Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2 | Page
3 | Page
Vena porta membawa darah ke hati dari lambung, usus, limpa, pankreas dan
kandung empedu. Vena mesenterika superior dibentuk dari vena-vena yang
berasal dari usus halus, kaput pankreas, kolon bagian kiri, rektum dan lambung.
Vena porta tidak mempunyai katup dan membawa sekitar tujuh puluh lima persen
sirkulasi hati dan sisanya oleh arteri hepatika. Keduanya mempunyai saluran
keluar ke vena hepatika yang selanjutnya ke vena kava inferior (Surif & Roma,
2000).6. Vena porta memasuki hati pada porta hepatis dalam 2 cabang utama, satu
bagi tiap lobus,ia tanpa katub dalam salurannya yang besar.
Vena porta dibentuk oleh penyatuan vena mesenterica superior dan vena
splenica,tepat posterior terhadap caput pankreas. Ia meluas sedikit ke arah kanan
garis tengah bagi jarak 5,5 - 8cm terhadap porta hepatis. Vena porta mempunyai
distribusi intra hepatik segmental.Vena mesenterika superior dicentuk oleh cabang
dari usus halus , colon, dan caput pankreatis secara tidak gepat dari lambung
melalui vena gastroepiploica dextra.
Vena splenica (5 - 15 saluran ) dimulai pada hilum splenica dan bersatu diikat
oleh vena gastrica breves untuk membentuk vena splenica utama. Hal ini
berlangsung dalam arah transversa dalam corpus dan caput pankreatika,yang
terletak di bawah depan arteri. Vena mesenterica inferior membawa darah dari
4 | Page
bagian kiri colon dan rectum biasanya memasuki sepertiga medialnya tetapi
kadang-kadang ia memasuki sambungan vena splenica dan mesenterica superior.
Aliran darah porta pada manusia sekitar 1000-1200ml/menit. Terdapat perbedaan
oksigen arterioporta puasa hanya 1,9 volume persen ( rentang 0,4 - 3,3 volume
persen) dan vena porta membentuk 40 ml/menit atau 72% penyediaan oksigen
total ke hati. Selama pencernaan ,perbedaan oksigen arteriovena porta meningkat
karena penggunaan usus.
Tidak ada pola tetap distribusi hati bagi aliran porta ke dalam.Kadang -kadang
darah splenica menuju ke kiri dan kadang-kadang ke lobhs hepatis
dextra.Penyilangan aliran darah dapat terjadi dalam venaporta manusia. Aliran
mungkin lurus / stream lined ketimbang turbulen.
Tekanan porta sekitar 7mmHg pada manusia normal.
System porta kadang terhambat oleh gumpalan besar dalam vena porta atau
cabang utamanya. Bila system porta terhambat, kembalinya darah dari usus dan
limpa melalui system porta ke sirkulasi sistemik menjadi sangat terhambat,
menghasilkan hipertensi porta dan tekanan kapiler dalam dinding usus meningkat
15-20 mmHg diatas normal. Penderita sering meninggal dalam beberapa jam
karena kehilangan cairan yang banyak dari kapiler kedalam lumen dan dinding
usus (Guyton & Hall, 2007).3
Peningkatan tekanan vena porta biasanya disebabkan oleh adanya hambatan aliran
vena porta atau peningkatan aliran darah ke dalam vena splanikus. Obstruksi
aliran darah dalam sistim portal dapat terjadi oleh karena obstruksi vena porta atau
cabang-cabang selanjutnya (ekstra hepatik), peningkatan tahanan vaskuler dalam
hati yang terjadi dengan atau tanpa pengkerutan (intra hepatik) yang dapat terjadi
presinusoid, parasinusoid atau postsinusoid dan obstruksi aliran keluar vena
hepatik (supra hepatik) (Surif & Roma, 2000).6
Studi terakhir menyebutkan bahwa ketidakseimbangan antara endotelin-1 dan
oksida nitrik dapat merupakan penyebab terpenting peningkatan tahanan
5 | Page
SIRKULASI KOLATERAL
Makna klinik anastomosis antara sirkulai hepatik dan sistemik adalah bila terjadi
hipertensi portal dan penyakit kronik hati, darah dapat mengalir balik pada vena
-vena ini dan mengalami shunt sekitar hati melalui tempat - tempat anastomosis.
