan memiliki standar acuan tersendiri sesuai dengan Dokumen
Rencana Kerja (RKS) atau Dokumen Lelang/Tender. Di dalam dokumen tersebut, telah
dimuat hal-hal yang terkait dengan suatu pekerjaan sebelum, sedang, dan setelah
dilaksanakan. Dalam tulisan ini tidak akan dibahas tentang dokumen tender. Namun akan
membahas pelaksanaan pekerjaan di lapangan setelah Pemenang Tender menandatangani
SPK dan Pengajuan Uang Muka (jika ada). Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan secara
umum adalah:
1.

Rapat PraKonstruksi (RPK)


Rapat yang diusulkan oleh salah satu dari para Pihak yang terdapat di dalam Kontrak
suatu Pekerjaan. Rapat ini bisa diusulkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
atau bisa juga diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana Pekerjaan. Rapat ini dihadiri oleh
semua pihak yang terkait pekerjaan: PPK beserta Direksi Pekerjaan, Kontraktor, dan
Konsultan Pengawas.
Hal-hal yang dibahas di dalam RPK adalah antara lain: 1) Pengukuran Ulang
(Uitzet), 2) Pembuatan Laporan Pekerjaan, 3) Tata Cara Opnam, 4) Prosedur

Penagihan Prestasi Pekerjaan, 5) Serah Terima Pekerjaan, dan lain-lain. Di bawah ini
akan disinggung masing-masing secara singkat dan sederhana.

2.

Pengukuran Ulang Lapangan (Uitzet)


Pengukuran Ulang Lapangan di awal suatu pekerjaan untuk memastikan
berapa besar perubahan yang terjadi akibat pelaksanaan dari perencanaan yang ada.
Suatu perencanaan masih mengandung galat. Pelaksana Pekerjaan, Direksi
Lapangan, dan Konsultan Pengawas harus memastikan lagi legalitas kepastian
pekerjaan. Pengukuran ulang ini menghasilkan Laporan MC-0 yang dilampiri
Gambar Rencana Pelaksanaan Kerja, Kurva S, Foto Pekerjaan 0%, dan Lampiranlampiran yang diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran
Ulang ini wajib disetujui oleh para pihak.
Besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan Dokumen Perubahan.
Dokumen perubahan bisa berbentuk Dokumen Tambah Kurang (Change Contract
Order) atau Dokumen Tambahan (Addendum). Hal ini tergantung mazab yang
digunakan di suatu satuan kerja. Selain itu, terkadang Dokumen Perubahan ini bisa
berbentuk serial sepanjang pekerjaan dilaksanakan, sehingga tim yang diusulkan
dalam Dokumen Perubahan ini pun disesuaikan dengan tingkat perubahan yang
dialami. Semakin berat tingkat perubahan, maka Tim yang diusulkan (dibentuk)
semakin lengkap dan lintas sektoral. Jika perubahan hanya kecil, maka Tim yang
dibentuk cukup sesuai dengan yang ada di Dokumen Kontrak. Jika perubahan yang
ditemukan besar bahkan berpengaruh terhadap pasal-pasal dalam Kontrak, maka
harus melibatkan Bidang Hukum, Perencanaan, dan lain-lain. Selain itu, dokumen
perubahan yang besar, diperlukan Justifikasi Teknis dan Tim Negosiasi Harga.
Dokumen Perubahan tidak akan dibahas pada kesempatan ini, karena terdapat
berbagai pendapat tentang dokumen perubahan (tambah-kurang) sesuai jenis
kontrak, tingkat perubahan, dan kepentingan pekerjaan.

3.

