Professional Documents
Culture Documents
html
High tension separation
dalam pengolahan bahan galian banyak alat yang digunakan. salah satunya
high tension separator. yaitu alat yang digunakan untuk memisahkan partikel
konduktor dan non konduktor. High tension separation atau electrostatic
separation adalah pemisahan mineral satu dengan lainnya berdasarkan
perbedaan electrical conductivity-nya. Mineral di alam ada yang electrical
conductivity-nya tinggi (mineral konduktor) dan ada yang rendah (mineral
non konduktor). Mineral konduktor mempunyai sifat mudah menerima ion
negative juga mudah melepaskannya. Berbeda dengan mineral non
konduktor yang sukar menerima maupun melepaskan ion negative.
A. Electrostatic Separator
Bagian-bagian alat ini antara lain :
1. Hopper, merupakan alat penampung umpan yang dilengkapi dengan
heater untuk memanaskan umpan agar dalam keadaan kering. Dalam
keadaan material basah maka proses pemisahan dengan electrostatic
separator tidak akan berhasil dengan baik.
2. Feeder (pengatur umpan), alat ini terletak pada hopper. Alat ini berguna
agar umpan yang masuk ke rotor hanya satu lapis, dengan harapan proses
dapat berjalan baik. Ujung dari hopper sebagai media keluarnya material
dari hopper dapat diatur, agar jatuhnya material merupakan garis singgung
dari rotor. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lentingan material.
3. Rotor, adalah silinder yang berputar pada porosnya, dihubungkan dengan
bumi sehingga rotor bermuatan positif.
4. Electrode, terdiri dari electroda kawat dan focussing electrode, merupakan
sumber ion bombardement.
5. Splitter, sebagai penyekat pengatur produk (mideral konduktor, middling
dan non kinduktor).
6. Brush (sikat), berguna untuk menyikat produk non konduktor yang ikut
berputar dengan rotor.
7. Rectifier, sebagai alat untuk meningkatkan tegangan.
1. Kuat Tegangan
Kuat tegangan berfungsi untuk membentuk medan korona, kemudian
membombardemant partikel dengan muatan negatif. Apabila medan korona
sudah terbentuk, maka kuat tegangan yang diperlukan sudah cukup. Pada
tegangan yang tinggi akan mempengaruhi hasil pemisahan, karena partikel
akan mencapai muatan maksimum dalam waktu singkat (kurang dari 1/50
detik).
Suatu partikel yang sudah mencapai muatan maksimum tidak lagi menerima
muatan negatif, bahkan menolaknya. Muatan maksimum akan lebih besar
untuk partikel konduktor dibandingkan dengan mineral non konduktor.
2. Kecepatan Putar Rotor
Kecepatan putar rotor mempunyai hubungan erat dengan gaya sentrifugal.
Besar gaya sentrifugal kecepatan rotor, ukuran partikel, BJ dan diameter
rotor dirumuskan sebagai berikut.
dimana :
d = diameter partikel
w = kecepatan sudut
R = jari-jari rotor
= berat jenis partikel
Semakin besar ukuran partikel, berat jenis dan diameter rotor
sebaiknya menggunakan kecepatan putar rendah, agar didapat suatu gaya
sentrifugal yang tidak terlalu besar dan dapat mengimbangi gaya tarik listrik
yang semakin kecil pada ukuran butir yang kasar. Sehingga diharapkan
partikel non konduktor tidak terlepas dari permukaan rotor. Sebaliknya
apabila ukuran partikel halus, BJ kecil dan diameter rotor kecil, dapat
menggunakan kecepatan puter rotor tinggi, karena gaya listrik semakin
besar pada ukuran partikel kecil.
3. Laju Umpan (Feed Rate)
Laju umpan yang keluar dari hopper perlu diatur sedemikian rupa supaya
menyebar sepanjang permukaan rotor. Tebal umpan diusahakan supaya
terdiri dari satu lapis dan tidak berjejal-jejal.
4. Posisi Pembagi (Splitter)
Posisi pembagi tidak berpengaruh pada fenomena utama yang terjadi dalam
electrostatic separator, tetapi dapat mempengarhi kadar dan perolehan
produk. Posisi pembagi perlu pada setiap percobaan dan tergantung pada
kecepatan putar rotor, diameter rotor dan ukuran butir.
Apabila diinginkan mineral konduktor kadar tinggi, posisi pembagi supaya
diatur mendekati rotor, tetapi biasanya perolehan menjadi rendah.
Sebaliknya apabila diinginkan perolehan tinggi, maka posisi pembagi
GAMBAR 2
MEKANISME PEMISAHAN PADA HTS
B. Perilaku butiran mineral di dalam medan listrik akibat keadaan electrode yang berbeda
1. Lifting Effect.
Keadaan ini terjadi akibat ukuran dari diameter "Ionizer Electrode" besar. "Lifting effect"
merupakan perbandingan gaya listrik dan gaya sentrifugal.
Sifat-sifat "lifting effect" adalah :
a. Tergantung dari mineral untuk menerima muatan listrik pada permukaannya.
b. Untuk mineral yang konduktifitasnya sama tetapi "afinitet" terthadap muatan listrik pada
permukaan berbeda.
c. Tingkat pemisahan rendah, 10%-20%.
d. Terpengaruh oleh temperature.
GAMBAR 3
PERISTIWA LIFTING EFFECT PADA ALAT PEMISAHAN LISTRIK
2. Pinning effect
Keadaan ini terjadi akibat dari ukuran diameter "Ionizer Electroda" yang kecil. "Pinning Effect"
merupakan perbandingan gaya image dan gaya sentrifugal.
