You are on page 1of 9

RISET DAN METODE ILMIAH

PADA BIDANG ILMU KOMPUTER


Oleh: Wayan Sriyasa (G651080154)
Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA, Sekolah Pascasarjana-IPB

1. Pendahuluan
Ilmu (“science”) berasal dari bahasa latin scientia yang berarti
pengetahuan/knowledge. Kata “ilmu” diartikan sebagai upaya sistematik untuk menggali
pengetahuan baru, menambah atau menyempurnakan pengetahuan yang sudah ada
(Kudang, 2009). Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia
disamping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama (Suriasumantri, 1984).
Ilmu memiliki area validitas yang sangat spesifik (ilustrasi gambar 1), seperti
layaknya ilmu klasik seperti logika dan matematika, demikian juga pada bidang ilmu alam
(biologi, fisika & kimia) serta bidang ilmu sosial. Ilmu logika dan matematika merupakan
induk dari segala ilmu, kemudian dari sini diturunkan ilmu alam seperti fisika, kimia dan
biologi. Disisi lain diturunkan ilmu sosial seperti sejarah, filsafat, ekonomi,dan sosiologi. Di
level lainnya, kemudian muncul ilmu-ilmu yang mendukung seperti kebudayaan, agama, dan
seni (Dodig-Crnkovic, 2002).

Gambar 1. Salah satu pandangan tentang ilmu ((Dodig-Crnkovic, 2002).

1
Ilmu modern merupakan hasil dari pembauran/asimilasi antar bidang ilmu yang
sudah ada. Pengetahuan dihasilkan dari proses riset yang dilakukan sesuai dengan kaidah
ilmiah keilmuan yang dimulai dari pernyataan tujuan riset, hasil dan manfaat yang
diharapkan, telaah pustaka yang mencakup landasan teori dan hasil riset terdahulu yang
terkait untuk menjadi rujukan serta kesimpulan dan rekomendasi untuk tindak lanjut hasil
riset (Kudang, 2009).

2. Ilmu Komputer Sebagai Bidang “Ilmu”


Komputer merupakan objek yang selalu berkembang sebagai perwujudan dari ide
yang berusaha membuat struktur ilmu pengetahuan dan informasi tentang dunia, termasuk
didalamnya komputer itu sendiri. Meskipun demikian, yang menjadi basis dari bidang Ilmu
Komputer adalah bidang klasik, yaitu logika dan matematika.
Menurut Denning (2005), beberapa orang berpendapat bahwa Ilmu Komputer tidak
bisa dikategorikan sebagai sebuah ilmu. Meskipun Ilmu Komputer sangat jelas merupakan
disiplin ilmu baru, sebagian akan berpendapat bahwa Ilmu Komputer tidak memiliki atribut
yang memenuhi syarat untuk disebut sebagai sebuah ilmu. Walaupun demikian, Ilmu
Komputer memiliki kekhususan sendiri dan juga berbasis pada logika dan matematika. Pada
perkembangan selanjutnya, Ilmu Komputer merupakan domain yang sangat berbeda
dimana mencakup bidang penelitian ilmiah yang sangat luas (Denning, et al., 1989).
Ilmu Komputer merupakan sebuah bidang baru dimana tujuan investigasinya adalah
komputer, dimana komputer yang dimaksudkan bukan semata perangkat komputer secara
fisik saja (hardware), melainkan perwujudan dari ide yang berusaha untuk men-strukturisasi
pengetahuan serta informasi.
Walaupun demikian tetap saja yang menjadi landasan pada Ilmu Komputer adalah
bidang ilmu-ilmu klasik seperti ilmu tentang logika dan matematika (Madeira, 2009). Teori
dan metode riset yang digunakan juga mengikuti pola metode ilmiah klasik (gambar 2).

Gambar 2. Posisi Ilmu Komputer didalam ranah keilmuan


(Madeira, 2009).

