Professional Documents
Culture Documents
F. Aspek Documentation
Suatu berkas rekam medis yang digunakan sebagai sumber ingatan
yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung
jawaban dan laporan sarana kesehatan.
Angka ke-2
Angka ke-3
Contoh :
Seksi 01
Seksi 02
Seksi 03
01-11-98
02-08-75
03-89-55
01-11-99
02-08-76
03-89-56
Angka ke-1
Angka ke-3
Contoh :
Seksi 17
Seksi 70
Seksi 99
25-17-78
80-70-99
11-99-85
25-17-79
81-70-00
11-99-86
Keuntungan:
1) Mudah mengambil 100 dokumen rekam medis yang nomornya
berurutan.
2) Penggantian sistem nomor lengsung ke angka tengah lebih
mudah dari pada ke sistem angka akhir.
3) Petugas mudah di serahi tanggung jawab sejumlah rak
Kelemahan:
1) Latihan dan bimbingan petugas lebih lama.
2) Sistem ini tidak dapat digunakan apabila nomor sudah melebihi
6 digit.
3) Terjadi rak-rak lowong pada beberapa seksi apabila dilakukan
pencabutan dokumen non aktif.
Angka ke-2
Angka ke-1
Contoh :
Seksi 42
Seksi 89
Seksi 99
23-01-42
98-60-89
98-24-99
24-01-42
99-60-89
99-24-99
Kelebihan:
1) Tersebar secara merata
2) Petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section
tertentu.
3) Rekam medis non aktif dapat diambil dari rak penyimpanan.
4) Jumlah rekam medis untuk setiap section terkontrol dan bisa
dihindarkan timbulnya rak-rak kosong.
5) Membantu memudahkan perencanaan peralatan penyimpanan (jumlah
rak).
6) Kekeliruan menyimpan (misfile) dapat di cegah..
Kekurangan:
1) Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam hal system
angka akhir mungkin lebih lama
3. Sistem Penomoran
Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis yaitu tata cara penulisan
nomor yang diberikan kepada pasien yang datang berobat sebagai bagian dari
identitas pasien yang bersangkutan.
Tujuannya yaitu :
Sebagai petunjuk pemilik folder yang bersangkutan.
Sebagai pedoman dalam tata cara penyimpanan dokumen rekam medis.
Sebagai petunjuk dalam pencarian dokumen rekam medis yang telah
tersimpan di filing.
Kesehatan
(PSRK)
ada
tiga
sistem
pemberian
nomor
pasien
lembar formulir rekam medis telah terisi dengan lengkap dan telah dirakit
sehingga riwayat pasien urut secara kronologis. Ditinjau dari pemusatan atau
penyatuan dokumen rekam medis maka cara penyimpanannya dibagi menjadi dua
yaitu :
1. Sentralisasi
Sistem penyimpanan secara sentralisasi yaitu, suatu sistem penyimpanan
dengan cara menyatukan formulir rekam medis milik pasien kedalam satu
kesatuan dimana dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap, gawat darurat,
milik seorang pasien menjadi satu dalam satu folder (map).
Keuntungannya :
a) Data dan informasi hasil pelayanan dapat berkesinambungan kerena
menyatu dalam satu folder sehingga riwayatnya dapat dibaca
seluruhnya.
b) Mengurangi terjadinya duplikasi data dalam pemeliharaan dan
penyimpanan rekam medis.
c) Mengurangi jumlah biaya yang digunakan untuk peralatan dan
ruangan.
d) Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan
karena dokumen rekam medis milik seorang pasien berada dalam satu
folder.
e) Mudah menerapkan sistem unit record .
Kekurangannya :
a) Petugas rekam medis menjadi lebih sibuk karena harus menangani
unit rawat jalan dan unit rawat inap.
berobat.
Desentralisasi
Sistem penyimpanan secara desentralisasi yaitu suatu sistem
penyimpanan dengan cara memisahkan formulir rekam medis milik pasien dimana
dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, milik seorang
pasien dipisahkan pada folder (map) yang berbeda.
Keuntungannya :
a) Efesiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan yang lebih
cepat.
b) Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.
Kekurangannya :
a) Terjadinya duplikasi data dalam pembuatan rekam medis, yaitu data
dan informasi pelayanan pada pasien dapat disimpan lebih dari satu
folder.
b) Biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak.
