You are on page 1of 22

KAJIAN TEORI

2.1 Definisi
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah kehamilan (Sarwono,
2005).

Kontrasepsi

merupakan

metode

yang

dapat

digunakan

untuk

menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda (fase menunda
atau mencegah kehamilan), jarak kelahiran yang terlalu dekat (fase menjarangkan
kehamilan) dan melahirkan pada usia tua (fase menghentikan atau mengakhiri
kehamilan).
2.2 Tujuan
Kontrasepsi bertujuan untuk pasangan yang ingin menunda kehamilan,
menjarangkan kehamilan setelah persalinan atau setelah keguguran, selain itu
pemberian kontrasepsi berupa pil berguna dalam penekanan Luteinizing Hormon
(LH) yang dapat mempengaruhi kadar HCG dalam kasus molahidatidosa.
Perencanaan pemilihan kontrasepsi apa yang akan dipakai nantinya harus rasional.
Fase
menunda
kehamilan
Pil
IUD
Sederhan
a
Implan
Suntikan

Fase menjarangkan kehamilan


20
35

IUD
Suntikan
Minipil
Pil
Implan
Sederhana
Steril
Tabel 1. Urutan Pemilihan Kontrasepsi yang Rasional

IUD
Suntikan
Pil
Implan
Sederhana

Fase tidak hamil lagi

Steril
IUD
Implan
Suntikan
Sederhana
Pil

2.3 Syarat
-

Persetujuan tindakan medis oleh pasangan suami istri atau diri sendiri
Tidak hamil
Klien tidak hamil apabila :
1. Tidak senggama sejak haid terakhir
2. Sedang memakai metode efektif secara baik dan benar
3. Sekarang dalam 7 hari pertama haid terakhir
4. Sekarang dalam 6 minggu pasca persalinan
5. Sekarang dalam 7 hari pasca keguguran
6. Sedang menyusui dan tidak haid

Langkah-langkah yang bisa ditempuh dalam memilih metode kontrasepsi


kehamilan adalah :
1.
2.
3.

Percaya pada diri sendiri.


Bekerjasama dengan suami
Mentaati aturan metode secara tertib

2.4 Metode Sederhana


a. Tanpa menggunakan alat
KB Alamiah
1. Metode kalender ( ogino-knaus )
Prinsip
Menghindari senggama pada saat subur / sekitar ovulasi. Perkiraan masa
subur : 14 hari sebelum haid + 2 hari. Sperma mampu bertahan palinglama 72
jam dalam saluran reproduksi wanita.
Karakteristik masa subur
Viskositas cairan vagina meningkat akibat pengaruh estrogen tinggi, uji
rentang lendir vagina (Spinbarkeitt) panjang. Ovulasi dapat diketahui dengan
pemeriksaan lendir cervix, suhu basal dan sitologivaginal. Menentukan masa
subur isteri dipakai 3 patokan :
-

Ovulasi terjadi 14+2 hari sebelum haid yang akan datang


Sperma dalam saluran reproduksi wanita dapat hidup dan membuahi

dalam 72 jam setelah ovuasi


Ovum dapat bertahan hidup sampai 24 jam setelah ovulasi. Jika siklus

haid tidak teratur : hati-hati dalam perhitungan.


2. Metode suhu badan basal ( termal )
Menjelang ovulasi suhu basal badan akan turun. Kurang lebih 24 jam sesudah
ovulasi suhu basal badan akan naik lagi sampai lebih tinggi daripada suhu
sebelum ovulasi. Fenomena ini dapat digunakan untuk menentukan saat
ovulasi. Suhu basal badan dicatat dengan teliti setiap hari. Suhu basal
maksudnya adalah suhu yang diukur di waktu pagi segera sesudah bangun
tidur dan sebelum melakukan aktivitas apapun.
3. Coitus Interuptus
Cara ini merupakan cara kontrasepsi yang tertua yang dikenal oleh manusia,
dan mungkin masih merupakan cara yang banyak dilakukan sampai sekarang.
Senggama terputus ialah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi

ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan, bahwa akan terjadinya ejakulasi


disadari sebelumnya oleh sebagian besar pria, dan setelah itu masih ada
wakru kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang singkat ini
dapat digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina. Keuntungannya cara
ini tidak membutuhkan biaya, alat-alat, maupun persiapan, akan tetapi
kekurangannya bahwa untuk mensukseskan cara ini dibutuhkan pengendalian
diri yang besar dari pihak pria. Beberapa pria karenafaktor jasmani dan
emosional tidak dapt mempergunakan cara ini.
4. Metode Amenore Laktasi
Dengan menyusui, akan keluar hormon prolaktin yang menyebabkan amenore
dan anovulasi infertilitas makin tinggi kadar prolaktin, makin besar kejadian
anovulasi. Menyusui harus dilakukan secara penuh / full dan sering. Dengan
menyusui penuh, efektifitas kontrasepsi alami akan bertahan 3-6 bulan.
b. Dengan menggunakan alat
Mekanis ( barrier )
1. Kondom
Prinsip kerja kondom adalah sebagai perisai dari penis sewaktu
melakukan koitus, dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina. Bentuk
kondom adalah silindris dengan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka,
sedang ujung yang buntu berfungsi sebagai penampung sperma. Diameternya
biasanya kira-kira 31-36,5 mm dan panjang lebih kurang 19mm. Kondom dilapisi
dengan pelicin yang bersifat spermatisid.
Keuntungan kondom selain untuk memberi perlindungan terhadap
penyakit kelamin, dapat juga sebagai kontrasepsi. Kekurangannya ialah ada
kalanya pasangan yang mempergunakannya merasakan selaput karet tersebut
sebagai peghalang dalam kenikmatan sewaktu melakukan koitus. Adapula
pasangan yang tidak menyukai kondom adanya asosiasi dengan soal pelacuran.
Sebab-sebab kegagalan memakai kondom ialah bocor atau koyaknya alat tersebut
atau tumpahnya seperma akibat tidak dikeluarkannya penis setelah terjadi
ejakulasi. Efek samping penggunaan kondom tidak ada, kecuali ada alergi
terhadap bahan untuk membuat karet.
Mengenai pemakaian kondom perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Jangan melakukan koitus sebelum kondom terpasang dengan baik.


Pasanglah kondom sepanjang penis yang sedang ereksi. Pada pria yang
tidak sirkumsisi, preputium harus ditarik terlebih dahulu.
Tinggalkan sebagian kecil dari ujung kondom untuk menampung sperma.
Pada kondom yang mempunyai kantong kecil ujungnya, keluarkanlah
udara terlebih dahulu sebelum kondom dipasang.

Pergunakanlah bahan pelicin secukupnya pada permukaan kondom untuk


mencegah terjadinya robekan.

Keluarkanlah penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan ereksi dan
tahanlah kondom pada tempatnya ketika penis dikeluarkan dari vagina
supaya sperma tidak tumpah.

Gambar 1. Kondom
2. Diafrgama
Dewasa ini diafragma vaginal terdiri atas kantong karet yang berbentuk
mangkuk dengan per elastis pada pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logam
tipis yang tidak dapat berkarat, ada pula yang dari kawat halus yang tergulung
sebagai spiral dan mempunyai sifat seperti per.
Ukuran diafragma vaginal yang beredar di pasaran mempunyai
diameter antara 55 sampai 100mm. Tiap-tiap ukuran mempunyai perbedaan
diameter masing-masing 5 mm. Besarnya ukuran diafragma yang akan dipakai
oleh akseptor ditentukan secara individual.
Diafragma dimasukkan kedalam vagina sebelum koitus untuk menjaga
sperma tidak masuk ke uterus. Untuk memperkuat efek diafragma, obat
spermatisida dimasukkan ke dalam mangkuk dan dioleskan pada pinggirnya.
Diafragma vaginal sering dianjurkan dalam hal:
Keadaan dimana tidak tersedia cara lebih baik.
Jika frekuensi koitus tidak seberapa tinggi, sehingga tidak dibutuhkan
perlindungan terus menerus;
4

Jika pemakaian pil, AKDR, atau cara lain harus dihentikan untuk
sementara waktu oleh karene sesuatu sebab.
Pada keadaan-keadaan tertentu pemakaian diafragma tidak dapat
dibenarkan, misalnya pada:

Sistokel yang berat

Prolapsus uteri

Fistula vagina

Hiperantefleksio atau hiperretrofleksio uteri

Diafragma paling cocok untuk dipakai pada wanita dengan dasar


panggul yang tidak longgar dan dengan tonus dinding vagina yang baik.
Umumnya diafragma vaginal tidak menimbulkan banyak efek
sampingan. Efek sampingan mungkin disebabkan oleh reaksi alergik terhadap
obat-obat

spermatisida

yang

dipergunakan,

atau

oleh

karena

terjadi

perkembangbiakan bakteri yang berlebihan di dalam vagina jika diafragma


dibiarkan terlalu lama disitu.
Kekurangan dari penggunaan diafragma vagina adalah: 1) diperlukan
motivsi yang cukup kuat; 2) Umumnya hanya cocok untuk wanita terpelajar dan
tidak untuk digunakan secara massal; 3) Pemakaian yang tidak teratur dapat
menimbulkan kegagalan; 4) tingkat kegagalan lebih tinggi daripada pil atau
AKDR.
Manfaat dari penggunaan diafragma adalah: 1) hampir tidak ada efek
sampingan; 2) dengan motivasi yang baik dan pemakaian yang betul, hasilnya
cukup memuaskan; 3) dapat dipakai untuk pengganti pil atau AKDR pada wanitawanita yang tidak boleh mempergunakan pil atau AKDR karena sebab-sebab
tertentu.
Cara pemakaian diafragma vaginal
Jika akseptor telah setuju mempergunakan cara ini, terlabih dahulu
ditentukan ukuran diafragma yang akan dipakai, dengan mengukur jarak antara
simfisis bagian bawah dan forniks vaginae posterior dengan menggunakan jari
telunjuk dari jari tengah tangan dokter, yang dimasukkan kedalam vagina
akseptor. Kemudian, kepadanya diterangkan anatomi alat-alat genitalia bagian
dalam dari wanita, dan dijelaskan serta di demonstrasikan cara memasang
5

diafragma vaginal. Pinggir mangkuk dijepit antara ibu jari dan jari telunjuk, dan
diafragma dimasukkan kedalam vagina sesuai dengan sumbunya.

Gambar 2. Diafragma vaginal


Cara Penyimpanan diafragma vaginal
Setelah dipakai, diafragma vaginal dicuci dengan sabun dan air dingin
sampai bersih, lalu dikeringkan dengan kain halus, dan kemudian diberi bedak.
Diafragma vaginal harus disimpan ditempat yang tidak terkena panas. Sekalisekali diafragma vaginal harus diperiksa, apakah tidak bocor atau apakah cincin
mangkuk tidak rusak. Jika dijaga dengan baik, diafragma dapat digunakan untuk
selama kira-kira 1-1,5 tahun.
Kimiawi
1. Spermisid
Sediaan berbentuk vaginal suppositoria, cream/jelly, atau film/tissue,
dimasukkan ke dalam vagina 15-30 menit sebelum sanggama. Keuntungan :
murah, dapat dipakai berulang-ulang, membunuh kuman.
Macam-macam : Vaginal cream, Vaginal foam, Vaginal Jelly, Vaginal
Suppositoria, Vaginal Tablet ( busa ), Vaginal soluble film.

Gambar 3. Spermisida
2.5 Metode Modern
Kontrasepsi hormonal
Dibawah pengaruh hipothalamus, hipofisis mengeluarkan menurut
urutan tertentu Follicle Stimulating Hormon (FSH) Luteinizing Hormone (LH).
Hormon-hormon ini dapat merangsang ovarium untuk membuat estrogen dan
progesteron. Dua hormon terakhir ini menumbuhkan endometrium pada waktu
daur haid, dalam keseimbangan yang tertentu, menyebabkan ovulasi, dan akhirnya
penurunan kadarnya mengakibatkan disintegrasi endometrium dan haid.
Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa baik estrogen maupun progesteron
dapat mencegah ovulasi. Pengetahuan ini menjadi dasar untuk menggunakan
kombinasi estrogen dan progesteron sebagai cara kontrasepsi dan jalan mencegah
terjadinya ovulasi.
Pil-pil hormonal terdiri atas komponen estrogen dan komponen
progestagen, atau oleh salah satu dari komponen itu. Hormon steroid sintetik
dalam metabolismenya sangat berbeda dari hormone steroid yang dikeluarkan
oleh ovarium. Umumnya dapat dikatakan bahwa komponen estrogen dalam pil
dengan jalan menekan sekresi FSH menghalangi maturasi folikel dan ovarium.
Karena pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada, tidak terdapat pengeluaran LH.
Ditengah-tengah daur haid kurang terdapat FSH dan tidak ada peningkatan kadar
LH menyebabkan ovulasi terganggu. Pengaruh komponen progestagen dalam pil
kombinasi memperkuat khasiat estrogen untuk mencegah ovulasi, sehingga dalam
95-98% tidak terjadi ovulasi. Selanjutnya, estrogen dalam dosis tinggi dapat pula
mempercepat perjalanan ovum dan menyulitkan terjadinya implantasi dalam
endometrium dari ovum yang sudah dibuahi.
Komponen progestagen dalam pil kombinasi seperti tersebut diatas
memperkuat daya estrogen untuk mencegah ovulasi. Progestagen sendiri dalam
dosis tinggi dapat menghambat ovulasi, akan tetapi tidak pada dosis rendah.
Selanjutnya progestagen mempunyai khasiat sebagai berikut:

1) Lendir serviks uteri menjadi lebih ketal, sehingga menghalangi penetrasi


spermatosoon untuk masuk kedalam uterus.
2) Kapasitasi spermatosoon yang perlu untuk memasuki ovum terganggu.
3) Beberapa progestagen tertentu, seperti noretinodrel mempunyai efek
antiestrogenik terhadap endometrium, sehingga menyulitkan mplantasi
ovum yang sudah dibuahi.
Per-oral (pil)
1. Pil oral kombinasi ( POK )
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang saat ini dianggap paling
efektif. Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil juga mempunya efek lain terhadap
traktus genitalis, seperti menimbulkan perubahan-perubahan pada lendir cerviks,
sehingga menjadi kurang banyak dan kental, yang mengakibatkan sperma tidak
dapat memasuki cavum uteri. Juga terjadi perubahan-perubahan motilitas tuba
fallopi dan uterus. Dewasa ini terdapat banyak macam pil kombinasi, tergantung
dari jenis dan dosis estrogen serta jenis progesteron yang dipakai.
Efek Samping
Hormon-hormon dalam pil harus cukup kuat untuk dapat mengubah proses
biologik, sehingga ovulasi tidak terjadi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
kadang-kadang timbul efek samping. Efek tersebut pada umumnya ditemukan
pada pil kombinasi dengan kelebihan estrogen atau peda pil dengan kelebihan
progesteron. Perlu juga diketahui behwa antara jenis-jenis progestagen terdapat
perbedaan mengenai efek tambahan, yakni efek estrogenik, atau efek androgenik,
atau efek metabolik.
Efek Karena Kelebihan Estrogen
Efek-efek yang sering terdapat ialah, rasa mual, retensi cairan, sakit
kepala, nyeri pada mamae, flour albus. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah,
diare, dan perut kembung. Retensi cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran
air dan natrium, dan dapat meningkatkan berat badan. Sakit kepala sebagian juga
disebabkan oleh retensi cairan. Kepada penderita pemberian garam perlu
dikurangi, dan dapat diberikan obat diuretik.

Kadang-kadang efek samping demikian mengganggu akseptor, sehingga ia


hendak menghentikan minum pil. Dalam keadaan demikian, ia diharuskan minum
pil dengan pil kombinasi yang mengandung dosis estrogen rendah, oleh karena
tidak jarang efek itu berkurang dalam beberapa bulan. Akan tetapi, kadang-kadang
pemakaian pil terpaksa dihentikan, dan harus dianjurkan kontrasepsi lain. Ada
indikasi bahwa pemakaian pil dapat menimbulkan hipertensi pada wanita yang
sebelumnya tidak menderita penyakit tersebut. Akan tetapi biasanya hipertensi
tidak tinggi, mempengaruhi terutama tekanan sistolik, dan kembali kepada
keadaan normal setelah pil dihentikan. Akan tetapi, pengaruh kepada mereka yang
sudah menderita hipertensi lebih nyata,. Ada bukti-bukti bahwa minum pil yang
cukup lama dengan dosis estrogen yang tinggi dapat menyebabkan pembesaran
mioma uteri, akan tetapi biasanya pembesaran itu berhenti jika pemakaian pil
dihentikan. Pemakaian pil kadang-kadang dapat menyembuhkan pertumbuhan
endometrium yang berlebihan dibawah pengaruh estrogen.
Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting dan
breaktrough bleeding dalam masa intermenstruum.
Efek Karena kelebihan Progestagen
Progestagen dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan
tidak teratur, bertambahnya nafsu makan disertai bertambahnya berat badan, akne,
alopesia,

kadang-kadang

mamae

mengecil,

flour

albus

hipomenorea.