2
Studi dibidang Ilmu Komputer memerlukan konsep dari berbagai bidang. Ilmu
Komputer mengintegrasikan teori, praktek, abstraksi dan desain. Perkembangan model dan
simulasi komputer dimasa datang akan lebih kepada bidang diluar Ilmu Komputer, dimana
merambah pada bidang lainnya seperti pada bidang yang komersil dan bidang seni.
Ilmu Komputer tidak hanya berkaitan dengan pemakaian komputer, teknologi atau
software (program dan data), melainkan sebuah ilmu yang mancakup pemikiran secara
matematik dan juga melibatkan elemen rekayasa/engineering. Elemen matematik
diekspresikan dalam penemuan solusi terhadap sebuah masalah atau pembuktian bahwa
sebuah solusi tidak pernah ada, sedangkan elemen rekayasa/engineering memerlukan
keterampilan desain.

3. Riset
Riset merupakan serangkaian proses inquiry/penyelidikan yang dilakukan secara
aktif, tekun dan sistematik untuk menemukan, menginterpretasi atau meninjau kembali fakta,
kejadian, tingkah laku atau teori atau untuk membuat aplikasi praktikal berdasarkan pada
fakta atau teori tersebut (wikipedia.org). Riset juga dapat diartikan sebagai sebuah koleksi
informasi mengenai objek tertentu.
Menurut Johnson (2009), riset merupakan investigasi sistematik dan studi pada
material dan sumber yang bertujuan untuk memperoleh fakta dan sebuah kesimpulan baru.
Riset juga merupakan sebuah usaha untuk menemukan hal-hal baru atau menyusun
kembali fakta lama dengan menggunakan sarana studi ilmiah dari sebuah subjek atau
dengan melakukan serangkaian investigasi kritis.
Dari sisi dialektika terdapat 3 jenis riset, antara lain:
1. Thesis: merupakan penyampaian pernyataan asli dari sebuah ide. Namun demikian,
sangat sedikit riset yang dapat menunjukkan bahwa riset tersebut original secara
total. Faktanya, sebagian besar thesis meminjam ide dari riset-riset yang sudah
pernah dilakukan sebelumnya, meskipun riset tersebut telah dilakukan pada bidang
ilmu yang berbeda.
2. Antithesis: merupakan penyampaian argumen yang berupa sanggahan terhadap
thesis sebelumnya. Biasanya argumen ini biasanya dilandaskan pada bukti sumber-
sumber baru yang berkaitan.
3. Synthesis: merupakan proses pencarian bentuk argumen baru dari sumber yang
sudah ada. Biasanya sebuah sintesis akan memecahkan kontradiksi yang nyata
antara thesis dan antithesis.
Tingkat yang lebih detail mengenai argumen logika ini dapat dilihat pada struktur
wacana yang digunakan pada thesis, antithesis dan synthesis. Model argumen ini antara
lain:

3
1. Pembuktian dengan demonstrasi
2. Empiris
3. Bukti matematika
4. Hermeneutic

4. Metode Ilmiah Dibidang Ilmu Komputer


Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut
ilmu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu ada
didalam metode ilmiah (Suriasumantri, 1984). Dimana didalamnya terdapat skema logika
yang digunakan oleh ilmuwan mencari jawaban dari pertanyaan yang beruhubungan dengan
ilmu.
Penelitian ilmiah dapat dilihat sebagai sebuah cara untuk memperoleh pengetahuan
baru dengan menerapkan metodologi tertentu. Metode atau metodologi ini dalam penelitian
ilmiah bersifat implisit.
Proses penelitian ilmiah memiliki basis empiris (berdasarkan pada latar belakang
teoritis) antara lain: pengetahuan, pengamatan, dan ilmu induktif. Ketika proses penelitian
konsisten dengan paradigma aktual kondisi ini disebut sebagai ”normal science” (Kuhn,
1962). Sebaliknya, jika hasil penelitian bertolak belakang dengan paradigma aktual maka
harus dilakukan pengujian yang lebih teliti karena mungkin saja mengakibatkan pergeseran
paradigma (sciencetific revolution).