1. Melalui vena esofageal ( cabang porta ) yang beranatomosis dengan vena
azigos yang merupakan cabang sistemik.
2. Vena para umbilikalis pada ligamentum teres hepatis berasal dari cabang kiri
vena porta dan berhubungan dengan vena-vena supersialis dinding anterior
abdomen ( cabang sistemik) pada daerah umbilikus.
3. Vena rektalis superior atau vena haemoroidales ( cabang vena porta )
beranastomosis dengan vena rektalis media dan inferior ( cabang sistemik ).
4. Cabang - cabang portal yang menuju ke usus ,pankreas, dan hati
beranastomosis dengan vena frenika , vena renalis dan vena lumbalis.
6 | Page
PATOFISIOLOGI 7,8,9
Di manapun tempat obstruksinya, peningkatan tekanan vena portal akan
menyebabkan gangguan di organ sebelumnya ( malabsorbsi , splenomegali
dengan anemia dan trombositopenia ) serta aliran darah dari organ abdomen
melalui saluran pembuluh darah yang melewati hati. Sirkuit yang melewati portal
ini menggunakan pembuluh darah kolateral yang normal berdinding tipis ,namun
kemudian menjadi sangat membesar ( pembentukkan varises; hemoroid pleksus
vena rektum; caput medusae di vena para umbilikalis ). Pembesaran vena
esofagus terutama menimbulkan bahaya ruptur. Kenyataan ini,khususnya bersama
dengan trombositopenia dan defisiensi faktor pembentukan ( penurunan sintesis
7 | Page
pada hati yang rusak ) dapat menyebabkan perdarahan masif yang secara akut
mengancam nyawa. Vasodilator yang dilepaskan pada hipertensi portal
( glukagon,prostasiklin,nitrit okside,dll ) juga mengakibatkan turunnya tekanan
darah sistemik. Hal ini akan meningkatkan curah jantung kompensasi sehingga
menyebabkan hiperperfusi di organ abdomen dan sirkulasi kolateral ( bypass ).
Fungsi hati biasanya tidak terganggu pada obstruktif prahelatik dan parasinusoid
karena suplai darah terjamin dengan kompensasi melalui peningkatan aliran dari
arteri hepatika. Biasanya obstruktif dapat menyebabkan kerusakan hati namun
kerusakan hati juga dapat menyebabkan obstruksi sinusoid , pascasinusoid , dan
pascahepatik. Akibatnya ,drainage limfe hepatik yang kaya akan protein menjadi
terganggu dan tekanan portal menjadi meningkat,kadang - kadang bersama
dengan
penurunan
tekanan
osmotik
plasma
karena
kerusakan
hati
8 | Page
DIAGNOSA
Asites.7,8
Asites terjadi ketika jumlah cairan di peritoneumrongga meningkat dan
merupakan manifestasi akhir-tahapsirosis dan portal hypertension.Hal ini tidak
biasa untukorang dengan sirosis dengan akumulasi dari 15 L atau lebih dari cairan
asites.Pasien akan sering mengalami ketidaknyamanan perut, dyspnea,dan
insomnia.Walaupun berperan untuk pengembangan mekanismeasites yang tidak
sepenuhnya dipahami, beberapa faktor tampaknyauntuk berkontribusi pada
akumulasi cairan, termasuk peningkatankapiler tekanan yang disebabkan oleh
hipertensi portal dan obstruksialiran vena melalui retensi hati, garam dan airoleh
ginjal, dan penurunan tekanan osmotik koloid yang disebabkanoleh gangguan
sintesis albumin oleh hati. Pengobatan asites biasanya berfokus pada pembatasan
dietnatrium dan administrasi diuretik.Asupan air jugaperlu dibatasi.Karena
banyak keterbatasan dalam natriumpembatasan, penggunaan diuretik telah
menjadi andalanpengobatan untuk asites.Suplemen kalium oral seringdiberikan
untuk mencegah hipokalemia. Posisi tegak terkaitdengan aktivasi sistem renin
angiotensin-aldosteron-sistem, karena itu, istirahat mungkin direkomendasikan
untuk orangdengan jumlah besar ascites, besar volume paracentesis (pengambilan
dari 5 L atau lebih dari cairan asites) dapat dilakukan pada orangdengan ascites
masif
dan
kompromi
paru.
