Professional Documents
Culture Documents
MANUAL O & P
(OPERASI DAN PEMELIHARAAN)
Juni 2014
PRIMA NURKELE
CONSULTANT
KATA PENGANTAR
Laporan Manual O & P pekerjaan DED Pengendalian Banjir Dan Sedimen Sungai Way
Mamua Kabupaten Maluku Tengah, disampaikan dalam rangka perwujudan
kerjasama antara PPK Perencanaan dan Program Satker Balai Wilayah Sungai Maluku
dengan PT. Astakona Dutasaran Dimensi Jo CV. Prima Nurkele Consultant
berdasarkan surat perjanjian kontrak nomor: HK.02.03/SP/BWS-MAL/PPKPRG/38/IV/2014 Tanggal 30 April 2014.
Laporan ini berisi uraian beberapa hal, antara lain ;
1. Pendahuluan
2. Prasarana dan Sarana Penahan Sedimen
3. Operasi Prasarana
4. Pemeliharaan Prasarana
Demikian pengantar Laporan Hidrologi ini kami buat, atas perhatian dan
kerjasamanya, diucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
10
3.3. Penelusuran
13
14
15
16
18
21
21
24
27
29
BAB V PENUTUP
30
ii
BAB
PENDAHULUAN
BAB
II
PRASARANA PENAHAN
SEDIMEN
Fungsi Utama
Cek dam
Konsolidasi dam
Groundsil
Girdel
Talud
Krip
Tanggul Banjir
Fungsi Utama
Site
Daerah endapan
material tanah
longsor dan tebing
runtuh
Kentongan/Pengeras
Suara Peringatan Bahaya
Banjir Sedimen
Untuk memberikan
informasi akan terjadi
banjir sedimen kepada
penduduk di sekitar
sungai.
Pemukiman padat
penduduk yang ada
di sekitar sungai.
Pusat Kontrol
2)
Fungsi Utama
Perkiraan Volume
Excavator
Min. 2 unit
Dam truck
Angkut tanah/batu
Min. 4 unit
Crane truck
Min. 1 unit
Bulldozer
Perataan tanah
Min. 1 unit
Pemadatan tanah
Min. 1 unit
Min. 1 unit
Pickup truck
Min. 1 unit
Min. 1 set
Drum BBM
Min. 5 unit
Peralatan harus dapat dimobilisasi dan dioperasikan setiap saat dan secepatnya di lokasi pekerjaan
tanggap darurat. Sehingga pengecekan dan kesiapan peralatan tersebut sangat penting dilakukan
sebelum musim hujan.
3)
Bronjong
Kawat ikat bronjong
Karung Pasir
Balok kayu/dolken
Tali ijuk
Tujuan Utama
Untuk pekerjaan tanggap darurat ,
antara lain ; perkuatan tebing
sungai lonsor atau tanggul jebol
ketika terjadi banjir dan harus
segera diperbaiki sementara agar
tidak terjadi kerusakan yan lebih
parah.
Perkiraan Volume
Ditentukan sesuai
kebutuhan berdasarkan
inspeksi rutin dan / atau
penelusuran
Persediaan atau stok bahan banjiran harus cukup atau sesuai dengan lokasi-lokasi kritis atau rawan
banjir. Sehingga inspeksi dan / penelusuran lokasi-lokasi kritis sangat penting dilakukan sebelum
musim hujan.
Bagian Inti
Puncak
Sabodam
Konsolidasi dam
Tanggul
Groundsil
Girdel
Krip
Diding
Hulu & Hilir
Apron
Pas. Batu
Kali 1: 4/ Beton K225/
Beton Siklop Beton K300 Beton K175 Beton K175
30: 70/
Beton K125
Pasir
Urugan
Pas. Batu
Kali 1: 4/
Beton K125
Diding Apron
& Buffer Fill
Pas. Batu
Kali 1: 4/
Pas. Batu
Kali 1: 4/
Beton K125
Pas. Batu
Pas. Batu
Pas. Batu
Pas. Batu
Kali 1: 4/
Kali 1: 4/
Kali 1: 4/
Kali 1: 4/
Beton
Siklop
Beton Siklop Beton Siklop Beton Siklop
30:
70/
30: 70/
30: 70/
30: 70/
Beton K125 Beton K125 Beton K125 Beton K125
Pas. Batu
Pas. Batu
Pas. Batu
Pas. Batu
Kali 1: 4/
Kali 1: 4/
Kali 1: 4/
Kali 1: 4/
Beton K125 Beton K125 Beton K125 Beton K125
BAB
III
OPERASI PRASARANA
Waktu
Sekurang-kurangnya satu
kali dalam satu tahun.
