You are on page 1of 16

1.

Definisi
Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh. (Arif Mansjour. 2005 )
Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan
kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia,
2011).
2. KLASIFIKASI ARTRITIS REUMATOID
Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Reumatoid arthritis klasik
pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
2. Reumatoid arthritis defisit
pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
3. Probable Reumatoid arthritis
pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
4. Possible Reumatoid arthritis
pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat,
bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada
jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas
dan gangguan fungsi secara menetap.
3. ETIOLOGI ARTRITIS REUMATOID
1. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor
Reumatoid

2. Gangguan Metabolisme
3. Genetik
4. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)
Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti,
namun faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi),
faktor metabolik, dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis
reumatoid adalah;

Jenis Kelamin.

Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya adalah


2-3:1.

Umur.

Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun


penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis
reumatoid juvenil)

Riwayat Keluarga.

Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis Reumatoid
maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.

Merokok.

Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.


4. PATHWAY

5. MANIFESTASI ARTRITIS REUMATOID


Nyeri persendian
Bengkak (Reumatoid nodule)
Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
Terbatasnya pergerakan
Sendi-sendi terasa panas
Demam (pireksia)
Anemia
Berat badan menurun
Kekuatan berkurang
Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
Pasien tampak anemik
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :

Gerakan menjadi terbatas


Adanya nyeri tekan
Deformitas bertambah pembengkakan
Kelemahan
Depresi

Gejala Extraartikular :

Pada jantung : Reumatoid heard diseasure, Valvula lesion (gangguan


katub),Pericarditis, Myocarditis
Pada mata : Keratokonjungtivitis, Scleritis
Pada lympa : Lhymphadenopathy
Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis
Pada otot : Mycsitis

Gejala umum Reumatoid arthritis datang dan pergi, tergantung pada tingkat
peradangan jaringan. Ketika jaringan tubuh meradang, penyakit ini aktif. Ketika
jaringan berhenti meradang, penyakit ini tidak aktif. Remisi dapat terjadi secara
spontan atau dengan pengobatan dan pada minggu-minggu terakhir bisa bulan
atau tahun. Selama remisi, gejala penyakit hilang dan orang-orang pada
umumnya merasa sehat ketika penyakit ini aktif lagi (kambuh) ataupun gejala
kembali (Reeves, Roux & Lockhart, 2001).
6. KOMPLIKASI ARTRITIS REUMATOID
Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
disebabkan oleh adanya darah yang membeku.
Terjadi splenomegali.Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa
membesar kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel

darah putih dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan selsel darah akan meningkat.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG ARTRITIS REUMATOID


Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia
dan leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan
( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang,
memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang
terjadi secara bersamaan.
Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar
dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi,
produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit,
penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit
dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
8. PENATALAKSANAAN
Istirahat
Latihan fisiK
Pengobatan :
a. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat
serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapi obatNatrium kolin
dan asetamenofen
mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga
menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.Obat anti malaria
(hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 600 mg/hari
Garam emas
Kortikosteroid
diet untuk penurunan berat badan yang berlebih Nutrisi
Bila Reumatoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi,
pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi.
Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:

Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk


mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali
inflamasi.
Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan
tangan.

Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada


persendian

9. ASUHAN KEPERAWATAN ARTRITIS REUMATOID


a. PENGKAJIAN
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),
amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
2. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
3. Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
4. Catat bila ada krepitasi
5. Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
6. Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
7. Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
8. Ukur kekuatan otot
9. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
10.Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
Riwayat Psiko Sosial
1. Pola Persepsi Kesehatan- Pemeliharaan Kesehatan
Apakah pernah mengalami sakit pada sendi-sendi?
Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya?
Riwayat keluarga dengan RA
Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll

2. Pola Nutrisi Metabolik


Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang
banyak mengandung pospor(zat kapur), vitamin dan protein)
Riwayat gangguan metabolic

3. Pola Eliminasi
Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?

4.

5.

Pola Aktivitas dan Latihan


Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit
Jenis aktivitas yang dilakukan
Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas
Tidak mampu melakukan aktifitas berat
Pola Istirahat dan Tidur
Apakah ada gangguan tidur?
Kebiasaan tidur sehari
Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur
Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?

6.

7.

8.

Pola Persepsi Kognitif


Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?
Pola Persepsi dan Konsep Diri
Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?
Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya?

Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama


Bagaimana hubungan dengan keluarga?
Apakah ada perubahan peran pada klien?

9.

Pola Reproduksi Seksualitas

Adakah gangguan seksualitas?

10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress

Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?

11. Pola Sistem Kepercayaan

10.

11.

Agama yang dianut?