Pembuatan Laporan Pekerjaan:


Dokumen-dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran Ulang dipakai
sebagai Acuan dalam pembuatan Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Kurva S:
a. Laporan Harian
Laporan yang dibuat dari data prestasi pekerjaan harian yang dibuat oleh
Kontraktor Pelaksana. Laporan ini memuat sekurang-kurangnya:
1) Identitas Pekerjaan
2) Hari ke. Minggu ke dan Bulan ke.
3) Isi Laporan Harian:
a) Laporan Utama

b) Daftar Tenaga Kerja yang terlibat.


c) Daftar Peralatan yang digunakan.
d) Cuaca.
e) Alasan Percepatan/Kelambatan Pekerjaan.
4) Laporan Utama:
a) Acuan RAB Uitzet
b) Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
c) Bobot Prestasi Pekerjaan Hari Lalu, Hari Ini, dan Total Bobot Prestasi
d) Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Capaian Bobot Prestasi
Pekerjaan sampai dengan Hari ini.
e) Format Laporan Harian secara umum dapat dilihat pada tabel berikut:
N
o
1

Uraian

Bobot
(%)
3

Prestasi Pekerjaan*
Hari
Hari
s.d.
Lalu
Ini
Hari
ini
4
5
6=4+5

Harga

Jumlah

Bobot Hari ini


(%)

Sisa
Bobot
(%)

8=6x7

9=8/Px100*
*

10=9-3

* Prestasi Pekerjaan didapat dari input lapangan, **P = Total Nilai Paket Pekerjaan

f)

b.

Para pihak yang bertanda tangan di dalam laporan harian: Petugas


Lapangan dari masing-masing Kontraktor Pelaksana, Petugas
Lapangan yang ditunjuk oleh PPK (PPTK), dan Petugas Lapangan
Konsultan Pengawas (bila ada).

Laporan Mingguan
Laporan Mingguan adalah rekapitulasi laporan harian selama 1 (satu) minggu.
Hal-hal yang dimuat dalam Laporan Mingguan antara lain:
1) Identitas Pekerjaan
2) Minggu ke. Bulan ke
3) Laporan Utama:
a) Acuan Laporan Harian 7 hari dalam minggu yang bersangkutan.
b) Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
c) Bobot Prestasi Pekerjaan Minggu Lalu, Minggu Ini, dan Total Bobot
Prestasi
d) Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian Bobot
Prestasi Pekerjaan sampai dengan Minggu ini.

10

e) Format Laporan Mingguan dapat dilihat pada tabel berikut:


N
o
1

Uraian

Bobot
(%)
3

Prestasi Pekerjaan*
Minggu Minggu
s.d.
Lalu
Ini
Minggu
ini
4
5
6=4+5

Harga

Jumlah

Bobot Minggu
ini (%)

Sisa
Bobot
(%)

8=6x7

9=8/Px100**

10=9-3

10

* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Hari ke-7 tiap Minggu, **P = Total Nilai Paket
Pekerjaan

c.

Laporan Bulanan
Laporan Bulanan adalah rekapitulasi pekerjaan Mingguan. Hal-hal yang dimuat
dalam Laporan Bulanan adalah antara lain:
1) Identitas Pekerjaan
2) Minggu ke.
3) Laporan Utama:
a) Acuan Laporan Mingguan (4 Minggu) dalam bulan yang
bersangkutan.
b) Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
c) Bobot Prestasi Pekerjaan Bulan Lalu, Bulan Ini, dan Total Bobot
Prestasi
d) Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian Bobot
Prestasi Pekerjaan sampai dengan Bulan ini.
e) Format Laporan Bulanan dapat dilihat pada tabel berikut:
N
o
1

Uraian

Bobot
(%)
3

Prestasi Pekerjaan*
Bulan
Bulan
s.d.
Lalu
Ini
Bulan
ini
4
5
6=4+5

Harga

Jumlah

Bobot Bulan
ini (%)

Sisa
Bobot
(%)

8=6x7

9=8/Px100*
*

10=9-3

10

* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Minggu tiap Bulan, **P = Total Nilai Paket Pekerjaan

d.