Pelaksana
1. Unit / Satker Operasi dan
Pemeliharaan di Balai
Besar/Balai Wilayah
Sungai.
2. Berkordinasi dengan
bidang lainnya yang
terkait
Lingkup
Kegiatan
Sekurang-kurangnya
Sekurang-kurangnya
sebagai berikut;
sebagai berikut;
1. Mentabulasi data dan
1. Nama sungai
informasi semua
2. Kode bangunan
prasarana yang ada,
3. Jenis bangunan
2. Melakukan pengecekan
4. Bahan bangunan
lapangan untuk
5. Tahun pembangunan
memastikan kesesuaian
6. Biaya pembangunan
atau melengkapi hasil
7. Sumber dana
tabulasi data dan
pembangunan
informasi semua
8. Posisi /kordinat
prasarana yang ada
bangunan
dengan keadaan aktual di 9. Ukuran dimensi
lapangan,
bangunan; cekdam,
3. Mengeplot lokasi semua
konsolidasi dam,
prasarana dalam peta
gronsill, girdel, talud,
topografi skala 1: 25,000
krip dan tanggul.
berbasis sistem infomasi 10. Fasilitas yang ada di
geografi (SIG).
bangunan tersebut,
4. Menyimpan hasil
seperti; pintu air,
tabulasi data dan
peralatan pemantau
informasi semua
banjir sedimen,
prasarana dalam
jembatan
database berbasis sistem 11. Tinggi endapan
infomasi geografi (SIG).
sedimen di setiap
bangunan.
12. Kondisi aktual
bangunan, terutama
hal-hal yang jika
dibiarkan akan
mengganggu kinerja
bangunan atau bahkan
menyebabkan
keruntuhan bangunan.
Pelaporan
Sekurang-kurangnya
sebagai berikut;
1. Dituangkan dalam
bentuk laporan berupa
tabel dan foto
dokumentasi yang
tersimpan dalam data
base SIG.
2. Hasil kegiatan
inventarisasi dan
pengumpulan data
tersebut akan dipakai
untuk,
(i) Menyusun program
operasi dan
pemeliharaan
prasarana penahan
sedimen tahunan dan
lima tahunan.
(ii) Memuthakiran
program operasi dan
pemeliharaan
prasarana tahunan dan
lima tahunan.
(iii) Mengusulkan
anggaran biaya
program operasi dan
pemeliharaan
prasarana tahunan.
Waktu
Pelaksana
10
11
Subdam
Gronsil/ Talud
girdel
Krip Tanggul
3. Marka atau portal jembatan/jalan (jika ada) di sabodam /tanggul rusak berat/ringan
5. Sedimentasi penuh/kosong.
O
O
12
3.3. Penelusuran
Tujuan
Mengetahui lebih detail
mengenai kerusakan dan /
atau tidak berfungsinya
prasarana setelah terjadi
banjir sedimen.
Waktu
1. Minimal satu kali dalam
satu tahun yaitu pada
akhir musim hujan, atau
2. Dapat dilakukan
penelusuran tambahan,
atau
3. Setekah inspeksi rutin.
Pelaksana
1. Unit / Satker Operasi
dan Pemeliharaan di
Balai Besar/Balai
Wilayah Sungai
2. Apabila perlu bersama
dengan instansi terkait
dan/atau masyarakat.
A. Kegiatan
Sekurang-kurangnya sebagai berikut;
1. Mengetahui lebih detail mengenai kerusakan dan/atau tidak berfungsinya prasarana
setelah terjadi banjir sedimen
2. Mengevaluasi lebih detail penyebab dan dampak kerusakan dan/atau tidak
berfungsinya prasarana setelah terjadi banjir sedimen.
