You are on page 1of 10

Nama

: Desi Armaini

(1201101010013)

Husnul Maghfirah M (1201101010033)


Ratna Mutia Dewi

(1201101010035)

Mata Kuliah

: Sejarah Pemikiran dan Sistem Ekonomi

Dosen

: Nur Aidar, SE, M.SE

Pemikiran Ekonomi Kaum Merkantilisme


1.1 Konsep Umum Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan
suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang
bersangkutan, dan bahwa besarnya volume perdagangan global teramat sangat penting. Aset
ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral
berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini
bisa

diperbesar

jumlahnya

dengan

meningkatkan ekspor dan

mencegah

(sebisanya)

impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif. Merkantilisme
mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan
perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong ekspor (dengan banyak insentif)
dan

mengurangi

impor

(biasanya

dengan

pemberlakuan tarif

yang

besar). Kebijakan

ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi
merkantilisme.

1.2 Sejarah Merkantilisme


Merkantilisme adalah suatu aliran filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang
dengan pesat pada abad ke-16 sampai abad ke-18 di Eropa Barat. Karena itulah mengapa semua
ahli ekonomi Eropa pada periode tersebut dianggap sebagai merkantilis. Padahal istilah
'merkantilis' sendiri saat itu belum dikenal. Merkantilisme baru diperkenalkan pertama kali

oleh Victor de Riqueti, marquis de Mirabeau pada tahun [1763], dan dipopulerkan oleh Adam
Smith pada tahun 1776 dalam bukunya The Wealth of Nations.
Abad ke-16 di Eropa tengah bermunculan negara-negara merdeka seperti Inggris,
Perancis, Jerman, Italia dan Belanda. Mereka memiliki keinginan kuat untuk mempertahankan
kedaulatan, kebebasan dengan menunjukkan kesejahteraan rakyatnya. Ciri utama dari paham
merkantilisme ditandai dengan campur tangan negara/raja secara menyeluruh dalam setiap sendi
ekonomi.

Filosofi

merkantilisme

memberi

dukungan penuh

bagi

negara/raja

untuk

mengintervensi dan mengatur perekonomiannya. Sehingga merkantilisme menjadi sebuah tahap


erat kepada kesatuan politik dan kekuatan nasional.
Merkantilisme menitik beratkan kemakmuran suatu negara dari tingkat kekayaannya.
Pengumpulan kekayaan negara/raja dapat dilakukan dengan peningkatan volume perdagangan.
Volume perdagangan dapat ditingkatkan dengan (1) peningkatan produksi dan (2) perluasan
pasar. Kebutuhan akan pasar inilah yang yang menimbulkan peperangan di negara Eropa dan dan
lahirnya imprealisme.
Pada awal abad ke-16 beberapa kota besar seperti London, Paris dan Napoli mulai
bermunculan. Di kota-kota itu berbagai produk mulai dibuat oleh pengrajin. Periode ini
menandai kemunculan masyarakat pasar (Market Society). Saat merkantilisme berkembang,
bangsa Eropa telah mengenal logam mulia sebagai medium of exchange (uang), sehingga
kemudian menetapkan standar ukuran kemakmuran suatu negara dengan jumlah logam mulia
yang dimiliki. Semakin banyak logam mulia, maka semakin makmur negara itu dibandingkan
dengan negara lainnya. Peningkatan produktivitas diperlukan untuk meningkatkan ekspor, yang
bisa mendatangkan surplus perdagangan.
Selain peningkatan produksi, upaya menambah kekayaan dalam merkantilisme adalah
perluasan pasar. Merkantilisme memandang perdagangan internasional sebagai suatu aspek
penting. Perdagangan internasional adalah cara untuk memperluas pasar dalam rangka
mendapatkan surplus perdagangan sebesar-besarnya. Kekayaan suatu negara diukur dari
perbandingan ekspor impornya. Seolah-olah ekspor dan impor berada dalam suatu timbangan, di
mana jika ekspor berlebih maka neraca perdagangan dianggap untung. Dengan adanya
keuntungan maka terjadi peningkatan pendapatan negara yang harus dibayar dan diimbangi
secara tunai dengan emas. Perpanjangan tangan para penguasa pada merkantilisme terlihat dari

kebijakan ekonomi proteksi, dimana negara/raja mendukung ekspor dengan insentif dan
menghadang impor dengan tarif. Cara perluasan pasar yang dilakukan pada masa merkantilisme
ini adalah dengan penjelajahan samudera, membuka wilayah-wilayah baru untuk di eksplorasi.
Penjelajahan bangsa Eropa ini pada akhirnya membawa ketamakan untuk menguasai sumber
daya alam mereka sebagai bagian dari kekayaan negara/raja-nya. Mereka menjadi wilayahwilayah baru tersebut sebagai jajahan/koloni mereka. Daerah koloni dipaksa untuk menghasilkan
bahan mentah untuk keperluan industri dan dipaksa untuk membeli hasil industri negara induk.
Para raja pengikut/ penganut sistem merkantilisme yaitu:
1. Raja Karel V dari negara Spanyol
2. Ratu Elizabeth dari Inggris
3. Prinsmaurits berasal dari Belanda
4. Louis XIV dari Prancis