Splenomegali.7,8
Limpa membesar secara progresif dalam portalhipertensi karena shunting dari
darah ke dalam lienalisvena.Limpa membesar seringkali menimbulkan eksekusi
darisignifikan jumlah elemen darah dan pengembangansindrom yang dikenal
sebagai hipersplenisme.Hipersplenisme ditandaioleh penurunan dalam rentang
hidup dan penurunan berikutnyadi semua elemen yang terbentuk dari darah, yang
mengarah
ke
anemia,trombositopenia,
dan
leukopenia.
Orang
dengan
Portosystemic shunt.7,8
Dengan obstruksi vena bertahapaliran darah di hati, tekanan dalam vena portal
meningkat,dan saluran agunan yang besar terjadi antara portaldan sistemik vena
yang memasok rektum yang lebih rendah dan kerongkongandan vena umbilikalis
dari ligamentum falsiforme yangmenempel ke dinding anterior abdomen.Para
agunanantara vena iliaka internal yang inferior dan dapat menimbulkanwasir.Pada
beberapa orang, vena umbilikalis janin tidakbenar-benar dihapuskan, itu
membentuk saluran pada anterior abdomendinding (Gambar 28-12).Dilatasi vena
di sekitar umbilikus yangdisebut caput Medusae.Shunts Portopulmonary mungkin
juga mengembangkandan menyebabkan darah untuk melewati kapiler paru,
mengganggudengan oksigenasi darah dan sianosis memproduksi.
Diagnosis hipertensi portal sering baru dibuat setelah terjadi pendarahn saluran
cerna bagian atas akibat varises esophagus pecah. Pemeriksaan endoskopi saluran
cerna atas merupakan pemriksaan yang sangat penting untuk menetapkan ada
tidaknya varises esophagus. Selain itu oleh karena sebagian besar hipertensi portal
disebabkan oleh penyakit hati menahun, maka beberapa cara diagnosis berikut
dapat dipakai untuk membantu menbuat diagnosis : gambaran klinis
danlaboratories, pemriksaan non invasif : foto barium saluran cerna bagian
atas,Ultrasonografi dengan atau tanpa Doppler, Computed Tomography (CT scan),
Magnetic resonance imaging (MRI) dan Radionucleid angiography.Pemeriks
aaninvasif
: Arterial
10 | P a g e
Doppler,
scan
computedtomografi
(CT)
dan
magnetic
11 | P a g e
12 | P a g e
Red color sign sebagai faktor resiko utama peradarahan varises, namun
menurutklasifikasinya : red wale markings, yaitu dilatasi vena yag berjalan diatas
permukaan varises, bintik merah kecil berdiameter kurang lebih 2 mm yang
berada di permukaan varises (cherry red spots), hematom berukuran kurang lebih
4 mm (hematocystic spots) dan waran kemerahan yang tersebar di permukaan
varises(difusse redness). Ukuran dan bentuk varises :F1 bila varises kecil lurus;F2
bila varises besar dan berkelok-kelok danF3 varises bebentuk coil yang mencapai
lebih dari 1/3 lumen esophagus. Lokasi varises esophagus diperkenalkan sebagai
sepertiga bawah (Li), sepertiga tengah (Lm) dan sepertiga atas (Ls). Hal lain yang
di tambahkan adlah ada tidaknya esofagitis yang dilaporkan sebgai positif (E+)
atau negative. Manfaat klasifikasi varises sebagai faktor resiko yang dipergunakan
untuk meramalkan dengan tepat kemungkinan terjadinya perdarahan varises
esophagus.
Medikamentosa
Tekanan portal sebanding dengan inflow vena portal dan berbanding terbalik
tonus arteriol mesenterika. Obat penyekat nonselektif akan menyekat reseptor
adrenergic yang bekerja sebagai vasodilator, sehingga kerja dari penyekat
tersebut tidak bertentangan dengan -adrenergik yang bekerja sebagai
vasokontriktor
di
arteriole
mesenterika.
