Professional Documents
Culture Documents
I.
PENDAHULUAN
gaya
gravitasi,
kemudian
masuk
ke
eshopagus,
crop,
genetik. Beberapa organ tubuh ayam bergabung dan membentuk suatu sistem
yang memiliki fungsi dan peranan tertentu serta terbagi dalam beberapa kelompok
organ yang memiliki mekanisme kerja yang serasi. Kumpulan dari kelompok
beberapa
organ
ini
akan
melaksanakan
fungsinya
masing-masing
dan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
perhiasan
untuk
memikat
lawan
jenis (secundary
sex
Sistem reproduksi ayam betina terdiri dari satu ovarium dan satu oviduk.
Walaupun organ reproduksi merupakan tempat produksi sel-sel benih (germinal
cells), organ tersebut juga merupakan kelenjar endokrin (Gunawan, 2004). Pada
ayam betina terdapat sebuah ovarium yang terletak pada rongga badan sebelah
kiri. Pada saat perkembangan embrionik, terdapat dua ovarium yaitu ovarium
kanan dan ovarium kiri (Fadilah, 2005). Tetapi pada perkembangan selanjutnya
mengalami regresi sehingga pada saat menetas hanya dijumpai sebuah ovarium
kiri, sedangkan yang kanan rudimenter.
Menurut
fungsinya
saluran
telur
dibagi
menjadi
bagian
yaitu infundibulum adalah corong pada ujung oviduct yang berfungsi menangkap
sel telur saat diovulasikan oleh ovarium, magnum yang menghasilkan albumin
kental, panjang magnum sekitar 33 cm, isthmus yang mengeluarkan selaput
kerabang, uterus atau kelenjar kerabang berfungsi untuk tempat pembentukan
cangkang dan tempat pigmentasi cangkang, vagina yang merupakan organ
kopulasi betina dengan panjang 15 cm dan kloaka (Fadilah, 2003). Organ-organ
urinasi unggas yaitu ginjal, ureter dan kloaka. Sistem ekskresi pada unggas terdiri
dari dua buah ginjal yang bentuknya relatif besar memanjang yang berlokasi di
belakang paru-paru dan menempel pada tulang punggung dimana masing-masing
ginjal terdiri dari tiga lobus yang tampak dengan jelas (Gunawan, 2004).
III.
III.1. Hasil
III.1.1.Body Covering
III.1.2.Sistem Kerangka
III.1.3.Sistem Pencernaan
III.1.4.Sistem Respirasi
III.1.5.Sistem Sirkulasi
III.1.6.Sistem Ekskresi
III.1.7.Sistem Reproduksi
III.2. Pembahasan
III.2.1.Body Covering
Body covering merupakan bagian tubuh atau bagian luar penutup tubuh
yang memiliki fungsi untuk menutup tubuh dan melindungi tubuh dari pengaruh
lingkungan yang merugikan. Unggas dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu ratitae
dan carinatae. Ratitae adalah bangsa burung pelari yang memiliki sayap
rudimenter, dan tulang dada pipih, contoh octrich dan burung kiwi. Sedangkan
carinatae adalah burung yang dapat terbang, sayapnya berkembang dengan baik,
dan tulang dada luas, contoh: bangsa-bangsa burung yang ada sekarang (Yuwanta,
2004).
Body covering dikelompokkan menjadi dua yaitu epidermis dan dermis.
Epidermis merupakan bagian dari tubuh unggas paling luar yang bila dipotong
tidak akan berdarah karena memang tidak dialiri darah. Bagian bagian dari
kelompok epidermis adalah:
1) Bulu (feather)
10
11
12
Ukuran serta tekstur jengger dan pial dalam beberapa memiliki peranan dalam
seleksi bibit untuk menentukan produktivitas seekor ayam betina. Hal tersebut
dikarenakan kondisi organ ini dapat dijadikan indikasi produktifitas seekor ayam
betina. Ayam betina yang sedang bertelur menunjukkan jengger yang merah dan
menebal serta lunak dan hangat, sedangkan ayam betina yang produksi
menunjukkan jengger yang tipis, kering, dan jengger yang tumbuh dan
berkembang dengan menunjukkan kinerja produksi dan reproduksi yang baik
dibandingkan ayam yang memiliki jengger kecil (Iriyanti, dkk, 2013).
