Professional Documents
Culture Documents
Of
Good Mining Practice (GMP) 2010
BAB I
KONTROL ELEVASI
(APLIKASI GRADE BOX)
1.1 Pendahuluan
1.1.1
Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam membentuk kesejajaran bidang
pada front loading atau front dumping untuk mengarahkan
penggalian maupun penimbunan agar sesuai dengan arah umum
pola aliran bidang area kerja.
1.1.2
Ruang Lingkup
Manual book ini membahas mengenai design/konstruksi,
penggunaan dan evaluasi hasil implementasi Grade Box di area
kerja PT Adaro Indonesia.
1.1.3
Definisi
a. Grade Box adalah adalah peralatan sederhana yang terdiri
dari rangkaian besi berbentuk kerangka balok atau kubus
berwarna putih dan rangkaian tali yang digunakan untuk
menunjukkan kesejajaran bidang pada front loading atau front
dumping.
b. Level Info adalah papan berwarna putih yang menunjukkan
elevasi bidang kerja (front loading atau front dumping) baik
untuk Elevasi Target (TRG) maupun Elevasi Aktual (ACT).
c. Front Loading adalah area kerja pemuatan batubara atau
overburden oleh excavator ke dump truck.
d. Front Dumping adalah area kerja penumpahan overburden
oleh dump truck ke disposal.
e. Elevasi Target (TRG) adalah elevasi design front loading/ front
dumping yang harus dipenuhi oleh operator.
f. Elevasi Aktual (ACT) adalah elevasi aktual dari front
loading/front dumping.
g. Grade (GRD) adalah perbandingan antara beda vertikal
dengan jarak horisontal.
h. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
1.1.4
1.2 Isi
1.2.1
Grade box juga harus dilengkapi dengan papan Level Info. Level
info berisikan informasi mengenai Elevasi Target (TRG), Elevasi
Aktual (ACT) dan Grade (GRD). Elevasi Target ditulis dengan
warna biru/hitam. Elevasi Aktual dengan warna merah. Grade
dengan warna hitam. Ukuran tinggi minimal huruf 8 cm dan tulisan
harus jelas.
60 cm
TRG
ACT
GRD
:
:
:
66 / 64
68.1
4%
40 cm
TRG
ACT
GRD
1.2.2
Pada front loading yang terlalu sempit (kurang dari 2.5 x lebar
dump truck), grade box dapat dipasang dengan jarak lebih dari
50 m dan harus dibantu dengan pemasangan patok kontrol
elevasi secara kontinu setiap kemajuan penggalian 10 m.
Pada grade box, harus ada form monitoring. Setelah form
tersebut di-update oleh Survey, pengawas wajib melakukan
kontrol dan mengisi form monitoring minimal 3 x dalam 1 shift
(awal, pertengahan, dan akhir). Dengan kontrol seperti ini
diharapkan kondisi unstandard dapat segera dilakukan
perbaikan. Form monitoring ini harus ditempatkan secara
aman dan terhindar dari hujan.
Pada grade box di front loading, harus ada informasi nama unit
loader. Pada grade box di front dumping, selain nama unit
loader juga nama disposal.
1.3 Penutup
1.3.1 Evaluasi Grade Box
Implementasi grade box di tambang dievaluasi dengan mengacu
pada tabel berikut.
1.3.2
Referensi
MIHA.WIN.0182.R00 Pemasangan Grade Box dan Level info
(1 Juli 2010)
No.
Tanggal
Efektif
Penyusun
Penyunting
Disetujui Oleh
Suhernomo
Rommel Lucinda Cruz
BAB II
DRAINAGE
1.4 Pendahuluan
1.4.1
Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam membuat sistem drainage sesuai
standard agar mendukung terlaksananya penambangan batubara
yang produktif.
1.4.2
Ruang Lingkup
Manual book ini membahas mengenai design, pembuatan, dan
pemeliharaan sistem drainage di area kerja PT Adaro Indonesia.
1.4.3
Definisi
a. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang
di tentukan dengan cara membuat paritan atau contour
drainage (kemiringan suatu area).
b. Grade box adalah rangkaian besi berbentuk kerangka balok
berdiri dan dilengkapi dengan rangkaian tali yang digunakan
sebagai acuan membentuk kesejajaran bidang pada front
loading atau front dumping.
c. Undulasi adalah ketidakrataan permukaan tanah yang tidak
mengikuti arah umum pola pengaliran bidang.
d. Front loading adalah area kerja pemuatan batubara atau
overburden oleh excavator ke dump truck.
e. Front dumping adalah area kerja penumpahan overburden
oleh dump truck ke disposal.
f. Toe line adalah garis batas bawah dari suatu kemiringan
jenjang.
g. Crest line adalah garis batas atas dari suatu kemiringan
jenjang.
h. Culvert (gorong-gorong) adalah bangunan fisik yang dibangun
memotong jalan/galengan/bangunan lain yang berfungsi untuk
penyaluran air.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
1.4.4
Tanggung Jawab
a. Mine Production Section PT Adaro Indonesia bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa kontraktor selalu melakukan
pembuatan dan pemeliharaan sistem drainage yang sesuai
standard di semua lokasi yang diperlukan.
b. Mine Production Section kontraktor bertanggung jawab untuk
membuat dan memelihara sistem drainage yang sesuai
standard di semua lokasi yang diperlukan.
1.5 Isi
Dalam dunia pertambangan inti dari pada drainage adalah menjaga agar
kondisi air di pit terkendali sehingga tidak mengganggu proses
penambangan.
Pada umumnya drainage pada tambang terbuka terbagi menjadi 2, yaitu:
Saluran terbuka (paritan/open channel)
Saluran terbuka biasanya berupa paritan yang sengaja dibuat untuk
mengendalikan air yang akan masuk ke pit dan atau dialirkan ke
sumuran yang sudah disediakan. Saluran terbuka ini biasanya dibuat di
area berikut:
- Di luar area pit dan mengelilingi pit
- Di samping kiri/kanan ramp jalan menuju pit
- Di disposal
Untuk dimensi dari paritan ini tergantung dari catchment area sekitar parit
dan debit air yang mengalir ke parit tersebut.
1.5.1
Keterangan:
Qc = Debit Aliran Catchment (m3/s)
C = Koefisien Run-off
I
= Curah Hujan Rencana Per Hari (mm)
A = Catchment Area (ha)
R 24
24
2
24 3
t
Keterangan:
R24 = Curah Hujan Rencana Per Hari (mm)
t
= Lama Hujan (mm)
2
0,5
36
b GradeParit B
m
B b Z d d
P d
1.5.2
Buat drainage di toe line sisi floor atau di toe line sisi
roof batubara dengan alat gali proporsional.
