You are on page 1of 8

CONTOH PERENCANAAN CPM-PERT

Representasi Node

a = nomor node
b = ES (Early Start)
Mencari mulai dari titik start.
Ambil yang terbesar dari aktivitas yang masuk
c = LS (Latest Start)
Mencari mulai dari titik finish
Ambil yang terkecil dari aktivitas yang keluar

Representasi Aktivitas

Kegiatan D :
• Kegiatan D dimulai paling cepat (E.S) hari ke 4.
• Kegiatan D dimulai paling lambat (L.S) hari ke 18.
• Ada waktu sisa 18 – 4 hari = 14 hari.
• Kegiatan D selesai paling cepat (E.F) hari ke 19.
• Kegiatan D selesai paling lambat (L.F) hari ke 33.

Diagram PERT
1. Mencari ES dan EF tiap aktivitas. Dimulai dari node start dengan ES = 0. Jika terdapat
lebih dari 1 panah aktivitas masuk (warna hijau), maka dipilih yang terbesar.
1. Pada node 0, ES = 0. Durasi aktivitas A = 4. Maka pada node 1, EF = 0 + 4 = 4.
2. Pada node 0, ES = 0. Durasi aktivitas B = 8. Maka pada node 2, EF = 0 + 8 = 8.
3. Pada node 0, ES = 0. Durasi aktivitas C = 7. Maka pada node 3, EF = 0 + 7 = 7.
4. Pada node 1, ES = 4. Durasi aktivitas D = 15. Masuk ke node 4, EF = 4 + 15 = 19.
Tetapi ada node 2, ES = 8. Durasi aktivitas E = 6. Masuk ke node 4, EF = 8 + 6 =
14. Maka dipilih yang paling besar, node 4, EF = 19.
5. Pada node 2, ES = 8. Durasi aktivitas F = 12. Pada node 5, EF = 8 + 12 = 20.
6. Pada node 3, ES = 7. Durasi aktivitas G = 9. Masuk ke node 6, EF = 7 + 9 = 16.
Tetapi ada node 5, ES = 20. Durasi dummy L = 0. Masuk ke node 6 = 20 + 0 =
20. Maka dipilih yang paling besar, node 6, EF = 20.
7. Pada node 6, ES = 20. Durasi aktivitas H = 11. Pada node 7, EF = 20 + 11 = 31.
8. Pada node 4, ES = 19. Durasi aktivitas I = 3. Node 8, EF = 19 + 3 = 22. Pada node
5, ES = 20. Durasi aktivitas J = 10. Node 8, EF = 20 + 10 = 30. Pada node 7, ES =
31. Durasi aktivitas K = 5. Node 8, EF = 31 + 5 = 36. Dipilih yang terbesar antara
(20, 30, 36). Sehingga Node 8, EF = 36.

1. Mencari LS dan LF tiap aktivitas. Dimulai dari node 8 (finish) dimana LF = EF = 36. Jika
terdapat lebih dari 1 panah keluar maka dipilih yang terkecil.
1. Pada node 8, LF = 36, durasi aktivitas I = 3. Pada node 4, LS = 36 – 3 = 33.
2. Pada node 8, LF = 36, durasi aktivitas K = 5. Pada node 7, LS = 36 – 5 = 31.
3. Pada node 8, LF = 36, durasi aktivitas H = 11. Pada node 6, LS = 31 – 11 = 20.
4. Pada node 8, LF = 36, durasi aktivitas J = 10. Pada node 6, LF = 20, durasi
aktivitas dummy L = 0. Maka dipilih yang terkecil antara (36 – 10 = 26) dan (20 –
0 = 20). Sehingga pada node 5, LS = 20.
5. Pada node 4, LF = 33, durasi aktivitas D = 15. Pada node 1, LS = 33 – 15 = 18.
6. Pada node 4, LF = 33, durasi aktivitas E = 6. Pada node 5, LF = 20, durasi
aktivitas F = 12. Maka dipilih yang terkecil antara (33 – 6 = 27) dan (20 – 12 = 8).
Sehingga pada node 2, LS = 8.
7. Pada node 6, LF = 20, durasi aktivitas G = 9. Pada node 3, LS = 20 – 9 = 11.
8. Pada node 1, LF = 18, durasi aktivitas A = 4. Pada node 2, LF = 8, durasi aktivitas
B = 8. Pada node 3, LF = 11, durasi aktivitas C = 7. Maka dipilih yang terkecil
antara (18 – 4 = 14), (8 – 8 = 0) dan (11 – 7 = 4). Sehingga pada node 0, LS = 0.
Critical Path
Langkah-langkah
1. Dimulai dari node start sampai berakhir di node finish. Mencari aktivitas yang tidak
memungkinkan adanya keterlambatan pengerjaan. Dimana selisih EF – ES = durasi dan
selisih LF – LS = durasi.
2. Maka jalur kritis atau critical path dari proyek diatas adalah B – F – L – H – K (garis
merah).
PETA WAKTU
Aktivitas kritis:
• Garis lurus
• Garis saling berhubungan
• Start : E.S
• Finish : L.F
Aktivitas non-kritis
• Garis putus-putus
• Garis tidak saling berhubungan.
• Start : E.S
• Finish : L.F
Aktivitas dummy dilambangkan dengan garis vertikal.

