Professional Documents
Culture Documents
Nama : Nurbaeti
Acara
: Filum Porifera
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fosil adalah jejak/sisa kehidupan baik langsung/maupun tidak langsung
terawetkan dalam lapisan kulit bumi, terjadi secara alami dan mempunyai umur
geologi (>500.000 tahun).
Filum porifera adalah salah satu jenis fosil yang dipelajari dalam paleontologi.
Dimana Porifera berasal dari Bahasa Latin yaitu porus yang berarti lubang kecil atau
pori-pori, serta ferre yang berarti mengandung. Jadi, Porifera dapat diartikan sebagai
hewan yang di dalam tubuhnya terdapat lubang-lubang kecil atau berpori-pori.
Melalui praktikum paleontologi kita akan mengenal ciri-ciri porifera, bagian-bagian
tubuh porifera, serta pembagian kelas pada filum porifera serta bagaimana porifera
berperan dalam pengaplikasiannya dalam bidang geologi.
Sebagai wujud pemahaman praktikan dalam melakukan praktikum maka
dibuatlah laporan hasil praktikum dengan judul acara Filum Porifera.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui berbagai jenis fosil dari filum Porifera yang umum
dijumpai.
2. Mengetahui bentuk-bentuk fosil filum Porifera
3. Mengetahui proses penfosilan filum Porifera secara umum.
1.3 Alat dan Bahan
1. Kertas F4 sebagai media penulisan laporan serta gambar.
2. Pensil, pewarna, penghapus dan penggaris untuk perlengkapan menggambar.
3. Pulpen untuk menulis laporan sementara.
4. Larutan HCl untuk mengetahui apakah fosil tersebut mengandung kadar
CaCo3.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
: Filum Porifera
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan ciri-ciri Porifera
Porifera berasal dari Bahasa Latin yaitu porus yang berarti lubang kecil
atau pori-pori, serta ferre yang berarti mengandung. Jadi, Porifera dapat
diartikan sebagai hewan yang di dalam tubuhnya terdapat lubang-lubang
kecil atau berpori-pori. Hewan ini biasanya hanya memiliki ukuran tubuh
sekitar 1-2 cm. Selain memiliki pori-pori mikroskopis pada tubuhnya,
porifera juga memiliki ciri khusus berupa sistem kanal atau sistem saluran air
yang berfungsi sebagai tempat bersirkulasinya air di dalam tubuhnya.
Fosil dari semua jenis porifera telah ditemukan di batuan tunggal dari
580 juta tahun yang lalu. Selain Archaeocyathids, yang fosil yang umum di
batuan dari 530-490000000 tahun yang lalu, kini dianggap sebagai tipe
spons. kerabat terdekat The sponge's bersel tunggal diperkirakan menjadi
Choanoflagellatea, yang sangat menyerupai sel spons gunakan untuk drive
sistem aliran air dan menangkap sebagian besar makanan mereka. Spons
umumnya disepakati, juga, untuk tidak membentuk kelompok monofiletik,
dengan kata lain melakukan tidak mencakup semua dan hanya keturunan
yang umum nenek moyang, karena Eumetazoa (hewan yang lebih kompleks)
adalah dianggap keturunan subkelompok dari spons. Namun yang pasti
kelompok spons terdekat untuk Eumetazoa, baik sebagai spons gampingan
dan subkelompok dari demosponges disebut Homoscleromorpha telah
dinominasikan oleh para peneliti yang berbeda. Selain itu, sebuah studi pada
tahun 2008 menyarankan hewan paling awal mungkin telah mirip dengan
ubur-ubur sisir modern. Beberapa spesies demosponge yang telah
4.
5.
(lapisan dalam).
Bentuk tubuh hewan ini ada yang seperti piala, jambangan, terompet,
6.
1.
Tubuh memiliki banyak pori, yang merupakan awal dari sistem kanal
(saluran air) yang menghubungkan daerah eksternal dengan darah
2.
internal
Tubuh tidak dilengkapi dengan apendiks dan bagian yang dapat
digerakkan
3.
Belum memiliki sistem saluran pencernaan.
2.2 Bagian-bagian tubuh porifera
Bagian--bagian tubuh porifera yang dipelajari dalam geologi berbeda
dengan bagian tubuh yang dipelaja ri dalam geologi, bagian tersebut adalah:
1. Osculum: Lubang tempat keluarnya air dari tubuh.
2. Endoderm: tubuh bagian dalam porifera
3. Ektoderm: tubuh bagian luar porifera
4. Ostium: Tempat masuknya air (pori)
5. Holdfast:bagian tubuh porifera yang tertambat.
2.3 Pembagian kelas porifera
tersusun
dari
zat
kersik.