3. Merumuskan alternatif penanganan kerusakan dan/atau tidak berfungsinya prasarana
setelah terjadi banjir sedimen.
4. Merumuskan peran masyarakat (penduduk, lembaga social masyarakat, akademisi)
dalam penanganan kerusakan dan/atau tidak berfungsinya prasarana setelah terjadi
banjir sedimen.
5. Hasil kegiatan penelusuran prasarana dituangkan dalam laporan yang akan menjadi
dasar, terutama untuk;
i. Kegiatan identifikasi dan analisis tingkat kerusakan
ii. Penyusunan usulan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
13
Waktu
Tindak lanjuti hasil
penelusuran
Pelaksana
Unit / Satker Operasi dan
Pemeliharaan di Balai
Besar/Balai Wilayah
Sungai
A. Kegiatan
14
Waktu
1. Satu kali dalam satu tahun
2. Harus sudah selesai atau
siap akhir bulan Juli setiap
tahun anggaran.
Pelaksana
Unit / Satker Operasi dan
Pemeliharaan di Balai
Besar/Balai Wilayah
Sungai
A. Kegiatan
Sekurang-kurangnya sebagai berikut;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
15
Waktu
Sekurang-kurangnya,
pengaturan berlaku
untuk satu tahun.
Pelaksana
Juru /
Pengamat /
Petugas OP
Ditetapkan oleh;
1. Unit / Satker Operasi dan
Pemeliharaan di Balai
Besar/Balai Wilayah
Sungai
2. Apabila perlu bersama
dengan instansi terkait
dan/atau masyarakat.
16
Prasarana
Jalan masuk
Pengaturan Penggunaan
Sekurang-kurangnya sebagai berikut;
1. Merupakan jalan penghubung antara jalan umum ke lokasi
prasarana, meskipun jarak antara jalan umum ke lokasi prasarana
tersebut relatif jauh.
2. Merupakan salah satu bagian dari pembangunan prasarana, karena
operasi dan pemeliharaan terhadap prasarana tidak dapat
dilaksanakan, apabila tidak ada jalan masuk tersebut.
3. Jalan masuk bukan jalan umum.
4. Jalan masuk dilarang untuk jalan penambangan.
5. Jalan masuk diutamakan untuk menunjang pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan.
6. Jalan masuk dapat digunakan oleh penduduk setempat untuk
keperluannya, misalnya; mengambil air di sungai, memandikan
ternak, dan mencari ikan, dan
7. Jalan masuk dapat digunakan untuk rekreasi dan studi lapangan.
Jembatan
Puncak cekdam,
gronsil dan girdel
Cekdam, gronsil,
girdel dan krip
17
Tanggul
Waktu
Pelaksana
Ditetapkan oleh;
1. Memanfaatkan
semaksimal mungkin
fasilitas yang ada di
prasarana.
2. Mencegah terjadi
pengoperasian yang dapat
merusak dan mengganggu
fungsi prasarana
Sekurangkurangnya
pengoperasian
berlaku untuk
satu tahun.
Juru /
Pengamat /
Petugas OP
18
Fasilitas
Musim
Pengoperasian
Pintu
Selama musim
pengambilan hujan
air
Selama musim
kemarau
Selama musim
hujan
Peralatan
pemantau
sedimen
19
Selama musim
kemarau
20
BAB
PEMELIHARAAN
PRASARANA
IV
Pemeliharaan prasarana meliputi;
1. Pemeliharaan preventif.
2. Pemeliharaan korektif.
3. Pemeliharaan rehabilitatif.
Pemeliharaan prasarana dimulai sedini mungkin sejak berakhirnya masa pemeliharaan (180
hari s/d 360 hari) dalam kontrak pekerjaan fisik konstruksi. Masa pemeliharaan dalam
pelaksanaan kontrak pekerjaan fisik konstruksi merupakan tanggung jawab penyedia jasa
borongan (kontraktor).
Setelah masa pemeliharaan tersebut berakhir, pemeliharaan dilaksanakan oleh Unit / Satker
Operasi dan Pemeliharaan di Balai Besar/Balai Wilayah Sungai.