Pada
dosis
yang
besar
akan
13 | P a g e
Propanolol dan nadolol merupakan obat yang banyak diteliti sebagai obat
penyekat nonselektif untuk pengobatan hipertensi portal.Pemberian secara oral
maupun intravena dapat menurunkan tekanan gradient vena hepatica sebesar 931%.Tetapi meningkatnya resistensi vena kolateral dan atau meningkatnya aliran
arteri hepatica dapat menyebabkan kegagalan menurunkan tekanan portal
mencapai 50%. Beberapa laporan meta analisa memperlihatkan terjadinya resiko
penurunan dari 25% pada kelompok control menjadi 15% pada kelompok yang
memperoleh pengobatan penyekat dengan median follow up 2 tahun. Obat ini
berefek pada penderita dengan varises sedang/besar (diameter > 5mm) baik
dengan asites atau tanpa asites, dan dengan fungsi hati yang baik maupun buruk.
Manfaat lain yang diperoleh dengan pemakaian penyekat nonselektif adalah
penurunan angka kematian dari 27% menjadi 23%. Belum didapatkan bukti yang
mendukung manfaat pencegahan dengan obat ini untuk varises kecil. Pengobatan
pemeliharaan harus dipertahankan karena bila pengobatan dihentikan maka resiko
terjadinya perdarahan akan kembali seperti kelompok yang tidak memperoleh
pengobatan. Lebih kurang terdapat 15-20% penderita yang tidak dapat diobati
dengan penyekat -adrenergic karena mempunyai kontraindikasi mutlak atau
relative.Pada kelompok inidianjurkan diberikan isosorbide mononitrate (ISMN),
meski penurunan tekanan portal kurang efektif.Ligasi varises adalah satu pilihan
alternative yang efektif sebagai profilaksis pertama, namun hal ini terbatas pada
varises besar yang intoleran atau memiliki kontraindikasi terhadap penyekat adrenergic.Karena penyekat - adrenergic merupakan obat yang efektif untuk
mencegah perdarah varises, semua penderita sirosis harus dideteksi adanya varises
esophagus pada saat pertama diagnosis dibuat. Beberapa studi memperlihatkan
bahwa pemeriksaan non invasive (kadar trombosit yang turun, pelebaran vena
portal dan atau pembesaran limpa pada pemeriksaan USG) berhubungan dengan
risiko perdarahan varises, sehingga penemuan hal tersebut cukup akurat untuk
menghindarkan dari pemeriksaan endoskopi. Pada penderita yang tidak ditemukan
varises pada pemeriksaan endoskopi, pemeriksaan ulang harus dikerjakan dengan
tenggang waktu 2-3 tahun.
14 | P a g e
Sedang pada penderita dengan varises kecil yang ditemukan pada saat endoskopi
pertama dilakukan harus diulang pemeriksaan endoskopi 1-2 tahun mendatang
untuk mengamati perkembangan varisesnya.Table 4 dan algoritme (Gambar 18)
berikut memperlihatkan pencegahan pertama perdarahan varises esophagus.
Pengobatan alternative
Skleroterapi endoskopi dengan etanol, sodium morhuate, polidocanol, atau
sodium tetradecyl sulfate telah banyak dipergunakan secara ekstensif, dan
multiple banding ligasi varises saat ini telah banyak dikerjakan.Pengobatan ini
efektif dalam mengeradikasi varises esophagus. Namun, ligasi saat ini menjadi
pilihan yang menyenangkan karena mempunyai efektifitas yang sama dengan
skleroterapi dalam mengeradikasi varises dan mempunyai sedikit komplikasi.
Banyak penelitian memperlihatkan bahwa skleroterapi tidak efektif sebagai
profilaksis pertama pedarahan varises esophagus.Lebih lanjut dilaporkan suatu
studi acak yang besar, dengan kelompok control segera dihentikan secara
premature
dengan
alasan
meningkatnya
angka
kematian
setelah
Pada pasien dengan sirosis yang sedang diikuti kronis, pengembangan hipertensi
portal
biasanya
diungkapkan
oleh
adanya
trombositopenia,
munculnya
penting
memberikan
quinolone
atau
antibiotika
berspektrum luas untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri (RR 0.39. 95%, CI
0.32-0.48) dan juga menurunkan mortalitas (RR.0.39.95%, CI.032-0.48).Hal
penting lainnya adalah mempertahankan fungsi ginjal.Pemberian terlipresin
bersama albumin dapat memperbaiki sindrom hepatorenal.