Contoh
spesies
dari
Berikut
tabel
perbedaan
ketiga
klasifikasi
porifera
Perbedaan
Calcarea
Hexactinellida
Demospongia
Penyusun
Spikula seperti
Spikula yang
kerangka
duri-duri kecil
campuran spongin
tubuh
dari Kalsium
Karbonat.
Tinggi kurang
spikula berjumlah 6.
Tinggi rata-rata 10-30
dari 10 cm.
cm.
Pucat
Pucat
1 m.
Cerah, mengandung
Ukuran
tubuh
Warna
pigmen pada
amoebosit yang
berfungsi untuk
melindungi tubuh
Seperti vas
Bentuk
bunga, kendi,
mangkuk.
bercabang.
tubuh
dompet, atau
Tipe
silinder.
askon
Tipe sikonoid
Tipe leukonoid
saluran air
Laut dangkal
Habitat
dangkal, meskipun
1.000 m.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
: Filum Porifera
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
BAB III
PEMBAHASAN
hidup di perairantawar. Spons dewasa bersifat sesil, hidup menempel pada batu,
cangkang kerang, dan permukaan keras lainnya
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
: Filum Porifera
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
Keterangan:
depan
belakang
Osculum
Endoderm
Ektoderm
Ostium
holdfast
samping
No. Sampel
: 01
No. Peraga
: 1643
Filum
: Porifera
Kelas
: Demospongiae
Ordo
: Spirosclerophorida
Family
: Hyalotragosidae
Genus
: Hyalotragos
Spesies
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi (mineralisasi)
Bentuk
:Conical
Komposisi Kimia
Umur
Ling. Pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
Fosil ini berasal dari Filum porifera, family Hyalotrgosidae kelas demos
pongiae, Ordo Spirosclerophorida, genus Hyalotrgos, dan dengan nama spesies
Hyalotrgos rugosum (MSTR).
Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi
berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material
yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen
juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari
tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori
akan mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar,
masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi
dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya
waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini
adalah permineralisasi. Mineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam
cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,
sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik
sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di
permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga
tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conical, yaitu fosil yang terbentuk
kerucut . Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, ostia, yaitu lubang
kecil tempat maasuknya air ke dalam tubuh, spongocoel, salurantengah tubuh.
Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi
membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium
karbonat (CaCO3), menandakan bahwa lingkungan pengendapannya adalah pada
laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah Jura Atas yaitu
antara 180-135 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi,
Referensi:
Buku Lapangan
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
: Filum Porifera
NIM
Hari /tgl.
: D611 14 010
Keterangan:
1. Osculum
2. Endoderm
3. Ektoderm
4. Ostium
5. holdfast
depan
belakang
samping
No. Sampel
: 02
No. Peraga
: 244
Filum
:Porifera
Kelas
:Anthozoa
Ordo
:Tabulata
Family
:Favositesidae
Genus
: Favosites
Spesies
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi (mineralisasi)
Bentuk
: Konveks
Komposisi Kimia
Umur
Ling. Pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
Fosil ini berasal dari filum porifera, kelas Anthozoa, ordo Tabulata, family
Favositesidae, genus Favosites, dan dengan nama spesies Favosites saginatus.
LECOMPTE.
Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi
berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material
yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen
juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari
tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori
akan mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar,
masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi
dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya
waktu, akhirnya organisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini
adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga
dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang
memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik
sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di
permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga
tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Konveks, yaitu fosil yang cembung
slah satu sisinya, dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, ostia, yaitu
lubang kecil tenpat masuknya air kedalam tubuh, ektoderm yaitu lapisan dalam,
holdfast, dan endoderm, yaitu lapian dalam.
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk
buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat
(CaCO3) hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah di laut
dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah Devon Tengah yaitu
antara 370-360 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
Buku lapangan
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama
: Nurbaeti
Acara
: Filum Porifera
NIM
: D611 14 010
Hari/tgl.
depan
belakang
samping
No. Sampel
: 03
No. Peraga
: 1721
Filum
:Porifera
Kelas
: Calcarea
Ordo
:Pleospolares
Family
: Verruculinanidae
Genus
: Verruculina
Spesies
: Verruculina tenuis
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi (mineralisasi)
Bentuk
: Konikal
Komposisi Kimia
Umur
Ling. Pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
Fosil ini berasal dari filum Porifera, kelas calcrea, ordo pleospolares, family
Verruculinanidae, genus Verruculina, dan dengan nama spesies Verruculina tenuis.
Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi
berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material
yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen
juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari
tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori
akan mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar,
masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi
dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya
waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini
adalah permineralisasi. Mineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam
cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,
sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang hingga seluruh tubuh fosil.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik
sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di
permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga
tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Konikal, yaitu fosil yang membentuk
seperti kerucut. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, endoderm yaitu
spongocoel, oskulum yaitu saluran penyebaran air, ostia yaitu lubang masuknya air,
endoderm lapisan dalam, dan eksoderm yaitu lapisan luar fosil atau organisasi..