Adakah gangguan beribadah?
Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan

DIAGNOSA KEPERAWATAN ARTRITIS REUMATOID


Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,
penurunan, kekuatan otot.
Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan
dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,
peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
Kebutuhan pembelajaran mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat,
kesalahan interpretasi informasi.

RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA
TUJUAN
KEPERAWATAN
Nyeri
Setelah
berhubungan
dilakukan
dengan
agen tindakan

INTERVENSI

RASIONAL

Kaji keluhan nyeri, Membantu


catat
lokasi
dan dalam
intensitas (skala 0-10). menentukan

pencedera,
distensi jaringan
oleh akumulasi
cairan/
proses
inflamasi,
destruksi sendi.

keperawatan
Catat
faktor-faktor kebutuhan
selama
3x24 yang
mempercepat manajemen
jam diharapkan dan tanda-tanda rasa nyeri
dan
tidak
ada sakit non verbal
keefektifan
Keluhan
nyeri, Berikan
matras/ program
dengan kriteria : kasur keras, bantal Matras
yang
Menunjukkan
kecil,. Tinggikan linen lembut/ empuk,
nyeri
hilang/ tempat tidur sesuai bantal
yang
terkontrol
kebutuhan
besar
akan
Terlihat
rileks, Tempatkan/ pantau mencegah
dapat
penggunaan
bantl, pemeliharaan
tidur/beristirahat karung
pasir, kesejajaran
dan
gulungan trokhanter, tubuh
yang
berpartisipasi
bebat, brace.
tepat,
dalam aktivitas Dorong untuk sering menempatkan
sesuai
mengubah
posisi,. stress
pada
kemampuan.
Bantu untuk bergerak sendi yang sakit.
Mengikuti
di
tempat
tidur, Peninggian linen
program
sokong sendi yang tempat
tidur
farmakologis
sakit di atas dan menurunkan
yang diresepkan bawah,
hindari tekanan
pada
Menggabungkan gerakan
yang sendi
yang
keterampilan
menyentak.
terinflamasi/nye
relaksasi
dan Anjurkan
pasien ri
aktivitas hiburan untuk
mandi
air Mengistirahatk
ke
dalam hangat atau mandi an
sendi-sendi
program kontrol pancuran pada waktu yang sakit dan
nyeri.
bangun dan/atau pada mempertahanka
waktu tidur. Sediakan n posisi netral.
waslap hangat untuk Penggunaan
mengompres
sendi- brace
dapat
sendi
yang
sakit menurunkan
beberapa kali sehari. nyeri dan dapat
Pantau
suhu
air mengurangi
kompres, air mandi, kerusakan pada
dan sebagainya.
sendi
Berikan
masase Mencegah
yang lembut
terjadinya
Ajarkan teknik non kelelahan umum
farmakologi (relaksasi, dan
kekakuan
distraksi,
relaksasi sendi.
progresif)
Menstabilkan
Beri obat sebelum sendi,
aktivitas/ latihan yang mengurangi
direncanakan
sesuai gerakan/
rasa
petunjuk.
sakit pada sendi
Kolaborasi: Berikan Panas
obat-obatan
sesuai meningkatkan
petunjuk
(mis:asetil relaksasi
otot,

salisilat)
dan
mobilitas,
Berikan
kompres menurunkan
dingin jika dibutuhkan rasa sakit dan
melepaskan
kekakuan di pagi
hari. Sensitivitas
pada
panas
dapat
dihilangkan dan
luka
dermal
dapat
disembuhkan
Meningkatkan
relaksasi/
mengurangi
nyeri
Meningkatkan
realaksasi,
mengurangi
tegangan otot/
spasme,
memudahkan
untuk ikut serta
dalam terapi
Sebagai
anti
inflamasi
dan
efek
analgesik
ringan
dalam
mengurangi
kekakuan
dan
meningkatkan
mobilitas.
Rasa
dingin
dapat
menghilangkan
nyeri
dan
bengkak selama
periode akut
Gangguan
Setelah
Evaluasi/
lanjutkan Tingkat
mobilitas
fisik dilakukan
pemantauan
tingkat aktivitas/ latihan
berhubungan
tindakan
inflamasi/ rasa sakit tergantung dari
dengan
keperawatan
pada sendi
perkembangan/
deformitas
selama
3x24 Pertahankan
resolusi
dari
skeletal,
nyeri, jam diharapkan istirahat tirah baring/ peoses inflamasi
penurunan,
mobilitas
fisik duduk jika diperlukan Istirahat
kekuatan otot.
baik
dengan jadwal aktivitas untuk sistemik
kriteria :
memberikan periode dianjurkan
Mempertahanka istirahat yang terus selama
n fungsi posisi menerus dan tidur eksaserbasi akut