Obat lini pertama
16 | P a g e
Pemberian terlipresin 2 mg tiap 4 jam untuk sampai 48 jam. Obat ini tidak boleh
diberikan pada penderita dengan gangguan jantung atau pembuluh darah yang
berat.Setelah perdarahan terkontrol selama 24 jam dosis obat dapat diturunkan
separohnya dan dosis pemeliharaan selama 5 hari untuk mencegah terjadinya
early rebleeding.Efek samping ditemukan pada 25% kasus berupa kram perut,
diare, bradicardi dan hipertensi.Efek samping yang berat yang memerlukan
penghentian obat ditemukan pada 2-4% penderita.Somatostatin yang diberikan
secara intravena dalam infus yang kontinyu dengan dosis 250 ig/jam setelah
suntikan bolus intravena 250 ig.Studi akhir-akhir ini menunjukakan bahwa pada
kelompok risiko tinggi (dengan bleeding aktif saat endoskopi) memerlukan dosis
yang lebih besar (500 ig/jam dan bolus ulangan pada jam pertama sebesar 250 ig
pengobatan). Kemungkinan pemberian somatostatin perlu dipertahankan sebagai
dosis pemeliharaan selama lima hari. Efek samping somatostatin biasanya
ringan.Paling sering adalah bradycardia, hyperglicaemia, diare dan kejang
perut.Keberhasilan terlipresin maupun somatosatatin 5 hari mencapai angka
70%.
Terapi endoskopi
Skleroterapi emergensi varises esofagus dapat menghentikan perdarahan pada
80-90%
dari
penderita.Diperlukan
kemampuan
yang
tinggi
dari
Balon tamponade
Pemasangan balon tamponade akan menghentikan perdarahan varises melalui
mekanisme kompresi langsung pada varises. Keberhasilan menghentikan
perdarahan dengan metode ini mencapai angka 80-90%. Namun sayangnya
perdarahan ulang akan terjadi pada sebagian besar penderita pada saat balon
dikempeskan. Komplikasi sering terjadi dan angka kematian mencapai 620%.Kematian disebabkan oleh pneumonia aspirasi, ruptur esofagus, obstruksi
jalan nafas.Karena hal tersebut diatas maka tindakan pemasangan balon harus
dikerjakan ditangan ahli yang berpengalaman, dan dikerjakan di ICU untuk
menunggu pengobatan yang definitif.
Varises Gaster
Terapi medikamentosa untuk mencegah terjadinya perdarahan varises esofagus
tampaknya dapat dipergunakan sebagai terapi pencegahan perdarahan varises
gaster.Sampai saat ini terapi yang optimal untuk mengatasi perdarahan akut
varises gaster belum diketahui.Biasanya terapi awal berupa obat-obat
vasoaktif.Pemasangan balon tamponade Linton-Nachlas lebih baik dari pada
balon Sengstaken.Pemasangan tamponade ini bersifat sementara.
Penyuntikan cyanocrylate perendoskopi langsung kedalam varix nampaknya
lebih efektif dan aman daripada tindakan ligasi perendoskopi.Meski telah
dilaporkan terjadi emboli serebral pada tindakan in.Karena kemungkinan
terjadinya perdarahan ulang sangat tinggi maka pemikiran membuat keputusan
untuk melakukan pemasangan TIPS atau operasi harus dibuat lebih
awal.Tindakan penyelamatan dengan pemasangan TIPS sangat efektif karena
mempunyai angka keberhasilan lebih dari 90% untuk mengatasi perdarahan
pertama dan menurunkan angka perdarahan ulang menjadi kurang dari 20%.
Secara praktis, penyekat beta nonselektif dipilih sebagai obat pencegahan
perdarahan ulang lini pertama, TIPS dan operasi, atau obturasi varises
dianjurkan bila terjadi kegagalan pengobatan medikamentosa.
