Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Payudara
Payudara wanita atau yang disebut glandula mammae adalah symbol dari
wanita dan feminitas tapi pada saat yang bersamaan payudara juga memiliki
fungsi penting, yaitu sebagai organ yang memproduksi air susu. Air susu sendiri
berasal dari kelenjar kecil yang menyerupai tandan buah anggur dalam payudara
(lobulus) dan dihantarkan oleh tubulus atau duktus sampai pada puting susu
(nipple). ASI sangat penting bagi kelangsungan pertumbuhan bayi yang baru lahir.
Payudara sebenarnya adalah kelenjar keringat yang dimodifikasi. Namun, saat
kelenjar keringat menghasilkan keringat, payudara menghasilkan susu.
2.2 Anatomi Payudara
Setiap payudara terletak pada setiap sternum dan meluas hingga antara costa
kedua dan keenam. Pada arah medial, dibatasi oleh sisi bagian lateral dari
sternum. Dan pada arah lateral mencapai garis mid-axillaris. Payudara terletak
pada fascia superficialis dinding rongga diatas muskulus pektoralis major dan
dibuat stabil oleh ligamentum suspensorium.
Puting susu biasanya terletak pada ruang ICS IV pada wanita nullipara,
berwarna merah muda, coklat muda atau lebih gelap tergantung melanisasi tubuh.
Posisi puting biasanya berada di tengah depan, namun terkadang posisinya tidak
tetap bergantung pada ruang intercostal ketika payudara menggantung. Bentuknya
bervariasi mulai dari mengerucut (flattened), tergantung dari nervous, hormonal,
perkembangan dan faktor lain.
Areola adalah suatu diskus pada kulit, yang membulat dan menjadi dasar dari
puting payudara, warnanya mulai dari merah muda hingga coklat kehitaman
tergantung pada paritas dan ras.
Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari
alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan
pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu
beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara. ASI di salurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil
(duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran
yang lebih besar (duktus laktiferus).
2.3.2
Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar,
akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam
dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila
berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
2.3.3
Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar,
luar (supero lateral), kuadran atas dalam (supero medial), kuadran bawah
luar (infero lateral), dan kuadran bawah dalam (infro medial).
Ekor payudara merupakan perluasan kuadran atas luar (supero
lateral). Ekor payudara memanjang sampai ke aksilla dan cenderung
lebih tebal ketimbang payudara lainnya. Kuadran luar atas ini
mengandung masa jaringan kelenjar mammae yang lebih banyak atau
langsung di belakang areola dan sering menjadi tempat neoplasia.
Pada kuadran medial atas dan lateral bawah, jaringan kelenjarnya
lebih sedikit jumlahnya, dan yang paling minimal adalah yang di
kuadran medial bawah. Jaringan kelenjar payudara tambahan dapat
terjadi di sepanjang garis susu, yang membentang dari lipatan garis
aksillaris anterior, menurun hingga lipatan paha.
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan
otot penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe.
2.4 Vaskularisasi Payudara
2.4.1
Arteri
Pasokan darah payudara berasal dari jaringan anastomosis kaya
axial, mammae internal dan arteri interkostal (Gambar 2).
Pembuluh darah
artinya,
karena
pada
tindakan
radikal
mastektomi,
Vena
Pada daerah payudara terdapat tiga grup vena :
a. Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna
Merupakan vena yang tersebar pada jaringan payudara yang
mengalirkan darah dari payudara dan bermuara pada v. Mammaria
interna yang kemudian bermuara pada v. minominata.
b. Cabang v. aksillaris, : terdiri dari v. thorako-akromialis. v. thoraklais
lateralis dan v. thorako-dorsalis.
c. Vena-vena kecil bermuara pada v. InterkostalisVena interkostalis
bermuara pada v. Vertebralis, kemudian bermuara pada. Azygos
(melalui vena-vena ini, keganasan pada payudara akan dapat
bermetastase langsung ke paru).
2.4.3
1)
2)
v.
4)
5)
buah.
Kelenjar getah v. aksillaris. Kelenjar-kelenjar ini terletak
sepanjang v. aksillaris bagian lateral, mulai dari white tendon
m. laitssimus dorsi sampai ke sedikit medial dari percabangan
6)
v. aksillaris-v.thorako akromialis.
Kelenjar getah bening subklavikula. Terletak di sepanjang
v.aksillaris, mulai dari sedikit medial percabangan v.aksillarisv.thorako-aktomialis sampai dimana v. aksillaris menghilang di
bawah tendo m.subklavius. kelenjar ini merupakan kelenjar
aksilla yang tertinggi dan termedial letakya. Semua getah
bening yang berasal dari kelenjar-kelenjar getah bening aksilla
masuk ke dalam kelenjar ini. Seluruh kelenjar getah bening
7)
8)
2.4.4
payudara,
serta
meningkatkan
produksi
zat-zat
kasein,
ukuran
secara
bilateral,
seringkali
disertai
melahirkan
plasenta,
progesteron
dan
estrogen
Diferensiasi sel epitel mammae dan sel alveolar presekretori dengan sel
sekretori pelepasan susu alveolar menyempurnakan persiapan produksi susu.