5.Sistem Pengolahan Rekam Medis.
Sistem pengolahan yang ada di rekam medis terdiri dari :
1. Assembling
Bagian Assembling yaitu salah satu bagian di unit rekam medis yang
berfungsi sebagai peneliti kelengkapan isi dan perakitan dokumen rekam medis
sebelum disimpan. Dokumen-dokumen rekam medis yang telah diisi oleh unit
pencatatan data rekam medis yaitu Unit Rawat Jalan (URJ), Unit Gawat Darurat
(UGD), Unit Rawat Inap (URI) dan Instalasi Pemeriksaan Penunjang (IPP) akan
dikirim ke fungsi Assembling bersama-sama Sensus Harian setiap hari.
Lembar formulir dalam dokumen rekam medis diatur kembali sesuai
urutan riwayat penyakit pasien dan diteliti kelengkapan isi dokumen rekam medis.
Bila belum lengkap akan dikembalikan ke unit yang bertanggung jawab. Untuk
7
Didalam kartu indeks tidak boleh mencantumkan nama pasien. Jenis indeks biasa
dibuat yaitu :
a) Indeks Penyakit (Diagnosis)
Indeks penyakit (diagnosis) adalah suatu kartu katalog yang berisi
kode penyakit yang berobat di rumah sakit.
b) Indeks operasi atau tindakan
Indeks operasi adalah suatu kartu katalog yang berisi kode operasi
yang berobat di rumah sakit.
c) Indeks Dokter
Indeks Dokter adalah suatu kartu katalog yang berisikan nama
dokter
Nama penderita
Nomor rekam medis
Jenis kelamin
Umur
Kematian : kurang dari sejam post operasi
Dokter yang merawat
Hari perawatan
Wilayah
RL 1 = DATA DASAR RS
1.1 = Data Dasar Rumah Sakit
1.2 = Indikator Pelayanan Rumah Sakit
1.3 = Fasilitas Tempat Tidur Rawat Inap
RL 2 = DATA KETENAGAAN
RL 3 = DATA KEGIATAN PELAYANAN
RL 4 = DATA MORBIDITAS / MORTALITAS
RL 4a = Morbiditas Pasien Rawat Inap
RL 4b = Morbiditas Pasien Rawat Jalan
RL 5 = DATA BULANAN BERISI DATA KUNJUNGAN DAN
DATA 10 BESAR PENYAKIT.
5.1 = Pengunjung Rumah Sakit
5.2 = Kunjungan Rawat Jalan
5.3 = 10 Besar Penyakit Rawat Inap
5.4 = 10 Besar Penyakit Rawat jalan
10
11
b. Kotak Sortir
c. Rak Penyimpan RM
d. Bon pinjam Dokumen RM
penunjang
h. Ringkasan diagnosis
i. Resume keluar (hidup atau mati)
j. Formulir spesialis sesuai spesialisasinya
k. Laporan anestesi
l. Laporan operasi
m. Laporan persalinan dan identifikasi bayi
n. Informed consent
o. Catatan dokter pindah
p. Catatan nurse pasien pindah
q. Salinan resep
r. Sebab kematian
s. Pulang paksa
3. Formulir rekam medis gawat darurat :
a. Formulir rekam medis gawat darurat yang diperlukan dari fungsi
assembling.
b. Formulir resep untuk menulis resep.
c. Surat keterangan sehat, untuk menulis keterangan sehat pasien.
d. Surat keterangan sakit, untuk menulis keterangan sakit pasien.
e. Surat rujukan untuk medis rujukan (kiriman pasien) yang perlu
dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan lainnya.
f. Surat jawaban rujukan, untuk menuliskan jawaban atas kiriman
pasien dari sarana kesehatan lainnya.
g. Formulir rekam medis lainnya yang secara khusus diperlukan untuk
pelayanan di gawat darurat.
13
15
1)
2)
3)
j.
18
19
dokumen
lama
diambil,
maka
cara
pengembaliannya
20
2) Menulis kode diagnosis atau penyakit, tindakan atau operasi, dokter yang
merawat dan kematian di dokumen rekam medis dan kartu kendali.
3)
21
KASUS
Penyakit dalam :
a. umum
b. jantung
c. paru-paru
2.
3.
