Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pasien dengan gagal ginjal sering mengalami gejala klinis yang berkaitan
dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, anemia, malnutrisi dan gangguan
gastrointestinal.
Salah
satu
dari
komplikasi
tersebut
adalah
uremic
sepsis,
vaskulitis
sistemik,
neurotoksisitas
akibat
obat
(opioid,
otak
digunakan
terutama
untuk
menyingkirkan
diagnosis.
BAB II
UREMIC ENCEPHALOPATHY
Gambar 1.
Gejala klinis
pada Uremia
II.3 Definisi
II.4 Epidemiologi4
Prevalensi internasional tidak diketahui. Di Amerika Serikat, prevalensi UE
sulit ditentukan. UE dapat terjadi pada pasien manapun dengan end-stage
renal disease (ESRD),dan secara langsung tergantung pada jumlah pasien
tersebut. Pada 1990an, lebih dari 165,000 orang diobati untuk ESRD. Pada
tahun 1970an, jumlahnya 40,000. Dengan bertambahnya jumlah pasien
dengan ESRD, diasumsikan jumlah kasus UE juga bertambah.
Mortalitas
Gagal ginjal fatal jika tidak ditangani
Ras
Gagal ginjal lebih sering pada ras Afrika Amerika dibandingkan ras lainnya.
Jenis Kelamin
Insidens pada pria dan wanita sama banyak.
Usia
Pasien pada berbagai usia dapat mengalami gagal ginjal, namun lebih
progresif pada usia lanjut, yaitu pasien di atas 65 tahun.
II.5 Patofisiologi
Patofisiologi dari UE belum diketahui secara jelas. Urea menembus sawar
darah otak melalui sel endotel dari kapiler otak. Urea sendiri tidak bisa
dijadikan satu-satunya penyebab dalam terjadinya ensefalopati, karena
jumlah ureum dan kreatinin tidak berhubungan dengan tingkat penurunan
kesadaran ataupun adanya asterixis dan myoclonus.5
Perubahan yang ditemukan pada mayat pasien dengan chronic kidney
disease biasanya ringan, tidak spesifik dan lebih berhubungan dengan
gangguan
ginjal,
metabolisme
otak
menurun
sehingga
aktivitas
metabolik
berkurang. Pompa
Na/K ATPase
mengeluarkan kalsium dari sel eksitabel dan penting dalam menjaga gradien
kalsium 10 000:1 (di luardi dalam sel). Dengan adanya uremia, terdapat
peningkatan kalsium transpor akibat PTH. Beberapa studi menyatakan bahwa
aktivitas pompa Na/K ATPase ouabain-sensitif menurun pada keadaan
uremik akut maupun kronik. Karena pompa ini penting dalam pelepasan
neurotransmitter seperti biogenic amines, hal ini dapat membantu
menjelaskan
gangguan
fungsi
sinaps
dan
menurunnya
konsentrasi
tahap
awal
UE,
plasma
dan
LCS
menunjukkan
Bukti selanjutnya bahwa terdapat gangguan fungsi sinaps yaitu adanya studi
bahwa dengan memburuknya
uremia,
terjadi akumulasi
komponen
Gambar 3. Ilustrasi efek neurotoksik dari uremia pada sistem saraf pusat
Kontribusi aluminium pada UE kronik masih belum jelas diketahui.
Sumber alumunium diperkirakan dari diet dan obat-obatan terikat fosfat.
Transpor aluminium menuju otak hampir pasti melalui reseptor transferin
pada permukaan luminal pada sel endotel kapiler otak. Jika sudah melewati
otak, aluminium dapat mempengaruhi ekspresi A4 protein prekursor yang
melalui proses kaskade menyebabkan deposisi ekstraselular dari A4 protein.
Gambar 4. Asterixis
Sedang
Muntah
Lamban
Insomnia
restlessness
Kurang atensi
Tidak mampu
menyalurkan ide
Penurunan libido
Mudah lelah
Mengantuk
Perubahan pola tidur
Emosional
Paranoia
Penurunan kognitif
Penurunan abstraksi
Penurunan
kemampuan seksual
Berat
Gatal
Gangguan
orientasi
Kebingungan
Tingkah laku aneh
Bicara pelo
Hipotermia
Mioklonus
Asterixis
Kejang
Stupor
Koma
II. 7 Diagnosis
Diagnosis ensefalopati uremik biasanya berdasarkan gejala klinis dan
kemajuannya
setelah
dilakukan
terapi
yang
adekuat.
Pemeriksaan
10
II.9 Penatalaksanaan
Pada penatalaksanaan uremic encephalopathy, penyakit ginjal yang terjadi
sangat penting, karena pada keadaan irreversibel dan progresif, prognosis
buruk tanpa dialisis dan transplantasi renal. UE akut ditatalaksana dengan
hemodialisis atau peritoneal dialisis, walaupun biasanya dibutuhkan waktu 1
sampai 2 hari dibutuhkan untuk mengembalikan status mental. Kelainan
kognitif dapatmenetap meskipun setelah dialisis. Kerugian dari dialisis adalah
sifat non-spesifik sehingga dialisis juga dapat menghilangkan komponen
esensial. Transplantasi ginjal juga dapat dipertimbangkan.12
Eliminasi toksin uremik juga dipengaruhi oleh uptake intestinal dan
fungsi renal. Uptake intestinal bisa dikurangi dengan mengatur diet atau
dengan pemberian absorbent secara oral. Studi menunjukkan untuk
menurunkan toksin uremik dengan diet rendah protein, atau pemberian
11
praktek
klinis,
obat
antikonvulsan
yang
sering
status
epileptikus
epileptikus
konvulsif.13
absens;
Fenobarbital,
Sementara
itu,
untuk
status
gabapentin
dapat
12
II.10 Prognosis
Dengan penatalaksaan yang tepat, tingkat mortalitas rendah. Dengan
pengenalan terhadap dialisis dan transplantasi ginjal, insidens dan tingkat
keparahan dari UE dapat dikurangi.
13
14
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Alper
AB.
Uremia
Diunduh
dari
URL:
encephalopathy.
Diunduh
dari
URL:
dari
URL:
http://emedicine.medscape.com/article/1135651-
across
the
blood-brain
barrier. J
Neurochem.
Feb
2006;96(4):1051-9.
8. De Deyn PP, Vanholder R, Eloot S, et al. Guanidino compounds
as uremic (neuro)toxins. Semin Dial. Jul-Aug 2009;22(4):340-5.
16
17