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk
buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat
(CaCO3) hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya di laut
dangkal.Berdasarkan skala waktu geologi, umur fosil ini adalah KapurAtas yaitu
antara 100-70 juta tahun yang lalu.
Adapun kegunaan fosil ini diantaranya adalah penentu umur relatif lapisan
sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu
iklim pada saat terjadinya sedimentasi,
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
Buku Lapangan
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
: Filum Porifera
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
Keterangan:
1. Osculum
2. Endoderm
3. Ektoderm
4. Ostium
5. holdfast
depan
belakang
samping
No. Urut
: 04
No. Peraga
: 750
Filum
: Porifera
Kelas
: Demospongiae
Ordo
: Spirosclerophorida
Family
: Hyalotragosidae
Genus
: Hyalotragos
Spesies
: Hyalotragos sugosum
Proses pemfosilan
: Petrifikasi (Mineralisasi)
Bentuk
: Chonical
Komposisi kimia
Umur
Lingkungan pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conical, yaitu fosil yang
terbentuk kerucut . Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, ostia, yaitu
lubangkecil tempat maasuknya air ke dalam tubuh, spongocoel, salurantengah tubuh.
Jika
ditetesi
dengan
larutan
HCl
0,1
maka
fosil
ini
akan
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
: Filum Porifera
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
Keterangan:
1. Osculum
2. Endoderm
3. Ektoderm
4. Ostium
5. holdfast
depan
belakang
samping
No. Sampel
:05
No. Peraga
: 1426
Filum
: Porifera
Kelas
: Calcarea
Ordo
: Scleractinia
Family
: Stephanocoenianida
Genus
: Stephanocoenia
Spesies
: Stephanocoenia schafhauft
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi (mineralisasi)
Bentuk
: konikal
Komposisi Kimia
Umur
Ling. Pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
Fosil ini berasal dari filum porifera, kelas calcarea, ordo Scleractinia, family
Stephanocoenianida,
genus
Stephanocoenia,
dan
dengan
nama
spesies
Stephanocoenia schafhauft.
Organisme ini dapat menjadi fosil karena memliliki bagian tubuh atau
cangkang yang keras. Selain itu karena organisme ini langsung terkubur oleh
material sedimen sehingga terhindar dari proses pelapukan. Setelah organisme ini
mati, maka fosil ini langsung terendapkan dan tertransportasi pada cekungan yang
stabil. Kemudian organisme ini akan langsung tertutupi oleh material sedimen
sehingga terhindar dari proses oksidasi ataupun reduksi.
Seiring dengan berjalannya waktu material sedimen ini semakin lama
semakin tebal. Akibatnya organisme ini mengalami pembebanan dan kompaksi
sehingga terjadi proses lithifikasi. Pada saat proses litifikasi berlangsung terjadi pula
proses pemineralisasi yaitu penggantian sebagian mineral yang tidak resisten oleh
mineral yang lebih resisten.hal ini dapat di ketahui karena masih terlihat bentuk
cangkang atau tubuh organisme ini.
Setelah mengalami proses litifikasi,maka organisme ini mengalami proses
petrifikasi yaitu berubahnya organisme menjadi batu sehingga organisme ini di sebut
fosil.adapun penemuan fosil ini di akibatkan oleh pergerakan tektonik bumi yang
mengakibatkan fosil terangkat ke permukaan dan terjadinya proses erosi dan udara
sehingga fosil ini tersingkap.
Adapun pengamatan yang dilakukan pada fosil ini adalah test yaitu bagian
keseluruhan pada tubuh fosil . berdasarkan pengamatana dapat diketahui bahwa fosil
ini berbentuk angular yang berarti bentuknya menyudut, fosil ini mengalami reaksi
ketika ditetesi larutan HCl hal ini membuktikan bahwa kompoosisi kimia fosil ini
adalah CaCO3 (kalsium karbonat) sehingga dapat diketahui bahwa lingkungan
pengendapannya terdapat di laut dangkal adapun umur fosil ini adalah trias atas
(antara 215-195 juta tahun lalu).
Adapun kegunaaan dari fosil ini adalah sebagai bukti bahwa ada pernah
terjadi kehidupan masa lampau ,sebagaipenentu umur relatif suatu batuan dan
sebagai penetu lingkungan pengendapan
Referensi :
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
: Filum Porifera
NIM
o Hari/tgl.
