You are on page 1of 15

Format

Pemeriksaan
Fisik
Pernafasan
Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya
SistemRespirasi2014/2015

PENGKAJIAN PADA SISTEM RESPIRASI


Dilakuka

Pemeriksaan

Ya

Tdk

Observasi penampilan umum klien


1. Dispne
Perhatikan apakah terdapat tanda-tanda dispne pada waktu istirahat,
respirasi rate yang abnormal, penggunaan otot-otot bantu
pernafasan, pola nafas abnormal: pernafasan cheynestokes,
pernafasan kussmaul, hyperventilasi, pernafasan biot, pernafasan
apnestik.
2. Sianosis sentral
Amati adanya sianosis sentral pada lidah atau mukosa. Sianosis
sentral dapat terjadi akibat penyakit paru yang cukup berat untuk
menimbulkan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
3. Batuk
Amati bagaimana sifat batuknya, apakah produktif atau tidak produktif
produktif.
4. Sputum
Obsevasi jumlah dan jenis sputum (purulen, mukoid, atau
mukopurulen). Volume sputum yang besar dan purulen menunjukan
kemungkinan bronkiektasis. Sekresi yang berbusa dan merah muda
dari trachea menunjukan adanya edema paru. Sputum yang berwarna
gelap dan berbau menunjukkan adanya abses paru. Hemoptisis
menunjukan tanda penyakit paru yang gawat.
5. Stridor
Stridor adalah bunyi serak kasar atau bunyi mengi yang paling keras
pada inspirasi. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya obstruksi laring,
trahkea atau jalan nafas yang besar oleh benda asing, tumor atau
inflamasi. Ini adalah tanda yang memerlukan perhatian yang
mendesak.
6. Suara serak
Dengarkan suara serak akibat adanya kelumpuhan saraf laringeus
rekuren yang berkaitan dengan karsinoma paru atau karsinoma laring.
Tetapi penyebab paling sering adalah laryngitis.

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

Wawancara
1. Biodata
Biodata yang perlu diketahui pada pengkajian sistem pernafasan
yaitu: nama, usia, jenis kelamin, pendidikan serta pekerjaan. Angka
kejadian beberapa gangguan sistem pernafasan sering berhubungan
usia, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan rendah.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Yang biasa ditemukan pada gangguan sistem pernafasan adalah
sesak napas, batuk, sputum produktif, haemoptisis, stridor dan
nyeri dada. Stridor terjadi pada penyempitan partial jalan nafas
bagian atas. Nyeri dada biasa terjadi pada kasus pleuritis, nyeri
tersebut dirasakan tajam dan menusuk, berlokasi pada satu sisi
dan nyeri meningkat dengan adanya pergerakan dada atau nafas
dalam.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan penjelasan keluhan utama yang meliputi
Provocative/Palliative (P), Quality/Quantity (Q), Region/Radiation
(R), Scale/Severe (S), Time (T)
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pada riwayat kesehatan terdahulu harus dikaji tentang riwayat
penyakit, trauma, injury saluran nafas atas dan dada seperti
fraktur tulang iga, alergi, penggunaan antibiotic dan obat-obatan
untuk pengobatan paru seperti bronchodilator, steroid, dan
spesifik terapi seperti pil, cairan atau inhalasi.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pada saat pengkajian riwayat kesehatan keluarga harus
ditanyakan tentang penyakit keturunan atau penyakit yang
menyebar diantara anggota keluarga seperti asma, cystik fibrosis,
emfisema, COPD, Ca. paru, TBC atau alergi. Buat daftar usia
dan penyebab kematian pada anggota keluarga.
e. Riwayat psikososial
1) Pekerjaan
Identifikasi adanya agen dari lingkungan yang mungkin
berkontribusi terhadap kondisi klien. Identifikasi lingkungan

