Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
iii
BAB 1...........................................................................................................................................
PENDAHULUAN.......................................................................................................................
1.1
Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3
Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1
2.2
2.3
2.4
2.4.1
2.4.2
2.4.3
2.4.4
2.5
2.6
2.7
2.8
BAB III....................................................................................................................................18
PENUTUP...............................................................................................................................18
Kesimpulan.....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................18
Lampiran.........................................................................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan yang lebih kepada pembaca juga
penulis, sekaligus untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang dosen berikan kepada
penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
mesin/fasilitan. Misalnya, mesin bor dapat diperbaharui dengan mengganti motornya dan
menambah sistem kontrol numerik. Baik penggantian maupun pembaharuan yang dilakukan
oleh perusahaan dapat meningkatkan efisiensi.
d. Tujuan lain
Beberapa pengeluaran modal tidak hanya ditujukan untuk perolehan aktiva tetap yang
berwujud tetapi menggunakan dana perusahaan yang berjangka waktu lama dan diharapkan
menghasilkan di masa yang akan datang. Misalnya, pengeluaran untuk iklan, penelitian dan
pengembangan, konsultasi manajemen, produk baru.
2.2.1 Manfaat Anggaran Modal
1 Dana akan terikat untuk jangka waktu yang panjang
2 Investasi pada aktiva tetap diharapkan akan meningkatkan penjualan dimasa yang akan
3
4
datang.
Pengeluaran dana sangat besar dan sulit untuk menjual kembali hasil investasi
Kesalahan dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal.
Aliran kas awal (Initial Cash Flow) adalah pengeluaran untuk merealisasi gagasan
sampai menjadi kenyataan fisik, misalnya aliran kas langsung pengeluaran biaya
membangun unit instalasi (produksi) baru sampai siap beroperasi, yang terdiri dari
baya prakonstruksi, pembelian material dan peralatan, konstruksi, dan modal kerja.
Untuk proyek ukuran besar aliran kas awal dapat berlangsusng sekama 2-3 tahun.
2.3.2
Periode ini jumlah pendapatan dari hasil penjualan produk telah melampaui
pengeluaran biaya operasi dan produksi.
2.3.3 Aliran kas terminal (terminal cash flow)
Aliran kas terminal (terminal cash flow) terdiri atas nilai sisa dari aset dan
pengembalian modal kerja.
2.4 Metode-Metode Penilaian Usul Investasi
2.4.1
payback period
Payback period didefinisikan sebagai sejumlah tahun yang dibutuhkan untuk
mengembalikan biaya suatu proyek Metode ini mengabaikan arus kas diluar periode
pembayaran kembali
tetapi , pembayaran kembali memberikan indikasi mengenai risiko dan likuiditas suatu
proyek, karena menunjukkan berapa lama modal yang diinvestasikan akan berada
dalam risiko.
Kelebihan:
1. Perhitungannya mudah dan sederhana
2. Mempertimbangkan aliran kas dan bukan laba secara akuntansi
3. Sebagai alat pertimbangan resiko karena makin pendek periode pengembalian
makin rendah resiko kerugian
Kelemahan:
1. Tidak dapat secara khusus menentukan maksimilisasi kekayaan perusahaan
2. Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang
3. Tidak dapat mengenali aliran kas yang terjadi setelah periode
2.4.1
yang rumit. Nilai bersih sekarang diperoleh dari nilai sekarang aliran kas bersih yang
didiskonto dengan tingkat bunga yang sama dengan biaya modal yang telah ditentukan
perusahaan dikurangi nilai investasi awal.
Rumus:
NPV = nilai sekarang dari aliran kas bersih investasi awal
PT. Widyatama
Perhitungan Nilai Bersih Sekarang (NPV)
Dengan tingkat bunga 18%
(dalam rupiah)
Aliran kas bersih
Tabel FBNS
Tahun
NS
18%
1
2
3
4
5
Sisa Inv.
Tanah
Jumlah nilai sekarang
Investasi
NPV
2.4.2
83.980.750.000
83.661.200.000
91.747.474.000
91.351.425.830
102.376.430.172
141.487.500.000
45.000.000.000
0,847
0,718
0,609
0,516
0,437
0,437
0,437
71.131.695.250
60.068.741.600
55.874.211.666
47.137.335.728
44.738.499.985
61.830.037.500
19.665.000.000
360.445.521.729
327.975.000.000
32.470.521.729
yang memaksa NPV proyek sama dengan nol. Proyek akan diterima jika IRR-nya lebih
besar daripada biaya modal.