Jenis Pemeliharaan
1. Pemeliharaan bersifat pengamanan
2. Pemeliharaan rutin
3. Pemeliharaan berkala bersifat perawatan
4. Pemeliharaan bersifat pembatasan
pemanfaatan
5. Pemeliharaan bersifat pembatasan
penggunaan air
Pelaksana
Unit / Satker
Operasi dan
Pemeliharaan di
Balai Besar/Balai
Wilayah Sungai
21
22
B. Pemeliharaan Rutin
Sekurang-kurangnya, dilaksanakan satu kali dalam satu tahun untuk merawat prasarana,
antara lain;
1. Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu pengambilan air.
2. Membersihkan kotoran, rumput, semak belukar, tanaman liar, sampah dan gulma
yang ada di tubuh maupun di sekitar prasarana. .
3. Memelihara gebalan rumput pelindung permukaan tubuh tanggul.
4. Menebang pohon dan membongkar bangunan liar yang mengganggu fungsi prasarana.
5. Memperbaiki bagian prasarana termasuk jalan masuk ke prasarana yang mengalami
retak, terkelupas, berlubang, dan ambles.
6. Memperbaiki atau mengganti papan larangan dan/ atau papan petunjuk pengungsian
yang rusak atau hilang.
7. Mengendalian sampah dengan melakukan pembersihan sampah untuk memelihara dan
menjaga alur sungai, terutama di bagian hilir agar tetap dapat mengalirkan banjir
sedimen sesuai dengan kapasitas yang direncanakan
4.
5.
Mengecat; peralatan pemantau banjir sedimen, pintu air, saringan sampah, portal,
marka jalan, prasasti dan lain sebagainya.
Membersihan; lumpur, pasir, kerikil, dan batu-batu serta hanyutan batang pohon
tumbang yang menyumbat saluran pengambilan air, lubang slit dan lubang conduit.
Membersihan; lumpur, pasir, kerikil, dan batu-batu serta hanyutan batang pohon
tumbang yang menumpuk di permukaan jembatan sabodam, setelah terjadi banjir
sedimen.
Membuat nota kesepahaman para pihak mengenai pemanfaatan prasarana oleh para
pihak, misalnya; nota kesepahaman dengan instansi terkait / dinas terkait/ pengusaha
dalam rangka penambangan, pasir, kerikil, dan batu-batu, pengerukan sungai dalam
rangka normalisasi sugai dimana material hasil pengerukan akan digunakan sebagai
bahan bangunan, bahan urugan dan sebagainya.
Pada prinsipnya, penambangan penambangan pasir, kerikil, dan batu-batu dilarang di
semua prasarana.
23
Jenis Pemeliharaan
1. Perbaikan ringan dan reparasi
2. Pemeliharaan khusus
3. Rektifikasi
4. Pemeliharaan darurat
5. Penyiapan bahan dan peralatan tanggap
darurat
Pelaksana
Unit / Satker
Operasi dan
Pemeliharaan di
Balai Besar/Balai
Wilayah Sungai
24
Perbaikan pintu.
Reparasi peralatan pemantau banjir sedimen.
Reparasi peralatan komunikasi infornasi banjir sedimen.
Reparasi peralatan berat unttuk tanggap darurat.
Reparasi kendaraan operasional.
Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah jaga dan reparasi peralatannya
Perbaikan untuk menambal lubang jalan masuk dan memperbaiki serta memperlancar
drainasi jalan masuk.
8. Perbaikan untuk menutup rembesan kecil-kecil di tubuh bangunan.
9. Perbaikan selimut beton yang mengalami retak dangkal atau sedikit terkelupas.
10. Perbaikan tubuh krib yang mengalami retak-retak dan abrasi dangkal.
11. Perbaikan permukaan lubang slit atau conduit yang mengalami abrasi atau retak-retak
dangkal.
