Professional Documents
Culture Documents
limfosit besar dan limfosit kecil.Limfosit kecil berdiameter 6-9 m, inti besar dan kuat
mengambil zat warna, dikelilingi sedikit sitoplasma yang berwarna biru pucat.Limfosit besar
berdiameter 12-15 m, memiliki lebih banyak sitoplasma, inti lebih besar dan sedikit lebih
pucat dibandingkan dengan limfosit kecil (Junqueira & Caneiro 2005).
Limfosit memiliki fungsi utama yaitu memproduksi antibodi sebagai respon terhadap
benda asing yang difagosit makrofag (Tizard 2000). Kebanyakan sel limfosit berada pada
jaringan limfoid dan akan bersirkulasi kembali secara konstan ke pembuluh darah (Colville &
Bassert 2008).
Limfosit dapat digolongkan menjadi dua yaitu limfosit B dan limfosit T. Sel limfosit
B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang berperan dalam respon imunitas humoral
untuk memproduksi antibodi, sedangkan limfosit T akan berperan dalam respon imunitas
seluler (Junqueira & Caneiro 2005).
Jenis dan fungsi leukosit secara ringkas disajikan dalam tabel dibawah ini (Guyton,
2008)
% dalam
Tipe
Gambar
Diagram
tubuh
Keterangan
manusia
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh
Neutrofil
65%
Eosinofil
4%
Basofil
<1%
Limfosit
25%
Sel B :
Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen
lalu menghancurkannya.
(Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat
mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan,
beberapa sel B akan mempertahankan
kemampuannya dalam menghasilkan antibodi
sebagai layanan sistem 'memori'.)
Sel T:
CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan
ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta
penting untuk menahan bakteri intraseluler.
CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang
terinfeksi virus.
Sel natural killer:
Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat
membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan
sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah
terinfeksivirus atau telah menjadi kanker.
Monosit
6%
Makrofa
g
(lihat
atas)
Monosit membagi
fungsi
"pembersih
vakum"
(fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup
dengan
tugas
tambahan:
memberikan
potongan patogen kepada sel T sehingga patogen
tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat
membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
di
Sel darah putih atau leukosit adalah sel lain yang terdapat dalam darah dengan
fungsinya yang berbeda dari eritrosit. Sel darah putih atau leukosit ini umumnya berperan
dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda asing yang dipandang mempunyai
kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup individu (Sadikin,
2002).
Menghitung sel-sel darah dari ketiga jenis sel darah leukosit, eritrosit, dan trombosit
dihitung jumlahnya persatuan volume darah. Upaya itu biasanya dilakukan dengan
menggunakan alat hitung elektronik. Pada dasarnya alat semacam itu yang lazimnya dipakai
bersama alat pengencer otomatik memberi hasil yang sangat teliti dan tepat. Harga alat
penghitung elektronik mahal dan mengharuskan pemakaian dan pemeliharaan yang sangat
cermat. Selain itu perlu ada upaya untuk menjamin tepatnya alat itu bekerja dalam satu
program jaminan mutu (quality control). Cara-cara menghitung sel darah secara manual
dengan memakai pipet dan kamar hitung tetap menjadi upaya dalam laboratorium
(Gandasoebrata, R. 2007).
Pada hitung jumlah leukosit cara automatik sampel yang digunakan sangat sedikit dan
ada kemungkinan kesalahan dalam pengenceran dan sampling. Karena darah mengandung
lebih sedikit leukosit dibanding eritrosit, pengencerannya lebih kecil dan volume sampel yang
digunakan lebih besar. Hampir semua laboratorium besar menggunakan cara automatik untuk
menghitung leukosit, baik dengan cara menghitung partikel secara elektronik maupun dengan
prinsip pembauran cahaya, yang disebut dengan prinsip impedensi elektrik yaitu metode
impedansi untuk penentuan WBC (White Blood Cell) (Mindray. 2006). Akan tetapi cara
manual dengan menggunakan haemositometer masih tetap dapat dipercaya bila dilakukan
dengan teliti (Widman, 1995).
Terdapat dua cara untuk menghitung leukosit dalam darah tepi. Yang pertama adalah
cara manual dengan memakai pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop. Cara kedua adalah
cara semi automatik dengan memakai alat elektronik. Cara kedua ini lebih unggul dari cara
pertama karena tekniknya lebih mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat dan
kesalahannya lebih kecil yaitu 2%, sedang pada cara pertama kesalahannya sampai
10%. (Richard, 2008).
