You are on page 1of 14

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pengenalan Kapal Isap Produksi (KIP) 15


Kapal Isap Produksi (Gambar 3.1) adalah modernisasi penambangan timah
yang menggunakan Cutter sebagai alat penggalian utamanya dan merupakan suatu
alat gali atau pemindahan tanah yang dipergunakan untuk menggali lapisan tanah
bawah air, dimana peralatan mekanis dan pengolahan materialnya bertumpu pada
sebuah ponton. Selanjutnya material hasil penggalian tersebut dipindahkan ke
bagian pengolahan sementara (Anonim, 2012).

Gambar 3.1 Kapal Isap Produksi 15 di Laut Cupat

15

Kapal Isap Produksi 15 dibuat oleh PT. TIMAH dan PT. DAK pada tahun
2012 dan mulai di uji coba di Laut Penganak pada Bulan Agustus s.d. September
2013 dengan hasil 10,34 ton Sn. KIP ini lebih baik dari pada KIP sebelumnya
dengan panjang Ledder 48 m dengan kedalaman penggalian maksimal 50 m dan
sudut yang dibentuk maksimal 600.

3.2 Bagian-Bagian Utama Kapal Isap Produksi


Secara garis besar bagian utama pada Kapal Isap Produksi adalah sebagai
berikut :
3.2.1

Alat Apung (Ponton)


Ponton adalah bagian dasar/kumpulan dari beberapa tangki atau

kompartemen yang membentuk suatu badan kapal, ponton berbentuk tabung


berdiameter 1,8 m. Selain sebagai alat apung, ponton juga berfungsi untuk
menyimpan HSD ( bahan bakar solar ) dan air tawar. Skema Ponton dapat dilihat
pada Gambar 4.2.

Gambar 3.2 Skema Ponton pada Kapal Isap Produksi

16

3.2.2

Mesin (engine)

Mesin (engine) KIP 15 terdiri dari:


1. Engine for gravel pump, mesin ini fungsinya untuk menggerakan pompa
tanah.
2. Engine for hydrolic pump for Cutter and Ladder wish, mesin yang fungsinya
untuk menggerakkan Cutter dan Ladder.
3. Engine for water pump & hydrolic plant, mesin yang fungsinya menggerakkan
saringan putar, penggerak Jig dan juga pompa underwater.
4. Engine for operation dredge (engine for propeller swing),

mesin

yang fungsinya untuk menggerakkan propeller, jangka labuh.


5. Engine for sailing dredge (propeller moving engine), mesin yang berfungsi
untuk menggerakkan propeller ketika berlayar.
6. Electric generator, mesin yang fungsinya untuk menggerakkan generator
penerang dan motor las.

3.3 Peralatan Pengoperasian Penggalian


Untuk mendukung operasional penggalian di KIP, ada beberapa peralatan
sangat dominan yaitu :
3.3.1

Cutter
Cutter adalah alat gali atau alat potong dan alat yang mampu memberai,

mengiris (menggali) lapisan tanah. Dibuat dari bahan besi baja yang keras
sehingga tidak mudah haus karena gesekan dengan tanah, didalam Cutter dapat
diamati pada Gambar 3.3 terdiri dari 6 buah pisau dan tiap pisau terdiri dari 8
kuku yang bertugas memotong lapisan tanah, Cutter ditempatkan pada ujung
Ladder.

17

Gambar 3.3 Cutter dengan diameter 1,8 m

3.3.2

Ladder
Ledder berfungsi untuk penempatan Cutter, pompa tanah, pipa isap dan

pipa tekan. panjang Ladder sangat menentukan untuk mencapai kedalaman


gali,setiap KIP mempunyai panjang Ladder yang berbeda-beda. Kontruksinya
terdiri dari besi siku dan plat sebagai dinding, ujung Ladder dipasang Cutter
sedangkan pangkalnya dipasang as sebagai tumpuan bagi naik turunnya Ladder.
Pompa tanah diletakkan di dalam Ladder dapat dilihat pada Gambar 3.4 dengan
jarak 9 - 12 m dari Cutter.
Dalam proses penggalian, Ladder digerakan oleh kawat Ladder yang
digunakan untuk menaikan dan menurunkan saat proses penggalian. Kinerja
Ladder sangat ditentukan oleh keahlian operator yang mengendalikan kawat
Ladder sesuai dengan kedalaman penggalian. Kawat Ladder bisa saja putus bila
ada arus dan longsoran. Panjang Ladder sangat menentukan untuk mencapai
kedalaman gali, kedalaman gali maksimum mencapai 50 m.

