You are on page 1of 4

SKENARIO 5

Perawatan Compromised Medic Seorang anak perempuan umur 12 tahun, datang ke RSGM
UNEJ dengan keluhan gigi belakang bawah kanan sakit sejak 3 bulan yang lalu, sehingga pasien
tidak bisa mengunyah makanan pada daerah gigi yang sakit. Pada gusinya sering sekali muncul
benjolan dan keluar nanahnya. Hasil pemeriksaan intra oral terlihat gigi 46 mengalami karies
yang besar, perforasi atap pulpa dan test vitalitas negatif. Dokter mendiagnosa gigi 46 tersebut
abses alveolar. Gambaran rontgen foto tampak terjadi perforasi bifurkasi dan apek gigi masih
terbuka. Pada anamnesa diketahui pasien mempunyai riwayat pada perdarahannya, maka
dilakukan konsul karena pasien memerlukan tindakan compromised medic supaya perawatan
pada keluhan giginya dapat dilakukan dengan baik.

STEP 1
1. Compromised medic : secara harfiah compromised berarti beresiko, medic berarti
medikasi, secara luas berarti -seseorang dengan kondisi medis atau perawatan medis yang
rentan terhadap infeksi atau komplikasi serius. -seseorang yang mengidap satu atau lebih
penyakit dan sedang menjalani satu atau lebih medikasi sebagai perawatan dari
penyakitnya tersebut. Kondisi ini harus dikompromikan dengan general practicioner
karena akan mempengaruhi adanya obat anestesi dan kegawatdaruratan medik. Selain itu
kondisi ini juga berhubungan dengan penurunan sistem imun.
2. Perforasi bifurkasi : kontaknya saluran akar dengan lingkungan luar yang mencapai dasar
cavum pulpa dan bifurkasi

STEP 2
1. Apa perawatan pendahuluan yang tepat untuk pasien pada scenario? (cara mengetahui
pasien dengan riwayat perdarahan dan pengaruhnya)
2. Bagaimana rencana perawatan untuk pasien dengan gangguan perdarahan pada scenario?

STEP 3
1. Gangguan perdarahan bisa dikarenakan :
Defisiensi platelet
Gangguan koagulasi
Gangguan fibrinolitik : pembekuan darah menjadi lebih lama
Dengan kondisi tersebut bisa dilakukan profilaksis untuk menghindari penyebaran infeksi
dengan asam traneksamat, suatu obat anti fibrinolitik sehingga membuat pembekuan
darah lebih cepat. Dokter gigi harus tahu riwayat perdarahan dari pasien, baik sebab
maupun keparahannya. Apakah adanya gangguan koagulasi itu suatu keturunan atau
dapatan. Selain itu juga riwayat perawatan apa saja yang sebelumnya telah dilakukan.
Karena hal ini akan mempengaruhi rencana perawatan dan resiko yang nantinya bisa
timbul. Hal ini tentu membutuhkan kerjasama dengan ahli kesehatan lain, misalnya
hematologist. Berbagai kelainan perdarahan ini memiliki gejala klinis seperti pada kulit
maupun mukosa. Seperti ekimosis, ulserasi mukosa, hiperplasi gingival.
Perawatan perioperatif : anamnesa, pemeriksaan fisik (ada tidaknya perdarahan pada
gingival, perdarahan spontan), pemeriksaan laboratorium seperti CTBT atau LED untuk
pemeriksaan trombosit. Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan screening clinical
untuk mengetahui jenis penyakit. Dan juga akan mengetahui dari defisiensi faktor apa
saja serta apakah ada penurunan platelet. Selain itu disertai dengan pemeriksaan
penunjang. Jika pasien anak-anak maka anamnesa bisa dilakukan pada orang tua atau
walinya. Adanya berbagai pemeriksaan ini juga akan mempengaruhi pemberian obat,
seperti analgesic, aspirin, dan NSAIDs sebaiknya dihindari karena akan menghambat
agregasi dari platelet. Selain itu dimungkinkan hamper semua antibiotic tidak disarankan
untuk penderita kelainan perdarahan, kecuali clindamicin karena resiko alergi rendah.
Kinerja antibiotic memanjangkan pembuluh darah dan metabolisme ginjal meningkat
seperti pembierikan amoxicillin. Karena sebenarnya justru malah pasien sendiri tidak
sadar bahwa dirinya mengalami kelainan perdarahan dan dokter gigi yang
menemukannya.

Beberapa defisiensi fakto, seperti faktor X akan menyebabkan gangguan koagulasi


sistemik, faktor XI ada hubungan dengan anti hemofilik C, dan faktor XII adanya
kecenderungan trombosit.
Perlu diperhatikan bahwa penderita hemophilia tidak sembarangan diberikan obat karena
mungkin obat tersebut diserap ginjal sehingga akan memperberat kinerja ginjal.

2. Pemeriksaan lalu dilakukan relief of pain selanjutnya dilakukan konsul barulah


perawatan. Untuk relief of pain hindari penggunaan obat NSAIDs, aspirin. Adanya
pemeriksaan laboratorium dan pus di drainage lalu di apeksifikasi disertai perawatan
saluran akar.
Perawatan bisa juga dengan ekstraksi setelah itu dilakukan perawatan ortodonsia atau
prostodonsia sesuai keinginan pasien. Jika dengan mempertahankan gigi bisa dengan
perbaikan daerah bifurkasi dengan memakai Ca(OH)2 atau MTA lalu di tumpat
sementara dan selanjutnya ditumpat permanen. Selain itu juga bisa dilakukan perawtan
bifurkasi dengan mengubah gigi molar tersebut menjadi gigi premolar. Atau bisa juga
langsung dengan menggunakan glass ionomer.
Jika melakukan ektraksi maka perlu diperhatikan penggunaan anestesi yang
mempengaruhi dari adanya vasokonstriktor. Setelah itu dievalkuasi 6 bulan barulah
ditumpat.

STEP 4
MAPPING
Pasien Compromised medic

Kelainan perdarahan
Pemeriksaan
Perioperatif
Macam gangguan perdarahan
Rencana perawatan

Laboratorium
Manifestasi di rongga

STEP 5
LO
1. Pasien compromised medic (definisi dan macam-macam)
2. Macam gangguan perdarahan
a. Manifestasi di rongga mulut
b. Pertimbangan perawatan di kedokteran gigi
3. Rencana perawtan di skenario

You might also like