Gambar 3. Diagram yang menjelaskan proses iterasi pada metode hypothetico-


deductive (Dodig-Crnkovic, 2002).

4
Metode ilmiah digunakan untuk menghasilkan teori ilmiah termasuk didalamnya teori
tentang teori (scientific meta-theory) dan teori yang digunakan untuk mendesain alat yang
digunakan untuk menghasilkan teori seperti: instrumen, algoritma, dll (Dodig-Crnkovic,
2002).
Gambar (3) diatas merupakan gambaran umum struktur logika yang digunakan pada
metode ilmiah dalam pengembangan sebuah teori baru. Detail diagram adalah sebagai
berikut:
1. Diawali dengan pertanyaan yang muncul berdasarkan teori dan pengetahuan yang
sudah ada, pertanyaan ini bisa saja merupakan pertanyaan baru yang dapat dijawab
oleh teori lama atau pertanyaan yang akan menghasilkan teori baru.
2. Rumuskan sebuah hipotesa sebagai sebuah jawaban sementara.
3. Buat asumsi dan prediksi sementara.
4. Lakukan pengujian hipotesa dengan percobaan yang spesifik sesuai dengan bidang
teori yang dikaji. Hipotesa yang baru harus terbukti sesuai dengan world-view yang
ada. Jika hipotesa tersebut menghasilkan sebuah kesimpulan yang bertolak
belakang dengan teori yang ada serta mengharuskan terjadi perubahan pada
landasan teorinya maka segera lakukan pengujian ulang hipotesa tersebut dengan
lebih teliti. Lakukan pengulangan langkah 2-3-4 dengan melakukan berbagai macam
modifikasi hipotesa sampai dengan dicapai kesepakatan (hasil sesuai dengan yang
diharapkan) kemudian lanjutkan kelangkah 5. Jika terjadi ketidaksesuaian maka
proses harus diulang dari langkah 1.
5. Apabila telah dicapai konsistensi, dimana hipotesa menjadi sebuah teori baru dan
memberikan proposisi yang koheren dalam mendefinisikan sebuah kelas baru dari
sebuah fenomena/konsep teori baru. Pada tahap ini, harus dilakukan publikasi hasil
sehingga dapat dilakukan pembandingan terhadap teori sepadan yang muncul (akan
ada seleksi alam terhadap teori baru tersebut.
6. Sebuah teori kemudian menjadi sebuah framework dimana didalamnya dijelaskan
hal-hal yang menyangkut observasi/fakta teoritis serta dibuat prediksi/dugaan baru.
Terlihat pada diagram (gambar 3), ilmu merupakan sebuah bidang yang berubah
secara permanen dan senantiasa mengalami perkembangan. Hal yang paling penting dari
ilmu adalah sifat sementara-nya, sifat ini mengarah pada pengujian yang terus-menerus
dan self-correction.
Keuntungan penting dari metode ilmiah adalah sifat jujur dan tidak memihak dalam
arti sesorang tidak harus percaya dengan apa yang diberikan oleh peneliti dan percobaan
yang sudah dilakukan juga dapat diulang dan hasilnya dapat ditentukan apakah valid atau
tidak.

5
Yang menjadi sangat spesifik pada bidang Ilmu Komputer adalah objek
investigasinya itu sendiri, yaitu artifak yang berkaitan dengan komputer yang berubah
secara bersamaan dengan pengembangan teori yang menjelaskannya dan perkembangan
praktikal dari pemanfaatan komputer secara simultan. Hal ini menyebabkan komputer yang
berhasil diciptakan pada tahun 1940-an tentunya tidak sama dengan komputer yang berhasil
diciptakan pada era 70-an dan berbeda juga dengan komputer yang diciptakan pada era
2000-an. Bahkan pendefinisian makna sebuah komputer pada era 2000-an menjadi sangat
rumit daripada pendefinisian di-era awal komputer diciptakan.
Metode ilmiah pada Ilmu Komputer dapat dibagi kedalam 3 bidang, yaitu teoritis,
eksperimen, dan simulasi, dimana masing-masing metode ini memiliki area metodologi yang
berbeda. Satu metode yang umum bisa digunakan pada ketiga bidang ini adalah
pemodelan.