Gambar
2%
Toe Line
Bund Wall
Bund Wall
Parit
12%
12%
Bund Wall
Bund Wall
Parit
Parit
12%
12%
1.6 Penutup
1.6.1 Evaluasi Implementasi Drainage
Implementasi Drainage dievaluasi dengan mengacu pada tabel
berikut.
1.6.2
Referensi
MIHA.WIN.0294.R00 Pembentukan Drainage di Pit (10 Juni
2010)
MIHA.SOP.0555.R01 Pembuatan Disposal (8 Juni 2010)
MIHA.SOP.0556.R01 Penggalian Batu Bara (8 Juni 2010)
MIHA.SOP.0557.R01 Pembuatan Jalan Di Area Tambang (8
Juni 2010)
Hidrologo Terapan; Bambang Triatmojo; 2008
Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan; Dr. Ir. Suripin,
M. Eng; 2004
No.
SWM.1002.GMP DRAINAGE.R00
Tanggal Efektif 01 Maret 2010
Penyusun
Auzer Nazarudin
Deni Irawan
Penyunting
Disetujui Oleh Suhernomo
Rommel Lucinda Cruz
BAB III
RUN OFF MINE (ROM) MANAGEMENT
3.1 Pendahuluan
3.1.1
Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor untuk menentukan standar pembuatan
dan perawatan Run Off Mine (ROM) batubara sesuai karakteristik
batubara di tambang PT Adaro Indonesia, sehingga mudah
dikontrol dengan baik, aman dari resiko kontaminasi, spontaneous
combustion, mengurangi debu atau fine coal dan meredam
komplain masyarakat akibat pencemaran udara dan air.
3.1.2
Ruang Lingkup
Manual book ini membahas mengenai design, konstruksi,
operasional dan pemeliharaan ROM batubara untuk wilayah PT
Adaro Indonesia.
3.1.3
Definisi
a. ROM adalah tempat penumpukan batubara dari pit sebelum
dibawa ke Pelabuhan Kelanis, di tempat ini terjadi proses
rehandling batubara ke dalam vessel trailer menggunakan alat
loading seperti excavator dan wheel loader.
b. Base ROM adalah landasan atau basement dari ROM yang
diharapkan padat dan tidak menyebabkan terjadinya
kontaminasi atau pencemaran pada batubara.
c. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang
di tentukan dengan cara membuat paritan atau contour
drainage (kemiringan suatu area).
d. Bundwall adalah tanggul pengaman.
e. Fine coal adalah fragmen batubara (T100,T200,T300 dan
seam lainnya) yang berukuran kurang dari 2,00 mm.
f. Fine Coal Trap (FCT) adalah tempat atau lokasi pengendapan
batubara yang masih dapat digunakan, yang ikut hanyut atau
terlarut bersama air dari ROM.
g. Coal Seam Series adalah klasifikasi batubara berdasarkan
kualitasnya, misalnya Total Moisture atau Calorific Value.
Tanggung Jawab
a. Mine Hauling Section PT Adaro Indonesia bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan sistem FIFO, fine coal trap, base ROM
dan semua operasional di area ROM.
b. Quality Control Section PT Adaro Indonesia bertanggung
jawab terhadap monitoring kontaminasi, temperatur tumpukan,
penempatan batubara berdasarkan seam series.
c. Mine Production Section PT Adaro Indonesia bertanggung
jawab terhadap hauler yang mengangkut batubara dari pit ke
ROM dan berkoordinasi mengenai semua pekerjaan general di
area ROM.
d. Mine Production Department Head kontraktor bertanggung
jawab terhadap semua pekerjaan di area ROM.
3.2 Isi
3.2.1 Design and Konstruksi
a. Design
Kapasitas ROM ditentukan dengan pedoman sederhana,
seperti : 7 kali target daily coal hauling.
Design ROM harus meliputi semua unsur seperti: lokasi
ROM (diusahakan agar tidak banyak proses cut dan fill),
Gambar 3.2.1.1 De
b. Konstruksi
Base ROM
Base ROM dibentuk dari material keras seperti mudstone,
siltstone ataupun claystone pada bagian dasar dan
lapisan pasir yang terletak di atasnya setelah dikompaksi.
Lapisan basement harus dikompaksi layer per layer (max.
20 cm) dengan mengacu pada superposisi di bagian
tengah ROM) untuk mencegah rusaknya base karena
aliran air dan dilalui oleh alat-alat berat (Dump Truck,
Excavator, Wheel Dozer, dll). Di atas basement diperlukan
lapisan batubara (bedding coal) terkompaksi sebagai
covering permukaan basement.
Grade ROM
Pada base ROM harus memiliki grade antara 1-2%
sehingga memiliki arah aliran air dan ditujukan ke arah
paritan di sisi tanggulan ROM, yang dialirkan ke Fine Coal
Trap.
Drainage
Drainage yang dibuat adalah berupa paritan di sisi ROM
agar air dari ROM tidak langsung keluar, sehingga dapat
di tangkap di fine coal trap.
Bundwall
Tanggulan/bundwall harus dibuat sekeliling ROM agar
mempermudah pengaturan lalu-lintas alat dan dapat
mengendalikan air yang mengalir dari luar tidak masuk ke
dalam ROM.
Catchment
area (ha)
30
mm/day
7
day/week
10 (for weekly
maintenance)
Drying Pond
Drying pond dibuat di dekat FCT, yang berfungsi untuk
mengeringkan fine coal dari FCT sebelum dibuang di
tempat pembuangan.
Penerangan
Untuk operasional malam hari, penerangan yang
diharuskan yaitu minimal 50 lux di titik dumping HD dan
tempat loader memuat batubara ke trailer.
3.2.2
Operations
a. Pos Checker & Toilet
Pos checker digunakan untuk memantau aktivitas di ROM dan
diletakkan di tempat yang aman, serta tidak mengganggu
aktivitas operasional dari ROM.
Untuk mendukung operasional ROM, di dekat ROM juga harus
disediakan toilet.
3.2.3
Maintenance
a. Base ROM
Perawatan base dilakukan setiap hari oleh grader untuk
menghindari timbulnya undulasi akibat dilalui oleh alat-alat
berat lainnya dan juga memelihara bedding coal dengan baik
sehingga batubara jauh dari potensi kontaminasi basement
material dan mengurangi debu.
b. Grade ROM
Saat melakukan perawatan pada base setiap hari, operator
grader harus memastikan grade pada base tetap terjaga pada
kondisi yang telah ditentukan, yaitu 1-2%.
c. Drainage
Maintenance pada saluran drainage dapat dilakukan berkala,
misal 1 minggu sekali, bisa tergantung dari cuaca (intensitas
hujan) yang menyebabkan penyumbatan oleh sedimen di
saluran air yang ada, dan harus selalu di pantau setip hari oleh
pengawas di ROM tersebut.
d. Fine Coal Trap (FCT)
Maintenace pada FCT dilakukan berkala agar fungsi utama
dari FCT tetap dapat maksimal.
e. Jadwal Maintenance
Penjadwalan maintenance dilakukan poin per poin di setiap
bagian ROM, harus terjadwal dan dilaporkan setiap hari.