18

Gambar 3.4 Ledder dengan panjang 59 m

3.3.3 Pipa Hisap


Pipa hisap adalah pipa yg berbentuk mulut bebek yang berfungsi untuk
menghisap tanah yang telah di hancurkan oleh Cutter akan tetapi yang
memberikan daya hisap adalah pompa tanah karena pipa hisap dapat dilihat pada
Gambar 3.5 alat bantu pompa tanah agar dapat diteruskan ke saringan putar.

Gambar 3.5 Pipa Hisap dengan diameter 36 in


3.3.4

Pompa Tanah

19

Pompa tanah (Gambar 3.6) berfungsi menghisap material hasil gali dari
Cutter yang selanjutnya ditransportasi ke saring putar melalui pipa hisap, pipa
tekan menuju ke saring putar. Pompa tanah di letakkan pada Ladder dengan jarak
sekitar 9 - 12 m dari Cutter, untuk memindahkan campuran tanah dan air yang
sudah digali dengan Cutter, melalui pipa isap dan pipa tekan dialirkan ke saringan
putar. Kinerja Cutter dan pompa tanah harus benar - benar dikuasai oleh operator
dalam operasional penggalian di KIP.

Gambar 3.6 Pompa Tanah dengan kapasitas hisap 250 m3/jam

3.3.5

Global Positioning System (GPS)


Peralatan dalam proses penggalian dibantu oleh adanya Global Positioning

System yang dapat memonitor koordinat posisi kapal isap dengan ketelitian hingga
1 m setiap saat dan juga kedalaman penggalian. GPS dapat diperlihatkan pada
Gambar 3.7 ini berada di sebelah kanan pengemudi di Kapal Isap Produksi
tersebut.

20

Gambar 3.7 Global Positioning System (GPS) untuk menentukan


arah koordinat Kapal
3.3.6

Mesin Propeller
Mesin Propeller berfungsi sebagai menggerakkan kapal untuk belayar,

dalam operasional penggalian berfungsi untuk memberi dorongan kapal kekiri


dan kekanan, agar bisa berputar 360o mendorong untuk menekan ujung Cutter
terhadap tanah yang akan digali. Dapat diperhatikan pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Mesin Propeller dengan kekuatan 500 HP


3.4 Peralatan Pencucian

21

Peralatan pencucian yang digunakan kapal isap produksi timah 15, ada
beberapa peralatan yang sangat berperan penting antara lain :
3.4.1

Saringan Putar
Saringan putar (Gambar 3.9) merupakan alat pemisahan pertama untuk

material yang masuk kedalam Store buck. Material yang menerobos saringan
(undersize) yang nantinya akan disalurkan ke Jig, sedangkan material yang tidak
berguna

akan keluar dan langsung dibuang (oversize).

Pada

Kapal

Isap

Produksi (KIP) feed yang dialirkan oleh pompa hisap 85 % berupa cairan
sehingga undersize-nya lebih besar dari pada oversize.
Gambar 3.9 Saringan Putar
dengan kekuatan 60 HP

3.4.2

Jig primer
Jig primer pada Gambar 3.10

yang berfungsi untuk menarik semua


material yang berat dan membuang
material yang ringan dengan bantuan
aliran air.

22

(a)

(b)

Gambar 3.10 Jig Primer Pan American Jigs yang berjumlah 24 cell
(a) Tampak atas, (b) tampak samping

3.4.3

Jig Clean Up
Jig Clean Up berfungsi untuk meningkatkan kerja Jig primer agar material

yang berat tetap terhisap dan membuang material yang ringan dengan
menggunakan aliran air. Dapat dilihat pada Gambar 3.11.

(a)
(b)
Gambar 3.11 Jig Clean Up Pan American Jigs yang berjumlah 16 cell
(a) Tampak Atas dan (b) tampak samping

23

Bagian-bagian dari Jig primer maupun Jig Clean Up dapat dilihat pada
Gambar 3.12 sebagai berikut:
Keterangan:
1. Afsluiter Underwater
2. Pipa Underwater
3. Roster Atas
4. Rubber Screen
5. Roster Bawah
6. Rubber Membrane
7. Clamp Membrane
8. Cone Diapragma
9. Rubber Spigot
10. Fillow Block
11. Rocker Arm/Tuas
Balance
12. Exentrik

Gambar 3.12 Bagian-bagian Jig (Data pencucian Unit Laut Bangka, 2014)
Komponen-komponen pendukung pada Jig :
1. Saringan : Saringan gunanya untuk menahan hematite jangan sampai
turun ke bawah dan melewatkan atau meloloskan bijih timah. Ukuran
lubangnya harus lebih kecil dari hematitedan lebih besar dari bijih
timah, biasanya dipakai dengan ukuran 4 x 10 mm, dimana ukuran yang
besar diletakan melintang terhadap arah aliran bahan, dengan tujuan agar
lubang saringan tidak mudah buntu atau tersumbat. SOP diameter lubang
saringan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan 3.2.