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

meliputi: lingkungan kerja atau hobi yang memungkinkan


terjadinya paparan dari debu, asbestos, berilium, silica, atau
polutan yang lain.
2) Geografik
Perjalanan yang dilakukan baru-baru ini kedaerah-daerah
dimana terdapat penyakit infeksi pernafasan seperti
Tuberkulosa (TBC), flu burung.
3) Lingkungan
Kondisi tempat tinggal yang buruk dan lingkungan yang
padat/sesak dapat meningkatkan kemungkinan terpapar
penyakit infeksi menular.
4) Kebiasaan sehari-hari
Riwayat merokok baik jenis dan jumlahnya, minum alkohol
yang dapat menyebabkan depresi reflek batuk sehingga
beresiko terjadinya aspirasi, adiksi narkoba yang dapat
menyebabkan over dosis dan gagal nafas. Penggunaan
jarum suntik secara bergantian pada pemakai narkoba akan
menyebabkan pneumoni kranii dan TBC.
5) Latihan/olahraga
Timbulnya batuk selama olahraga.
6) Nutrisi
Penyakit pernafasan kronik dapat menurunkan kapasitas
paru dan meningkatkan kerja paru serta sistem
kardiovaskuler. Penambahan beban kerja ini dapat
meningkatkan kebutuhan kalori dan dapat terjadi kehilangan
berat badan. Pengaruh sekunder lainnya adalah anoreksia
yang disebabkan oleh obat-obatan atau kelelahan.
f.

Review of system
Tanyakan pada klien manivestasi lain yang berhubungan dengan
sistem pernafasan tentang adanya, flu, pilek, batuk, produksi
seputum, nyeri dada, kesulitan bernafas, keluar cairan/sekret,
oedem dependent, pembengkakan sinus, kelelahan, disorientasi,
perubahan kepribadian, tachycardia.

Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan


a. Kepala dan Leher
Inspeksi

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

Sputum, pursed lips breathing, cyanosis bibir, adanya


penggunaan otot-otot pernafasan seperti fleksi otot
sternocleidomastoides. Diaphoresis, pernafdasan cuping hidung,
jejas pada daerah leher, deviasi trachea, peningkatan JVP
(oedema pareu dan tension pneumotoraks).
Palpasi
Trachea: adanya massa, crepitasi, penyipangan trachea dari
garis tengah (deviasi trachea)
b. Toraks
Inspeksi
Toraks Anterior

Gambar 1. Toraks anterior

Atur posisi pasien


Pemeriksaan dimulai dengan memposisikan pasien pada
posisi duduk dengan pakaian dibuka sampai dipinggang.

Hitung pernafasan selam 1 menit penuh

Jumlah pernafasn

Pernafasan abnormal
Cheynestoke
Kussmaul
Hyperventilasi
Tachipnoe
Dyspnoe
Hypoventilasi (Bradipnoe)
Orthopnea
Apne

Retraksi inspirasi pada area supraklavikular


Terjadi pada pasien PPOK, asma, obstruksi jalan

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

nafas bagian atas.


Observasi pergerakan dada pada semua bagian

toraks.
Pastikan bahwa pernafasan tenang, simetris dan

tanpa usaha
3

Warna kulit
Pastikan warna kulit pada dada anterior, posterior dan
lateral konsisten dengan warna tubuh yang lainnya.

Konfigutasi dada
Macam-macam bentuk tulang dada:

Dada normal
Barrel chest (dada tong)
Funnel chest (pectus excavatum)-dada corong
Pigeon chest (pectus carinatum)-dada burung
Kifoskoliosis toraks
Flail chest traumatic
5

Kesimetrisan dada
Berdiri dibelakang pasien dan gambarkan garis imajiner
sepanjang batas superior scapula dan akronim kanan
sampai akronim kiri. Garis ini harus tegak lurus dengan
garis vertebra (tulang punggung).

Struktur skeletal
Konstraksi inspirasi sternomastoideus menandakan
kesulitan pernafasan berat.

Toraks Posterior
1

Deformitas atau asimetris kifoskoliosis

Retraksi inspirasi abnormal dari interkostal retraksi


pada obstruksi jalan nafas

Gangguan atau kelambanan gerakan pernafasan


unilateral penyakit yang penyebab dasarnya di paru
atau pleura, paralisis nervus prenikus.

Palpasi
Toraks Posterior
1.

Palpasi dangkal posterior toraks

Kaji seberapa besar otot daerah tepat dibawah


kulit.

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

Palpasi dada secara teratur menggunakan telapak


tangan mengkaji daerah superior scapula
sampai dengan tulang rusuk ke-12 dan dilanjutkan
sejauh mungkin pada garis midaksila pada kedua
sisi.

Gambar 2. Palpasi Toraks Posterior

2.