Kurva S
Jadual Pelaksanaan Pekerjaan dapat dituangkan dalam berbagai cara, tapi yang
paling umum digunakan dalam pekerjaan pemerintah adalah Kurva S. Yang
dimuat dalam Kurva S adalah antara lain: Identitas Pekerjaan, Para Pihak yang
bertanggung jawab dalam Pekerjaan; Kepala Dinas, PPK (PPTK), Konsultan
Supervisi (Pengawas), dan Kontraktor Pelaksana.

N K
o od
e

Uraian
Pekerj
aan

Bo
bo
t
(%
)

Prestasi Pekerjaan*

M1
1

M2

M3

K
et
.
(
%
)
M4

Mn

6=4/2

1
0
0

5=4/2
6=4/3

7=4/3

7=4

7=4/2

8=4/3

5
0
8=4/2
8=4/2

n
Renca
na
Prestas

10
0
%

M1

M2

M3

M4

n=4/2
Mn

i
Pekerj
aan
Akum
ulasi
Renc.
Prestas
i Pek.
Realisa
si
Prestas
i
Pekerj
aan**
Devias
i

M1

(M1
+M2)

(M1+M
2+M3)

(M1+M2+
M3+M4)

(M1+M2+M3
+M4+Mn)

Input

Input

Input

Input

Input

*Dibagi sesuai dengan kebutuhan waktu yang tersedia, **Input diambil dari Laporan
Mingguan, Minggu terakhir.

Kurva S dipakai untuk melihat progress pekerjaan harian, mingguan, dan


bulan. Dengan melihat deviasinya, dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat
atau mendahului dari target. Target yang dimaksud adalah jadual sesuai dengan
kurva Rencana Prestasi Pekerjaan. Direksi pekerjaan, konsultan supervisi, dan
kontraktor pelaksana dapat mengetahui sejak dini tentang prestasi pekerjaan agar
dapat dikoordinasikan dengan para pihak untuk mencegah masalah-masalah.
Ciri suatu pekerjaan mengalami keterlambatan, apabila garis kurva
realisasi prestasi pekerjaan berada di bawah garis rencana. Sebaliknya, suatu
pekerjaan mendahului (lebih cepat), apabila garis realisasi berada di atas kurva S
rencana. Deviasi yang diperbolehkan dalam pekerjaan biasanya < -10%. Kalau
keterlambatan (deviasi) sudah mencapai -10%, konsultan supervisi dan PPK
sudah member surat peringatan kepada Pihak Pelaksana Pekerjaan.
4.

Opname Pekerjaan (Pemeriksaan Pekerjaan di Lapangan):


a. Kuantitatif
Opnam kuantitatif adalah opnam volume yang dikerjakan di lapangan
(realisasi). Hal-hal yang diperlukan dalam opnam kuantitatif adalah: Dokumen
Kontrak, Dokumen Perubahan, RAB Awal, RAB Perubahan, Gambar Rencana,
Gambar Perubahan, dan Gambar As Built Drawing. Namun yang utama dalam
opnam kuantitatif adalah bahwa volume harus sesuai dengan RAB terakhir yang
telah disepakati. Bila kontrak unit price, maka harga akan menjadi acuan utama.
Harga tidak boleh berubah walaupun volume terjadi perubahan. Tapi bila kontrak
lunsum, maka volume akan menjadi acuan dan tidak boleh berubah.

b. Kualitatif
Opnam kualitatif adalah pemeriksaan mutu (kualitas) suatu pekerjaan. Hal-hal
yang diperlukan dalam opnam kualitatif adalah antara lain: Dokumen Kontrak,
Dokumen Perubahan, Spesifikasi Teknis, Rencana Mutu Kontrak, Sertifikasisertifikasi yang Dipakai sebagai Standarisasi, Uji Laboratorium, Uji (test)
Lapangan, Mutu Pekerjaan di lapangan, Estetika, dan hal-hal yang terkait dengan
kualitas pekerjaan.
c.