3.3 Penutup
3.3.1 Evaluasi Implementasi ROM Management
Implementasi ROM Management dievaluasi dengan tabel berikut.
3.3.2
Referensi
Kep. Menteri Pertambangan No 555.K/26/M.PE/1995
MIHA.SOP.0603.R01 Management ROM (20 Oktober 2008)
MIHA.SOP.0611.R00 Operasional Konstruksi ROM (23
Oktober 2009)
MIHA.SOP.0608.R00 Pengukuran Temperatur Batubara di
Stockpile dan Stock ROM (12 Desember 2008)
No.
SWM.1003.GMP ROM MANAGEMENT.R00
Tanggal Efektif 01 April 2010
Penyusun
Marianus Antimus Buku
Muhammad Anurian Anjar
Penyunting
Disetujui Oleh Suhernomo
Rommel Lucinda Cruz
BAB IV
SURVEY PEGS (PATOK SURVEY)
4.1 Pendahuluan
4.1.1
Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT. Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam pekerjaan pemasangan dan
pemeliharaan Survey Pegs (patok survey) di lapangan.
4.1.2
Ruang Lingkup
Manual book ini membahas mengenai preparasi, implementasi dan
evaluasi penggunaan patok (pegs) di area kerja PT Adaro
Indonesia
4.1.3
Definisi
a. Patok survey adalah kayu dengan ukuran panjang 5 cm, lebar
3 cm dan tinggi 80 cm.
b. Batter Pegs adalah papan dengan ukuran panjang 80 cm dan
lebar 10 cm yang dipasang di permukaan tambang sebagai
acuan sudut untuk kegiatan penambangan.
c. Pita survey adalah pita dengan lebar 3 cm dan warna yg telah
distandarisasi dengan maksud tertentu.
d. Total Station adalah alat pengukur sudut yang sudah
dilengkapi dengan alat pengukur jarak yang bekerja dengan
sistem elektronis.
e. GPS - RTK adalah Global Positioning System Real Time
Kinematic, yaitu alat untuk mengetahui lokasi/posisi sesuatu.
f. Clinometer adalah alat bantu yang digunakan untuk mengukur
kemiringan suatu bidang.
g. Crest line adalah garis batas atas dari suatu kemiringan
jenjang.
h. Toe line adalah garis batas bawah dari suatu kemiringan
jenjang.
i. Pit Limit adalah batas rencana area yang akan ditambang.
j. Ramp adalah jalur melandai yang dipakai sebagai akses untuk
unit produksi ataupun non-produksi yang memiliki dimensi
tertentu yang kemiringannya diukur dengan satuan grade
(perbandingan antara beda vertikal dengan jarak horisontal).
Tanggung Jawab
a. Mine Survey Section PT Adaro Indonesia bertanggung jawab
untuk memastikan penyediaan, pemasangan dan pengawasan
survey pegs yang dilakukan oleh Mine Survey Section
kontraktor sudah benar.
b. Mine Operations Section PT Adaro Indonesia bertanggung
jawab untuk memastikan persiapan lahan dan pembentukan
pit dan disposal sesuai dengan panduan survey pegs yang
sudah dipasang.
c. Mine Survey Section kontraktor bertanggung jawab untuk
menyediakan, memasang dan mengawasi survey pegs.
d. Mine Operation Section kontraktor bertanggung jawab untuk
melakukan persiapan lahan dan pembentukan pit dan disposal
sesuai panduan survey pegs.
4.2 Isi
4.2.1 Alat dan Bahan
a. Total Station
b. GPS RTK
c. Clinometer
e. Batter Peg
4.2.2
Pengkodean
Berikut adalah tabel yang menunjukkan kode pita survey
berdasarkan warna.
Orange
Putih
Orange
Orange
Orange
Orange
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Orange
Putih
Putih
Hijau
Merah
Biru
Kuning
Putih
Orange
Merah
Hijau
Biru
Pink
Crest Line
Toe Line
Crest Toe
Pit Limit
Batas Land Clearing
End Wall Design (Yearly)
Batas Area Blasting / Elevasi Drilling 8.5
Elevasi Drilling 5.5
Elevasi Drilling 6.5
Elevasi Drilling 7.5
Elevasi Drilling 9.5
Elevasi Drilling 10.5
Elevasi Drilling 11.5
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Putih
Merah
Hijau
Biru
Pink
Rencana As Jalan
Rencana Pinggir Jalan
Batas Area Konstruksi
Rencana Drilling/Instrument Geotech/Geology
Rencana Drainage
Hijau
Hijau
Hijau
Putih
Merah
Merah
Merah
Putih
Mineable Coal
Digging / Dumping Limit
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Orange
Putih
Hijau
4.2.3
Gambar 4.2.3.3
Pemasangan Patok Toe Saat dilakukan Sloping
e. Prosedur Offset
Pada pemasangan di posisi topografi original atau pada posisi
bench yang mengalami overcut dan undercut atau ditemukan
bahwa elevasi titik stake-out berbeda dengan titik design,
maka posisi patok crest line harus dilakukan offset
(penggeseran) sesuai dengan prosedur seperti dibawah ini.
a
tan
4.2.4
Tinggi
Jenjang
(m)
3
6
12
Angle of
Jarak Datar
Repos
"Slope" (m)
(deg)
35
8.2
38
16.5
45
33.0
Tabel. 4.2.3.1 Nilai Offset
Nilai Offset
(m)
2.0
4.4
10.5
4.3 Penutup
4.3.1 Pelanggaran & Evaluasi Implementasi Survey Pegs
Konsekuensi terhadap tidak adanya pemasangan survey pegs
adalah stop operasi untuk area tersebut.
Untuk evaluasi implementasi survey pegs digunakan tabel berikut.
4.3.2
Referensi
MIHA.SOP.0638.R00 Pengawasan Survey Pit (1 Januari
2008)
MIHA.WIN.0077.R00 Pemasangan Patok Design (1 Juni 2009)
MIHA.SOP.0624.R00 Pengukuran Untuk Blasting (1 Januari
2009)
No.
SWM.1004.GMP SURVEY PEGS.R00
Tanggal Efektif 01 Mei 2010
Penyusun
Wisnu Adi
Muhammad Zaim Nur Hidayat
Penyunting
Disetujui Oleh Suhernomo
Rommel Lucinda Cruz
BAB V
MINING FACE OVERBURDEN
1.7 Pendahuluan
1.7.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaan mining face
overburden (OB), yaitu pemotongan OB yang sesuai dengan
design dengan memperhatikan aspek keselamatan, tipe material,
equipment yang digunakan (loader, hauler, dan support), dimensi
area kerja (front loading), dan drainage sehingga target produksi
dapat tercapai.