Bertambahnya berat badan karena progestagen kiranya disebabkan oleh


bertambahnya nafsu makan dan efek metabolik hormon. Akne dan alopesia bisa
timbul karena efek androgenik dari jenis progestagen yang dipakai dalam pil.
Progestagen dapat menyebabkan mengecilnya mamae, jika hal ini tidak disenangi
oleh akseptor, dapat diberikan kepadanya pil dengan estrogen lebih banyak.
Flour albus yang kadang-kadang ditemukan pada pil dengan progestagen
dalam dosis tinggi, mungkin disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan
kandida albikans. Kadang-kadang wanita yang minum pi dengan kelebihan
progestagen menderita depresi. Ada alasan kuat bahwa depresi itu timbul pada
wanita yang sehat, akan tetapi pada wanita yang sebelumnya sudah secara
emosional tidak stabil.
Efek samping yang berat

Bahaya yang dikhawatirkan dengan pil adalah trombo-emboli, termasuk


tromboflebitis, emboli paru-paru, dan trombosis otak. Mengenai hal ini laporanlaporan dalam kepustakaan sering kali bertentangan. Yang dapat dipakai sebagai
pegangan ialah, bahwa kemungkinan untuk terjadinya trombo emboli pada wanita
yang minum pil, lebih besar apabila ada faktor-faktor yang memberikan
predisposisi, seperti merokok, hipertensi, diabetes melitus, obesitas.
Kontraindikasi
Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi.
Kontraindikasi terhadap penggunaannya dapat dibagi dalam kontraindikasi mutlak
dan relatif.

Kontraindikasi mutlak
1. Adanya tumor yang dipengaruhi estrogen
2. Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun
3. Pernah mengalami tromboflebitis, tromboemboli, kelainan serebro-

vaskuler
4. Diabetes mellitus
5. Kehamilan

Kontraindikasi relatif
1. Depresi
2. migrain
3. Mioma uteri
4. Hipertensi
5. Oligomenorea
Pemberian pil kombinasi kepada wanita yang mempunyai kelainan

tersebut harus diawasi secara teratur dan terus-menerus, sekurang-kurangnya


sekali dalam tiga bulan.
Kelebihan pil kombinasi
1. Efektifitasnya dapat dipercaya ( Daya guna teoritis hampir 100 %, daya guna
pemakaian 95-98 %
2. Frekuensi koitus tidak perlu diatur
3. siklus haid teratur
4. Keluhan-keluhan disminore yang primer menjadi berkurang

10

Kekurangan pil kombinasi


1. Harus diminum tiap hari sehingga kadang-kadang merepotkan
2. Motivasi harus kuat
3. Adanya efek samping walaupun sementara, seperti mual, sakit kepala, muntah,
buah dada menjadi nyeri
4. Kadang-kadang setelah minum pil dapat minum amenore yang persisten
Cara Pemakaian Pil Kombinasi
Ada pil kombinasi yang dalam satu bungkus berisi 21 (atau 22) pil dan ada
yang berisi 28 pil. Pil yang berjumlah 21-22 diminum mulai hari ke 5 haid tiap
hari satu pil terus menerus, dan kemudian berhenti jika isi bungkus habis,
sebaiknya pil diminum pada waktu tertentu, misalnya malam sebelum tidur.
Beberapa hari setelah minum pil dihentikan, biasanya terjadi withdrawal bleeding
dan pil pada bungkus kedua dimulai hari ke-5 dari permulaan perdarahan. Apabila
tidak terjadi withdrawal bleeding, maka pil pada bungkus kedua mulai diminum 7
hari setelah pil pada bungkus pertama habis. Pil dalam bungkus 28 pil diminum
tiap malam terus menerus. Pada hari pertama haid pil yang inaktif mulai diminum,
dan dipilih pil menurut hari yang ditentukan dalam bungkus. Keuntungan minum
pil berjumlah 28 biji adalah bahwa karena pil ini diminum tiap hari terus menerus,
tidak mudah dilupakan. Jika lupa meminumnya, pil tersebut hendaknya diminum
keesokkan paginya, sedang pil untuk hari tersebut diminum pada waktu yang
biasa. Jika lupa minum pil dua hari berturut-turut, dapat diminum 2 pil keesokan
harinya dan 2 pil lusanya. Selanjutnya dalam hal demikian, dipergunakan cara
kontrasepsi yang lain selama sisa hari dari siklus yang bersangkutan. Demikian
pula hendaknya jika mulai minum pil, digunakan cara kontrasepsi lain selama
sedikitnya 2 minggu. Petunjuk umum untu hal ini ialah: Anggaplah bungkus
pertama belum aman
Sangat

dianjurkan

untuk

melakukan

pemeriksaan

sediaan

apus

(Papanicolaou smear) dan pemeriksaan mamae setahun sekali pada pemakai pil.
2. Mini pil
Pada Tahun 1965 Rudell dkk. Menemukan bahwa pemberian progestagen
(khlormadinon asetat) dalam dosis kecil (0,5 mg per hari) menyebabkan wanita
tersebut menjadi infertile. Mini pill bukan merupakan penghambat ovulasi oleh