Rumus:
AKW
Rp 0 =
p
w=1
(1+IRR )W
IA
AKW
IA =
p
w=1
(1+IRR )W
2.4.3
penolakan yang sama untuk proyek-proyek yang independen, tetapi jika proyek-proyek
tersebut saling eksklusif, maka dapat terjadi konflik peringkat. Jika terjadi konflik
peringkat, maka sebaiknya menggunakan metode NPV. Metode NPV dan IRR lebih
unggul daripada metode pembayaran kembali, tetapi NPV lebih unggul dari IRR,
karena NPV berasumsi arus kas akan diinvestasikan kembali pada tingkat biaya modal
perusahaan , sedangkan IRR berasumsi arus kas akan diinvestasikan kembali pada
tingkat IRR proyek. Investasi kembali pada tingkat biaya modal umumnya adalah
asumsi yang lebih baik karena lebih mendekati kenyataan.
Metode IRR yang dimodifikasi memperbaiki masalah yang terdapat dalam IRR
biasa. MIRR melibatkan perhitungan nilai akhir (TV) dari arus kas masuk yang
dimajemukkan pada tingkat biaya modal perusahaan dan kemudian menentukan
tingkat diskonto yang memaksa nilai sekarang TV menjadi sama dengan nilai sekarang
arus kas keluar.
2.4.4
membagi jumlah nilai sekarang (NS) dari aliran kas bersih dengan investasi awal. Nilai
sekarang dari aliran kas bersih yang digunakan untuk perhitungan indeks laba di sini
adalah nilai sekarang dari aliran kas bersih yang dihitung dengan tingkat diskonto
minimum yang ditentukan investasi.
Rumus:
(PI) =
Kriteria Keputusan
Kriteria keputusan untuk menerima atau menolak suatu proyek menggunakan teknik
profitability index
Proyek diterima jika IL > 1
9
Rp 360.445521.729
Rp 327.975 .000.000
= 1,10
Profil NPV
Proyek dapat dibandingkan dengan grafik yang menjelaskan tentang keadaan
nilai sekarang dari suatu proyek untuk berbagai tingkat diskonto. Hal ini bermanfaat
dalam mengevaluasi dan membandingkan proyek terutama ketika terjadi perbedaan
ranking.
2.5.2
disebabkan oleh perbedaan besarnya dan waktu dari aliran kas. Walaupun kedua faktor
menjelaskan perbedaan ranking, sebabnya secara implisit terletak pada asumsi
mengenai re-investasi dari aliran kas bersih. NPV mengasumsikan bahwa aliran kas
bersih
diinvestasikan
kembali
pada
tingkat
biaya
modal,
sedangkan
IRR
mengasumsikan bahwa aliran kas bersih diinvestasikan pada tingkat yang sama dengan
tingkat IRR proyek.
10
Pada umumnya proyek dengan besarnya investasi yang sama dan mempunyai
aliran kas bersih pada awal operasi rendah cenderung mempunyai tingkat diskonto
yang rendah. Proyek yang mempunyai aliran kas bersih awal operasi yang tinggi
cenderung mempunyai tingkat diskonto yang tinggi.
2.5.3
Pandangan praktis
Manajer keuangan cenderung untuk menggunakan IRR karena IRR menunjukan
tingkat pengembalian yang sebenarnya. Mereka menganggap penggunaan NPV
lebih sulit sebab tidak mengukur pengembalian dari jumlah investasi.
Aliran kas dari masing-masing proyek dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Biaya modal
dalam mengevaluasi proyek yang mempunyai resiko yang sama adalah sebesar 10%.
Tahun
Ke1
2
3
4
5
6
Proyek YY
40.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
12
Dengan tidak memperhatikan perbedaan lamanya proyek investasi, kedua proyek tersebut
dapat diterima (NPV > 0), proyek YY lebih disukai dari pada proyek XX. Dengan kata lain:
Jika proyek tersebut mandiri dan dananya terbatas, hanya satu yang dapat diterima yaitu
Meskipun ada sejumlah proyek dengan umur yang tidak sama, teknik yang lebih efisien
yaitu dengan menggunakan pendekatan Annualized Net Present Value (ANPV).
Contoh soal
PT Widyatama mempunyai 6 proyrk yang bersaing untuk anggaran tetap sebesar Rp.
340.000. investasi awal dan IRR untuk setiap proyek sebagai berikut:
Proyek
A
B
C
D
E
IRR
12,5%
20%
16%
8%
15%
13
F
110.000
11%
Perusahaan mempunyai biaya modal 10%. Berdasarkan daftar harga proyek B, C dan E yang
diterima bersama, baru menyerap Rp. 250.000 dari anggaran sebesar Rp 340.000. proyek D
tidak dipertmbangkan sebab IRR < 10% (biaya modal). Dari pendekatan ini tidak menjamin
proyek B, C dan E akan memaksimalkan pendapatan perusahaan.