1.7.2
Ruang Lingkup
Manual book ini membahas mengenai tipe material, equipment
yang digunakan, dimensi area kerja (front loading), dan sistem
drainage dalam pekerjaan mining face OB di area kerja PT Adaro
Indonesia.
1.7.3
Definisi
a. Overburden (OB) adalah lapisan tanah (batuan) yang
menutupi lapisan batubara.
b. Loader adalah unit yang digunakan untuk melakukan
pengupasan OB dan memuatnya ke unit hauler.
c. Hauler adalah unit yang digunakan untuk mengangkut OB
hasil pemotongan unit loader dari front loading ke disposal.
d. Unit support adalah unit yang melakukan sloping, dozing dan
perapian front loading.
e. Front loading adalah area kerja pemuatan batubara atau
overburden oleh excavator ke dump truck.
f. Disposal adalah tempat (areal) pembuangan batuan atau
tanah penutup lapisan batubara.
g. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang
ditentukan dengan cara membuat paritan atau contour
drainage (kemiringan suatu area).
h. Grade box adalah adalah rangkaian besi berbentuk kerangka
balok berdiri dan dilengkapi dengan rangkaian tali yang
Tanggung Jawab
a. Mine Operatios Section PT Adaro Indonesia bertanggung
jawab untuk melakukan pengawasan terhadap pekerjaan
pemotongan overburden agar sesuai dengan design dan
memperhatikan aspek-aspek yang telah ditentukan.
b. Mine Operations Section kontraktor bertanggung jawab untuk
melakukan pekerjaan pemotongan overburden dengan
mengacu pada design dan memperhatikan aspek-aspek yang
telah ditentukan.
1.8 Isi
1.8.1 Tipe Material
Tipe material atau overburden yang harus dipotong/digali akan
mempengaruhi metode kerja. Berikut klasifikasi metode kerja
berdasarkan tipe material.
Tipe Material
Top Soil
Sub Soil
Sandstone
Sandstone & Clay
Mudstone
Ketebalan (m)
12
23
0,76 44,27
0,6 53,71
Metode Kerja
Direct Digging
Direct Digging
Blasting
Blasting
Blasting
1.8.2
Liebherr 9250
OHT 777
4.38m
Layer 1
8.00m
Layer 2
4.00m
4.00m
Max digging
Depth 8.70m
1.8.3
Drainage
1.9 Penutup
1.9.1 Evaluasi Implementasi Mining Face OB
1.9.2
Referensi
MIHA.SOP.0558.R01 Pengupasan Tanah Penutup (8 Juni
2010)
No.
Tanggal Efektif
Tim Penyusun
Penyunting
Disetujui Oleh
BAB VI
MINING FACE COAL
1.10 Pendahuluan
1.10.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaan mining face
coal, yaitu penggalian batubara yang sesuai dengan design
dengan memperhatikan aspek keselamatan, seam batubara,
equipment yang digunakan (loader, hauler, dan support), dimensi
area kerja (front loading), dan drainage sehingga target produksi
dapat tercapai.
1.10.2 Ruang Lingkup
Manual book ini membahas mengenai seam batubara, equipment
yang digunakan, dimensi area kerja (front loading), dan sistem
drainage dalam pekerjaan mining face batubara di area kerja PT
Adaro Indonesia.
1.10.3 Definisi
a. Batubara (coal) adalah
b. Loader adalah unit yang digunakan untuk melakukan
penggalian batubara dan memuatnya ke unit hauler.
c. Hauler adalah unit yang digunakan untuk mengangkut
batubara hasil penggalian unit loader dari front loading ke
ROM (Run Off Mine).
d. Unit support adalah unit yang melakukan sloping, dozing dan
perapian front loading.
e. Front loading adalah area kerja pemuatan batubara atau
overburden oleh excavator ke dump truck.
f. Disposal adalah tempat (areal) pembuangan batuan atau
tanah penutup lapisan batubara.
g. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang
ditentukan dengan cara membuat paritan atau contour
drainage (kemiringan suatu area).
h. Grade box adalah adalah rangkaian besi berbentuk kerangka
balok berdiri dan dilengkapi dengan rangkaian tali yang
Total
Moisture
25.92%
Inherent
Moisture
Proximate Analysis
Volatile
Fixed
Matter
Carbon
14.42%
42.78%
39.81%
Ash
Total
Sulphure
Calorific
Value
(adb)
HGI
2,43%
0,10%
5.864
49
Inherent
Moisture
20%
Proximate Analysis
Volatile
Fixed
Matter
Carbon
40%
38%
Ash
Total
Sulphure
Calorific
Value
(adb)
HGI
2,0%
0,15%
5.100
60
Inherent
Moisture
16,5%
Proximate Analysis
Volatile
Fixed
Matter
Carbon
40%
42,5%
Ash
Total
Sulphure
Calorific
Value (adb)
HGI
1,0%
0,10%
5.900
45
Liebherr 9250
OHT 777
4.38m
Layer 1
8.00m
Layer 2
4.00m
4.00m
Max digging
Depth 8.70m
Drainage
1.12 Penutup
1.12.1 Evaluasi Implementasi Mining Face Coal
1.12.2 Referensi
MIHA.SOP.0558.R01 Pengupasan Tanah Penutup (8 Juni
2010)
No.
SWM.1006.GMP MINING FACE COAL.R00
Tanggal Efektif 01 Juli 2010
Tim Penyusun Auzer Nasarudin
Penyunting
Disetujui Oleh
Suhernomo
Rommel Lucindo Cruz
BAB VII
DISPOSAL MANAGEMENT
1.13 Pendahuluan
1.13.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaan
pembentukan disposal dengan memperhatikan aspek keselamatan
dan mencakup disain, konstruksi, dan maintenance sehingga target
produksi dapat tercapai.
1.13.2 Ruang Lingkup
Manual book ini membahas mengenai disain, konstruksi, dan
maintenance disposal di area kerja PT Adaro Indonesia.