11

karena selama memakan pil mini ini ovulasi kadang-kadang masih dapat terjadi.
Efek utamanya ialah terhadap lendir serviks, dan juga terhadap endometrium,
sehingga nidasi blastokista tidak dapat terjadi. Mini pill ini umumnya tidak
dipakai sebagai kontrasepsi.
3. Morning After pil
Pada tahun 1966 Morris dan Van Wagenen ( Amerika serikat ) menemukan
bahwa estrogen dalam dosis tinggi dapat mencegah kehamilan jika diberikan
segera setelah coitus yang tidak dilindungi. Penyelidikan mereka lakukan pada
wanita sukarelawan dan wanita yang diperkosa. Kepada sebagian wanita-wanita
tersebut diberikan 50 mg dietilstilbestrol ( DES) dan kepada sebagian lagi
diberikan 0,5 sampai 2 mg sehari selama 4-5 hari setelah terjadinya koitus.
Kegagalan cara ini dilaporkan dalam 2,4 % dari jumlah kasus. Kiranya dengan
cara ini dapat dihalangi implantasi blastokista dalam endometrium.
Cara Pemberian :
- Bentuk pil : diminum pertama kali dalam batas waktu sampai 3 hari
setelah sanggama
- Dosis berikutnya diminum 12 jam kemudian setelah dosis pertama
- Batas waktu sampai 7 hari pasca senggama, kegagalan : 0.1% - 2.0% jika
dimulai dalam 72 jam pasca senggama sebelum ovulasi. Jika sudah terjadi
kehamilan, tidak bermanfaat lagi. Jika sudah terjadi kehamilan, tidak
bermanfaatlagi.
Masalahnya, umumnya pasien baru datang sesudah terlambat haid (sekitar
2-3 minggu setelah kemungkinan ovulasi / fertilisasi), dan bukannya pada
hari sesudah senggama tanpa proteksi tersebut.
Amenore sesudah minum pill (post pill amenorrhea)
Sembilan puluh delapan persen (98%) wanita yang minum pil dapat haid
lagi disertai dengan ovulasi dalam 3 bulan setelah pil dihentikan. Pada 2% yang
lain haid mulai lagi kadang-kadang memerlukan waktu sampai 2 tahun.
Makin lama amenore berlangsung, makin kecil kemungkinan bahwa
keadaan menjadi normal kembali. Walaupun lamanya mnum pil dan umur yang
bersangkutan memegang peranan dalam timbulnya amenorea, namun ada juga

12

yang menderita kelainan tersebut sesudah minum pil tidak lebih dari 3 bulan.
Mengenai sebab timbulnya amenore sesudah minum pil ada 2 kemungkinan:
pemakaian pil menghambat pengeluaran releasing factor dari hipotalamus, sedang
kemungkinan lain ialah bahya sebabnya terletak pada ovarium. Perlu dipikirkan
pula behwa amenore sekunder itu mempunyai sebab-sebab lain diluar pemakaian
pil.
b. Injeksi / suntikan
1. Depo Provera
Depo-provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk
tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat
efektif. Obat ini termasuk obat depot. Noristerat juga termasuk dalam golongan
ini.
Mekanisme Kerja
1. Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan
pembentukan Releasing Factor dari hipotalamus.
2. lendir serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma
melalui serviks uteri.
3. Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi
4. Kecepatan transpor ovum melalui tuba berubah
Keuntungan metoda depot ialah: 1) efektifitas tinggi; 2) sederhana
pemakaiannya; 3) cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 x
setahun); 4) reversibel; 5) cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak.
Kekurangan metoda depot ialah: 1) sering menimbulkan perdarahan yang
tidak tertatur (spotting, breakthrough bleeding), dan lain-lain; 2) dapat
menimbulkan amenore. Obat suntikan cocok digunakan bagi ibu-ibu yang
beru saja ersalin dan sedang menyusui anaknya.
Waktu Pemberian dan dosis
Depo Provera sangat cocok untuk program postpartum oleh karena tidak
mengganggu laktasi, dan terjadinya amenore setelah suntikan Depo Provera tidak
akan mengganggu ibu-ibu yang menyusui anaknya dalam masa post partum, Depo
Provera disuntikkan sebelum ibu meninggalkan Rumah Sakit, sebaiknya sesudah
air susu ibu terbentuk, yaitu kira-kira hari ke-3 s/d hari ke-5. Depo Provera