Aktivitas dummy dilambangkan dengan garis vertikal.

KEBUTUHAN PEKERJA
Kebutuhan pekerja dengan aktivitas non-kritis dijadwalkan secepat mungkin.
Aktivitas non-kritis
• Garis putus-putus
• Garis tidak saling berhubungan.
• Start : E.S
• Finish : E.S + durasi

Aktivitas dummy dilambangkan dengan garis vertikal.


KEBUTUHAN PEKERJA
Kebutuhan pekerja dengan aktivitas non-kritis dijadwalkan secepat mungkin.
Aktivitas non-kritis
• Garis putus-putus
• Garis tidak saling berhubungan.
• Start : E.S
• Finish : E.S + durasi
Gambar 1. Analogi diagram PERT

Dari gambar 1 dapat diamati bahwa setiap arah panah akan menunjukan suatu urutan pengerjaan.
Seperti pekerjaan 1 dilakukan terlebih dahulu (start), kemudian bisa dilanjutkan oleh pekerjaan 2,
3, 4, setelah itu pekerjaan 5,6. Titik 7 adalah titik finish dimana pekerjaan terakhir dilakukan dan
merupakan akhir dari sebuah proyek. Selain menunjukkan suatu urutan pengerjaan diagram
PERT juga menunjukan suatu keterikatan antar pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan.
Keterikatan itu dapat dilihat dengan contoh pekerjaan 2, 3, 4 hanya dapat dilakukan jika
pekerjaan 1 sudah selesai dilakukan.

Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut juga sebagai
pekerjaan pararel (pararel task atau concurrent task). Selain itu terdapat juga sebuah aktivitas
yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut dengan dummy activities. Dari sebuah diagram
PERT dapat digunakan untuk mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau aktivitas yang harus
dilakukan sebagai prioritas utama (critical path), penjadwalan dengan aktivitas lain, dan jumlah
pekerja yang dibutuhkan.

LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN PERENCANAAN DENGAN PERT


Dalam melakukan perencanaan dengan PERT dibutuhkan beberapa langkah, yaitu:
1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone).
Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Titik
tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk
mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah
dalam memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi.
2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan.
Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam menentukan urutan
pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk setiap pekerjaan.
3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram).
Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat.
Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan(serial) atau
secara bersamaan (pararell). Pada diagram PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan
dengan simbol lingkaran dan titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah.
4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.
Dalam menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam, hari,
minggu, bulan, dan tahun.
5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path).
Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan
pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri
dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Dalam setiap urutan
pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang dapat membantu dalam menetapkan jalur kritis,
yaitu :
• ES – Early Start
• EF – Early Finish
• LS – Latest Start
• LF – Latest Finish
Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa didapatkan suatu jalur
kritis sesuai dengan diagram.
6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek.
Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai dengan
diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram PERT mungkin bisa
digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.

KARAKTERISTIK PERT

Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu karakteristik dasar
PERT, yaitu sebuah jalur kritis. Dengan diketahuinya jalur kritis ini maka suatu proyek dalam
jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi.
Ciri-ciri jalur kritis adalah:
• Jalur yang biasanya memakan waktu terpanjang dalam suatu proses.
• Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan dengan
mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya.
• Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur kritis.

KARAKTERISTIK PROYEK
• Kegiatannya dibatasi oleh waktu; sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan
berakhirnya.
• Dibatasi oleh biaya.
• Dibatasi oleh kualitas.
• Biasanya tidak berulang-ulang.

MANFAAT PERT
1. Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek.
2. Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan.
3. Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih baik untuk
kelancaran proyek.
4. Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan.
5. Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.

Macam Pengujian dan Peralatan:

1. Bahan Bangunan dan Struktur

Pengujian: Uji Desak, Lentur, Tarik (beton, kayu, baja)

Peralatan utama: Compression Machine, Universal Testing machine,


Concrete Test Hammer, Concrete Mixer

2. Bahan Perkerasan

Pengujian: Uji bahan lengkap (agregat & bitumen), Job Mix Formula,
Marshall Test, Core drill, Extraction

Peralatan utama: Marshall Test Set, Core Drill, Automatic Compaction


Hammer

3. Hidrolika

Pengujian:

Peralatan utama: Multi Purpose Tilting Flume, Hidraulic Bench, Bernoulli's


Principle Demo

4. Mekanika Tanah

Pengujian: Uji bahan lengkap (tanah), Sondir , Boring, Direct Shear ,


Konsolidasi, Triaxial

Peralatan utama: DCP, CBR Test Set , SPT, Triaxial Saturation, Compaction
& Consolidation Test Set

5. Ukur Tanah

Pengujian: Pengukuran peta situasi

Peralatan utama: Theodholit dan/atau Waterpass

You might also like