1.13.3 Definisi
a. Disposal adalah tempat pembuangan / penumpukan
material penutup lapisan batubara.
b. Disposal adalah tempat pembuangan / penumpukan
material tak dipakai ( OB, Sub Soil, Dll ).
c. Disposal adalah tempat (areal) pembuangan batuan atau
tanah penutup lapisan batubara.
d. Disposal adalah tempat yang dirancang untuk
menampung material dari proses overburden removal.
e. Bench adalah jenjang yang dibuat untuk menjaga
kestabilan lerang,yang biasa dibuat dengan tinggi dan
grade tertentu.
f. Grade adalah perbandingan antara beda vertikal dengan
jarak horisontal.
g. Berm adalah tanggul yang biasanya dibuat permanen
untuk menghilangkan potensi bahaya karena adanya
beda tinggi.
h. Single slope adalah kemiringan dari crest ke toe pada
bench.
i. Overall slope adalah kemiringan total dari beberapa slope,
yaitu dari crest tertinggi sampai ke toe yang paling
terdalam.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
b. Dimensi
Dimensi untuk design disposal berbeda-beda perlakuannya untuk
setiap material. PT Adaro Indonesia telah menentukan parameter untuk
design disposal sbb:
Tinggi jenjang
: 12 m
Final slope
: 20
Penempatan material lumpur
: 100 m dari frame
terluar
Back slope
: 1% - 2%
Lebar bench
: minimal 24 m
Dengan acuan tersebut, diharapkan kestabilan lereng dari disposal bisa
bertahan dan dianggap aman.
c. Bench Grade & Ramp Grade
Bench grade pada disposal untuk frame final adalah 20 dengan dicover oleh material top soil dan dibentuk back slope agar air tidak
melewati crest line dan merusak frame disposal.
Ramp grade di jalan tambang adalah 8%, diharapkan tidak lebih dari
10% dan tidak terlalu landai yang dapat mengakibatkan biaya hauling
terlalu mahal.
d. Sequence
Mud Location
Drop Structure
Stock Top Soil
Connect W/ Sispal
Drainage
f.
Reklamasi
Reklamasi di PT Adaro Indonesia menggunakan beberapa cara, yaitu:
metode hydroseeding, metode alat mekanis, metode handseeding dan
metode penanaman pohon.
Metode Hydroseeding
Metode Handseeding
g. Drainage
Drainage sengaja dibuat untuk mengendalikan air yang ada di pit
ataupun disposal sehingga dapat terkendali dan tidak mengganggu
proses penambangan. Pada umumnya drainage pada tambang terbuka
menggunakan paritan dan gorong-gorong.
Untuk dimensi dari paritan ini tergantung dari catchment area sekitar
parit dan debit air yang mengalir ke parit tersebut.
Debit paritan (Qp) harus lebih besar dari penjumlahan debit aliran
catchment (Qc) dan debit air dari pompa (Qs).
Q c 0,002855 C I A
Keterangan:
Qc = Debit Aliran Catchment (m3/s)
C = Koefisien Run-off
I
= Curah Hujan Rencana Per Hari (mm)
A = Catchment Area (ha)
12 m
e. Windrow
Setiap pendorongan harus menyisakan material di ujung disposal
(windrow) setinggi minimal setengah dari ban terbesar truk yang
dumping di disposal tersebut. Windrow dibuat bukan sebagai sarana
berhenti truk yang sedang mundur, tetapi hanya sebagai patokan batas
truk berhenti.
12m
f.
Back-Slope
Pembentukan back-slope mutlak harus dikerjakan untuk menghindari
adanya aliran air mengarah ke crest disposal yang dapat menyebabkan
robeknya frame disposal dan dapat mengakibatkan terganggunya
kesetabilan lereng disposal. Grade dari back-slope adalah antara 1% 2%.
g. Level Control
Kontrol elevasi perlu dilakukan untuk menjaga agar pengerjaan
operasional di lapangan tidak berbeda dengan design yang telah
disetujui dan diperhitungkan oleh engineer, sehingga tidak
mempengaruhi sequence pembentukan disposal.
i.
RL 120
j.
Unit Support
Saat operasional di disposal berjalan, maintenance bench dan akses
disposal harus kontinyu dilakukan dengan unit-unit support seperti
grader untuk menghilangkan undulasi di akses jalan, dozzer kecil
(misal: DZ85) untuk spreading top soil di frame disposal dan dozzer
sedang atau besar untuk mendorong material overburden.
k. Dump-Man
Dump-man adalah orang yang kompeten dalam mengawasi
operasional pembuangan material di disposal. Dump-man bertanggung
jawab atas keselamatan, design dan produktifitas alat support dan
truck.
l.
Night-Shift Operation
Operasional pembuangan material ke disposal saat shift malam harus
disertai dengan penerangan yang cukup, dimana pada area dumping
point memiliki minimum pencahayaan adalah 20 lux.
Dimana 20 lux memiliki arti :
- Tingginya 7m (harus lebih tinggi dari unit hauling tertinggi)
- Jumlah lampu 3
- Jenis lampu Halogen atau Mercury 1000 - 1500 Watt
- Sudut kemiringan 30 - 60.
Layer 1
4 m
Arah sinar ke obyek yang paling bagus dari atas atau samping, tidak
dianjurkan searah atau berlawanan karena menimbulkan silau atau
bayangan.
Layer 1
untuk Dumping di Atas Lumpur/Air
Layer 2
4 m
4 m
4 m
Layer 1
Layer 2
4 m
4 m
30 meter
m. Dumping di AtasPadaLumpur/Air
Layer 2
Saat Digging Pembentukan RAM
Benang
Grade
dipasang Sesuai
Untuk dumping didenganboxatas
lumpur/air
yang
berpotensi
adanya
kemiringan
retakan/patahan pada disposal, diharuskan membuang (dumping)
10m dari sisi tebing dan adanya pengawasan terus-menerus selama
aktivitas dumping di atas lumpur/air berlangsung.
30 meter
1.14.3 Disposal Maintenance
a. Undulating
Untuk mengatasi undulating, sebelum aktifitas penimbunan dimulai,
pastikan grade box sudah terpasang pada area yang ditentukan
sebagai acuan arah disposal.
Patok OFFSET Toe line Disposal harus dipasang jika ada Front Dumping yang aktif
1.15 Penutup
1.15.1 Evaluasi Implementasi Disposal Management
1.15.2 Referensi
MIHA.SOP.0555.R01 Pembuatan Disposal ( 8 Juni 2010 )
MIHA.SOP.0557.R01 Pembuatan Jalan Di Area Tambang (8
Juni 2010)
Kepmen 555.K/26/M.PE/1995
No.
SWM.1007.GMP DISPOSAL MANAGEMENT.R00
Tanggal Efektif 01 Agustus 2010
Tim Penyusun Marianus Antimus Buku
Muhammad Anurian Anjar
Penyunting
Disetujui Oleh Suhernomo
Rommel Lucinda Cruz
BAB VIII
SUMP MANAGEMENT
1.16 Pendahuluan
1.16.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaan dalam
rangkaian aktifitas sump, yaitu mulai perencanaan, proses
konstruksi dan operasional dengan tetap memperhatikan aspek
K3LH.
1.16.2 Ruang Lingkup
Manual book ini membahas mengenai rangkaian aktifitas sump,
yaitu mulai perencanaan, proses konstruksi dan operasional
dengan tetap memperhatikan aspek K3LH di area kerja PT Adaro
Indonesia.