Keburukan cara kedua adalah harga alat mahal dan sulit untuk memperoleh reagen
karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai alat ini. Jumlah leukosit
dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan asal dan lain-lain. Pada bayi baru lahir
jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.00030.000/l. Jumlah leukosit tertinggi pada bayi umur 12
jam yaitu antara 13.000 38.000 /l. Setelah itu jumlah leukosit turun secara bertahap dan
pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500 11.000/ l. Pada keadaan asal
jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara 5000 10.0004/1. Jumlah leukosit
meningkat setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang,tetapi jarang lebih dari 11.000/l.
(Richard, 2008)
Hitung leukosit menyatakan jumlah sel-sel leukosit perliter darah (System
International Units = SI unit) atau per satu mmk darah. Nilai normalnya 4000 - 11000 / mmk.
Untuk penerapan hitung leukosit ada dua metode, manual dan elektronik. Pada umumnya
metode elektronik belum digunakan secara umum, mungkin baru di laboratorium besar,
sehingga cara manual masih memegang peranan penting. Metode elektronik tidak
dibicarakan.
(Richard,
2008).
Gambar pengamatan
Pada percobaan mengenai hitung jumlah leukosit digunakan darah yang diambil dari
vena. Darah ini diambil dari pasien wanita dewasa Rumah Sakit Margono Purwokerto yang
tidak diketahui namanya. Darah vena yang telah diambil telah dicampurkan dengan EDTA
yang merupakan antikoagulan sehingga darah tidak mengalami pembekuan. Setelah itu darah
dimasukkan ke dalam pipet leukosit sampai garis tanda 1 tepat untuk kemudian ditambahkan
larutan turk sampai pada garis tanda 11 pada pipet. Larutan Turk adalah perpaduan antara
asam asetat glacial 1 % dan gentian violet 1 %. Karena leukosit bersifat tetap stabil dalam
larutan asam hingga kadar 3 %, asam asetat glacial digunakan untuk hemolisis eritrosit.
Sedangkan gentian violet digunakan untuk mewarnai leukosit (Harald Theml, 2004).
Larutan turk dan darah didalam pipet leukosit harus dikocok selama 15-30 detik
terlebih dahulu sebelum digunakan agar larutan turk dan darah benar-benar tercampur dengan
rata, setelah itu campuran antara larutan turk dengan darah diteteskan ( 3 tetes) dibuang
setelah itu baru diteteskan ke dalam kamar hitung (bilik hitung) selanjutnya segera dilakukan
perhitungan yang dilakukan di kamar hitung. Perhitungan dilakukan dengan cara melihat
bilik hitung dalam mikroskop dengan perbesaran 40 x. Perhitungan dilakukan secara teratur
mulai dari kiri ke kanan kemudian dari kanan ke kiri, membentuk alur gelombang agar tidak
terjadi pengulangan hitungan pada kamar hitung.
Urutan perhitungan jumlah leukosit, memutar seperti ular
1
2
3
8
7
6
9
10
11
16
15
14
Setelah melakukan perhitungan terhadap
leukosit pasien adalah
4
5
12
13
jumlah leukosit didapatkan hasil bahwa jumlah
2
11
2
4
Total : 109
6
9
12
9
5
8
5
5
8
7
9
7
Jumlahleukosit
16 X 10 ( tinggi bilik hitung ) X 10( pengenceran)
Jumlah kotak
Jumlah Leukosit =
109
16 X 10 ( tinggi bilik hitung ) X 10( pengenceran)
16
= 10.900 /L darah
perhitungan terhadap jumlah leukosit didapatkan hasil bahwa jumlah leukosit pasien adalah
10.900/L darah, jumlah ini sesuai dengan referensi jumlah leukosit normal pada orang
dewasa sebanyak 4.000 11.000 sel/L darah (Ganong, 2002).
Nilai rujukan menurut Dacie : (Dacie, 1992)
Dewasa pria
: 4 11 ribu / mm3.
Dewasa wanita
: 4 11 ribu / mm3.
Bayi
: 10 25 ribu / mm3.