24

Tabel 3.1 SOP diameter lubang saringan Rubber Screen Jig primer
(Data pencucian Unit Laut Bangka, 2014)

Kompartemen Jig primer

Diameter lubang

A
B

9 12 mm
9 12 mm

C
D

6 9 mm
6 9 mm

Tabel 3.2 SOP Diameter lubang saringan Rubber Screen Jig Clean Up
(Data pencucian Unit Laut Bangka, 2014)

Kompartemen Jig clean-up

Diameter lubang

6 9 mm

6 9 mm

4 6 mm

4 6 mm

2. Bak Distribusi : Fungsinya untuk mendistribusikan undersize saring putar ke


Jig primer dengan merata dan kecepatan alir yang sesuai. Pemasangan
kuku macan dan ripple penahan aliran mesti diperhatikan untuk
mengoptimalkan fungsinya.
3. Tangki/Kompartemen : Dinding tangki harus kaku, dengan maksud untuk
menghindari

turut

penggerak dinding, yang mana hal ini akan

mempergaruhi terhadap pukulan yang efektif.


4. Bed : Lapisan material diatas saringan Jig, yang terdiri dari batu hematite
atau cassiterite kasar dan berfungsi sebagai bahan perantara dalam
memisahkan bijih timah yang berat jenisnya berat dengan bijih yang berat

25

jenisnya ringan. Besar butiran bed untuk Jig primer adalah 12 18


mm dan Jig clean up 6 9 mm. Untuk pengisian ketebalan dari bed
adalah sekitar 1,5 cm dibawah pinggir atas kotak kisi - kisi, jadi untuk
Kompartemen Jig primer

Dimensi batu hematite

30 40 mm

25 30 mm

22 25 mm

19 22 mm

ketebalan kisi - kisi (umumnya 7,5 10 cm), tebal batu bed adalah
sekitar 60 80 mm. SOP diameter dimensi batu hematite dapat dilihat pada
Tabel 3.3 dan 3.4.
Tabel 3.3 SOP Diameter Dimensi Batu Hematite pada Jig Primer
(Data pencucian Unit Laut Bangka, 2014)

Tabel 3.4 SOP Diameter Dimensi Batu Hematite pada Jig Clean Up
(Data pencucian Unit Laut Bangka, 2014)

5.

Kompartemen Jig Clean Up


Kompartemen A B
Kompartemen C D

Dimensi batu hematite


9 12 mm
6 9 mm

Kisi

kisi : Gunanya untuk memberikan kekakuan pada saringan, agar tidak

26

turut bergerak dengan tekanan dan isapan air, dan untuk menjaga supaya
batu hematite tetap pada tempatnya.
6. Penggerak : Alat - alat pengerak terdiri dari Roll dan Exentrik. Roll untuk
meneruskan gerakan exentrik ke stang/torak agar torak dapat bekerja
mengisap dan menekan, sedangkan Exentrik untuk mendapatkan gerakan
pukulan yang sesuai dengan keinginan.
7. Membran : Gunanya adalah untuk menutup rapat antara tangki dan torak
sehingga torak dapat bekerja (menekan dan mengisap). Membran ini
harus diklem dengan kuat, sehingga tidak terjadi kebocoran atau lepas dan
tidak boleh di cat, sebab akan mengakibatkan mudah retak/pecah.
8. Spigot : Untuk mengeluarkan konsentrat yang keluar/melewati saringan.
Ukuran yang dipergunakan 3/8" 1/2".
3.4.4

Shakan
Shakan adalah alat konsentat timah yang diperoleh dari konsentrat Jig

Clean Up sebagai upaya pembersihan tingkat akhir (jika diperlukan) dan juga
sebagai peningkatan kadar. Pencucian bijih timah pada shakan dilakukan oleh
tenaga manusia dengan mengaduk bijih timah menggunakan sekop pada bak
dengan kemiringan 50 70 dibantu kontrol debit air untuk memisahkan mineral
berat dan ringan. Proses tersebut akan mendapatkan kadar Sn 70 % dengan
menggunakan takaran penuh kaleng susu yang harus melebihi beratnya 1.3 kg
sebelum di masukkan kedalan kantong timah. Dapat diliha pada Gambar 3.13.

27

3.4.5

Gambar 3.13 Shakan dengan kemiringan 50 70


Bandar Tailing
Bandar Tailing dapat dilihat pada Gambar 3.14 adalah tempat pembuangan

mineral yang tidak berharga, contohnya seperti batu, pasir, serta lumpur. Pada
Kapal Isap Produksi (KIP) Timah 15 terdapat 1 set bandar tailing yang terletak
pada pertengahan kapal dan berhubungan langsung dengan laut bebas dengan
lebar 150 cm.

Gamb
ar 3.14 Bandar Tailing dengan lebar 150 cm

You might also like