1.16.3 Definisi
a. Sump adalah sumuran atau kolam terbuka tempat
penampungan air sementara di dalam pit sebelum
dilakukan pemompaan ke luar pit.
b. Catchment Area adalah daerah tangkapan hujan yang
dibatasi oleh punggung - punggung gunung/pegunungan
dimana air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan
mengalir menuju suatu titik/stasiun yang ditinjau (dalam
hal ini sump).
c. Pompa adalah peralatan atau media yang berfungsi
sebagai penghisap material bersifat cair untuk
memindahkannya kesuatu tempat yang telah ditentukan.
d. Outlet pompa adalah tempat keluarnya air dari rangkaian
pemompaan.
e. Front loading adalah area kerja pemuatan oleh alat muat
ke alat angkut.
f. Area kerja pemuatan batubara atau overburden oleh
excavator ke dump truck.
g. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat
yang ditentukan dengan cara membuat paritan atau
contour drainage (kemiringan suatu area).
b. Loading Lumpur
Setelah adanya temporary sump berarti air sudah teralihkan
dari main sump, sehingga proses loading lumpur di area main
sump bisa dilakukan.
Ada beberapa metode untuk melakukan loading lumpur salah
satunya yaitu dengan metode blending (pencampuran material
padat dan cair) seperti metode ganjal dan kombinasi dengan
metode kocoran yang di tunjukan gambar 8.2.2.3.
Lumpur Cair
Ganjal dari
material Blending
E RIAS
I T AH
2010 35
PAEOP
R40AS
D IITDAH
UNUN
2010
-
35
25
20
14 15
10
10
14
10
10
10
1025 - 10
10
- 5
- 1
1
- 101
-- 20 1 14 6 -1
8 0
1514
8
8
1 17 19
17
- 17 17
1610
19
I T AH UN 2010T AH- 30
UN -2010
30
6
-
-10
8-
10
-
14
-
--
10
10
10
1 -8
8Dredger
Dredger
12
1
12
14
Dredger
Dredger
Dredger-
8
P P N150
1
Dredger
- P P N150 12
Multiflo 390
19 Multiflo19390
8
1
- Warman 8/6
-
14 8
8
-
12
P P N150
1
P P N150
Multiflo 390
20
20
17 8
17
17
15
8 16 8
1
-P P N150
101
1 - 10Warman 8/6
10
1
P- P N150
1
- 1
1 12
1
- Warman 8/6
AUG
S E1
P 390
OC T420 C learingMultiflo 420 C learing
Dredger 12 1
Multiflo
Multiflo
8 Dredger
Multiflo 390
Head 42020C learing Head
20 Multiflo
198/6 20
19 1 19 20Warman
- P17
P N150
Multiflo 420
Head
Multiflo 420
20
20
20
20
19
- 17
- 17
19 Multiflo 420
19
12 - 17P P N150 1 17
1
17 8/6
Warman
16
15
Multiflo
390
12
Multiflo 420 C learing
8
58
Multiflo 390
8
81
Multiflo
420 CPompa
learing yang Beroperasi
20 Warman
208.2.3.1Head
1 19
Gambar
Penentuan
19
8/6
Multiflo
420
1
S
E
P
OC
T
Head
1
Warman
8/6
S E 19
P
OC T 20 (lokasi sump area kerja PT PAMA)
20
S E P AUG 19
OC420
T SCElearing
P
OC T
Multiflo 420
Multiflo
Head
Multiflo
420
C
learing
20
20
19
Multiflo
jenis 420
pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal
Head
20 OC T Adapun
20
19
Multiflo8.2.3.1)
420
(lihat gambar
yang bisa memompa secara vertikal keatas
OC T
OC T
OC T
Dredger
Warman 8/6
P P N150
Multiflo
Warman
Multiflo
Head
Multiflo
Pada paritan yang dibuat untuk mengeluarkan air dari outlet pompa
ke final pit design juga tidak pada bidang lemah agar kestabilan
lereng tetap terjaga.
Gambar 8.2.3.2 Outlet Pompa dan Perawatan Parit Menuju Setling Pond
(lokasi area kerja PT RA)
Safety
Helmet
Life Jacket
Safety Shoes
1.18 Penutup
1.18.1 Evaluasi Implementasi Sump & Dewatering
1.18.2 Referensi
SOP.MIN-4.4.6-6-14 Pemompaan Air Tambang
WI-MN-4.4.6-14-01 Pemasangan, Penyambungan &
Pelepasan Pipa Dewatering Pump
WI-MN-446-14-02 Pengoperasian Pompa Air di Tambang
No.
Tanggal Efektif
Tim Penyusun
Penyunting
Disetujui Oleh
Wisnu Adi
Dian Oktoriyanto
Suhernomo
Rommel Lucinda Cruz
BAB IX
MINE HAUL ROAD
1.19 Pendahuluan
1.19.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaan
pembentukan mine haul road dengan memperhatikan aspek
keselamatan dan mencakup disain konstruksi, operation dan
maintenance serta monitoring, sehingga target produksi dapat
tercapai.
1.19.2 Ruang Lingkup
Manual book ini membahas mengenai disain konstruksi, operation
dan maintenance serta monitoring, pada mine haul road di area
kerja PT Adaro Indonesia.
1.19.3 Definisi
a. Haul road adalah semua jalur yang digunakan untuk melintas
unit hauler atau unit lain untuk keperluan pemindahan OB /
coal atau keperluan developing yang lain.
b. Grade adalah perbandingan antara beda vertikal dengan jarak
horisontal.
c. Drainage adalah sistem saluran atau metode untuk
mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang
di tentukan dengan cara membuat paritan atau contour
drainage (kemiringan suatu area).
d. Culvert (gorong-gorong) adalah bangunan fisik yang dibangun
memotong jalan/galengan/bangunan lain yang berfungsi untuk
penyaluran air.
e. Surfacing pelapisan jalan tambang dengan batu split atau
dengan material keras lain untuk menjaga kekerasan jalan.
f. Devider pembatas pada jalan tambang yang berfungsi untuk
menjaga agar tidak ada kerancuan saat di belokan ataupun di
persimpangan.
g. Ramp adalah jalur melandai yang dipakai sebagai akses untuk
unit produksi ataupun non-produksi yang memiliki dimensi
tertentu yang kemiringannya diukur dengan satuan grade
(perbandingan antara beda vertikal dengan jarak horisontal).
Grade
Kemiringan jalan angkut / grade merupakan suatu faktor
penting yang harus diamati secara detail dalam kegiatan kajian
terhadap kondisi jalan tambang. Hal ini dikarenakan kemiringan
jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat
angkut, baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi
tanjakan.
Tanjakan maksimum yang di ijinkan di jalan angkut Pit adalah
1 : 10 (10 %), kecuraman tanjakan melebihi angka ini harus
dilakukan penilaian resiko (risk assessment).