Tulang rusuk dan sela interkosta

Minta klien untuk fleksi leher (menunduk), sampai


processus spinalis cervikalis ke-7 akan terlihat.

Bila pemeriksa memindahkan tangan sedikit ke kiri


dan ke kanan dari processus, pemeriksa akan
merasakan tulang rusuk yang pertama.

Hitung tulang rusuk dan sela interkostal dan tetap


dekat pada garis vertebre.

3.

Processus spinalis

Palpasi setiap processus spinalis dengan gerakan


kearah bawah.

Observasi apakah jari tangan pemeriksa saat


bergerak turun membentuk garis lurus. Bila tidak
lurus maka dapat menunjukkan adanya skoliosis.

4.

Nyeri tekan fraktur iga

5.

Abnormalitas massa, skoliosis

6.

Ekspansi pernafasan

Letakkan tangan sejajar dengan tulang rusuk ke 810. Letakkan kedua ibu jari dekat dengan garis
vertebre dan tekan kulit secara lembut diantara
kedua ibu jari. Pastikan telapak tangan
bersentuhan dengan punggung pasien.

Mintalah pasien untuk menarik nafas dalam,


periksa seluruhnya merasakan tekanan yang sama

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

dikedua telapak tangan dan tangan pemeriksa


bergerak menjauhi garis vertebre.
7.

Taktil fremitus

Fremitus adalah vibrasi yang dirasakan diluar


dinding dada saat pasien bicara. Vibrasi paling
besar dirasakan pada daerah saluran nafas
berdiameter besar (trachea) dan hampir tidak ada
pada alveoli paru-paru.

Gunakan daerah sendi metakarpophalangeal atau


permukaan luar dari tangan pada saat memeriksa.

Mintalah pasien untuk mengulangi kata ninetynine, tujuh puluh tujuh, aa atau uu,

Toraks Anterior
1

Atur posisi pasien


Umumnya pasien berada pada posisi supinasi saat
dilakukan palpasi toraks anterior, tetapi beberapa ahli
menyukai posisi duduk.

Tentukan land mark daerah toraks anterior

Tentukan lokasi lekuk suprastrenal dengan jari


tangan.

Lakukan palpasi turun kebawah dan identifikasi


batas-batas bawah manubrium pada Angle of
Louis.

Palpasi secara lateral dan temukan tulang rusuk


ke-2 pada ICS ke-2. Hitung tulang rusuk dekat
dengan batas sternum.

Palpasi jaringan otot dan jaringan tepat dibawah


kulit.

Ekspansi pernafasan

Letakkan tangan pada dinding anterior dada tepat


dibawah batas kostal dengan ibu jari sedikit
terpisah pada garis midstrenum.

Tekan kulit diantara ibu jari seperti pada waktu


melakukan palpasi dinding posterior. Kedua ibu jari
harus melebar dengan tekanan yang sama.

Mintalah pasien untuk menarik nafas dalam.

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

Observasi pergerakan ibu jari dan tekanan yang


dikeluarkan terhadap tangan pemeriksa.

Gangguan ekspansi pernafasan PPOK, penyakit


paru retristik.

Nyeri tekan nyeri tekan muskulus pektoralis,


kostokondritis, fraktur iga.

Abnormalitas flail chest (iga yang melayang).

Taktil fremitus
Pasien mengatakan kata ninety-nine, tujuh puluh
tujuh aa atau uu, kaji adanya peningkatan atau
penurunan getaran secara lokal ataupun secara umum.

Perkusi
Toraks Posterior

Gambar 3. Perkusi toraks posterior

Visualisasi landmark daerah toraks posterior

Sebelum melakukan perkusi, visualisasikan garis


horizontal, garis vertical, tingkat diafragma dan
fissure paru-paru untuk identifikasi lobus paru-paru.

Bantu klien untuk sedikit membungkuk ke depan


dan melebarkan bahu.

Perkusi daerah paru-paru

Mulailah perkusi pada daerah ujung atas (apeks)


paru-paru kiri dan bergerak ke apek paru-paru
kanan.

Gerakkan kedalam setiap sela interkostal dengan


cara sistematik. Perkusi sampai ke tulang rusuk
yang paling bawah dan pastikan untuk
melakukannya sampai ke garis midaksila kiri dan
kanan.