: Senin 23 Februari 20
: D611 14 010
Keterangan:
1. Osculum
2. Endoderm
3. Ektoderm
4. Ostium
5. holdfast
depan
belakang
samping
No. Sampel
: 06
No. Peraga
: 1644
Filum
:Porifera
Kelas
: Calcarea
Ordo
: Heterocoela
Family
: Cnemidiastriumidae
Genus
: Cnemidiastrium
Spesies
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi (permineralisasi)
Bentuk
:Konikal
Komposisi Kimia
Umur
Ling. Pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
Fosil ini berasal dari Filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Heterocoela,
family Cnemidiastriumidae, genus Cnemidiastrium, dan dengan nama spesies
Cnemidiastrium rimulosum GOLDF.
Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi
berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material
yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen
juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari
tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori
akan mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar,
masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi
dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya
waktu, akhirnya organisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini
adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga
dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang
memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik
sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di
permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga
tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah konikal, yaitu fosil yang membentuk
seperti kerucut, dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, spongocoel yaitu
saluran bagian tengah tubuh, ostia lubang kecil tempat masuknya air, holdfast ,
oskulum yaitu saluran penyebar air dari tubuh, Ektoderm lapisan uar, dan endoderm
yaitu lapisan dalam fosil.
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk
buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat
(CaCO3) hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya ada di laut
dangkal.Berdasarkan skala waktu geologi, umur fosil ini adalah Jura Atas yaitu
antara 180-135 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
: Filum Porifera
NIM
Hari/tgl.
: Senin 23 Februari 20
: D611 14 010
Keterangan:
1. Osculum
2. Endoderm
3. Ektoderm
4. Ostium
5. holdfast
depan
No. Sampel
belakang
samping
: 07
No. Peraga
: 1792
Filum
: coelenterata
Kelas
: anathozoa
Ordo
: seleractinia
Family
: cyclolitesidae
Genus
: cyclolites
Spesies
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi (permineralisasi)
Bentuk
: Konikal
Komposisi Kimia
: Silika
Umur
Ling. Pengendapan
: Laut dalam
Keterangan
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini tidak terjadi apapun , maka
dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung silika hal ini menandakan bahwa
lingkungan pengendapannya ada di laut dalam .Berdasarkan skala waktu geologi,
umur fosil ini adalah Kapur Atas (100-65 juta tahun lalu)
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Referensi:
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
: Filum Porifera
NIM
Hari/tgl.
: Senin 23 Februari 20
: D611 14 010
Keterangan:
1. Osculum
2. Endoderm
3. Ektoderm
4. Ostium
5. holdfast
depan
belakang
samping
No. Sampel
: 08
No. Peraga
: 1645
Filum
:Porifera
Kelas
:Hexactinellida
Ordo
:lychniscosa
Family
: Pachyteichismanidae
Genus
: Pachyteichisma
Spesies
: Pachyteichisma lopas Q.
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi (permineralisasi)
Bentuk
:Conical
Komposisi Kimia
Umur
Ling. Pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
Fosil ini berasal dari filum porifera, klas hexactinellida, ordo lychniscosa,
family Pachyteichismanidae, genus Pachyteichisma, dan dengan nama spesies
Pachyteichisma lopas Q.
Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi
berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material
yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen
juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari
tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori
akan mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar,
masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi
dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya
waktu, akhirnya organisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini
adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga
dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang
memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga ondogen berupa tektonik
sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di
permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga
tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah
Conical, yaitu fosil yang berbentuk kerucut . Dan bagian fosil yang masih dapat
dijumpai seperti, ostia, yaitu lubang kecil tempat maasuknya air ke dalam tubuh,
oskulum yaitu saluran penyabar air dari tubuh, eksoderm yaitu lapisan luar, dan
endoderm yaitu lapisan dalam.
Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi
membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium
karbonat (CaCO3). Adapun umur fosil ini adalah Jura Atas yaitu antara 180-135 juta
tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
Buku Lapangan
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
: Filum Porifera
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Proses pemfosilan pada umumnya dari filum Porifera adalah mineralisasi
dan permineralisasi. Mineralisasi adalah proses pergantian unsur kimia dari
fosil hingga seluruh bagiannya, sedangkan permineralisasi hanya sebagian
saja.
2. Bentuk fosil filum Porifera yang umum dijumpai, diantaranya seperti
konikal yaitu berbentuk seperti kerucut, globular yaitu berbentuk membulat
seperti bola.
4.2 Saran
Saran saya yaitu sebaiknya disediakan alat peraga fosil yang lengkap agar
praktikan lebih banyak mengetahui informasi mengenai jenis fosil serta saran
saya bagi asisten yakni sebaiknya asisten jangan terlalu menampilkan sikap yang
kasa agar praktikan tidak tertekan dalam melakukan praktikum.
13.
14.
15.
16. O L E H
17. NURBAETI
18. D611 14 010
19.
20.
21. GOWA
22. 2 0 1 5