Dan untuk memaksimalkan keamanan, sudut dan puncak
harus didisain sedemikian sehingga operator alat berat mampu
melihat bahaya yang menghalang saat berjalan dengan kecepatan
normal.
Tanggul
778
778
Parit
1/2 Lt
Lt
1/2 Lt
Lt
1/2 Lt
L min
Ukuran 0,5 Wt juga digunakan untuk jarak dari tepi kanan atau kiri
jalan ke alat angkut yang melintasi secara berlawanan.
Drainage
Sebaik apapun disain jalan tambang, tetap akan tergantung
disain kemampuan dreinasenya, dan kunci menjaga kondisi terbaik
pada struktur jalan tambang, adalah membatasi paparan air
permukaan dan membuang air permukaan secepatnya.
Ujung Bund
Dreinase
Jalan
1 % - 4% Kemiringan
Model
Pemodelan dari mine haul road bertujuan untuk mengalirkan
air (hujan) agar tidak terlalu lama berada di badan jalan, sehingga
jalan bisa segera digunakan kembali.
Cross fall untuk jalan lurus adalah 2% - 4 %, sedangkan untuk
tikungan, cross fall diarahkan ke bagian dalam dari tikungan.
Kemiringan tersebut bisa mencapai 5% - 10% pada sisi terluar
tikungan tersebut (tergantung dari radius tikungan). Cross fall pada
tikungan mengikuti arah superelevasi tikungan tersebut.
2% to 3%
3% to 4%
ST
CS
Circular Arch
er
p
Su
p
Su
er
E
2V
Super E
SC
Tikunga
iha
n Peral
Super N
rve)
sition Cu
n (Tran njang = P
Pa
V'
N
TS
2V'
N
CL
Legenda :
TS
SC
CS
ST
CL
N
E
=
=
=
=
=
=
=
Shoulder
Road
Shoulder
1 % - 4 %
Drain
Road Base
Road
Shoulder
1 % - 4 %
Drain
Shoulder
1 % - 4 %
Road Base
2.
3.
4.
5.
2.
Motor grader
Berfungsi sebagai alat perapian dan untuk membentuk cross
fall dari jalan tambang, sehingga tidak membuat badan jalan
tergenang air saat hujan.
3. Exavator kecil
Berfungsi sebagai alat yang membentuk paritan drainage di
sisi-sisi jalan, membuat tanggul sepanjang mine haul road
dan sebagai alat yang dapat dipakai untuk menggali dan
memposisikan gorong-gorong bila diperlukan.
4. Compactor
Digunakan untuk memadatkan atau merapatkan daya ikat
material yang dipakai sebagai base jalan.
1.20.2 Maintenance
a. Drainage
Drainage pada mine haul road perlu diperhatikan, karena bila air
menggenangi badan jalan,maka jalan akan cepat rusak dan waktu
slippery akan bertambah pula. Sebagus apapun disain jalan tambang
tergantung disain kemampuan dreinasenya
Perawatan saluran-saluran drainage dilakukan secara berkala maupun
dapat sewaktu-waktu bila diperlukan, bagian-bagian yang harus selalu
di maintenance adalah pada paritan sisi jalan, cross fall yang selalu di
jaga kemiringannya,inlet dan outlet gorong-gorong di jalan tambang
sehingga aliran air tidak tersumbat.
b. Traffic management
1.5
M
Lintasan Lurus
He
ig
ht
50 M
100 M
100 M
100 M
Legenda
Legend
: Direction of travel
1.5 M Height
Tnggi 1.5 M
: Arah Tempuh
: Keep left
: Polisi Tidur
Berm
Penempatan posh guide dan rambu pada tikungan dan jalur lurus 2 arah
5 M (P) x 1 M (T)
100 M
3M
5M
B
Legenda
: Petunjuk Arah Tempuh
: Tetap Dikiri
:
Berhenti
c.
Support equipment
Peralatan pendukung untuk membantu merawat jalan tambang sangat
dubutuhkan guna mendapatkan hasil yang optimal dari fungsi jalan
tersebut.
Motor grader
Unit support motor grader digunakan dalam perawatan jalan
tambang untuk meratakan permukaan jalan. Perataan
merupakan elemen penting dalam pemeliharaan jalan angkut.
Perataan memudahkan pengangkutan material dari sisi atau
menurunkan bagian jalan yang tinggi dan mengisi titik-titik
rendah dengan kelebihan material.
Bulldozer
Pada permukaan jalan angkut yang undulasi dan terdapat
material lemah dibawahnya, sehingga jika hanya ditimbun dan
diratakan,tetap akan cepat rusak kembali jalan tersebut,maka
bulldozer digunakan untuk mengupas material lemah tersebut
dan ditimbun kembali oleh material yang lebih bagus,sehingga
jalan tambang tidak mudah undulasi.
Exavator
Banyak digunakan untuk mengangkat material-material spoil
di sisi-sisi jalan yang sudah terlalu banyak dan dapat
menyebabkan penyempitan badan jalan.
Water truck
Fungsi utama dari water truck adalah sebagai alat penyiraman
jalan, agar debu yang muncul karena panas dan adanya alatalat bergerak di jalan tambang, tidak mengganggu ataupun
membahayakan pengguna jalan tambang,khususnya HD yang
memiliki jarak pandang terbatas. Penyiraman putus-putus
sepanjang 10 meter dan selalu informasikan kepada unit truck
yang berada di belakang untuk menjaga jarak 40 meter dari
Water Tank pada saat menyiram kondisi turunan ataupun
tanjakan.
1.20.3 Monitoring
Pemantauan terhadap kerusakan jalan tambang harus dilakukan
agar kerusakan yang terjadi tidak menjadi bertambah parah, dan
dapat diperbaiki secepat mungkin.
Penyebab Kerusakan Jalan:
lubang bekas roda
Tertumpahnya produk atau material OB
Rusak akibat air baik alami maupun akibat truck air
Rusak akibat roda traktor
Kelebihan muatan, yaitu tekanan ban melebihi disain jalan
Keterampilan operator grader yang rendah
Perubahan dari mengeras menjadi becek
a.