Pengobatan gastropati hipertensi portal
20 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN
21 | P a g e
Hipertensi portal secara langsung bertanggung jawab atas dua komplikasi utama
dari sirosis, perdarahan varises dan ascites.Perdarahan varises adalah masalah
yang mengancam jiwa langsung dengan mortalitas 20-30% terkait dengan setiap
episode perdarahan.
Sirosis
merupakan
penyakit
degeneratif
berbahaya
yang
menyerang
hati.Kerusakan yang b e r a t d a p a t m e n g a k i b a t k a n k e g a g a l a n f u n g s i
h a t i y a n g b e r a k h i r p a d a k e m a t i a n . B i a y a y a n g dikeluarkan untuk
mengatasi hal ini cukup tinggi.Hal ini menimbulkandampak kerugian
padaindividu penderita sirosis hati pada khususnya dan Negarapada
umumnya karena penurunan produktivitas SDM.S i r o s i s a d a l a h s u a t u
keadaanpatologis
yang
menggambarkan
fibrosishepatik
yangberlangsung
dengan
dari
distorsi
arsitektur
progresif
stadium
yang
akhir
ditandai
h e p a r d a n pembentukan nodulus
regeneratif.
Di manapun tempat obstruksinya, peningkatan tekanan vena portal akan
menyebabkan gangguan di organ sebelumnya ( malabsorbsi , splenomegali
dengan anemia dan trombositopenia ) serta aliran darah dari organ abdomen
melalui saluran pembuluh darah yang melewati hati. Sirkuit yang melewati portal
ini menggunakan pembuluh darah kolateral yang normal berdinding tipis ,namun
kemudian menjadi sangat membesar ( pembentukkan varises; hemoroid pleksus
vena rektum; caput medusae di vena para umbilikalis ). Pembesaran vena
esofagus terutama menimbulkan bahaya ruptur.
Pada pasien yang sebelumnya tidak terdiagnosis, salah satu fitur harus segera
evaluasi lebih lanjut untuk menentukan adanya hipertensi portal dan penyakit
hati.Varises harus diidentifikasi dengan endoskopi.Pencitraan perut, baik oleh CT
atau MRI, dapat membantu dalam menunjukkan hati nodular dan dalam
menemukan
perubahan
hipertensi
portal
dengan
sirkulasi
kolateral
penting
memberikan
quinolone
atau
antibiotika
berspektrum luas untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri (RR 0.39. 95%, CI
0.32-0.48) dan juga menurunkan mortalitas (RR.0.39.95%, CI.032-0.48).Hal
penting lainnya adalah mempertahankan fungsi ginjal.Pemberian terlipresin
bersama albumin dapat memperbaiki sindrom hepatorenal.
Kombinasi terapi antara skleroterapi dengan penyekat beta berhubungan nyata
dengan penurunan kejadian perdarahan ulang bila dibandingkan dengan salah
satu terapi tunggal Sedikit informasi yang diperoleh dari kombinasi pengobatan
medikamentosa dengan ligasi.Hasil terapi kombinasi ini lebih baik dari pada
pengobatan tunggal.Oleh karenanya terapi kombinasi ini dianjurkan pada
penderita yang mengalami perdarahan dan mendapat pengobatan tunggal
medikamentosa atau ligasi.
23 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Akses
April
2010,
16:17
dihttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_150_Pedarahanvarises.pdf/11_
150_Pedarahanvarises.html
5. Lindseth, Glenda N. 2006. Gangguan Hati, Kandung Empedu, dan
Pankreas dalam Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 1 Edisi 6. Jakarta : EGC.
6. Surif, Bambang. Roma, Julius. 2000. Hipertensi Portal pada Anak. Akses 1
April
2010,
16:16
di
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13HipertensiPortalpadaAnak128.pdf
/13HipertensiPortalpadaAnak128.html
24 | P a g e
Internal
302.
Cirrhosis
and
Its
Varises
Esofagus
dalam
http://egaliter.wordpress.com/2010/07/17/perdarahan-varises-esofaguspvo/
25 | P a g e