Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Penderita dengan kelainan metabolic tulang biasanya menunjukkan gejala
dan tanda osteopenia yaitu menurunnya massa tulang (osteoporosis) dan
menurunnya mineralisasi tulang (osteomalasia). Kelainan metabolic pada tulang
dapat menyebabkan fraktur, nyeri dan deformitas pada tulang dan mungkin pula
terdapat gejala sistemik dari hiperkalsemia berupa anoreksia, nyeri abdomen,
depresi, batu ginjal atau kalsifikasi yang bersifat metastatic.
Osteoprosis merupakan kelainan metabolime tulang dimana terdapat
penurunan massa tulang tanpa disertai kelainan pada matriks tulang, sehingga
tulang menjadi rapuh dan mudah patah. World Health Organisation (WHO) dan
konsensus ahli mendefinisikan osteoporosis sebagai penyakit
yang
ditandai
perbaikan
dan
pergantian
sel.
Untuk
mempertahankan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Tulang
Sebagian besar tulang berupa matriks kolagen yang diisi oleh mineral dan
sel-sel tulang. Matriks tersusun sebagian besar oleh kolagen type I dan sebagian
kecil oleh protein non kolagen, seperti proteoglikan, osteonectin (bone spesific
protein), osteocalsin (Gla protein) yang dihasilkan oleh osteoblast dan
konsentrasinya dalam darah menjadi ukuran aktivitas osteoblast. Suatu matriks
yang tak bermineral disebut osteoid yang normalnya sebagai lapisan tipis pada
tempat pembentukan tulang baru. Mineral tulang terutama berupa kalsium dan
fosfat yang tersusun dalam bentuk hidroxyapatite. Demineralisasi terjadi hanya
dengan resorbsi seluruh matriks. 3,4
2. Osteocyte
Osteocyte berada di lakunare, fungsinya belum jelas. Diduga di
bawah pengaruh parathyroid hormon (PTH) berperan pada resorbsi tulang
(osteocytic osteolysis) dan transportasi ion kalsium. Osteocyte sensitif
terhadap stimulus mekanik dan meneruskan rangsang (tekanan dan
regangan) ini kepada osteoblast.
3. Osteoclast
Osteoclast adalah mediator utama resorbsi tulang, dibentuk oleh
prekursor monosit di sumsum tulang dan bergerak ke permukaan tulang
oleh stimulus kemotaksis. Dengan meresorbsi matriks akan meninggalkan
cekungan di permukaan tulang yang disebut Lakuna Howship.
Pada tulang mature proporsi kalsium dan fosfat adalah konstan dan
molekulnya diikat oleh kolagen. Tulang imature disebut woven bone, dimana
serabut kolagennya tidak beraturan arahnya, ditemukan pada stadium awal
penyembuhan tulang, bersifat sementara sebelum diganti oleh tulang mature yang
disebut lamellar bone , dimana serabut kolagen tersusun paralel membentuk
lamina dengan osteocyte diantaranya. Lamellar bone mempunyai 2 struktur yaitu
cortical bone yang tampak padat, dan cancellous bone yang tampak seperti
spoon atau porous.4
Proses Pembentukan Tulang (Osifikasi)
Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang
dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan (kartilago)
yang berkembang menjadi tulang keras. Pertumbuhan tulang bermula sejak umur
embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Pertumbuhan tulang ini akan
lengkap pada bulan ketiga kehamilan. Pertumbuhan tulang bayi di dalam rahim
dipengaruhi oleh hormon plasenta dan kalsium. Setelah anak lahir, proses
pertumbuhan tulangnya diatur oleh hormon pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas
sehari-hari. Osteoblas dan osteoklas berperan dalam proses pembentukan tulang,
dimana keduanya bekerja secara bertolak belakang (osteoblas memicu
2.2 Definisi
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan
porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Osteoporosis merupakan kelainan
metabolik tulang dimana terdapat penurunan massa tulang tanpa disertai kelainan
matrik tulang.3
2.3 Etiologi
Ada 2 penyebab utama osteoporosis, yaitu pembentukan massa puncak
tulang yang kurang baik selama masa pertumbuhan dan meningkatnya
pengurangan massa tulang setelah menopause. Massa tulang meningkat secara
konstan dan mencapai puncak sampai usia 40 tahun, pada wanita lebih muda
sekitar 30-35 tahun. Walaupun demikian tulang yang hidup tidak pernah
beristirahat dan akan selalu mengadakan remodelling dan memperbaharui
cadangan mineralnya sepanjang garis beban mekanik. Faktor pengatur formasi
dan resorpsi tulang dilaksanakan melalui 2 proses yang selalu berada dalam
keadaan seimbang dan disebut coupling. Proses coupling ini memungkinkan
aktivitas formasi tulang sebanding dengan aktivitas resorpsi tulang. Proses ini
berlangsung 12 minggu pada orang muda dan 16-20 minggu pada usia menengah
atau lanjut. Remodelling rate adalah 2-10% massa skelet per tahun.5,6
-
Proses remodelling ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lokal
Berikut ini faktor faktor risiko osteoporosis yang dapat dikendalikan. Faktorfaktor ini biasanya berhubungan dengan kebiasaan dan pola hidup.
1. Aktivitas fisik. Seseorang yang kurang gerak, kurang beraktivitas, ototototnya tidak terlatih dan menjadi kendor. Otot yang kendor akan
mempercepat
menurunnya
kekuatan
tulang.
Untuk
menghindarinya,
limbah
industri
dibuang
tahun,
fraktur
biasanya
pada
vertebra
(ruas
tulang
kemungkinan
usia
dan
ketidakseimbangan
antara
kecepatan
dan
wanita
mempunyai
kemungkinan
yang
sama
10
sekunder
adalah
defisiensi vitamin
paling
D
umum
dan
terapi
menekan
2.6 Patogenesis5-8
-
Pembentukan ulang tulang adalah suatu proses yang terus menerus. Pada
11
12
Defisien
abso
si vit D
rpsi
Me
Ca
nur
di
unn
Me
Hiper
usus
ya
nur
paratir
reab
unn
oidsm
Menin
sorp
ya
sekun
gkatny
sekr
der
asi Meningk
Ca
esi
turnov
atnya
esro
erdi
resiko
ginj
gen
tulang
terjatuh
al
( menuru
nnya
kekuatan
otot,
medikasi
gangguan
keseimba
ngan,
gangguan
penglihat
an, dan
13
Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis akibat glukokortikoid merupakan penyebab terbanyak
osteoporosis sekunder dan nomor tiga setelah postmenopause dan usia lanjut
Keadaan ini berhubungan dengan pemakaian GK meluas sebagai obat
antiinflamasi dan sebagai obat imunosupresi. Risiko pemberian GK jangka lama
sangat tergantung dengan dosis perhari, lamanya pemberian, jenis kortikosteroid
dan dosis kumulatif total. Pada pasien yang mendapat GK jangka lama 50%
mengalami fraktur traumatik selama periode 1 tahun pertama pemberian GK.
Bone loss lebih cepat timbul pada bulan pertama setelah pemberian GK.
Pemberian prednison 6 mg perhari meningkatkan risiko bone loss dan fraktur,
terutama dalam 6 bulan pertama. Berbagai mekanisme yang menyebabkan
osteoporosis akibat pemberian GK jangka lama adalah :
1. Supresi fungsi osteoblas yang secara potensial meningkat kan apoptosis
osteoblas.