dengan
tidak malam hari yang tidak dan seluruh fase
hadirnya/
terganmggu.
penyakit
yang
pembatasan
Bantu
dengan penting
untuk
kontraktur.
rentang
gerak mencegah
Mempertahanka aktif/pasif, demikiqan kelelahan
n
ataupun juga latihan resistif mempertahanka
meningkatkan
dan
isometris
jika n kekuatan
kekuatan
dan memungkinkan
Mempertahank
fungsi dari dan/ Ubah posisi dengan an/
atau
sering dengan jumlah meningkatkan
kompensasi
personel
cukup. fungsi
sendi,
bagian tubuh
Demonstrasikan/
kekuatan
otot
Mendemonstrasi bantu
tehnik dan
stamina
kan
tehnik/ pemindahan
dan umum. Catatan :
perilaku
yang penggunaan bantuan latihan
tidak
memungkinkan
mobilitas, mis, trapeze adekuat
melakukan
Posisikan
dengan menimbulkan
aktivitas
bantal, kantung pasir, kekakuan sendi,
gulungan
trokanter, karenanya
bebat, brace
aktivitas
yang
Gunakan
bantal berlebihan
kecil/tipis di bawah dapat merusak
leher.
sendi
Dorong
pasien Menghilangkan
mempertahankan
tekanan
pada
postur
tegak
dan jaringan
dan
duduk tinggi, berdiri, meningkatkan
dan berjalan
sirkulasi.
Berikan lingkungan Mempermudah
yang aman, misalnya perawatan
diri
menaikkan
kursi, dan kemandirian
menggunakan
pasien.
Tehnik
pegangan
tangga pemindahan
pada
toilet, yang
tepat
penggunaan
kursi dapat mencegah
roda.
robekan abrasi
Kolaborasi:
konsul kulit
dengan fisoterapi.
Meningkatkan
Kolaborasi: Berikan stabilitas
matras
busa/ (
mengurangi
pengubah tekanan.
resiko cidera )
Kolaborasi: berikan dan
obat-obatan
sesuai memerptahanka
indikasi (steroid).
n posisi sendi
yang diperlukan
dan kesejajaran
tubuh,
mengurangi
kontraktor

Mencegah
fleksi leher
Memaksimalka
n fungsi sendi
dan
mempertahanka
n mobilitas
Menghindari
cidera
akibat
kecelakaan/
jatuh
Berguna dalam
memformulasika
n
program
latihan/ aktivitas
yang
berdasarkan
pada kebutuhan
individual
dan
dalam
mengidentifikasi
kan alat
Menurunkan
tekanan
pada
jaringan
yang
mudah
pecah
untuk
mengurangi
risiko imobilitas
Mungkin
dibutuhkan
untuk menekan
sistem inflamasi
akut
Gangguan Citra Setelah
Dorong
Berikan
Tubuh
/ dilakukan
pengungkapan
kesempatan
Perubahan
tindakan
mengenai
masalah untuk
Penampilan
keperawatan
tentang
proses mengidentifikasi
Peran
selama
3x24 penyakit,
harapan rasa
takut/
berhubungan
jam diharapkan masa depan.
kesalahan
dengan
gangguan citra Diskusikan arti dari konsep
dan
perubahan
tubuh berkurang kehilangan/
menghadapinya
kemampuan
dengan criteria: perubahan
pada secara langsung
untuk
Mengungkapkan pasien/orang terdekat. Mengidentifika
melaksanakan
peningkatan
Memastikan
si
bagaimana
tugas-tugas
rasa percaya diri bagaimana
penyakit
umum,
dalam
pandangaqn
pribadi mempengaruhi
peningkatan
kemampuan
pasien
dalam persepsi diri dan
penggunaan
untuk
memfungsikan
gaya interaksi dengan

energi,
menghadapi
hidup
sehari-hari, orang lain akan
ketidakseimbang penyakit,
termasuk aspek-aspek menentukan
an mobilitas.
perubahan pada seksual.
kebutuhan
gaya hidup, dan Diskusikan persepsi terhadap
kemungkinan
pasienmengenai
intervensi/
keterbatasan
bagaimana
orang konseling lebih
Menyusun
terdekat
menerima lanjut
rencana realistis keterbatasan.
Isyarat
untuk
masa Akui
dan
terima verbal/non
depan.
perasaan
berduka, verbal
orang
bermusuhan,
terdekat dapat
ketergantungan.
mempunyai
Perhatikan perilaku pengaruh mayor
menarik
diri, pada bagaimana
penggunaan
pasien
menyangkal
atau memandang
terlalu memperhatikan dirinya sendiri
perubahan
Nyeri konstan
Susun batasan pada akan
perilaku mal adaptif. melelahkan, dan
Bantu pasien untuk perasaan marah
mengidentifikasi
dan bermusuhan
perilaku positif yang umum terjadi
dapat
membantu Dapat
koping
menunjukkan
Ikut sertakan pasien emosional
dalam merencanakan ataupun metode
perawatan
dan koping
membuat
jadwal maladaptive,
aktivitas
membutuhkan
Bantu
dalam intervensi lebih
kebutuhan perawatan lanjut
yang diperlukan
Membantu
Berikan
bantuan pasien
untuk
positif bila perlu.
mempertahanka
Kolaborasi:
Rujuk n kontrol diri,
pada
konseling yang
dapat
psikiatri, mis: perawat meningkatkan
spesialis
psikiatri, perasaan harga
psikolog.
diri
Kolaborasi: Berikan Meningkatkan
obat-obatan
sesuai perasaan harga
petunjuk, mis; anti diri, mendorong
ansietas dan obat- kemandirian,
obatan
peningkat dan mendorong
alam perasaan.
berpartisipasi
dalam terapi
Mempertahan
kan penampilan