1 tahun
12 tahun
6 18 ribu / mm3.
Interpretasi = darah normal karena masuk rentang normal jumlah leukosit dewasa wanita (4
11 ribu / mm3 ) (Dacie,1992)
Keadaan dimana jumlah leukosit lebih dari normal disebut leukositosis. Keadaan
leukositosis karena jumlah leukositnya lebih dari nilai rujukan (Miale,1972). Meningkatnya
jumlah leukosit pada keadaan tubuh yang sakit berkaitan erat dengan fungsinya (Maruf et al.
2005) sebagai pertahanan tubuh untuk melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh
(Guyton 2008).
Keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari normal disebut leukopenia. Leukopenia
adalah kondisi klinis yang terjadi bila sumsum tulang memproduksi sangat sedikit sel darah
putih sehingga tubuh tidak terlindung terhadap banyak bakteri dan agen-agen lain yang
mungkin masuk mengenai jaringan (Guyton, 2008).
Leukositosis
Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan lainlain . Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.00030.000/l. Jumlah leukosit
tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000 38.000 /l. Setelah itu jumlah
leukosit turun secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500
11.000/l. Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara 5000
10.000/1. Jumlah leukosit meningkat setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi
jarang lebih dari 11.000/l. Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan
tersebut
disebut
leukositosis.Leukositosis
dapat
terjadi
secara
fisiologik
maupun
patologik.Leukositosis yang fisiologik dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi,
kejang, takhikardi paroksismal, partus dan haid.Derajat peningkatan leukosit pada infeksi
akut tergantung dari beratnya infeksi, usia, daya tahan tubuh, efisiensi sumsum tulang
(Miale,1972).
Leukositosis yang terjadi sebagai akibat peningkatan yang seimbang dari masingmasing jenis sel, disebutbalanced leokocytosis. Keadaan ini jarang terjadi dan dapat dijumpai
pada hemokonsentrasi.Yang lebih sering dijumpai adalah leukositosis yang disebabkan
peningkatan
dari
salah
satu
jenis
leukosit
sehingga
timbul
istilah neutrophilic
Leukopenia adalah kondisi klinis yang terjadi bila sumsum tulang memproduksi
sangat sedikit sel darah putih sehingga tubuh tidak terlindung terhadap banyak bakteri dan
agen-agen lain yang mungkin masuk mengenai jaringan (Guyton, 2008).
Leukopenia terjadi karena berawal dari berbagai macam penyebab.Diantaranya adalah
radiasi sinar X dan sinar. Radiasi sinar X dan sinar (gamma) yang berlebihan serta
penggunaan obat-obatan yang berlebihan, akan menyebabkan kerusakan sumsum tulang.
Dengan rusaknya sumsum tulang, maka kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel
darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit) pun menurun (dalam kasus ini dikhususkan leukosit
yang mengalami penurunan). Kondisi tersebut akhirnya akan mengakibatkan neutropenia
(produksi neutrofil menurun), monositopenia (produksi monosit menurun), dan eosinopenia
(produksi
eosinofil
menurun).
Selain
itu,
jika
seseorang
mengidap
penyakit
immunodefisiensi, seperti HIV AIDS, maka virus HIV akan menyerang CD4 yang terdapat di
limfosit T dalam sirkulasi perifer. Kondisi ini akan menyebabkan limfosit hancur sehingga
mengalami penurunan jumlah, yang disebut dengan limfopenia.Oleh karena penyebabpenyebab di atas yang berujung pada menurunnya jumlah komponen-komponen leukosit
(neutropenia,
eosinopenia,
monositopenia,
limfopenia)
maka
terjadilah
leukopenia
(Hoffbrand, 2005).
Dafpus
Meyer DJ, Harvey JW. 2004. Veterinary Laboratory Medicine: Interpretation and
Diagnosis. St. Louis: Saunders.
Miale JB. 1972. Laboratory Medicina Hematology.St. Louis: The C.V. Mosby Companya
Mills J. 1998. Interpreting blood smears (or What blood smears are trying to tell you!).
Aust Vet J 76: 596 600.
Oesman, Farida & R. Setiabudy, 1992, Fisiologi Hemostasis dan
Fibrinolisis, dalam : Setiabudy, R. (ed.), 1992, Hemostasis dan
Trombosis, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.