2. Peningkatan resorpsi osteoklas akibat stimulasi resorpsi tulang
3. Gangguan absorpsi kalsium di usus.
4. Peningkatan ekskresi kalsium di urine dan induksi
oleh
hiperparatiroidisme sekunder
5. Induksi miopati yang menyebabkan risiko mudah jatuh
Kelebihan Glucokorticoid
yang difuse terutama pada tulang yang bersifat trabekular dibanding dengan
tulang kortikal. Kehilangan massa tulang disebabkan
osteoblast,
yang
inhibisis
hyperparatiroidism
absorpsi calsium
sekunder
dan
oleh
usus
menyebabkan
keadaan normal
14
menyebabkan
hormon-mediated
activity
osteoclast
yang
yang
digunakan
untuk
pemeriksaan
16
patah tulang dan menilai perubahan densitas tulang setelah pengobatan atau
senam badan.
Kategori WHO untuk diagnosis
massa
berdasarkan T score:
Osteopenia bila densitas massa tulang diantara -1 SD dan -2,5 SD dari Tscore.
17
2.9 Penatalaksanaan1-8
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita dengan osteoporosis
meliputi:
a. Kalsium. Pemberian kalsium saja tidak akan melindungi wanita dari defisiensi
estrogen. Pemberian kalsium tidak boleh melebihi 500 mg per kali pemberian.
Sumber makanan yang mengandung kalsium antara lain produk susu dan
derivatnya.
b. Vitamin D. Sangat penting untuk penyerapan kalsium. Pemberian vitamin D
dan kalsium menurunkan fraktur femur proksimal sebesar 25 %. Gallagher &
Riggs menunjukkan penurunan bermakna insiden fraktur vertebra pada
pemberian vitamin D dibanding placebo. National Institute of Health
merekomendasikan pemberian 400 800 unit vitamin D perhari khususnya
pada orang dengan resiko osteoporosis .
c. Estrogen. Estrogen penting dalam pencegahan dan penanganan osteoporosis.
Estrogen
menurunkan
aktivitas
osteoklas,
menghambat
PTH
secara
keadaan
patah
18
akan
tetap
berada
bahkan bertahun tahun, tetapi tidak aktif lagi. Bisfosfonat yang tidak
melekat pada tulang, tidak akan mengalami metabolisme di dalam tubuh dan
akan diekresikan dalam bentuk utuh melalui ginjal. Terapi bifosfonat
diperlukan bila:
- Hasil pemeriksaan BMD ditemukan T-score kurang dari -2,5
- Mengalami patah tulang
- Ada resiko terjadi osteoporosis, misalnya sangat kurus atau minum
-
obat kortikosteroid
Wanita sudah menopause
dengan
interval
istirahat
11
minggu.
FDA
tidak
19
Latihan atau aktivitas fisik yang berisiko terjadi benturan dan pembebanan
pada tulang punggung. Hal ini akan menambah risiko patah tulang
punggung karena ruas tulang punggung yang lemah tidak mampu
menahan beban tersebut. Hindari latihan berupa lompatan, senam aerobik
dan joging.
Berikut ini latihan olahraga yang boleh dilakukan oleh penderita osteoporosis :
Jalan kaki secara teratur, karena memungkinkan sekitar 4,5 km/jam selama
50
menit,
lima
kali
dalam
seminggu.
Ini
diperlukan
untuk
latihan fisik yang bersifat pembebanan, terutama pada daerah yang mempunyai
risiko tinggi terjadi osteoporosis dan patah tulang. Jangan lakukan senam segera
sesudah makan. Beri waktu kira-kira 1 jam perut kosong sebelum mulai dan
sesudah senam.
Dianjurkan untuk berlatih senam tiga kali seminggu, minimal 20 menit
dan maksimal 60 menit. Sebaiknya senam dikombinasikan dengan olahraga jalan
21
secara bergantian, misalnya hari pertama senam, hari kedua jalan kaki, hari ketiga
senam, hari keempat jalan kaki, hari kelima senam, hari keenam dan hari ketujuh
istirahat.