Pembenahan (Revisi)
Hal-hal yang ditemukan baik berkaitan dengan kuantitas maupun kualitas
pekerjaan, dituangkan dalam Dokumen Pembenahan (Revisi). Dokumen
Pembenahan harus dikerjakan sesuai kesepakatan para pihak, karena hal ini
terkait dengan Pengakuan suatu pekerjaan. Bila pekerjaan belum tuntas direvisi,
maka akan berpengaruh terhadap penagihan pekerjaan.

d. Pengakuan pasca Pembenahan


Apabila pekerjaan sudah sesuai dengan kuantitas dan kualitas maka
laporan-laporan harian, mingguan, bulanan, dan dokumen-dokumen, perlu
disetujui oleh para pihak sesuai tingkatan jabatan di pekerjaan, yang dituangkan
dalam tanda tangan dan stempel instansi. Hal ini akan dipakai untuk proses
penagihan.
5.

Penagihan Prestasi Pekerjaan:


Penagihan mengacu pada dokumen kontrak apakah menggunakan Termjn
atau Monthly Certificate (MC). Dalam tulisan ini, tidak dibahas tentang kedua hal
ini, namun yang akan dibahas adalah pembuatan laporan prestasi pekerjaan:
a.

Penagihan 0% (biasa disebut MC-0 atau Termjn 0)


Diajukan setelah atau berbarengan ketika Kontraktor Mengajukan Uang
Muka sebagai lampirannya. Bentuk laporan harian, mingguan, bulanan, dan
Kurva S telah dibahas pada awal tulisan ini. Dokumen lain biasanya diikutkan
dalam MC-0/Termjn 0 ini adalah Foto Proyek 0, gambar rencana kerja (setelah
perubahan) dan Rencana Mutu Kontrak (Metodologi Pekerjaan).

b. Penagihan 50% (biasa disebut MC-50 atau Termjn 50)


Penagihan 50% ini dilakukan ketika prestasi pekerjaan di lapangan harus
sudah mencapai minimal 60%. Syarat-syarat yang diperlukan dalam tagihan 50%

ini adalah Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Kurva S harus menunjukkan
lebih besar dari 50% (minimal 60%). Lampiran-lampirannya adalah Foto Proyek
50%, As Built Drawing 50%, Dokumen Perubahan, dan Dokumen-dokumen lain
yang dibutuhkan. Tagihan yang dibayarkan dikurangi DP yang telah diminta oleh
Kontraktor Pelaksana.
c. Penagihan 100% (biasa disebut MC-100 atau Termjin 100)
Tagihan 100% dilakukan ketika pekerjaan di lapangan telah mencapai
prestasi 100%. Syarat-syarat yang wajib dipenuhi oleh Kontraktor Pelaksana
adalah antara lain Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Kurva S 100%.
d. Dokumen-dokumen lampiran untuk Penagihan:
1) Foto Proyek
2) Gambar Kerja
3) As Bulit Drawing
4) Spesifikasi
5) Sertifikasi Acuan
6) Uji Laboratorium
7) Uji Lapangan
8) Dokumen Perubahan (CCO/Addendum)
9) Dokumen Mutu Kontrak
10) Dokumen-dokumen lain yang terkait
6.

Komunikasi antar Pihak di Lapangan


Komunikasi antar Pihak di lapangan sangat diperlukan untuk menjaga
koordinasi, konsolidasi, dan sinergi antar pihak. Hal ini semata-mata untuk
mengendalikan suatu pekerjaan agar tepat waktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan
tepat anggaran. Kompleksitas komunikasi disesuaikan dengan tingkat besaran
pekerjaan (kualifikasi pekerjaan). Namun ada dua alat yang biasa diperlukan dalam
komunikasi, yaitu: Direksi Kits dan Alat Komunikasi (Radio HT, HP, LAN, dan
Online).
Direksi Kits merupakan bukti otentik yang berupa catatan-catatan para pihak
terhadap penyelesaian (proses) pekerjaan. Variasi direksi kits, disesuaikan dengan
kualifikasi pekerjaan. Catatan-catatan yang dituangkan dalam buku direksi misalnya
digunakan sebagai catatan resmi yang harus ditindaklanjuti oleh para pihak.