Sifat-sifat "pinning effect" adalah :
a. Muatan permukan dari konduktor yang lemah.
b. Pemisahan mineral berdasrkan perbedaan hantaran listrik.
c. Tingkat pemisahan tinggi, 80% - 95%. Banyaknya pengulangan proses 20%-40%.
d. Tidak dipengaruhi oleh temperature.
e. Interval voltase yang digunakan, 0 - 30000 volt.
GAMBAR 4
PERISTIWA PINNING EFECT PADA ALAT PEMISAHAN LISTRIK
3. Pengaruh "Pinning effect" yang sangat kuat pada HTS
Keadaan ini terjadi akibat dari "deviation elektrode " dan "Ionier Electroda" merupakan garis
lurus dengan titik tengah dari rotor. Maka pengaruh listrik sangat kuat.
GAMBAR 5
PERISTIWA PINNING EFEECT YANG SANGAT KUAT
dekat dari rotor. Pengaturan jarak splitter dibatasi hasil middling yang diusahakan serendah
mungkin.
d. Kedudukan Elektrode
Posisi elektrode relatif terhadap permukaan rotor, posisi ini merupakan faktor yang sangat
penting di dalam mengontrol intensitas medan listrik. Antara elektrode kawat dengan rotor
terdapat suatu jarak kritis, yaitu jarak terdekat. Di bawah jarak ini percobaaan tidak boleh
dilakukan karena timbul bunga api listrik, clan kawat dapat putus.
Pengaruh keadaan Feed
a. Pengaruh temperature
Temperatur ini berhubungan dengan kelembaban udara, mineral non konduktor dapat
bersifat konduktor karena dilapisi uap air. Dalam keadaan lembab butiran mineral akan bersifat
konduktor iebih besar. Pemanasan dilakukan terhadap butiran mineral dengan temperature
150C.
b. Ukuran butir
Butiran mineral kasar pengaruh gaya gravitasi dan gaya sentrifugal lebih dominan, butiran
mineral halus gaya listrik yang lebih dominan.
c. Kecepatan feed
Apabila variabel-variabel tetap, dengan kecepatan feed yang makin besar akan diperoleh
konduktor dengan recovery dan kadar yang rendah.
d. Kadar feed
Apabila variabel-variabel lain tetap, dengan kadar feed yang makin besar akan dihasilkan
kadar dan recovery yang besar pula.
Karakteristik Butiran Mineral
Untuk melihat bagaimana karakteristik dari butiran mineral terutama sifat listriknya pada
alat HTS, maka di sini diambil contoh butiran mineral yang mempunyai muatan negative (-q),
dalam kondisi di antara dua kutub.
Butiran mineral akan jatuh menurut lintasan y' yang menyimpang dari lintasan gravitasi y,
oleh karena adanya gaya tarik listrik. Jika butiran mineral tersebut adalah sebuah konduktor,
akan mengalami induksi listrik. Muatan -q akan bertambah, tetapi bersamaan dengan itu di ujung
lainnya dari butiran mineral akan timbul muatan positif (+q) sebesar pertambahan muatan
negative y'. Jadi dalam hal ini, konduktor atau non konduktor dengan muatan yang sama akan
melalui lintasan yang sama dengan penyimpangan sebesar x.
GAMBAR 6
BUTIRAN MINERAL BERMUATAN NEGATIF JATUH ANTARA DUA KUTUB
Keberhasilan pemisahan menggunakan HTS ini harus memperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi, yaitu :
1. Gaya-gaya yang bekerja dan berpengaruh
a. Gaya Listrik
Mempengaruhi gerakan mineral bermuatan menuju electrode.
b. Gaya Image
Mempengaruhi gerakan mineral bermuatan menuju rotor.
c. Gaya Centrifugal
Mempengaruhi gerakan mineral berukuran tertentu (20-40 mesh) mendekati atau menjauhi rotor.
d. Gaya Gravitasi
Mempengaruhi gerakan mineral dengan berat jenis tertentu menuju media penampung.
2. Keadaan Feed
a. Pengaruh Temperatur
Berhubungan dengan kelembapan udara, jika butiran mineral dalam keadaan lembab, maka
mineral tersebut akan cenderung bersifat konduktor dan akan mempengaruhi kualitas perolehan
mineral yang dinginkan.
b. Ukuran Butir
Ukuran butiran mineral berpengaruh pada efek gaya yang terj adi, butiran kasar gaya gravitasi
dan centrifugalnya lebih dominant sedangkan butiran lebih halus gaya listrik lebih dominan
mempengaruhinya.
c. Kadar Feed
Pengaruhnya jika variable yang lainnya tetap, dengan masukan kadar feed yang makin besar,
maka akan dihasilkan kadasr dan recovery yang besar.
Dengan mengetahui karakteristik dari butiran mineral dan karakteristik peralatan yang
mempengaruhi pemisahan pada HTS, maka hal ini akan sangat membantu dalam keberhasilan
proses pemisahan menggunakan HTS. Dalam keadaan pengaturan vartiabel yang tepat seperti
diuraikan sebelumnya, mineral bersifat konduktor akan terpisah dengan baik dengan mineral
yang bersifat non konduktor. Pada praktek penggunaan HTS akan dihasilkan middling. Midling
merupakan hasil dari HTS yang jatuh antara hasil konduktor dan hasil non konduktor, middling
dibagi atas :
1. "Gravitational Midling", terdiri dari butiran mineral yang belum sempat dipengaruhi "corona"
atau dipengaruhi medan listrik static.
2. "Ionicall Charge Midling", terdiri dari butiran mineral yang sudah dipengaruhi "corona", tetapi
belurn sempat dipengaruhi oleh medan listrik static dengan sempurna.