Biosintesis susu menyangkut sisi sel yang ini, sementara proses metabolik
berlangsung. Pada ujung terminal duktus terdapat sel stem dan sel alveolar
sekretori yang berdiferensiasi tinggi. Sel stem distimulasi oleh hormon
pertumbuhan dan insulin, yang bergabung dengan prolaktin untuk merangsang
aktivitas sekretori sel. Payudara bereaksi terhadap interaksi hormon pituitari,
thyroid, pankreatik, adrenal, dan ovarium.
Proses sintesis air susu menyangkut sekresi de novo poruduction dari lemak
dan protein dari sintesis laktosa menjadi glukosa. Ion ion berdifusi melewati
membran, dan pada beberapa kasus, ditransport aktif. Susu alveolar pertama
kemudian dilarutkan dalam lumen untuk menjadi isotonis dengan plasma dan
air yang berdifusi dari cairan ekstraseluler. Jalur sintesis air susu dan sekresi ke
alveolus mammae menyangkut : (1) exositosis protein dan laktosa, (2)
pembentukan globulus lemak susu, (3) sekresi air dan ion, (4) pinositosis dan
eksositosis dari imunoglobulin, (5) jalur paraseluler.
Karena menyusui itu diantisipasi, tubuh mempersiapkan payudara selama
kehamilan dan juga mengembangkan cadangan kebutuhan gizi maternal yang
akan sangat dibutuhkan selama menyusui, untuk memenuhi kebutuhan sesuai
kenaikan berat badan 6 8 pound dari berat badan bayi selain uterus dan isinya.
Ketika menyusui dimulai, ada redistribusi suplai darah dari uterus ke payudara,
dimana
terjadi
peningkatan
kebutuhan
gizi
dan
metabolik
untuk
mencapai otot polos. Dengan demikian tidak ada rangsangan kontraksi dari
otot polos.
Tiga refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi, adalah
refleks menangkap (rooting reflex), refleks menghisap dan refleks
menelan.
1) Refleks menangkap (rooting reflex)
Timbul bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan menoleh
kea rah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang dengan papilla mammae,
maka bayi akan membuka mulut dan berusaha untuk menangkap
puting susu.
2) Refleks menghisap
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut (palatum) bayi
tersentuh, biasanya oleh puting. Supaya puting mencapai bagian
belakang palatum, maka sebagian besar areola harus tertangkap mulut
bayi. Dengan demikian, maka laktiferus yang berada di bawah areola
akan tertekan antar gusi, lidah dan platum, sehingga ASI terperas
keluar.
3) Refleks menelan
Bila mulut bayi terisi ASI, ia akan menelannya. Penarikan kembali
hormon luteal dan placental dan rangsangan oleh prolaktin-releasing
factor menghasilkan peningkatan sintesis prolaktin oleh adenihipofisis,
yang merangsang sintesis susu pada kelenjar alveoli mammae.
Pelepasan air susu dari duktular kolektivus alveoli tergantung pada
refleks penolakan, yang diawali oleh rangsang hisap. Rangsang hisap
bayi, menstimulasi mekanoreseptor di nipel dan areola yang mengirim
sinyal sepanjang jalur saraf ke hipothalamus, yang kemudian
menstimulasi pituitari posterior untuk melepaskan oksitosin. Oxitosin
yang dibawa melalui aliran darah ke payudara dan uterus, merangsang
sel mioepitelial yang membungkus alveoli dan duktulus kolektivus di
payudara untuk mengeluarkan air susu melalui duktulus. Oksitosin juga
merangsang sel mioepitelial uterus untuk berkontraksi memperbesar
involusi uterin postpartum, sehingga uterus pada wanita menyusui cepat
kembali ke keadaan normal secara fisiologis. Pelepasan oksitosin juga
dapat dirangsang bila melihat atau mendengar bayi. Sementara prolaktin
dilepaskan hanya bila payudara distimulasi oleh pompa atau hisap.
ASI
selalu
berkesinambungan;
setelah
payudara
(alveoli gugur) disebut siklus laktasi dan akan selalu berulang selama
wanita belum menopause.
2.6 Proses Laktasi
2.7 Fase Laktasi
Prasetyo, Budi. 2011. Anatomi dan Fisiologi Payudara. Diakses dari http://smartpustaka.blogspot.com/2011/09/anatomi-dan-fisiologi-payudara.html tanggal 15 Maret
2014
Brunicardi et al, 2010. Schwartzs Principle of Surgery, The McGraw-Hill
Companies, USA.
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Peuperium Care. Pustaka
Pelajar, Jakarta.
Netter, 2008. Netter Atlas, Anatomy USA
Ellis, Harold. 2013. Anatomy and physiology of breast. Diakses dari
www.surgeryjournal.co.uk/article/S0263-9319(12)00234-7/abstract tanggal 16 April
2015