7.

Serah Terima Pekerjaan Awal (PHO)


Serah terima pekerjaan awal (PHO) adalah serah terima yang dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana ketika sudah selesai mengerjakan 100%. Syarat-syarat yang
harus dilakukan adalah Kontraktor Pelaksana mengajukan surat permohonan
pemeriksaan pekerjaan 100% yang sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
PPTK (Pejabat Teknis yang ditunjuk oleh PPK) kepada PPK. PPK akan membuat
surat balasan untuk memeriksa pekerjaan baik di lapangan maupun administrasi
(dokumen-dokumen) pendukungnya dengan membentuk Tim Pemeriksa tambahan
atau cukup dengan petugas-petugas yang sudah ada. Setelah pekerjaan diperiksa,
PPK membuat surat hasil pemeriksaan pekerjaan yang biasa dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Awal (PHO). Setelah
semuanya terpenuhi, Kontraktor Pelaksana menagihkan pekerjaan 95%, sisanya 5%

ditagihkan setelah masa pemeliharaan selesai atau ditagihkan dengan mengganti


jaminan pemeliharaan.
8.

Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah tahap di mana Kontraktor Pelaksana melaksanakan
pemeliharaan terhadap hasil pekerjaan selama waktu yang ditetapkan dalam
Dokumen Kontrak. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga hasil pekerjaan harus
sesuai dengan spesifikasi, kualitas, dan kuantitas selama waktu pemeliharaan
khususnya, dan menjamin hingga umur rencana tercapai dengan memperkirakan
hasil deteksi selama masa pemeliharaan.

9.

Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO)


Tahapan serah terima pekerjaan akhir (FHO) hampir sama dengan PHO,
dimulai dari surat serah terima pemeriksaan pekerjaan dari Kontraktor Pelaksana
kepada PPK. Lampiran-lampiran yang diserahkan antara lain berupa catatan-catatan,
analisis, uji lapangan, dan laboratorium paska pemeliharaan, dan prediksi hasil
pekerjaan terhadap umur rencana. Setelah diperiksa oleh para pihak, PPK membuat
Berita Acara Serah Terima Akhir (FHO) guna mengambil Uang Retensi 5%.

Demikian tulisan ini dibuat kurang lebihnya semoga dapat membantu proses
penyelesaian pekerjaan baik di lingkungan pemerintah maupun swasta.
Terima kasih.

Diposkan 9th April 2012 oleh proyek_pemerintah


Lokasi: Surakarta, Indonesia
Label: As Built Drawing Bulanan FHO Kurva S Laporan Harian Metode Pelaksanaan
Proyek Mingguan PHO Shop Drawing
0

Tambahkan komentar
2.
Apr
9

Rencana Mutu Kontrak (RMK)

RENCANA MUTU PROYEK


Rencana Mutu Proyek (RMK) merupakan salah satu dokumen pelaporan administrasi dan
pengendalian proyek yang sering kali ditiadakan oleh Kontraktor Pelaksana, karena
alasan ribet, ruwet, dan membebani. Bagi Konsultan Supervisi, RMK merupakan salah
satu alat pengendali yang jitu. Nah dengan latar belakang yang saling tolak belakang
antara Kontraktor Pelaksana vs Konsultan Supervisi ini, RMK tetaplah harus disiapkan
demi Pengendalian Proyek agar sesuai jadual yang telah ditetapkan, tidak menyalahi
spesifikasi dan kualitas, serta mengacu pada kuantitas yang telah dianggarkan.

Di bawah ini salah satu contoh Rencana Mutu Kontrak agar dapat dipakai untuk acuan.

