Professional Documents
Culture Documents
LUKA GANGGRENE
FARIDA AGUSTININGRUM
NIM : 105070201131007
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGRENE
A.
Pengertian
Gangren atau pemakan luka didefinisikan sebagai jaringan nekrosis
atau jaringan mati yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah
besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi
sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang; perlukaan (digigit
serangga,
kecelakaan
kerja
atau
terbakar);
proses
degeneratif
Klasifikasi
Wagner membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan ,
yaitu:
Derajat 0
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3
Derajat 4
:
:
:
:
selulitis
Derajat 5
: Gangrene seluruh tungkai atau sebagian
Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi
dua golongan :
1.
2.
a.
Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.
b.
Pada perabaan terasa dingin.
c.
Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.
d.
Didapatkan ulkus sampai gangren.
Kaki Diabetik akibat Neuropati ( KDN )
Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada gangguan
dari sirkulasi. Klinis di jumpai kaki yang kering, hangat, kesemutan, mati
rasa, oedem kaki, dengan pulsasi pembuluh darah kaki teraba baik.
C.
Anatomi Fisiologi
Pankreas adalah kelenjar berwarna merah muda keabuan dengan
panjang 12 15 cm dan tranversal membentang pada dinding abdomen
posterior dibelakang lambung, kelenjar inilah yang mengekresikan insulin
melalui pulau langerhans yang berada dalam kelenjar pankreas. Didalam
kelenjar pankreas terdapat sel beta yang menghasilkan insulin, didalam
penkreas mengandung lebih kurang 100.000 pulau langerhans dan tiap
pulau berisi 100 sel beta. Selain itu pankreas juga terdapat sel alfa, yang
bekerja sebaliknya insulin, sel ini menghasilkan glukagon yang berfungsi
untuk meningkatkan gula darah.
Insulin adalah suatu hormon yang menurunkan kadar gula darah
dengan meransang perubahan glukosa menjadi glukagen untuk disimpan
dan dengan meningkatkan ambilan glukosa selular. Dan berfungsi
memperbaiki
kemampuan
sel
tubuh
untuk
mengobservasi
dan
Etiologi
2
Neuropati diabetik.
Adalah kelainan urat saraf akibat DM karena tinggi kadar
dalam darah yang bisa merusak urat saraf penderita dan
menyebabkan hilang atau menurunnya rasa nyeri pada kaki, sehingga
apabila penderita mengalami trauma kadang-kadang tidak terasa.
Gejala-gejala Neuropati : Kesemitan, rasa panas (wedangan : bahasa
jawa), rasa tebal ditelapak kaki, kram, badan sakit semua terutama
malam hari.
2.
3.
Infeksi
Infeksi sering merupakan komplikasi akibat berkurangnya
aliran listrik (neoropati) (Roger Watson, 2002).
E.
Patofisiologi
Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada
penyandang DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada
pembuluh darah. Neuropati, baik neuropati sensorik maupun motorik dan
autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot
yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan
pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus.
Adanya kerentanan terhadap infeksi menyebabkan infeksi mudah merebak
menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih
lanjut menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetes. ( Askandar, 2001 )
F.
Manifestasi Klinis
Gangren diabetik akibat mikroangiopatik disebut juga gangren panas
karena walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa
hangat oleh peradangan, dan biasanya teraba pulsasi arteri di bagian distal.
Biasanya terdapat ulkus diabetik pada telapak kaki. Proses makroangiopati
menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli
akan memberikan gejala klinis 5 P, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Pain (nyeri).
Paleness (kepucatan).
Paresthesia (parestesia dan kesemutan).
Pulselessness (denyut nadi hilang).
Paralysis (lumpuh).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut
G.
Pemeriksaan Penunjang
1.
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah
puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
2.
Urine
Pemeriksaan
didapatkan
adanya
glukosa
dalam
urine.
Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik
yang sesuai dengan jenis kuman (zaidah 2005).
H.
Penatalaksanaan
1.
Medis
Penatalaksanaan Medis pada pasien dengan Diabetes Mellitus
meliputi:
a.
b.
c.
2.
Keperawatanan
a. Memperbaiki keadaan umum penderita dengan nutrisi yang
b.
memadai
Pemberian
c.
anti
agregasi
trombosit
jika
diperlukan,
e.
f.
g.
I.
Komplikasi
1.
Osteomyelitis (infeksi pada tulang)
2.
Sepsis
3.
Kematian
(Soegondo, 2006)
J.
Pathway
Proses infeksi
Nyeri
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
Anamnese
1.
Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register,
tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
2.
Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba
yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh sembuh dan berbau,
adanya nyeri pada luka.
3.
Riwayat kesehatan
a.
Riwayat Kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya
luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk
mengatasinya.
b.
d.
Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi
yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta
tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
4.
Pemeriksaan fisik
a.
Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi
badan, berat badan dan tanda tanda vital.
b.
c.
Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman
bekas luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus
dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut
dan kuku.
d.
Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada
penderita DM mudah terjadi infeksi.
e.
Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau
berkurang, takikardi/bradikardi, hipertensi/ hipotensi, aritmia,
kardiomegalis.
8
f.
Sistem gastrointestinal
Terdapat
polifagi,
polidipsi,
mual,
muntah,
diare,
Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau
sakit saat berkemih.
h.
Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi
badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di
ekstrimitas.
i.
Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi,
mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
B.
Diagnosa
1.
Nyeri berhubungan dengan iskemia atau kematian jaringan
2.
Resiko infeksi berhubungan dengan pngobatan yang tidak adekuat
3.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Price, A.S (1995). Patofisologi: konsep klinis proses-proses penyakit. (edisi 4),
Jakarta: EGC
Brunner dan Suddarth. (2002). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8.
Jakarta: EGC
Doenges, M.E.et all. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. (edisi 3). Jakarta:
EGC
Evelyn C. Pearce (2003). Anatomi Fisiologi; untuk paramedis , Jakarta: PT
Gramedia
http://internisjournal.blogspot.com/2009/02/ulkus-diabetikum.html diakses pada
tanggal 02 September 2014
http://ifan050285.wordpress.com/2010/02/21/ulkus-diabetikum/
tanggal 02 September 2014
10
diakses
pada