Grade
Grade pada jalan tambang sudah memiliki standart
tersendiri,yaitu antara 8-10%,grade jalan harus dimonitoring
karena HD memiliki beban paling berat saat berada di
tanjakan,oleh karena itu kemerataan surface pada jalan
tanjakan harus selalu dijaga, missal dengan motor grader
setiap beberapa waktu tertentu.
b. Lebar jalan
Lebar jalan tambang yaitu 3.5x lebar HD terbesar pada jalur 2
arah, dan harus selalu dipantau dimensi jalannya,seperti lebar
badan jalan,bahu jalan dan drainasenya, biasa disaat setelah
hujan turun, motor grader akan melakukan penyekraban yang
dapat menyebabkan menumpuknya spoil di bahu jalan dan
menyebabkan penyempitan pada jalan tambang tersebut,oleh
karena itu moitoring secara berkala sangat perlu dilakukan
untuk menjaga optimalisasi dari fungsi jalan tambang tersebut.
c. Surface
Jalan tambang yang sering rusak/ undulasi menyebabkan
terganggunya produksi, untuk mengurangi loss time di jalan
tambang tersebut maka dilakukan pengerasan dengan batu
split ataupun dengan batu merah, yang akhirnya dapat
mengurangi hilang waktu karena slippery. Surfacing tersebut
juga tetap harus dirawat karena jika tidak,maka surfacing
tersebut akan sia-sia karena bisa tertimbun oleh clay kembali
dan mudah slippery kembali.
d.
Minimum speed HD
Kecepatan yang diharapkan sesuai spesifikasi jalan tersebut,
misal pada jalan dengan lebar 3.5x lebar HD terbesar adalan
maksimal 40km/jam, sehingga jumlah alat angkut yang
dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan alat muatnya. Pastikan
undulasi yang ada akibat jalan dilewati HD ukuran besar
langsung diratakan kembali oleh motor grader.
e. Drainage
Dibuat dikedua sisi jalan dan dipastikan air dapat mengalir
dengan minimum kemiringan saluran 1% atau mengikuti
kemiringan long section jalan. Dan pada culvert pastikan
saluran inlet dan outletnya tidak ada material yang dapat
mengakibatkan tersumbatnya saluran air.
1.21 Penutup
1.21.1 Evaluasi Implementasi Mine Haul Road
1.21.2 Referensi
MIHA.WIN.1340.R00 Pembersihan jalan dari spoil (03
Desember 2009)
MIHA.WIN.1339.R00
Penyiraman Jalan Tambang (03
Desember 2009)
MIHA.SOP.0557.R01 Pembuatan Jalan Di Area Tambang (8
Juni 2010)
MIHA.WIN.1360.R00 Melapis ulang jalan tambang dengan
batu split (03 Desember 2009)
Kepmen 555.K/26/M.PE/1995
No.
SWM.1009.GMP MINE HAUL ROAD.R00
Tanggal Efektif 01 Agustus 2010
Tim Penyusun Marianus Antimus Buku
Muhammad Anurian Anjar
Penyunting
Disetujui Oleh Suhernomo
Rommel Lucinda Cruz
BAB X
QUALITY CONTROL
1.22 Pendahuluan
1.22.1 Tujuan
Manual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT Adaro
Indonesia dan kontraktor dalam melakukan penambangan
batubara agar tercapai target produksi baik dari segi kuantitas
maupun kualitas.
1.22.2 Ruang Lingkup
Manual book ini membahas mengenai spesifikasi batubara
envirocoal, sumber kontaminasi, coal digging dan ROM handling
yang memperhatikan aspek kontrol kualitas batubara.
1.22.3 Definisi
a. Contamination adalah pencemaran batubara oleh material/
bahan lainnya.dan juga bisa menyebabkan turunnya kualitas
batubara.
b. Big coal adalah batubara hasil penggalian dengan dimensi
melebihi 50 cm x 50 cm x 50 cm.
c. ROM (Run Of Mine), adalah tempat penumpukan batubara
dari pit sebelum dibawa ke Pelabuhan Kelanis, di tempat ini
terjadi proses rehandling batubara ke dalam vessel trailer
menggunakan alat loading seperti excavator dan wheel loader
d. Handpicking adalah evakuasi kontaminasi dengan cara
pengambilan dengan tangan manusia
e. Bedding coal adalah batubara sebagai permukaan dasar ROM
sehingga penumpukan product batubara tidak kotor.
1.22.4 Tanggung Jawab
a. Mine Production Section PT Adaro Indonesia bertanggung
jawab untuk melakukan pengawasan terhadap aktifitas
penggalian batubara agar selalu memperhatikan aspek kontrol
kualitas.
b. Quality control Section PT Adaro Indonesia bertanggung
jawab untuk melakukan pengawasan dalam menjaga kualitas
batubara, menentukan penempatan batubara berdasarkan
3. Sampah
Sampah disebabkan oleh kurangnya kesadaran pekerja
dalam menjaga house keeping di area penambangan
4. Big coal
Adapun alasan big coal juga harus dihindari yaitu karena
menyebabkan terhentinya proses crushing & tejadi loss
time begitu besar pada saat penangannya seperti gambar
dibawah ini.
5.
6.
2. P2H
P2H yang dimaksud adalah untuk mengecek dan memastikan
kesiapan unit sebelum bekerja agar tidak ada part dari unit yang
lepas atau patah pada saat beroperasi nantinya.
\
Gambar 10.1.8.5 Pembersihan alat loading batubara
5. Pemasangan Towerlamp
Penerangan yang cukup pada kegiatan penggalian batubara
padamalam hari akan menghindarkan terjadinya kesalahan
penggalian batubara & kemungkinan tercampurnya material
overburden kedalam hasil penggalian batubara.
1.23
Penutup
Masalah Quality control adalah tanggung jawab kita bersama
sebagai team. Memang sudah ada section sendiri yaitu Quality
control untuk lebih fokus masalah ini baik dari PT adaro Indonesia
tetapi juga dari masing masing mitrakerjanya.
Adanya hal positif tersebut bukan berarti kita lepas tangan akan
masalah ini, karena potensi, penyebab kontaminasi & big coal ada
di setiap pekerjaan kita. Dengan impovement terus menerus kita
yakin untuk bisa menekan masalah ini & menjadikan kita menjadi
perusahaan terkemuka di bidang pertambangan batubara dengan
kualitas produk terbaik karena kita melakukan aktifitas
pertambangan dengan Good Mining Practice.
1.23.2 Referensi
Kep. Menteri Pertambangan No 555.K/26/M.PE/1995
MIHA.SOP.0556.R01 - Penggalian Batubara
MIHA.SOP.0613.R01 - Penggalian Batubara Tipis
MIHA.WIN.1379.R00 - Penempatan Tower lamp di front
loading batubara
MIHA.WIN.1378.R00 - Pencucian Alat Loading Batubara
MIHA.WIN.1381.R00 - Ripping Batu Bara HGI rendah
MIHA.SOP.0603.R01 - Management ROM (20 Oktober 2008)
MIHA.SOP.0611.R00 - Operasional Konstruksi ROM (23
Oktober 2009)
No.
SWM.1010.GMP
.R00
Tanggal
Efektif
01 Nopember 2010
Tim Penyusun
Wisnu Adi
Dian Oktorianto
QUALITY
Penyunting
Disetujui Oleh
Bradley Woodland
Rommel Lucinda Cruz
CONTROL