4.1. Modeling
Merupakan proses yang selalu ada disetiap ilmu, yang bertujuan untuk
menyederhanakan fenomena studi yang sangat kompleks. Pemodelan dilakukan dengan
menggunakan fitur yang berperan relevan pada suatu kondisi tertentu. Dengan melakukan
pemodelan, dapat dilakukan prediksi yang terukur terhadap sebuah fenomena apabila
sistem diberikan kondisi/perlakukan tertentu.

Gambar 4. Pemodelan (ilustrasi diambil dari Scientific Methods in Komputer


Science, (Dodig-Crnkovic, 2002).

Beberapa pertanyaan yang harus dijawab didalam melakukan proses pemodelan antara lain
(Dodig-Crnkovic, 2002):
 Bagaimana memodelkan?; Apa saja yang diperlukan dalam pemodelan?; Apa saja
yang diabaikan?; Apakah perlu dijelaskan fitur yang diabaikan secara tidak
langsung?; Apa formalisme yang digunakan dalam pemodelan?

6
 Apakah model sudah mewakili?; Sudahkah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai?; Sebuah model selalu diakhiri dengan sebuah “resolusi”. Apakah level
abstraksi yang dipakai sudah benar?
 Apabila terdapat penyimpangan hasil, didalam aspek apa saja fitur/tingkah laku
model berbeda dengan yang diharapkan?
 Didalam kondisi apa model berbeda dengan kenyataan (atau berbeda dengan model
lainnya)?
 Validasi: apakah hasilnya valid (sesuai dengan hasil yang dinginkan)?
Melakukan “benchmark” sebuah model baru dengan model yang sudah ada sebelumnya,
khususnya pada kasus tertentu yang sudah diketahui serta analisa terhadap kelemahan
serta keunggulan masing-masing model sangat diperlukan. Seperti ilustrasi pada gambar
(4), dilakukan pemodelan buah apel, sebagai bentuk penyederhanaan digunakan sebuah
lingkaran untuk merepresentasikan apel yang dimodelkan, dari model ini kemudian
dilakukan uji dengan menerapkan beberapa pertanyaan wajib diatas. Tahapan pemodelan
(seperti ilustrasi gambar 4) dapat kita lakukan dengan menggunakan langkah-langkah yang
diilustrasikan pada gambar (3).

4.2. Metode Teoritis


Pendekatan teoritis pada Ilmu Komputer didasarkan pada metode klasik, karena
Ilmu Komputer berhubungan erat dengan logika dan matematika. Beberapa ide yang
melandasi ini antara lain adanya model konseptual dan model formal (model date dan
algoritma) dan adanya perbedaan tingkat abstraksi atau efisiensi.
Teori berperan sangat penting dalam pengembangan metodologi, logika, model
semantik dan pengembangan program. Metode teoritis diperlukan dalam desain dan
analisa algoritma sehingga dapat diperoleh solusi yang benar (misalnya dalam
performa sebuah algoritma).

4.3. Metode Eksperimental


Metode eksperimental merupakan instrumen untuk mengekstrak hasil
implementasi yang ada pada dunia nyata. Percobaan dilakukan untuk menguji
kebenaran teori atau langsung melakukan eksplorasi untuk mendapatkan
pengetahuan baru dengan pendekatan empiris.
Metode ini banyak digunakan dalam bidang seperti jaringan saraf tiruan (JST),
natural language, analisa performa dll. Penting untuk diperhatikan bahwa eksperimen
yang dilakukan harus bisa diulang. Salah satu penerapan metode ini misalnya pada
sistem jaringan dengan beberapa koneksi, dalam hal ini eksperimen menjadi metode
yang sangat penting. Contoh lain misalnya pada sistem HCI dimana terjadi interaksi

7
antara orang dengan komputer sehingga pendekatan eksperimental juga sangat
berperan.