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

Jangan melakukan perkusi diatas vertebra, scapula


ataupun tulang rusuk. Akan terdengar suara datar
bila perkusi diatas tulang. Pada orang yang sehat
perkusi pada daerah paru-paru akan menghasilkan
suara resonan.

Perkusi dada pada area yang digambarkan,


dengan membandingkan satu sisi dengan sisi yang
lainnya pada tinggi yang sama, dengan
menggunakan pola berjenjang sisi ke sisi.

Bunyi pekak terjadi bila cairan atau jaringan


padat menggantikan paru yang normalnya terisi
udara. Pada emfisema atau pneumotoraks akan
berbunyi hiperresonan.

Identifikasi tingkat kepekaan diagrafmatik pada


setiap sisi dan perkiraan penurunan diagfragma
-

Mulailah dengan perkusi pada sela interkostal


ke-7 kearah bawah sepanjang garis scapula
sampai batas diafragma resonan akan berubah
menjadu dullness.

Beri tanda pada kulit.

Minta pasien menarik nafas dalam dan


menahannya.

Perkusi kembali ke arah bawah dari kulit yang


bertanda sampai terdengar suara dullness.

Beri tanda pada kulit yang kedua kalinya.

Anjurkan pasien untuk menarik nafas secara


normal beberapa kali.

Sekarang mintalah pasien untuk bernafas


normal dan keluarkan nafas sebanyakbanyaknya dan kemudian tahan nafas.

Perkusi ke arah atas sampai pemeriksa


mendengar suara resonan beri tanda, dan
anjurkan pasien untuk bernafas secara normal.

Pemeriksa akan mendapatkan 3 tanda titik


sepanjang garis scapula. Jarak antara tanda
ke-2 dan ke-3 berkisar antara 3-6 cm pada
orang dewasa sehat.

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

10

Ulangi prosedur pada sisi lain.

Kembalikan pasien pada posisi duduk yang


nyaman.

Efusi pleura atau paralisis diafragma


meningkatkan tingkat kepekaan bunyi yang
ditimbulkan.

Gambar 4. Perkusi diagrafma

Bunyi perkusi
Bunyi

Intensitas Relative,

Perkusi

Tinggi Nada, Durasi

Datar

Halus/tinggi/pendek

Contoh
Efusi pleura yang
luas

Pekak

Sedang/sedang/sedang

Pneumonia lobaris

Resonan

Keras/rendah/panjang

Paru normal,
bronchitis kronis yang
sederhana

Hiperesonan
Timpani

Lebih keras/lebih

Empisema/pneumoto

rendah/lebih panjang

raks

Keras/tinggi (warna nada

Pneumotoraks yang

musical)

luas

Toraks Anterior

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

11

Gambar 5. Perkusi Toraks Anterior

Visualilsasi landmark daerah toraks anterior


Sebelum melakukan perkusi dinding toraks anterior,
visualisasikan garis vertical dan horizontal. Identifikasi
lokasi diafragma dan lobus paru-paru.

Perkusi daerah paru-paru

Perkusi daerah paru-paru dengan pola yang teratur

Mulai perkusi pada daerah apeks dan lanjutkan


sampai setinggi diafragma. Lanjutkan perkusi ke
daerah midaksila pada masing-masing sisi.

Hindari perkusi diatas sternum, klavikula, tulang


rusuk dan jantung.

Pastikan jari-jari tangan yang tidak dominan berada


pada celah interkostal sejajar dengan tulang rusuk.

Jika pasien memiliki payudara yang besar, mintalah


pasien untuk memindahkan payudaranya ke
samping (mengatur poisisi) selama prosedur ini
dilaksanakan.

Perkusi diatas jaringan payudara pada wamita akan


menghasilkan suara dull.

Auskultasi
Toraks Posterior
1

Visualisasi landmark daerah toraks


Sebelum melakukan auskultasi toraks posterior
dilakukan, visualisasikan landmark daerah tersebut
seperti sebelum perkusi.

Auskultasi trachea
Dengan menggunakan tekanan yang tegas,
letakkan diafragma stetoskop sejalan dengan ritme
nafas pasien secara perlahan dengan mulut
terbuka.
Mulailah pada garis vertebra cervikalis lalu turun
kebawah sampai vertebra torakalis.
Pada area tersebut pemeriksa akan melakukan
auskultasi trachea dan suara yang terdengar adalah
bronchial.