Saraf
Penyakit kulit :
a. umum
AKTIF
IN-AKTIF
5 tahun
2 tahun
10 tahun
2 tahun
5 tahun
5 tahun
2 tahun
2 tahun
5 tahun
2 tahun
22
4.
b. kusta
Jiwa :
15 tahun
2 tahun
a. umum
b. Ketergantungan obat
10 tahun
5 tahun
15 tahun
5 tahun
5 tahun
5 tahun
5 tahun
10 tahun
5 tahun
2 tahun
2 tahun
2 tahun
2 tahun
2 tahun
2 tahun
2 tahun
5 tahun
2 tahun
5 tahun
2 tahun
10 tahun
2 tahun
12 tahun
2 tahun
15 tahun
2 tahun
15 tahun
2 tahun
15 tahun
2 tahun
5 tahun
2 tahun
10 tahun
2 tahun
5 tahun
2 tahun
10 tahun
2 tahun
5 tahun
Ditentukan
2 tahun
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
a.
1)
2)
b.
c.
1)
2)
d.
e.
f.
g.
h.
i.
1)
2)
12.
Anak
Kebidanan/kandungan
Bedah
Bedah saraf
Orthopedi
THT
Gigi dan mulut :
infeksi rahang
dewasa
anak
trauma
cacat bawaan
celah bibir
celah langit
kelainan rahang
tumor
exodentia
orthodentic
edodentic
periodentic
protetic
pedodentic
Kasus lainnya
SMF
masing
oleh
masingsesuai
ketentuannya
Sumber : Buku Pedoman Rekam Medis (RSU Gunung Sitoli, 2005 : 35)
Pada umumnya rekam medis dinyatakan tidak aktif apabila selama 5 tahun
terakhir rekam medis tersebuit tidak digunakan lagi. Apabila tidak tersedia tempat
penyimpanan rekam medsi aktif, harus dilaksanakan kegiatan menyisihkan rekam
23
medis yang aktif seirama dengan pertambahan jumlah rekam medis baru dan pada
saat diambilnya rekam medis tidak aktif, di tempat semula harus diletakkan tanda
keluar, untuk, mencegah pencarian yang berlarut-larut pada saat diperlukan.
Rekam medis yang tidak aktif dapat disimpan di ruangan lain yang terpisah dari
bagian rekam medis atau dibuat microfilm. Jika digunakan microfilm, rekam
medis aktif dan tidak aktif dapat disimpan bersamaan, karena penyimpanan
microfilm tidak banyak memakan tempat. (Dep.Kes, 1991 :30).
Sebagian besar rekam medis selalu menghadapi masalah kurangnya ruang
penyimpanan. Satu rencana yang pasti tentang pengelolaan rekam medis yang
tidak aktif (in active records) harus ditetapkan sehingga selalu tersedia tempat
penyipanan untuk rekam medis yang baru. Patokan utama untuk menentukan
rekam medis aktif atau tidak aktif adalah besarnya ruangan yang tersedia untuk
menyimpan rekam medis yang baru. Suatu rumah sakit menentukan 5 tahun
adalah batas umur untuk rekam medis aktif, sedangkan di rumah sakit lain rekam
medis yang berumur 2 tahun sudah dinyatakan tidak aktif, karena sangat
terbatasnya ruang penyimpanan.
riwayat
pemeriksaan
dan
riwayat
pengobatan
harus
dijaga
kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, petugas kesehatan lain, petugas pengelola
dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Untuk keperluan tertentu rekam medis
tersebut dapat dibuka dengan ketentuan:
1. Untuk kepentingan kesehatan pasien.
2. Atas perintah pengadilan untuk penegakan hukum.
3. Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri.
4. Permintaan lembaga /institusi berdasarkan undang-undang.
5. Untuk kepentingan penelitian, audit, pendidikan dengan syarat tidak
menyebutkan identitas pasien.
Permintaan rekam medis tersebut harus dilakukan tertulis kepada pimpinan
sarana pelayanan kesehatan.
Sesuai Ketentuan Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 maka kita
dapat menjalankan pengelolaan rekam medis di rumah sakit maupun non rumah
sakit. Dokter, dokter gigi dan petugas lain, pengelola dan pimpinan harus
menjaga kerahasiaan rekam medis serta dapat memanfaatkan rekam medis sesuai
ketentuannya
dapat
digunakan
sodium
arsenite,
dengan
Gaama
Benzene
Hexacloride,
dengan
cara
27