Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
KELAS A KELOMPOK 2
MEJA 1
NUR FAUZIAH KASIM
NUREVA RAMLI
NURNANENGSIH
SITI HAJAR IRMAWATI
ULMI FAJRI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Asam Salisilat adalah (asam ortohidroksi benzoat) asam yang bersifat iritan
lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Saat ini banyak produk bedak yang
beredar di masyarakat. Dan masyarakat pun banyak menggunakan bedak yang
dalam kandungannya mengandung Asam Salisilat yang berfungsi sebagai
keratolitikum dan anti fungi.
Pada penetapan kadar pada Asam Salisilat ini dilakukan dengan dua metode
yaitu metode Bromometri dan metode Alkalimetri. Alkalimetri adalah teknik
analisis kimia berupa titrasi basa. Reaksi yang dijalankan dengan titrasi, yaitu
suatu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi sedikit. Jumlah zat yang
direaksikan menjadi ekivalen. Sedangkan Bromometri adalah cara analisis
volumetric yang berdasarkan reaksi antara zat uji dan brom. Reaksi tersebut dapat
berupa reaksi adisi, substitusi dan oksidasi. Sehingga metode ini penggunaannya
lebih luas.
Dengan adanya percobaan penetapan kadar Asam Salisilat pada bedak
memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Bahwa bedak yang mengandung
asam salisilat yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma memenuhi persyaratan
seperti yang tertera dalam Farmakope Indonesia edisi III. Dimana kadar seperti
yang tertera bahwa Asam Salisilat tidak kurang dari 95%. Sehingga kita dapat
mengetahui mutu dari bedak tersebut dan aman untuk digunakan.
I.2
Prinsip Percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
Asam Salisilat (asam ortohidroksi benzoat) merupakan asam yang bersifat
iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang
digunakan sebagai obat luar yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan
ester dari asam organic. Di samping itu digunakan pula garam salisilat.
Turunannya yang paling dikenal adalah asam asetilsalisilat (asetosal).
Asam Salisilat mendapatkan namanya dari spesies dedalu (bahasa latin:
salix), yang memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dari situlah
manusia mengisolasinya. Penggunaan dedalu dalam pengobatan tradisional telah
dilakukan oleh bangsa Sumeria, Asyur, dan sejumlah suku median seperti
Cherokee. Pada saat ini, Asam Salisilat banyak dipublikasikan dalam pembuatan
obat aspirin. Salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya tersebut
secara alamiah. Hal tersebut dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat
baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga merupakan hormone tumbuhan.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh asam salisilat, adalah sebagai berikut:
1. Panas jika dihirup, ditelan dan apabila terjadi kontak dengan kulit
2. Iritasi pada mata
3. Iritasi pada saluran pernafasan
4. Iritasi pada kulit
Secara kimia asam salisilat disintesi pada tahun 1860 dan telah digunakan
secara luas dalam terapi dermatologis sebagai suatu agen keratolik. Digunakan
pada bagian luar tubuh yang pada kulit sebagai antiseptik lemah serta
keratolitikum (melarutkan sel-sel kulit mati). Agen ini berupa bubukberwarna
putih yang mudah larut dalam alcohol tetapi sukar larut dalam air asam salisilat
yang merupakan zat anti akne atau keratolik merupakan usaha untuk
meningkatkan kemampuan kosmetika tersebut umumnya dalam kosmetika
perawatan kulit yang berjerawat.
: ACIDUM SALICYLICUM
NL
: Asam Salisilat
BM
: 138,12
RM
: C7H6O3
Pemerian
w/p
k/p
: Sebagai sampel
2. Kalium Bromida
NR
: KALII BROMIDUM
NL
: Kalium Bromida
BM
: 119,01
RM
: KBr
Pemerian
Kelarutan
: Larut dalam lebih kurang 1,6 bagian air dan dalam lebih kurang
200 bagian etanol (90%) P.
w/p
k/p
: Sedativum
3. Asam KLorida
NR
: ACIDUM HYDROCHLORIDUM
NL
: Asam Klorida
Pemerian
w/p
k/p
: Zat tambahan
4. Kalium Iodida
NR
: KALII IODIDUM
NL
: Kalium Iodida
BM
: 166,00
RM
: KI
Pemerian
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih, larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam gliserol
w/p
k/p
: Antijamur
5. Etanol
NR
: AETHANOLUM
NL
: Etanol, Alkohol.
Pemerian
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter
w/p
k/p
: Zat tambahan
2%
BAB III
METODE KERJA
III.1
Pipet volume 25 ml
Buret
Gelas ukur
Gelas kimia
Statif
Timbangan analitik
Sendok tanduk
Erlenmeyer
Bedak salisilat
KBr
KI
HCl pekat
Etanol netral
Indikator kanji
Indikator fenolftalein
Kalium Biftalat
Kalium Kromat
Aquadest
III.2.
Cara Kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
IV.1
Hasil Pengamatan
berat kesetaraan
250 mg
x berat ratarata=
x 100 gram=12.5 gram
berat etiket
2000 mg
Berat Zat
.
1
2
3
(gram)
0.3107
0.3201
0.3100
13.5 ml
31 ml
23.2 ml
Volume Titrasi
(ml)
13.5 ml
13.4 ml
14.2 ml
Berat Zat
.