Cover (Halaman Depan)

RENCANA MUTU KONTRAK

PEKERJAAN
LOKASI
PELAKSANA

: [Nama Pekerjaan sesuai Kontrak]


: [Lokasi Pekerjaan sesuai Kontrak]
: [Nama Kontraktor Pelaksana]

KONSULTAN SUPERVISI : [Nama Konsultan Pengawas/Supervisi]

TAHUN ANGGARAN 20..

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

UMUM
Tujuan
Informasi Pemilik
Identitas Pekerjaan
Diskripsi Pekerjaan

BAB III

STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS


Struktur Organisasi
Uraian Tanggung Jawab

BAB IV

RENCANA MUTU KONTRAK


Bagan Alir Kegiatan Pelaksanaan
Daftar SP, SD, dan IK
Ringkasan Spesifik Teknik
Jadual Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
Kriteria Penerimaan

Rencana Pemeriksaan dan Pengetesan


Daftar Monitoring Kerja
Daftar Peralatan
Check List
Audit Mutu Pekerjaan

BAB V

PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

Uraikan latar belakang adanya pekerjaan yang dilaksanakan antara Kontraktor Pelaksana,
dengan nomor kontrak, ruang lingkup, Kontrakro Supervisi, Pemberi Pekerjaan, dan
tahun anggaran. Tujuan adanya Dokumen Mutu Kontrak ini dikaitkan dengan keinginan
pemberi kontrak, dikaitkan dengan pengendalian kuantitas dan kualitas pekerjaan, selain
itu juga dikaitkan dengan kesesuaian spesifikasi, jadual pelaksanaan, dan metode kerja.

Untuk lebih efisiennya pelaksanaan pengendalian mutu atas/produk pekerjaan tersebut,


perlu adanya jaminan mutu terhadap ketaatan dan konsisten dalam penjalankan prosedur
mutu yang telah ditetapkan dalam proses pelaksanaan dan dokumen kontrak.

Adapun dokumen-dokumen acuan yang digunakan untuk pengendalian mutu pekerjaan


agar sesuai dengan yang diinginkan adalah antara lain: Dokumen Pengadaan, Dokumen
Kontrak, Berita Acara, dan Kesepakatan-kesepakatan perubahan yang disetujui bersama
antara Pemerintah, Pelaksana, dan Konsultan Pengawas.

Oleh karena itu, perlu disusun Rencana Mutu Kontrak guna memenuhi mekanisme
hubungan antara system jaminan mutu seri ISO 9001: 2000 terhadap spesifikasi teknis
dan gambar kontrak.

Rencana Mutu Kontrak ini nantinya digunakan Dinas Pertambangan dan Energi sebagai
alat untuk menamin agar spesifikasi teknis dan gambar kontrak dijalankan secara benar
sebagaimana ketentuannya.

BAB II
UMUM

TUJUAN
Rencana Mutu Kontrak ini dimaksudkan untuk menerapkan lingkup prosedur
jaminan mutu dan tujuan mutu kontrak serta hal-hal lainnya yang timbul dalam
proses pelaksanaan.
Tujuan rencana Mutu Kontrak ini untuk menentukan arah pengendalian proses
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat diharapkan memperoleh produk yang
bermutu sesuai perencanaan dan dokumen kontrak.

Pedoman ini diterapkan dalam proses pelaksanaan pekerjaan untuk memantau dan
menilai spesifikasi teknis kontrak, sehingga dimungkinkan adanya prosedur
tambahan untuk mendukung rencana mutu.

