You are on page 1of 8

PENDAHULUAN

Konflik adalah sebuah keadaan yang timbul oleh karena perbedaan


tujuan atau emosional. Terjadinya konflik dalam suatu organisasi, merupakan hal
yang mustahil untuk dihindarkan. Hal ini disebabkan oleh karena individu-individu
yang terlibat dalam organisasi memiliki berbagai macam karakter, tujuan, visi,
maupun gaya yang berbeda-beda. Konflik yang berkepanjangan dapat
mempengaruhi komponen yang terlibat di dalamnya, bahkan kehancuran tidak
dapat dihindarkan.
Sebaliknya, konflik juga bisa konstruktif (functional conflict) yang
merangsang terbentuknya sikap positif, misalnya memberikan tantangan kepada
karyawan untuk mendapatkan reward bila berprestasi baik, membuat persaingan
antar karyawan

untuk berlomba-lomba mendapatkan penghargaan, dan

sebagainya.
Agar konflik tetap menguntungkan, maka seorang pemimpin yang baik
harus dapat memilih pendekatan yang tepat untuk menyelesaikan suatu konflik
yang terjadi di dalam organisasinya. Sebelumnya seorang manajer atau
pemimpin harus mengetahui sebab-sebab konflik terlebih dahulu. Identifikasi
konflik dan pemilihan solusi yang tepat menentukan kelangsungan suatu
oganisasi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu manajemen konflik, yaitu sebuah
cara yang digunakan oleh manajer atau pemimpin dalam sebuah organisasi,
untuk mengatasi konflik yang merugikan, atau menimbulkan konflik yang
menguntungkan.
Puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana teknis daerah yang
merupakan komponen penting dalam pembangunan masyarakat. Puskesmas
Sumberpucung memiliki dua unit kerja yaitu unit pelayanan rawat jalan dan rawat
inap. Keharmonisan dalam bekerja memberikan andil dalam terwujudnya
pelayanan yang optimal kepada pasien.
Dalam makalah ini akan dibahas analisis situasi, identifikasi, sebab konflik
serta alternatif pemecahan sebuah konflik yang terjadi di Puskesmas
Sumberpucung, khususnya di unit rawat inap. Adanya berbagai karakter dan
kepentingan telah menimbulkan benturan-benturan antar individu dalam
organisasi tersebut. Mengingat pentingnya pelayanan rawat inap, adanya konflik
negatif yang tidak segera diatasi akan menghambat kinerja individu dalam
organisasi tersebut.
IDENTIFIKASI KONFLIK
1

A. Identifikasi dan Deskripsi Konflik di Puskesmas Sumberpucung


Konflik yang saat ini sedang terjadi di Puskesmas Sumberpucung adalah :
Konflik antara perawat dengan apoteker tentang pengelolaan obat
Konflik biasanya muncul saat dinas jaga dan saat pengelolaan pasien
berlangsung. Konflik terjadi karena tidak adanya obat-obat emergensi diUGD
seperti D40, adrenalin, diazepam dan obat-obatan perawatan yang lainnya. Alatalat medis seperti nebulizer rusak dan tidak dalam kondisi yang optimal supaya
bisa digunakan dalam kondisi kritis. Akibatnya banyak pasien-pasien gawat yang
ke UGD tidak menerima perawatan untuk krisisnya tetapi dirujuk ke rumah sakit
yang lain. Kebanyakan keluarga pasien merasa sulit dan mengalami kesukaran
karena masalah biaya dan transportasi. Dokter muda yang bertugas juga
mengalami kesulitan untuk mendiagnosis pasien dan merawat pasien yang
memerlukan perawatan emergensi. Walaupun perawat UGD telah memberitahu
tentang kekurangan obat-obatan di UGD namun tidak diambil peduli oleh
apoteker.

INDEPTH INTERVIEW

1. Interview dengan Perawat W


Sabtu 12 Febuari 2011, Pukul 23.00 WIB
Dokter Muda sedang duduk dibangku menunggu pasien dirujuk ke rumah sakit
yang berdekatan kerena kekurangan obat-obatan.

Perawat W

: Wis embak, tidur ai, tah tunggu keluarganya

DM

: Masih lama ya mas? Pasiennya itu lemah mas. Malammalam mana mau cari air gula? Kok bisa ya, enggak
ada GDA stick?

Perawat W hanya tersenyum


Perawat W

: Kita udah bilang ke Mas R tapi dia iku iya iya tok

DM

: Wah.... masa ta mas?

Perawat W

: Iya udah berapa kali dibilang ke dia, tapi dia iya iya tok.
Orang iku, kalau sing ngomong bukan main buuanyak,
tapi kosong semua. Buktinya lo sampai sekarang
seperti ini.

DM

: Hahaha

Rabu 22 Febuari 2011, Pukul 20.00 WIB


DM dan perawat lagi menungguin keluarga pasien untuk dirujuk
DM J

: Masih lama kah mas, slorok iku jauh aah?

Perawat W

: Haha, enggak tau embak, sampaian tidur aei, tah tunggu


disini.

DM W

: Enggak pa-pa mas kita disini aja, kasian masnya ?