Defisit
perawatan
diri
berhubungan
dengan
kerusakan
musculoskeletal,
penurunan
kekuatan, daya
tahan,
nyeri
pada
waktu
bergerak,
depresi.

yang
dapat
meningkatkan
citra diri
Memungkinka
n pasien untuk
merasa senang
terhadap dirinya
sendiri.
Menguatkan
perilaku positif.
Meningkatkan
rasa percaya diri
Pasien/orang
terdekat
mungkin
membutuhkan
dukungan
selama
berhadapan
dengan proses
jangka panjang/
ketidakmampua
n
Mungkin
dibutuhkan pada
sat munculnya
depresi
hebat
sampai
pasien
mengembangka
n
kemapuan
koping
yang
lebih efektif
Setelah
Diskusikan
tingkat Mungkin dapat
dilakukan
fungsi umum (0-4) melanjutkan
tindakan
sebelum
timbul aktivitas umum
keperawatan
awitan/
eksaserbasi dengan
selama
3x24 penyakit dan potensial melakukan
jam diharapkan perubahan
yang adaptasi
yang
klien
dapat sekarang diantisipasi.
diperlukan pada
mengatur
Pertahankan
keterbatasan
kegiatan sehari- mobilitas,
kontrol saat ini
hari,
dengan terhadap nyeri dan Mendukung
criteria hasil:
program latihan.
kemandirian
Melaksanakan Kaji
hambatan fisik/emosional
aktivitas
terhadap
partisipasi Menyiapkan
perawatan
diri dalam perawatan diri. untuk
pada
tingkat Identifikasi
/rencana meningkatkan
yang konsisten untuk
modifikasi kemandirian,
dengan
lingkungan
yang
akan

kemampuan
Kolaborasi:
Konsul meningkatkan
individual
dengan ahli
terapi harga diri
Mendemonstrasi okupasi.
Berguna untuk
kan perubahan Kolaborasi:
Atur menentukan alat
teknik/
gaya evaluasi kesehatan di bantu
untuk
hidup
untuk rumah
sebelum memenuhi
memenuhi
pemulangan dengan kebutuhan
kebutuhan
evaluasi setelahnya.
individual. Mis;
perawatan diri. Kolaborasi
:
atur memasang
Mengidentifikasi konsul
dengan kancing,
sumber-sumber
lembaga lainnya, mis: menggunakan
pribadi/
pelayanan perawatan alat
bantu
komunitas yang rumah, ahli nutrisi.
memakai
dapat
sepatu,
memenuhi
menggantungka
kebutuhan
n
pegangan
perawatan diri.
untuk
mandi
pancuran
Mengidentifika
si
masalahmasalah
yang
mungkin
dihadapi karena
tingkat
kemampuan
actual
Mungkin
membutuhkan
berbagai
bantuan
tambahan untuk
persiapan situasi
di
rumah

DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi
11. Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Harris ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Reumatoid Arthritis. Dalam:
Textbook of Rheumatology.Philadhelpia:Saunders Co
Hirmawan, Sutisna., 1973. PATOLOGI. Jakarta : Bagian Patologi Anatomik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, pp : 437, 1
Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee,
Papadakis MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed., Appleton
& Lange, International Edition, Connecticut 2005, 729-32.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta : EGC. 2002.
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7.
Jakarta : EGC
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000. KAPITA
SELEKTA KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius
Nasution..1996.Aspek Genetik Penyakit Reumatik dalam Noer S (Editor) Buku
Ajar Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: Balai penerbit FKUI.

Price, SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit bag 2. Jakarta: EGC

LAPORAN PENDAHULUAN
ARTRITIS REUMATOID

OLEH
ELSHA GHINA NOVTARESS
NPM :11320016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2015

You might also like