INFORMASI PEMILIK
Nama Kegiatan

: [Diisi sesuai dengan Nama Kegiatan]

Kabupaten/Kota

: [Lokasi Pekerjaan Kabupaten/Kota]

Dinas

: [Dinas atau Nama Satuan Kerja]

Pengguna Anggaran : [Kuasa Pengguna Anggaran


Barang/Program/Kegiatan.]
Alamat

: [Alamat Dinas/Satker]

IDENTITAS PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan

: [Lokasi sesuai Kontrak]

Sumber Dana

: [APBN/D/yang lain]

Nilai Pagu

: [Nilai Pagu]

Nomor Kontrak
Tanggal Kontrak

:
:

Konsultan Supervisi : [Nama Konsultan Supervisi]


Nama Pelaksana

: [Nama Kontraktor Pelaksana]

Waktu Pelaksanaan

: Sesuai Dokumen Kontrak

Waktu Pemeliharaan : [Sesuai Kontrak]

DISKRIPSI PEKERJAAN

A. UMUM
Pekerjaan Pengawasan Pekerjaan [isi nama pekerjaan] mencangkup pengawasan
prosedur, pengawasan mutu (kualitas), pengawasan volume (kuantitas), pengendalian
waktu pelaksanaan, pengawasan metode kerja, dan pengawasan pengetasan hasil
[pekerjaan sesuai nama pekerjaan] yang akan dilaksanakan/dikerjakan oleh pelaksana
pekerjaan di [lokasi pekerjaan sesuai kontrak].

B. VOLUME PEKERJAAN
Rekapitulasi Pekerjaan

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS

STRUKTUR ORGANISASI
{Contoh di bawah adalah hasil Pekerjaan Konsultan Supervisi, struktur organisasi dan
uraian pekerjaan bisa disesuaikan dengan jenis pekerjaan!]

Add caption

URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


Direktur
-

Melaksanakan semua ketentuan yang tercantum dalam Surat Perjanjian


Pemborongan Pekerjaan

Team Leader
-

Bertanggung jawab atas terlaksananya pekerjaan di lapangan sampai tuntas.


Memimpin tim di lapangan, mewakili perusahaan, bertanggung jawab
sepenuhnya pekerjaan sampai selesai.
Bersama direksi memeriksa dan mengevaluasi semua hasil pekerjaan tim dan
menyetujui pekerjaan bersama-sama dengan direksi dan pelaksana.
Menghadiri dan mewakili rapat-rapat bersama dengan PPTK dan direksi
pekerjaan.

Koordinator Pengawas
-

Memimpin tim pengawas lapangan untuk mengawasi semua hasil pekerjaan,


prosedur, tata administrasi, syarat-syarat bahan, dan spesifikasi.
Memeriksa kedatangan barang bersama-sama pengawas internal yang
ditunjuk oleh PPTK.
Menyetujui barang bersama-sama PPTK.
Koordinator Pengawas membawahi beberapa tim lapangan guna
mendistribusikan tugas-tugas lapangan.

Pengawas Lapangan
-

Mengawasi [pemasangan/pekerjaan] di lapangan.


Mengoreksi saat ada kekeliriuan pemasangan/hasil pekerjaan yang tidak
sesuai dengan kontrak.
Mencatat ketimpangan-ketimpangan pemasangan/pekerjaan sesuai kontrak.
Melaporkan ketimpangan-ketimpangan yang ditemukan.
Patuh dan tunduk pada Koordinator Pengawas.

Pengawas GPS
-

Mengawasi pemasangan/pekerjaan sesuai dengan koordinat penerima yang


direkam dengan alat penerima GPS.
Merekam data GPS ke Komputer guna pendataan.
Pengawas GPS memiliki tim untuk mendistribusikan tugas-tugas di lapangan.

Pengawas Lapangan GPS


-

Mengawasi penitikan koordinat-koordinat pekerjaan dengan Alat GPS yang


direkam dan dilaporkan ke Pengawas GPS.

Tenaga Ahli .
-

Memeriksa kualitas pekerjaan sejak penerimaan barang sampai pemeriksaan


uji laboratorium, uji test, uji kelayakan, atau uji sesuai standar yang
dipersyaratkan di kontrak.

Bertanggung jawab terhadap pemeriksaan mutu yang disajikan oleh


Kontraktor Pelaksana.
Bersama-sama dengan direksi menyetujui hasil pekerjaan.