1
2
3
(gram)
12.5034
12.5374
12.5471
Perhitungan Normalitas
BE Kalium Biftalat = BM Kalium Biftalat
= 204,23
1)
Mgrek NaOH =
V NaOH x N NaOH =
13.5 x N NaOH =
Mgrek KHP
mg KHP
BE KHP
310,7
204,23
N NaOH = 0.1124 N
2)
Mgrek NaOH =
Mgrek KHP
10.5 ml
20.6 ml
31.0 ml
Volume Titrasi
(ml)
10.5 ml
10.1 ml
10.4 ml
mg KHP
BE KHP
V NaOH x N NaOH =
13,4 x N NaOH =
320,1
204,23
N NaOH = 0.1169 N
3)
Mgrek NaOH =
Mgrek KHP
mg KHP
BE KHP
V NaOH x N NaOH =
14,2 x N NaOH =
310,0
204,23
N NaOH = 0.1068 N
= 0,1120 N
mgrek as.salisil
mg as . salisil
BE as . salisil
mg as. salisil
mgrekNaOH
V NaOH x N NaOH
162,42 mg
mgas . salisil
berat yang ditimbang
x 100 %
162,42mg
12503,4 mg
x 100%
= 1,29 %
kadar kemurnian
1,29
2
x 100 %
= 64,5 %
2)
mgrek as.salisil
mg as . salisil
BE as . salisil
mg as. salisil
mgrekNaOH
V NaOH x N NaOH
156,24 mg
mgas . salisil
berat yang ditimbang
156,24 mg
1253,74 mg
x 100%
= 1,24 %
kadar kemurnian
1,24
2
x 100 %
= 62 %
3)
mgrek as.salisil
mgrekNaOH
x 100 %
mg as . salisil
BE as . salisil
mg as. salisil
V NaOH x N NaOH
160,88 mg
mgas . salisil
berat yang ditimbang
160,88 mg
12547,1 mg
x 100 %
x 100%
= 1,28 %
kadar kemurnian
1,28
2
x 100 %
= 64 %
= 63,5 %
2
100
x 60 g
= 1,2 g = 1200 mg
Tiap g mengandung
1200
60
= 20 mg as. salisil
25 mg
20 mg
x 1g
= 1,25 g
Data titrasi pada pembakuan
No
Berat Zat
(gram)
1
2
3
0.3090 gram
15.1 ml
30.2 ml
45.3 ml
Volume Titrasi
(ml)
15.1 ml
15.1 ml
15.1 ml
Berat Zat
.
1
2
(gram)
1.2503 gram
1.2506 gram
Blanko
Perhitungan Normalitas
BE K2Cr2O7
= 1/6(BM K2Cr2O7)
= 1/6 (294)
= 49
Mgrek Na2S2O3
Mgrek K2Cr2O7
V Na2S2O3 xN Na2S2O3
mg K 2 Cr 2 O7
BE K 2 Cr 2 O 7
15,1 x N NaOH
N NaOH
309
49
= 0,4176 N/ 100 ml
13.1 ml
27.6 ml
45.4 ml
Volume Titrasi
(ml)
13.1ml
14.5 ml
17.8 ml
untuk 25 ml
25 ml
100 ml
x 0,4176 N
= 0,1044 N
mgrek as.salisil
mg as . salisil
BE as . salisil
mgrek Na2S2O3
V(blanko- sampel)Na2S2O3 x N
Na2S2O3
mg as.salisil
11,301 mg
mgas . salisil
berat yang ditimbang
11,301 mg
1250,3 mg
= 0,9 %
x 100%
x 100%
kadar kemurnian
0,9
2
x 100 %
= 45 %
2)
mgrek as.salisil
mg as . salisil
BE as . salisil
mgrek Na2S2O3
V(blanko- sampel)Na2S2O3 x N
Na2S2O3
mg as.salisil
7,9342 mg
mgas . salisil
berat yang ditimbang
7,9342mg
1250,6 mg
x 100%
x 100%
= 0,63 %
kadar kemurnian
0,63
2
x 100 %
= 31,5 %
Jadi, kadar kemurnian rata- rata ;
IV.2
45 +31,5
2
= 38,25 %
Pembahasan
Cara penetapan kadar asam salisilat dalam bedak dilakukan dengan dua
metode, yaitu Bromometri dan Alkalimetri. Penetapan kadar asam salisilat secara
I2 + 2 KBr
Iodium yang terbentuk selanjutnya dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 0,1 N
sesuai dengan reaksi:
I2 + Na2S2O3
2 NaI + Na2S4O6
Penambahan kanji sebagai indicator memberikan warna biru pada larutan. Titik
akhir dapat ditunjukkan dengan hilangnya warna biru.
Kelebihan brom tidak langsung dititrasi dengan larutan tiosulfat
dikarenakan perbedaan potensinya yang sangat besar, akibatnya jika brom
langsung dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 0,1 N maka produk yang
dihasilkan tidak hanya tetrationat tetapi juga sulfat, bahkan munkin sulfide yang
berupa endapan kuning.
Dari percobaan tersebut dengan melakukan dua metode dalam penetapan
kadar sam salisilat yaitu pada metode alkalimetri diperoleh kadar kemurnian rata
rata yaitu 63.5 % dan pada metode bromometri diperoleh kadar rata rata yaitu
38.25 % dari perbedaan hasil yang diperoleh antara dua metode tersebut dapat
dibandingkan bahwa metode bromometri yang lebih akurat digunakan dalam
penetapan dan pembuktian kadar asam salisilat didalam bedak.
IV.3
Reaksi
Metode Alkalimetri
Metode Bromometri
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, kadar asam salisilat
dalam bedak, yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A, dan AL, Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Erlangga.
Sudaji. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Jakarta: Erlangga.