13

disuntukkan dalam dosis 150mg/cc sekali 3 bulan. Suntikan harus intramuskulus


dalam.
c. Sub-kutis/bawah kulit : Implant
Norplant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel
yang diungkus dalam kapsul silastic-silicone dan disusukkan dibawah kulit adalh
sebanyak 6 kapsul dan masing-masing kapsul panjangnya 34 mm dan berisi 36
mg levonorgestrel. Setiap hari sebanyak 30 mcg levonorgestrel dilepaskan ke
dalam darah secara difusi melalui dinding kapsul. Levonorgestrel adalah suatu
progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini-pill atau kombinasi atau
pun pada AKDR yang bioaktif.
Mekanisme kerja :
-

Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma.

Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak


cocok untuk implantasi zygote.

Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.

Efek kontrasepsi norplabt merupakan gabungan dari ketiga mekanisme


kerja tersebut di atas. Daya guna norplant cukup tingi. Kepustakaan
melaporkan kegagalan norplant antara 0,3 0,5 perseratus tahun wanita.

Kelebihan norplant antara lain adalah


1. Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat
yang mengandung estrogen
2.

Perdarahan yang terjadi lebih ringan

3. Tidak menaikkan tekanan darah,


4. Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan
dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
5.

Selain itu cara Norplant ini dapat digunakan untuk jangka panjang
( 5 tahun dan bersifat reversibel. Menurut data-data klinis yang ada
dalam waktu satu tahun setelah pengangkatan Norplant, 80 % sampai
90 % wanita daat menjadi hamil kembali.

Efek samping Norplant

14

1. Gangguan pola haid, seperti terjadinya spotting, perdarahan


memanjang atau lebih sering berdarah ( metrorrhagia ),
2. Amenore,
3. Mual-mual, anoreksia, pening, sakit kepala,
4. Kadang-kadang terjadi perubahan pada libido dan berat badan,
5. Timbulnya akne.
6.

Oleh karena jumlah progestin yang dikeluarkan ke dalam darah


sangat kecil, maka efek samping yang terjadi tidak sesering pada
penggunaaan KB.

Indikasi Norplant adalah


1. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu
yang lama tetapi tidak bersedia menjalani kontap atau menggunakan
AKDR
2. Wanita-wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang
mengandung estrogen
Kontraindikasi Norplant adalah
1. Kehamilan atau disangka hamil
2. Penderita penyakit hati
3. Kanker payudara
4. Kelainan jiwa ( psikosis, neurosis ),
5. varikosis
6.. Riwayat kehamilan ektopik
7. Diabetes mellitus
8. Kelainan kardiovaskuler.
Waktu pemasangan Norplant
Sewaktu haid berlangsung atau masa pra-ovulasi dari siklus haid,
sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan.
Macam-macam
- Norplant 6 batang
- Norplant 2 batang
- Impanon /Norplant 1 batang

15

2. Intra Uterine Device ( IUD )/ Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR )


PRINSIP
Menimbulkan reaksi inflamasi lokal dalam endometrium kavum uteri
sehingga menghambat terjadinya implantasi. Bentuk spiral / melingkar bertujuan
untuk memperluas permukaan kontak dengan dinding kavum uteri. Setelah diteliti
ternyata BUKAN abortif. IUD diduga juga menghambat motilitas tuba sehingga
memaksa sperma "berenang" melawan arus.

Gambar 4. Model IUD

Gambar 5. Gambaran IUD yang terpasang pada cavum uteri


Keuntungan AKDR

Efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan


dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan)

AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti)

Tidak mempengaruhi hubungan seksual

Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)

Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

16

Dapat dipasang segera estela melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)

Dapat pigunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid


terakhir)

Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

Membantu mencegah kehamilan ektopik

Efek samping AKDR

Perdarahan

Rasa nyeri dan kejang di perut

Gangguan pada suami benang AKDR keluar dari portio uteri terlalu
pendek atau terlalu panjang.

Komplikasi AKDR

Infeksi adanya infeksi sub akut atau menahun pada traktus genitalis
sebelum pemasangan AKDR

Perforasi : umumnya perforasi terjadi sewaktu pemasangan AKDR


walaupun bisa terjadi pula kemudian. Permulaan hanya ujung AKDR saja
yang menembus dinding uterus, tetapi lama-kelamaan dengan adanya
kontraksi uterus AKDR terdorong lebih jauh sehingga menembus dinding
uterus sehingga akhirnya sampai ke rongga perut.