4.4. Metode Simulasi


Metode simulasi memungkinkan kita untuk menginvestigasi sistem yang
sebelumnya tidak dapat dilakukan dengan metode eksperimen. Biasanya fenomena-
fenomena komplek yang tidak dapat diimplementasikan pada skala laboratorium.
Beberapa domain ilmu yang sebelumnya tidak berhubungan dengan Ilmu Komputer
saat ini sudah mulai memanfaatkan metode simulasi dalam memudahkan dalam
penyelesaian masalah.
Beberapa domain ilmu yang mengadopsi metode simulasi antara lain astronomi,
ekonomi, fisika, kimia, biologi dan lain-lain. Area lain yang lebih khusus seperti studi
tentang sistem non linier, sistem kehidupan artifisial juga memanfaatkan metode ini.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ilmu Komputer dapat dipelajari dengan
menggunakan ketiga metode diatas (teoritis, eksperimental dan simulasi). Setiap
metode akan lebih cocok terhadap satu area tertentu yang lebih spesifik.

5. Kesimpulan
Dengan demikian terlihat bahwa ilmu pengetahuan bersifat transversal. Logika dan
matematika adalah inti dari semua ilmu pengetahuan, salah satunya pada Ilmu Komputer.
Metode ilmiah merupakan alat untuk melakukan pencarian teori atau paradigama baru
secara sistematik.
Hubungan antara domain ilmiah yang berbeda seperti fisika atau ekonomi dengan
Ilmu Komputer sangat dimungkinkan terjadi. Contoh lain misalnya ilmu farmasi, dengan
menggunakan penerapan Ilmu Komputer telah menambah dampak dibeberapa bidang pada
ilmu kedokteran.
Dari ketiga metode yang ada pada Ilmu Komputer (teoritis, eksperimental dan
simulasi), metode simulasi lebih banyak digunakan pada bidang ilmiah lain selain domain
Ilmu Komputer. Dengan adanya Ilmu Komputer kemungkinan perbauran antara bidang ilmu
ini sangat dimungkinkan sehingga memungkinkan terjadinya pergeseran antara paradigma
dimasa mendatang.

6. Daftar Pustaka

Anonym. 2009. Research. http://en.wikipedia.org/wiki/Research.

Anonym. 2009. Science. http://en.wikipedia.org/wiki/Scientific.

8
Crnkovic, G. 2002. Scientifc Methods in Computer Science. Department of Computer
Science Mlardalen University. http://www.mrtc.mdh.se/publications/0446.pdf.

Denning, P.J; D. E. Comer; D. Gries; M. C. Mulder; A. Tucker; A. J. Turner; P. R. Young.


1989. Computing As A Diciplin. Communications Of The Acm. Vol. 32, No. 1.
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.91.9325&rep=rep1&typ
e=pdf.

Denning, P. J. 2005. Is Computer Computer Science?. Communications Of The Acm. Vol.


48, No. 4.

Johnson, C. 2009. What is Research in Computing Science?. Glasgow Interactive Systems


Group (GIST). Department of Computer Science, Glasgow University. Glasgow.
http://www.dcs.gla.ac.uk/~johnson/teaching/research_skills/research.html.

Kudang, B. S. 2009. Rangkaian Penulisan Karya Ilmiah Harus Diawali dengan Niat dan
Sikap Ilmiah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kuhn, T. 1962. The Structure of Scientifc Revolutions. University of Chicago Press. USA.
http://www.des.emory.edu/mfp/kuhnsyn.html.

Madeira, A. 2009. The role of Deductive Reasoning on the (Theoretical) Computer Science
research. Doctoral Program MAP-i. Universities of Minho, Aveiro and Porto.
http://www.map.edu.pt/mapi/2008/map-i-research-methods-workshop-
2009/AlexandreMadeiraFinal.pdf.

Suriasumantri, J.S. 1984. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Sinar Harapan. Jakarta.

You might also like