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

12

Auskultasi bronchus
Pindahklan stetoskop ke kiri dan kanan garis
vertebra setinggi T3-T5. Area tersebut tepat pada
bronkus kiri dan kini.

Auskultasi paru-paru
Auskultasi dilakukan dengan pola yang sama seperti
yang digunakan pada perkusi paru-paru.
Mulai auskultasi pada bagian apeks paru kiri dan
lanjutkan seperti pola perkusi.
Pemeriksa akan mendengar suara vesikuler.
Dengarkan pula suara-suara tambahan yang
terdengar mendahului pada siklus inspirasi dan
ekspirasi.
Bila terdengar adanya suara nafas tambahan, catat
lokasi, kualitas, durasi dan waktu kejadiannya
selama siklus pernafasan.

Toraks Anterior
1

Visualisasi landmark daerah toraks

Auskultasi trachea
Suara akan terdengar di sebelah atas dari jugular
(suprasternal)
Suara yang terdengar adalah bronchial.

Auskultasi bronchus

Auskultasi diatas bronkus kiri dan kanan serta ICS


2&3.

Suara yang terdengar adalah bronkovesikuler

Auskultasi paru-paru

Dengarkan suara vesikuler, biasanya terdengar


pada daerah parenkim paru-paru.

Sekarang dengarkan bunyi nafas tambahan, suara


ini mendahului inspirasi dan ekspirasi dari siklus
pernafasan.

Bila pemeriksa mendengar suara nafas tambahan


segera catat kualitas, durasi dan waktu kejadiannya
selama siklus pernafasan.

Kaji bunyi suara nafas yang ditransmisikan jika anda

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

13

mendengar bunyi nafas bronchial pada tempat yang


abnormal. Minta pasien untuk:
-

Mengucapkan 77 dan ii

Berbisik 77 atau 1, 2, 3.

Kemungkinan temuan: bronkofoni, egofoni, dan


bisikan pektoriloqui
5

Bunyi aukultasi
Normal
Bunyi nafas

Durasi

Vesikuler

Insp > eksp

Intensitas Dan
Nada Bunyi
Ekspirasi
Halus/rendah

Lokasi
Sebagian besar area
paru-paru

Bronkovesikuler

Insp = eksp

Sedang/sedang

Ruang interkostal ke1 dan ke-2, area


interskapularis

Bronkial

Eksp > insp

Keras/tinggi

Diatas manubrium;
pneumonia lobaris

Tracheal

Insp = eksp

Sangat

Diatas trachea

keras/tinggi

* Durasi digambarkan dengan panjang garis, intensitas dengan lebar garis, dan
tinggi nada dengan kelandaian garis.

Tambahan
Crackles atau Rales)

Mengi atau Ronchi

Diskontinu

Kontinu

Intermiten, nonmusical dan singkat

250 mdetik, musical, panjang


(tetapi tidak boleh menetap selama
siklus pernafasan)

Seperti titik-titik dalam waktu

Seperti strip dalam waktu

Crackles halus: halus, nada tinggi,

Mengi: relative bernada tinggi (400

sangat singkat (5-10 mdetik)

Hz) dengan kualitas desis atau

. . . . . . .

lengking

Crackles kasar: agak keras, nadanya

Ronki: nada suara relative rendah

rendah, singkat (20-30 mdetik)

(200 Hz) dengan kualitas suara

.......

dengkur

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

14

Bunyi Suara Yang Ditransmisikan


Melalui Pengisian Udara Paru
Normal
Mengatakan kata-kata dengan suara
pelan dan tidak jelas
Mengucapkan ii terdengar seperti
ii

Melalui Paru Tanpa Udara*


Mengucapkan kata-kata lebih
keras, lebih jelas (bronkofoni)
Mengucapkan ii terdengar
seperti ay (egofoni)

Membisikkan kata-kata denagn

Membisikkan kata-kata lebih

perlahan dan tidak jelas, jika benar-

keras, lebih jelas (bisikan

benar terdengar

pektoriloqui)

Biasanya disertai bunyi nafas


vesikuler dan fremitus taktil normal

Biasanya disertai dengan bunyi


nafas bronchial dan
bronkovesikuler serta
peningkatan fremitus taktil.

FormatPemeriksaanFisikRespirasi2014/2015

15

You might also like