Kontraindikasi pemasangan AKDR


Kontraindikasi relatif:

Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus

Insufisiensi serviks uteri

Uterus dengan parut pada dindingnya, seperti pada bekas sectio sesaria,
enukleasi mioma

Kelainan jinak serviks uteri, seperti erotio portio uteri.

Kontraindikasi absolut:

Kehamilan

Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis

Adanya tumor ganas pada traktus genitalis

17

Adanya metroragia yang belum disembuhkan

Pasangan yang tidak lestari.

Pemasangan AKDR
AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut:

Sewaktu haid sedang berlangsung

Post partum

Post abortus

Beberapa hari setelah haid berakhir

3. Sterilisasi
- Vasektomi pada pria
Pengikatan / pemotongan vas deferens kiri dan kanan pad pria untuk mencegah
transport spermatozoa dari testis melalui vasa ke arah uretra. Dilakukan dengan
cara operasi, dapat dengan operasi kecil atau (minor Surgery)

Gambar 6. Vasektomi
Seorang yang telah mengalami vasectomy baru dapat dikatakan betul-betul
steril jika dia telah mengalami 8-12 kali ejakulasi setelah vasectomy. Oleh karena

18

itu sebelum hal tersebut diatas tercapai, yang bersangkutan dianjurkan pada saat
koitus memakai kontrasepsi lain.
Komplikasi vasectomy antara lain adalah infeksi pada sayatan, reasa
nyari, terjadinya hematoma karena perdarahan kapiler, epididimitis dan
granuloma.
Kegagalan vasectomy dapat terjadi oleh karena terjadi rekanalisasi
spontan, gagal mengenal dan memotong vas deferens, tidak diketahui adanya
anomali vas deferns misalnya ada 2 vas deferens pada kanan atau kiri, koitus
dilakukan sebelum kantong seminalnya batul-betul kosong.
Tubektomi
Pengikatan / pemotongan tuba falopii kiri dan kanan pada wanita untuk
mencegah transport ovum dari ovarium melalui tuba ke arah uterus.
Dilakukan dengan cara operasi (laparotomi / laparoskopi), dengan berbagai
metode. Efektifitas tinggi, reversibilitas rendah, sehingga disebut kontrasepsi
mantap.
Manfaat:
Kontrasepsi

Sangat efektif (0,2-4 kehamilan per 100 perempan selama tahun pertama
penggunaan)

Permanen

Tidak mempengaruhi proses menyusui (breast feeding)

Tidak bergantung pada faktor senggama

Pembedahan sederhana dapat dilakukan dengan anastesi lokal

Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi
hormon ovarium.

Nonkontrasepsi
Berkurangnya resiko kanker ovarium.
Sebaiknya tubektomi sukarela dilakukan pada wanita yang memenuhi syarat
berikut:
1. Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup

19

2. Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup


3. Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup
Pada konfrensi khusus perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia di
Medan (3-5 Juni 1976) dianjurkan umur diantara 25-40 tahun dengan jumlah anak
sebagai berikut:
1. umur antara 25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih
2. umur antara 30-35 tahun dengan 2 anak atau lebih
3. umur antara 35-40 tahun dengan 1 anak atau lebih
Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi:

Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)

Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus


dievaluasi)

Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu


disembuhkan atau dikontrol)

Tidak boleh menjalani pembedahan

Belum memberikan persetujuan tertulis

Kapan Dilakukan:

Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional


pasien tersebut tidak hamil.

Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstrasi (fase proliferasi)

Pasca persalinan:
-

minilap: didalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12


minggu

laparoskopi: tidak tepat untuk klien-klien pasca persalinan

Pasca keguguran:
-

Triwulan pertama: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti


infeksi pelvik (minilap atau laparoskopi)

Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti


infeksi pelvik (minilap saja)

20

21

DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, 2002. Kontrasepsi; Dalam Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka
sarwono, Jakarta.
Sarwono, 2002. Siklus Haid ; Dalam Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka
sarwono, Jakarta.
Sarwono, 2002. Siklus Haid ; Dalam Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
sarwono, Jakarta.
Kontrasepsionline, 2008. Kontrasepsi. www. Kontrasepsi.com. Diakses tanggal
19 Oktober 2008.

22

You might also like