1.3 Pokok-Pokok Ajaran Merkantilisme


Berikut ini adalah 7 ajaran pokok dari merkantilisme dalam buku perkembangan
pemikiran ekonomi oleh Teguh Sihono, 2008. Tujuh hal pokok dalam ajaran merkantilisme yakni
:
1. Logam Mulia berupa Emas dan Perak adalah jenis kekayaan yang sangat diinginkan.
Beberapa kaum merkantilis mempercayai bahwa logam mulia adalah satu-satunya
kekayaan yang berharga untuk dicari.
2. Merkantilisme mengajarkan tentang nasionalisme. Tidak semua Negara menikmati
surplus dari ekspor besar dan mengumpulkan kekayaan dari pembayaran yang
dilakukan dengan negeri tetangga. Hanya kekuatan orang yang dapat mempertahankan
koloninya dan mendominasi lalulintas perdagangannya, akan sanggup bersaing dengan
Negara-negara lain dan sukses dalam persaingan ekononomi.
3. Menganjurkan impor bahan mentah tanpa pajak bilamana barang itu dapat
4.

diproduksikan didalam negeri dan pengeluaran barang-barang mentah.


Pedagang-pedagang kapitalis percaya bahwa penguasaan atau dominasi serta monopoli

di daerah kolonial adalah untuk keuntungan negara penjajah.


5. Merkantilis memperbolehkan adanya monopoli dan perdagangan bebas disini dalam hal
perpajakan saja, yang tidak sama dengan prinsip perdagangan bebas, sehingga tidak
semua orang bebas menggunakan modalnya dengan hak-hak utama/ free trade.

6. Menghendaki pemerintah sentral yang kuat untuk dapat melaksanakan peraturanperaturan di dalam bidang perdagangan dan perusahaan. Pemerintah mengijinkan halhal untuk mengadakan monopoli guna melakukan perdagangan luar negeri.

Meskipun mengutamakan kekayaan bangsa, akan tetapi merkantilis tidak mendorong untuk
kekayaan sebagian besar penduduk. Dalam kenyataanya kaum merkantilis senang akan
masyarakat atau penduduk yang bekerja giat, yang mampu menyediakan tenaga kerja murah dan
tentara serta relasi yang siap untuk bertempur demi kejayaan bangsa serta memperkaya
pemimpin-pemimpin mereka.

1.4 Tokoh-Tokoh Merkantilisme


Tokoh-tokoh merkantilisme dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni golongan tua
dan muda. Tokoh pertama yakni tokoh merkantilisme tua memiliki pandangan tidak sama dengan
tokoh-tokoh dijaman kuno.
Kaum Merkantilis tua juga disebut sebagai kaum Bullion. Dalam konsep yang diberikan
kaum bullion ini menganggap bahwa dalam mencapai kekayaan negara, negara harus banyak
mengekspor produk yang dibuat dalam negeri kepada Negara-negara lainnya untuk selanjutnya
dapat memasukkan emas sebanyak-banyaknya ke dalam negerinya sendiri, emas tersebut harus
diimpor dalam jumlah yang banyak.
Golongan muda yang juga disebut sebagai kaum merkantilisme muda merupakan kaum
yang berada di luar tokoh merkantilisme tua. Golongan ini di prakarsai oleh beberapa tokohtokoh penting seperti, Thomas mun, Sir William Petty, Sir Dudley North, Richard Contillon,
David Hume, dan John Locke.
Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa tokoh merkantilisme yang berasal dari
golongan tua maupun golongan muda, yakni:
1. Jean Bodin (1530-1596)
Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis, yang dapat dikatakan sebagai
orang pertama yang secara sistematis menyajikan teori tentang uang dan harga. Menurutnya,

bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya
harga barang-barang. Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga dapat disebabkan oleh praktik
monopoli dan pola hidup mewah dari kaum bangsawan dan raja. Dalam praktik tersebut,
biasanya rakyat menjadi korban, sehingga sangat dikecam pada saat itu.
Dalam bukunya yang berjudul Reponse Aux Paradoxes de Malestroit (1568),
dikemukakan oleh bodin, naiknya harga-harga barang secara umum disebabkan oleh 5 faktor,
yakni :
1. Bertambahnya logam mulia seperti perak dan emas.
2. Praktek momopoli yang dilakukan oleh dunia swasta maupun peran negara.
3. Jumlah barang di dalam negeri menjadi langka oleh karena sebagian hasil produksi di
ekspor.
4. Pola hidup mewah kalangan bangsawan dan raja-raja.
5. Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang terkandung di dalamnya
dikurangi atau dipermainkan.
Bodin sependapat dengan Machiavelli bahwa negara mempunyai kekuasaan yang
mutlak terhadap warga negara, karena negara berada di atas hukum. Sebenarnya teori yang
dikemukakan