12. Perbaikan badan tanggul yang sedikit ambles atau permukaannya rusak ringan.
B. Pemeliharaan Khusus
Memperbaiki kerusakan bagian dan / atau seluruh bagian prasarana berdasarkan
pertimbangan keamanan harus segera mungkin diperbaiki, karena fungsi atau nilai
kinerjanya kurang dari 80% dan masih diatas 60% dari kinerja rencana, sekurangkurangnya sebagai berikut;
1. Perbaikan bagian lantai apron yang bolong sebagian.
2. Perbaikan bagian dinding apron yang runtuh sebagian.
3. Perbaikan bagian sayap dam yang retak dalam atau patah.
4. Perbaikan bagian dam utama yang mengalami abrasi dalam.
5. Perbaikan bagian badan tanggul yang mengalami longsor.
6. Perbaikan bagian talud yang telah retak dalam dan/atau patah
C. Rektifikasi
Memperbaiki dan / atau menyempurnakan bagian dan / atau seluruh bagian prasarana,
sekurang-kurangnya sebagai berikut;
1. Penambahan sub dam untuk mengamankan pondasi terhadap gerusan lokal yang terus
berkembang semakin dalam.
2. Peninggian sayap sabodam untuk pengamanan tebing sungai agar tidak longsor ketika
terjadi banjir sedimen.
25
3. Pemotongan sayap sabodam agar banjir sedimen tidak meluap keluar palung sungai,
karena kedalaman palung sungai relatif pendek.
4. Pelobangan sabodam agar pasokan sedimen ke daerah hilir tetap seimbang.
5. Peninggian tanggul karena debit banjir sedimen semakin besar.
D. Pemeliharaan Darurat
Memperbaiki kerusakan prasarana yang apabila tidak segera diperbaiki akan mengalami
kerusakan yang lebih parah, sekurang-kurangnya sebagai berikut;
1. Pengamanan sementara tebing sungai yang longsor dengan bronjong, sesat setelah banjir
sedimen Apabila tidak segera dilakukan pengamanan sementara akan, misalnya:
menyebabkan jalan raya longsor, penyangga jembatan (abutment) ambruk dan lain
sebagainya
2. Penutupan sementara tanggul yang longsor dengan karung pasir, agar tanggul yang
longsor tidak semakin panjang.
3. Pengamanan sementara terhadap gerusan lokal dengan bronjong atau timbunan batubatu, agar gerusan lokan tidak semakin luas dan dalam.
4. Penggantian sementara pintu pengambilan air yang rusak terbentur batu-batu aliran
sedimen dengan menggunakan kayu atau papan tebal, agar tetap berfungsi sementara
waktu sampai dilakukan perbaikan permanen.
E. Penyiapan Bahan Dan Peralatan Tanggap Darurat
Menyiapan bahan dan peralatan tanggap darurat dalam rangka menunjang pemeliharaan
darurat yang sewaktu-waktu harus segera dilaksanakan, sekurang-kurangnya sebagai
berikut;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
26
Jenis Pemeliharaan
1. Rehabilitasi
2. Pembangunan kembali
3. Restorasi jaringan sumber air
Pelaksana
Unit / Satker Operasi
dan Pemeliharaan di
Balai Besar/Balai
Wilayah Sungai
A. Rehabilitasi
Memperbaiki kerusakan bagian dan/atau seluruh bagian prasarana berdasarkan
pertimbangan keamanan harus segera mungkin diperbaiki, karena fungsi atau nilai
kinerjanya kurang dari 60% dari kinerja rencana, sekurang-kurangnya sebagai berikut;
1. Normalisasi dalam rangka mengembalikan seperti semula dari penampang sungai dan
saluran pengelak banjir sedimen. Normalisasi sungai dalam rangka penampang baru
dari sungai atau saluran pengelak banjir sedimen tidak termasuk dalam kegiatan
pemeliharaan.
2. Perbaikan sebagian atau seluruh bangunan prasarana, seperti; pembangunan kembali
dam utama, sub dam, konsolidasi dam, gronsil, girdel, tanggul, talud, krib, pintu air,
peralatan pemantau banjir sedimen yang rusak akibat banjir sedimen.
27
B. Pembangunan Kembali
Membangun kembali prasarana berdasarkan pertimbangan keamanan harus segera
dibangun kembali, karena seluruh bangian prasarana rusak berat dan tidak berfungsi,
sekurang-kurangnya sebagai berikut;
1. Membangunan kembali dam utama, sub dam, konsolidasi dam, , gronsil, girdel, tanggul,
talud, krib, pintu air, peralatan pemantau banir sedimen yang rusak akibat banjir
sedimen.