Proye
Alt. 2 (Rp)
dari aliran
masuk pada
tingkat 10%
B
C
E
A
F
90.000
100.000
60.000
150.000
110.000
40.000
(Rp)
20%
132.000
16%
145.000
15%
79.000
12,5%
190.000
11%
126.500
Titik batas IRR < 10%
8%
36.000
Jumlah
132.000
145.000
79.000
132.000
145.000
190.000
356.000
467.000
14
aliran kas masuk yang tertinggi. Dengan asumsi, porsi dana yang tidak digunakan tidak
akan menghasilkan keuntungan atau kerugian.
NPV untuk proyek B, C, E Rp 106.00 = (356.000 250.000)
NPV untuk proyek B, C, A Rp 127.000 = (467.000 340.000)
memaksimalkan NPV.
15
Persamaan 1
i=k+p
Dimana
i = tingkat suku bunga yang ditetapkan atau tingkat nominal
k = tingkat suku bunga riil
p = tingkat inflasi
Hubungan aktual adalah perkalian dan bukan penambahan. Hal dapat ditunjukkan jika kita
mengambil arus kas dan inflasi pada periode t yang sama di masa yang akan datang
Persamaan 2
C = C(1 + p)t
Dimana :
C = arus kas nominal atau terinflasi
t = periode waktu relatif pada tahun dasar
dan kemudian hitung C nilai saat ini dengan menggunakan tingkat suku bunga nominal dari
persamaan (1), kami telah menyusunnya menjadi :
Persamaan 3
PV = C/(1 + p)t
Kita dapat menyempurnakan pengaruh yang sama dengan mendeflasi C melalui indeks harga
dan kemudian potong dengan menggunakan tingkat suku bunga riil : sehingga menjadi :
Persamaan 4
16
PV = (C/(1 + p)t/(1 + k) t
Ketika persamaan (3) dan (4) diselesaikan dengan hasil sama, mereka dapat ditetapkan setara
satu sama lain, sehingga :
Persamaan 5
C / ( 1+ p )t C
( 1+ k )( 1+i )t
Sehingga menghasilkan :
Persamaan 6
(1 + p)t(1 + k)t =(1 + i)t
Demikian hubungan perkaliant ersebut. Rumus penambahan adalah perkiraan pertama yang
masuk akal, tapi tidak harhus digunakan dalam kasus anggaran modal yang sesungguhnya
karena hal ini akan menimbulkan bias ke atas.
Pada tahap ini kami memperkenalkan masalah inflasi dalam proses anggaran modal untuk
menentukan secara khusus pengaruhnya pada sejumlah variabel keuangan.
Persamaan 7
Ri = PQ
Dimana :
Ri = pendapatan dalam periode i
P = harga rata-rata per produk sepanjang periode
Q = kuantitas tahunan produk yang terjual
17
Asumsikan bahwa kuantitas konstan sepanjang waktu, dan bahwa P adalah harga konstan
dalam ketiadaan inflasi. Biaya kita dirancang dengan Ci + Di, dimana Di, adalah beban
penyusutan selama periode i.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam mengambil keputusan yang menyangkut capital budgeting, seorang manajer diharapkan
pada sejumlah faktor yang saling terkait satu sama lain. Salah satu faktor yang cukup penting ialaj
jangka waktu capital budgeting yang relatif lama sehingga pengambilan keputusan akan menjadi
kurang fleksibel. Sebagai contoh, pembelian aktiva dengan umur ekonomis 10 tahun akan
memerlukan periode yang lebih lama sebelum hasil akhir dari tindakan tersebut dapat diketahui.
Lebih jauh lagi, karena penambahan aktiva terkait erat dengan perkiraan penjualaan di masa
mendatang, maka keputusan untuk membeli aktiva yang diharapkan akan terpakai selama 10 tahun
memerlukan adanya perkiraan penjualaan untuk masa 10 tahun mendatang.
Capitl budgeting yang efektif akan membantu untuk menetapkan saat yang tepat untuk
memperoleh aktiva dan meningkatkan mutu aktiva yang dibeli.perusahaan yang telah
memperkirakan kebutuhan aktiva tetapnya jauh-jauh hari akan mempunyai cukup waktu luang
untuk membeli dan memasang peralatannya sebelum penjualan mecapai kapasitas penuh.
Pada akhirnya, capital budgeting juga penting karen penambahan aktiva tetap lazimnya
memerlukan pengeluaran besar, dan sebelum perusahaan membelanjakan uang dalam jumlah besar,
diperlukan penyususan rencana yang matang dan tepat.
18
DAFTAR PUSTAKA
id.scribd.com/doc/43110251/MODUL6CAPITALBUDGETING
http://asdarmunandar.blogspot.com/2012/03/penganggaran-modal-bag-1.html
http://anakfoseiunhas.blogspot.com/2013/10/penganggaran-modal.html
Sunjaja, Ridwan S., dan Barlian, Inge, Manajemen Keuangan Dua: Edisi Kedua, Bandung, PT.
Prenhallindo, 2001.
19