oleh

bodin

ini

agak

berlebihan,

akan

tetapi

teori

ini

mencerminkan kebutuhan negara-negara nasional yang sedang tumbuh akan kekuasaan untuk
menjaga kestabilan ekonomi dan menciptakan kemakmuran bagi setiap rakyatnya.
Menanggapi perilaku mewah-mewahan yang dilakukan oleh para kaum bangsawan,
Jean Bodin menekankan apabila jumlah cadangan yang berupa persediaan emas tersebut lebih
baik disimpan terlebih dahulu, dan pengeluaran dilakukan secara hemat dan berhati-hati yang
akan berujung pada terkendalinya inflasi.
Teori Jean Bodin tentang nilai uang dinilai sangat maju, maka dari itu dalam selang
waktu sekitar setangah abad, Irving Fisher menggunakannya sebagai dasar teorinya yakni teori
kuantitas uang.

2. Thomas Mun (1571-1641)


Thomas Mun adalah seorang saudagar kaya yang berasal dari Inggris. Dia banyak
menulis tentang perdagangan luar negeri. Buku yang ditulisnya dan sempat menjadi karya yang
terkenal berjudul Englands Treasure by Foreign Trade adalah salah satu sumbangan besar
terhadap teori perdagangan luar negeri. Thomas Mun mengecam kaum bullion yang melarang
mengalirnya emas keluar negeri.
Menurut Mun, untuk meningkatkan kekayaan negara, cara yang biasa dilakukan adalah
lewat perdagangan. Dia berpedoman bahwa nilai ekspor keluar negeri harus lebih besar
dibandingkan dengan yang di impor oleh negara itu. Menurutnya pula, perdagangan masih tetap
akan menguntungkan sekalipun tidak memiliki emas dan perak, dengan cara melakukan transaksi
pembayaran lewat bank. Yang digunakan sebagai jaminan kredit adalah komoditi yang sedang
diperjual-belikan itu.
Suatu negara yang memiliki terlalu banyak uang justru tidak baik karena menaikkan hargaharga, dan meskipun kenaikan tersebut akan meningkatkan pendapatan para pengusaha, namun
kenaikan tersebut secara umum langsung merugikan dan mengurangi volume perdagangan,
karena harga yang tinggi akan mengurangi konsumsi dan permintaan.
3. Jean Baptis Colbert (1619-1683)
J. B. Colber adalah seorang pejabat negara Perancis dengan kedudukan sebagai Menteri
Utama di Bidang Ekonomi dan keuangan dalam pemerintahan Louis XIV. Tujuan yang dibuat
olehnya lebih mengarah pada kekuasaan dan kejayaan negara daripada untuk meningkatkan
kekayaan orang-perorang.
Ia mendorong usaha dalam sektor kerajinan dan perdagangan dengan menekankan
pengenaan bea impor, dengan tujuan memberikan subsidi kepada kapal-kapal pengangkut
Perancis, memperluas daerah jajahan Perancis, memperbaiki sisitem transportasi dalam negeri.
Untuk mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang banyak dan murah, maka
tenaga kerja Perancis dilarang keluar negeri, sedangkan imigran dari luar negeri di dorong masuk
ke dalam negara.