BAB IV
RENCANA MUTU PEKERJAAN

BAGAN ALIR KEGIATAN


Bagan alir pokok kegiatan adalah urutan pelaksanaan dari paket pekerjaan yang
akan dilaksanakan sesuai dengan jenis pekerjaan (lampiran 1)

DAFTAR STANDAR PROSEDUR, STANDAR DISAIN, DAN INSTRUKSI KERJA


Dalam pelaksanaannya, rencana mutu kontrak harus dibuat rangkuman guna
mengetahui jumlah dari standar prosedur, standar disain, dan instruksi kerja
(lampiran 2).

RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN, ALAT, DAN HASIL PEKERJAAN


Uraikan spesifikasi teknis Bahan, Alat, dan Hasil Pekerjaan
Uraikan Standarisasi yang diinginkan kontrak.
Uraikan Uji Lapangan yang diinginkan kontrak.
Uraikan Hasil Kesaksian (Witness) yang dikehendaki oleh Kontrak.
Dan seterusnya.

JADUAL PELAKSANAAN

Jadual pelaksanaan merupakan uraian secara rinci dari volume pekerjaan terhadap
waktu pelaksanaan yang disajikan dan diuraikan secara mendetail termasuk
prosedur pengiriman barang, penerimaaan barang, pemeriksaan barang, dan
distribusi barang yang didalamnya diperhitungkan tingkat kesulitan lapangan,
cuaca, dan kendala-kendala non teknis.

Dikarenakan sifat pekerjaan ini adalah pengadaan bahan yang terpasang, maka
jadual pelaksanaan berupa kurva balok urutan pekerjaan dari pengiriman barang,
penerimaan, dan pemasangan di lapangan.
Jadual pelaksanaan, menyesuaikan pelaksanaan dari Pihak Pelaksana.

KRITERIA PENERIMAAN
Pedoman untuk melaksanakan pekerjaan dengan kriteria yang ditetapkan
(lampiran 4)

RENCANA PEMERIKSAAN DAN PENGETESAN


Dalam rencana pemeriksaan dan pengetesan hal-hal yang dilakukan mencakup
meliputi jenis inspeksi, frekunesi, kriteria penerimaan, alat yang dipakai,
penanggung jawab (lampiran 5)

DAFTAR MONITORING KERJA


Daftar yang memuat jumlah kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana pekerjaan di
mana kegiatan tersebut berhubungan dengan kegiatan pengendalian mutu
(kualitas) yang meliputi kegiatan antara lain check list, inspeksi, dan test
(lampiran 6).

DAFTAR PERALATAN
Dalam pelaksanaan pemasangan PLTS 30 WP, diperlukan peralatan guna
melaksanakan pekerjaan (lampiran 7).

CHECK LIST
Sebelum pekerjaan dilakukan harus mendapatkan ijin dari pengawas yang
ditugaskan oleh Kepala Satuan Kerja/PPK dan dituangkan dalam bentuk Check
List (lampiran 8).

AUDIT MUTU PEKERJAAN


Audit mutu pekerjaan setiap saat harus dilakukan oleh Pengawas Mutu dari
kontraktor pelaksana pekerjaan (lampiran 9).

BAB V
PENUTUP

Dengan selesainya penyusunan buku Rencana Mutu Kontrak ini diharapkan agar supaya
dapat digunakan sebagai pedoman guna pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Surat
Perjanjian Pemborongan Pekerjaan yang sudah ditandatangani ketiga belah pihak
pemerintah, pelaksana, dan pengawas dan apabila ada kekuarangan-kekurangan agar
dapat dikoreksi serta mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Tempat, Tanggal Pembuatan


Konsultan Supervisi

Kontraktor Pelaksana

[Jabatan/Stempel]

[Jabatan/stempel]

Diketahui/Disetujui:
PPK/PPTK

[Jabatan/NIP]

You might also like