2. Normalisasi mengembalikan penampang dan alur sungai dan/atau saluran pengelak
banjir sedimen seperti semula.. Normalisasi membuat penmpang dan alur sungai
dan/atau saluran pengelak banjir sedimen yang baru tidak termasuk dalam kegiatan
pembangunan kembali.
C. Restorasi Jaringan Sumber Air
Merestorasi jaringan sumber air yang rusak akibat usia yang sudah tua, tekena banjir
sedimen, dan ulah manusia, sehingga fungsi atau nilai kinerja kurang dari 60% dari kinerja
rencana, sekurang-kurangnya sebagai berikut;
1. Merestorasi lubang pengambilan air, saluran air, kantong lumpur dan pintu air.
2. Merestorasi bak penampung, pipa dan saluran mataair yang berada di daerah gunungapi,
yang merupakan sumber utama airbaku untuk kebutuhan rumah tangga dan industri
rumahan dari penduduk setempat.
3. Konservasi sungai
a) Perlindungan palung sungai
(i) Pengaturan penambangan (pasir, kerikil dan batu) di sungai. Tata cara
pengaturan penambangan di sungai dilaksanakan sebagaimana diatur sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(ii) Pengendalian kedalaman dan alur sungai yang kritis untuk menjamin
kedalaman dan fungsi sungai, guna memenuhi berbagai kepentingan, seperti
penyaluran banjir sedimen agar tetap mengalir di tengah palung sungai dan
keseimbangan dinamis sedimen di dasar alur sungai.
(iii) Pengendalian kemiringan dasar sungai kritis untuk menjamin kelestarian dan
fungsi sungai dari pengaruh agradasi (kenaikan dasar sungai) dan degradasi
(penurunan dasar sungai), dan dilakukan melalui kegiatan pengaturan
kemiringan dasar sungai yang kritis dan/atau pengendalian sedimen sungai.
(iv) Pengendalian tebing sungai kritis dari bahaya longsor untuk menjamin
kelestarian dan fungsi sungai serta melindungi prasarana umum, seperti jalan,
gedung, area rekresai dan lain sebaginya dari pengaruh ketidakstabilan tebing
sungai dari pengaruh arus dan/atau gerusan banjir. Pengendalian tebing sungai
kritis dilakukan dengan bangunan perlindungan atau perkuatan tebing sungai
dengan mempertimbangkan pengaruh gerusan lokal maksimum yang
diperhitungkan akan terjadi.
28
(v)
b) Sempadan sungai
(i) Perlindungan terhadap sempadan sungai dimaksudkan untuk menjaga ruang
penyangga antara ekosistem sungai dan daratan serta fungsi sungai untuk
mengalirkan banjir sedimen.
(ii) Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan dengan penetapan garis
sempadan sungai serta pembatasan pemanfaatan sempadan sungai. Pembatasan
pemanfaatan pada sempadan sungai dilakukan dengan pengaturan pemanfaatan
hanya untuk jenis tanaman semusim serta larangan mendirikan bangunan.
(iii) Penetapan sempadan sungai ditetapkan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota, sedangkan pengaturan zona pemanfaatan lahan sempadan
sungai dilakukan oleh bupati/walikota.
D. Beberapa Hal Harus Diperhatikan
1. Skala prioritas berdasarkan kondisi yang paling realistik sesuai dengan harapan
masyarakat atau sesuai kebutuhan setelah dilkukan sosialisasi atau petermuan
konsultasi masyarakat.
2. Kajian perencanaan teknis untuk menyusun detail desain, spesifikasi teknis, dan
rencana anggaran biaya dan waktu pelaksanaan fisik konstruksi.
3. Pemilihan pelaksana fisik konstruksi, dengan swakelola atau lelang (kontrak)
4. Ketersediaan anggaran biaya pemeliharaan tahun berjalan. Apabila tidak cukup dapat
menganjukan anggaran biaya pemeliharaan untuk tahun berikutnya
5. Persetujuan dari Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan sebagai instansi pembina.
29
BAB
PENUTUP
30