Jalan kaki merupakan olahraga yang paling mudah, murah dan aman, serta
sangat bermanfaat. Gerakannya sangat mudah dilakukan, melangkahkan salah
satu kaki kedepan kaki yang lain secara bergantian. Lakukanlah jalan kaki 20-30
menit, paling sedikit tiga kali seminggu.dianjurkan berjalan lebih cepat dari biasa,
disertai ayunan lengan. Setiap latihan fisik harus diawali dengan pemanasan
untuk:
Menyiapkan otot dan urat agar meregang secara perlahan dan mantap
sedikit.
Menyelaraskan koordinasi gerakan tubuh dengan keseimbangan gerak dan
Menimbulkan rasa santai.
Lakukan selama 10 menit dengan jalan ditempat, gerakan kepala, bahu,
siku dan tangan, kaki, lutut dan pinggul. Kemudian lakukan peregangan selama
kira-kira 5 menit. Latihan peregangan akan menghasilkan selama kira-kira 5
menit. Latihan peregangan akan menghasilkan kelenturan otot dan kemudahan
gerakan sendi. Latihan ini dilakukan secara berhati-hati dan bertahap, jangan
sampai menyebabkan cedera. Biasanya dimulai dengan peregangan otot-otot
lengan, dada, punggung, tungkai atas dan bawah, serta otot-otot kaki.
Latihan inti, kira-kira 20 menit, merupakan kumpulan gerak yang bersifat
ritmis atau berirama agak cepat sehingga mempunyai nilai latihan yang
bermanfaat. Utamakan gerakan, tarikan dan tekanan pada daerah tulang yang
sering mengalami osteoporosis, yaitu tulang punggung, tulang paha, tulang
panggul dan tulang pergelangan tangan. Kemudian lakukan juga latihan beban.
Dapat dibantu dengan bantal pasir, dumbble, atau apa saja yang dapat digenggam
dengan berat 300-1000 gram untuk 1 tangan, mulai dengan beban ringan untuk
pemula, dan jangan melebihi 1000 gram. Beban untuk tulang belakang dan
tungkai sudah cukup memdai dengan beban dari tubuh itu sendiri.
22
23
BAB III
KESIMPULAN
24
25
yang dapat dilakukan adalah dengan asupan kalsium yang cukup, paparan sinar
matahari, melakukan olahraga dengan beban, hindari rokok dan minuman
beralkohol serta deteksi dini osteoporosis dengan mengukur kepadatan mineral
tulang.
BAB 1V
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. Wanita dan Pria Memiliki Kecenderungan
26
Diunduh
dari URL:
http://www.news-medical.net/health/Osteoporosis-Symptoms-(Indonesian).
9. Broto, R. Manifestasi Klinis dan Penatalaksanaan Osteoporosis. Dexa
Media No. 2 Vol 17: 47; 2004.
10. Greenspan A. Orthopedic Radiology A Practical Approach. New York: Gower
Medical Publishing.
ILUSTRASI KASUS
Ny. R 60 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang sejak 2 bulan yang lalu.
Awalnya pasien hanya merasa pegal pegal pada daerah pinggang yang kemudian
lama kelamaan berubah menjadi rasa nyeri. Nyeri bersifat hilang timbul, nyeri
paling terasa pada waktu pasien melakukan pekerjaan seperti mencuci pakaian,
menyetrika, mengangkat barang barang yang berat atau ketika pasien berjalan
lama. Nyeri yang menjalar sampai ke daerah tungkai disangkal oleh pasien, tidak
ada keluhan pada BAK atau BAB, deman (-)
Riwayat penyakit dahulu
27
Pasien tidak pernah mengalami penyakit ini sebelumnya. Asam urat (-) kencing
manis (-) , darah tinggi (+)
Riwayat penyakit keluarga
Hanya pasien sendiri yang mengalami penyakit seperti ini di dalam keluarga.
Riwayat kebiasaan dan pekerjaan
Merokok (-), minuman alcohol/soda (-)
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital:
- Tekanan Darah
- Nadi
- Pernafasan
- Suhu
Status lokalis
a. Look (inspeksi)
b. Feel (Palpasi)
c. Move (Gerak)
28