Perawat X

: hahaha...embaknya iku kelihatan ngatuk

DM J
:iya mas, capek ini, lagi bikin proposal untuk penyuluhan.
Ai kok bisa ya, obat-obat emergensi iku enggak ada?
DM W
: iya, obat emergensi iku harus ada mas, pokoknya yang
lima iku penting. Masa di ambulance enggak ada adrenalin??? Pasien apnue
gimana dunk? Kalau hipoglikemi malam-malam mau cari air gula gimana dunk?
DM J

: iya mas, enggak dibilang ke pak B kah?

Perawat X

: itukan, urusan apoteker mbk, kita udah kasi tahu kok

DM

: ummmmm

W&J

Perawat W
:Dia iku mau kita iku bikin laporan apa gitu, seharusnya
yang mengawal obat-obat di UGD iku perawat mbk, seng apotekernya enggak

tahu apa-apa mbak. Kita yang bingung malam-malam. Orangnya kan enggak
ada malam-malam Pokok aee dia mau kita iku ikut caranya die mbak.
DM W& J

: iya mas, sabar mas

HASIL WAWANCARA

Dari hasil wawancara dengan beberapa staf Puskesmas Sumberpucung


bagian Keperawatan didapatkan informasi bahwa :

Apoteker R ingin suatu sistim laporan pengobatan yang jelas.

Perawat merasakan wewenangnya dicampuri oleh apoteker dan


merasakan kesalahan ketiadaan obat adalah karena apoteker tidak
peduli apa yang telah disampaikan oleh perawat.

Perawat merasakan apoteker tidak menerima pendapatnya tentang


pengadaan obat-obatan emergensi.

ANALISA KONFLIK
Berdasarkan Moores Model, konflik dapat disebabkan oleh lima hal yaitu
Relation, Interest, Structure, Value dan Data.

1. RELATIONSHIP CONFLICT
..occur

because

misperceptions,

of

poor

the

presence

of

strong

or

miscommunication

or

negative
repetitive

emotions,
negative

behaviours.
Pada Puskesmas Sumberpucung, relationship conflict terjadi karena :
Adanya negative emotions dari perawat terhadap apoteker akibat
apoteker menurutnya tidak memantau ketersediaan obat walaupun sudah
diberitahu.
Alternatif Pemecahan Relationship Conflict
Block negative, repetitive behaviour by changing structure
1.

Menetapkan standar prosedur pelayanan pasien yang dirawat diUGD


terutama berkenaan dengan tugas dan tanggung jawab perawat jaga
dan juga apoteker, serta menerapkan sistem pengawasan atau

2.

inspeksi mendadak, untuk mencegah repetitive negative behaviours.


Memantau sistem penyedian obat oleh apoteker terutama obat-obat
emergensi.

Improve communication
1. Kepala Puskesmas dan Dokter Operasional hendaknya bersikap
lebih bijaksana dalam menyingkapi setiap permasalahan yang ada,
misalnya dengan melakukan cross check kepada orang ketiga.

2. Kepala Puskesmas dan Dokter Operasional diharapkan dapat


berbaur dengan karyawan yang lain sehingga dapat meningkatkan
komunikasi dengan bawahan.
3. Mengadakan kegiatan informal yang dapat meningkatkan rasa
kekeluargaan dan komunikasi pada seluruh lingkungan pegawai
puskesmas. Dimana pada saat acara tersebut dapat memfasilitasi
antar staff untuk berkomunikasi dengan lebih baik, sekaligus sebagai
media untuk mengenal lebih jauh secara personal. Contoh kegiatan :
camping, outbond, rekreasi seluruh petugas dan keluarga.
2. INTEREST CONFLICT
..can occur over substantive issues such as: money, procedural issues (the way
in which the dispute is to be resolved), psychological or ego type issues
(perceptions of trust, fairness, respect, status.
Tidak ditemukan adanya faktor interest dalam

konflik

di

Puskesmas

Sumberpucung saat ini.


3. STRUCTURAL CONFLICT
...are caused by 'oppressive' patterns of human relationships - may be
external to those involved in the dispute.
a lack of clear role descriptions, dimana tidak ada pembagian tugas yang
secara tegas tertulis antara perawat dan apoteker.
dimana tidak ada pengarahan tentang pelaporan obat untuk setiap
pelayanan
Alternatif Pemecahan Structural Conflict

Memberikan peraturan tertulis yang jelas mengenai tugas dan tanggung


jawab para perawat jaga dan apoteker.

4. DATA CONFLICT
..occur when people lack the information necessary to make decisions,
are misinformed, disagree over what data are relevant or, have competing
assessment procedures.
Tidak ditemukan faktor data dalam konflik yang terjadi di Puskesmas
Sumberpucung saat ini.
6

5. VALUE CONFLICT
are caused by perceived or actual incompatible belief systems..
Tidak ditemukan adanya faktor value dalam konflik di Puskesmas Sumberpucung
saat ini.

Tugas Modul 6
MANAJEMEN KONFLIK
PUSKESMAS SUMBERPUCUNG

Pembimbing :
Dr. Arief Alamsyah, MARS

Oleh :
Arimurti P

0510710021

Fadhilla

0510710052

Luqman H

0510710083

Purnamawati

0510710102

Jayamalar P

0510714006

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
8

You might also like