J. B. Colbert menjamin hak monopoli yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan


guna mendorong timbulnya perusahaan baru khususnya untuk perdagangan antar negara. Ia
melakukan rangsangan terhadap penemuan-penemuan baru serta membangun industri-industri
percontohan. Ia juga mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dengan mendirikan akademiakademi, perpustakaan, dan memberikan subsidi ke setiap sektor ekonomi.
Dalam praktik ekonomi, banyak terjadi aliansi antara para saudagar dengan penguasa.
Kaum saudagar disini memperkuat dan mendukung kedudukan dari penguasa. Penguasa pun
memberi bantuan dan perlindungan berupa monopoli, proteksi, dan keistimewaan-keistimewaan
lainnya. Pada abad tersebut, Eropa dianggap sebagai kapitalisme komersial, yang kadangkala
disebut sebagai kapitalisme saudagar karena kaum saudagarlah yang memegang kendali
perekonomian.
4. Sir William Petty (1623-1687)
Sebagai ahli akademisi yang mengajar di Oxford Universty, Sir William banyak
menuliskan tentang buku ekonomi politik. Selain itu, Petty juga dikenal sebagai inonator, ahli
bahasa, dokter, ahli usik, pelaut, dan wakil direktur di suatu akademi.
Dalam karyanya yang berjudul A treatise of Taxes and Contributions (1662), yang berisi
tentang teori yang menyatakan bahwa bukanlah jumlah hari kerja yang menentukan nilai suatu
barang, melainkan biaya yang diperlukan agar para pekerja tersebut dapat tetap bekerja.
Dalam hal uang, menurutnya uang diperlukan dalam jumlah secukupnya, tetapi lebih
atau kurang dari yang diperlukan dapat mendatangkan kemudaratan. Harga untuk uang adalah
bunga modal, dengan demikian, semakin besar jumlah uang beredar, maka bunga modal turun,
hal ini akan mendorong kegiatan usaha. Ia juga berpendapat bahwa tingkat harga yang bervariasi
proporsionalnya dengan jumlah uang yang beredar. Teori inilah yang juga dikembangkan oleh
Irving Fisher untuk Teori Kuantitas Uang nya.
Karya yang lainnya adalah Political Arithmetic (1676), dalam karyanya ini, ia
menggambarkan bidang metodologi ekonomi. Dengan terbitnya buku ini maka studi statistika
semakin berkembang di Inggris. Dialah yang mengemukakan pertama kali tentang nilai tenaga

kerja yang kurang dimengerti oleh ahli-ahli berikutnya sampai tokoh kaum klasik yang bernama
David Ricardo.
5. Sir Dudley North (1641-1691)
North adalah salah satu tokoh yang mendukung adanya perdagangan bebas tanpa
adanya campur tangan dan intervensi dari pemerintah melalui perundang-undangan dan segala
peraturannya. Ia juga menekankan bahwa pemerintah tidak perlu lagi mencegah larinya emas
keluar negeri selama emas tersebut digunakan sebagai keperluan perdagangan.
Dalam pernyataanya, fungsi uang dalam perekonomian suatu negara adalah sebagai alat
untuk memajukan perdagangan dan bukan untuk simbol kekayaan negara. Negara akan jatuh
miskin apabila uangnya digunakan untuk peperangan dan kepentingan pembayaran untuk negara
lain. Menurutnya, bunga uang yang rendah akan mendorong perdagangan dan kemudian akan
memperkaya negara.
6. David Hume (1711-1776)
Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan faktor keadilan, dan beranggapan bahwa
ketidakadilan akan memperlemah suatu negara. Setiap warga negara harus menikmati hasil
kerjanya sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya.
Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di
distribusikan lagi bagi kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang
diinginkan oleh Hume tersebut.
Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal, yakni :
Price Specie-flow Mechanism, David Hume presented areasonably complete
description of the interrelationship between a countrys balance of trade, the quantity of money,
and the general level of prices. In international trade theory this has becaome known as the
price specie-flow mechanism.
Dalam teorinya ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca perdagangan
dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu negara (Teguh Sihono,
2008).

1.5 Dampak Merkantilisme Eropa pada Sejarah Dunia


Ekonomi Kerajaan Inggris semakin meningkat pada zaman Raja Henry VII. Inggris
memperoleh keuntungan besar dari perdagangan luar negerinya. Kemudian, merkantilisme
mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan sebagai daerah
monopoli perdagangannya. Kesuksesan Inggris memanfaatkan daerah-daerah koloninya,
membuat Bangsa Eropa tergiur (Belanda, Perancis dan Spanyol). Tak heran merkantilisme
semakin memperluas peperangan antar Bangsa Eropa dalam rangka memperebutkan daerahdaerah koloni di penjuru dunia. Politik merkantilisme ini jugalah yang melahirkan terbentuknya
persekutuan dagang masyarakat Eropa, seperti EIC di India dan VOC di Indonesia.
Dengan perkembangan teknologi, merkantilisme mampu mendukung perubahan bentuk
usaha domestic system berubah menjadi manufacture system. Dengan demikian politik ekonomi
merkantilisme mendukung berlangsungnya revolusi industri yang berkembang di negara Inggris.
Revolusi industri ini juga kemudian mengantarkan kita pada perubahan signifikan dalam sejarah
manusia.
Dampak dari merkantilisme dalam sejarah, yakni:
1. Lahirnya kolonialisme imprealisme.
2. Aktifnya perdagangan internasional.
3. Berkembangnya teknologi-teknologi baru, misalnya Act of Navigation yang sangat
membantu perkapalan Inggris, penemuan mesin uap dalam rangka efisiensi produksi
membawa Inggris pada revolusi industri

Daftar Pustaka
https://zenaoke.wordpress.com/2012/04/09/sejarah-pemikiran-ekonomi/
http://poernomoagusto.blogspot.com/2012/03/konsep-merkantilisme-dan-pendapat para.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Merkantilisme
http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/pemikiran-ekonomi-merkantilisme.html

You might also like