III.2.2.Sistem Kerangka
Kerangka merupakan kumpulan dari berbagai macam tulang untuk
menopang tubuh dan untuk pelekatan otot. Kerangka unggas ringan, berisi udara
dan anggota gerak sedemikian rupa disesuaikan dengan kepentingan untuk
berjalan, bergerak cepat dan terbang. Menurut North (1978) kerangka unggas
berfungsi juga membentuk kekuatan kerja untuk menyokong tubuh, tempat
pertautan otot, melindungi organ-organ vital, tempat diproduksi sel darah putih
pada sumsum, membantu pernapasan, dan meringankan tubuh saat terbang.
Susunan tulang unggas terdiri atas cranialis, cervicalis, thoracalis,
lumbalis, dan cocygeae. Selain itu ada juga extremitas anterior dan extremitas
posterior. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuwanta (2004) bahwa susunan tulang
ayam terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
1. Vertebrae Cervicalis atau tulang leher (13-14 ruas) yang berguna untuk
menggerakan leher.
2. Vertebrae Columnis atau Dorsalis atau tulang punggung (7 ruas)
3. Vertebrae Pygostyle dan Urostylus yaitu ekor yang membentuk cocygeae (4
ruas)
4. Tulang rusuk sebanyak 7 buah
5. Tulang sayap terdapat tiga jari, tetapi hanya satu yang berkembang
6. Tulang pubis, yang terdiri atas vertebrae sacral dan lumbal masing-masing 7
buah yang menyebabkan tulang ini menjadi elastis saat terjadi peneluran.
13
14
dengan
merupakan
gizzard
pelebaran
(empedal).
dari
Pakan
kerongkongan
berlalu
cepat
sebelum
melalui
15
kecil
yakni
micelle
fungsinya
kelanjutan
16
17
suatu
pipa
panjang
yang
tersusun
dari
18
dua
buah
percabangan
trachea
yang
19
Sistem Sirkulasi
20
Berbicara mengenai sistem sirkulasi, tak lepas dari peran darah
didalamnya, darah mempunyai fungsi-fungsi yang sangat penting bagi
sistem sirkulasi. Menurut Nesheim et al (1979) Fungsi-fungsi tersebut
yaitu:
1. Mengedarkan O2 dan mengeluarkan CO2 dari sel tubuh,
2. Media
absorbsi
nutrisi
dari
saluran
pencernaan
dan
21
Unggas
tipe
Leghorn mempunyai
ayam breed besar
ringan
denyut
dewasa,
jantung
misal
350
ayam
kali
petelur White
per
menit,
Red mempunyai
denyut
jantung 250 kali per menit dan DOC mempunyai kisaran 300 sampai
560 kali per menit. Ayam mempunyai tekanan darah sistol 75 sampai
175 mm Hg dan diastol 140 sampai 160 mm Hg (Nesheim et al., 1979).
22
empedal. Limpa berbentuk lonjong, berwarna merah coklat dan kenyal.
Di dalam limpa, sel darah merah dan sel darah putih dibentuk dan
limpa bertindak sebagai penyimpan sel darah merah (Nesheim et al.,
1979). Organ ini penting bagi tubuh karena peranannya dalam
membentuk sel yang bertanggung jawab terhadap produksi antibodi
atau terhadap reaksi immunoglobin yang lain. Fungsi limpa antara lain
mengambil kelebihan cairan jaringan dan mengembalikannya ke darah
serta membantu mempertahankan tubuh dari penyakit (Akoso, 1993).
III.2.6.Sistem Ekskresi
utama
ginjal
adalah
memproduksi
urine,
darah
sehingga
air
dan
limbah
metabolisms diekskresikan.
2) Reabsorpsi beberapa nutrien (misalnya glukosa dan elektrolit)
yang kemungkinan digunakan kembali.
Sistem urinaria ayam maupun itik terdiri atas sepasang ginjal
yang berbentuk panjang yang menempel rapat pada tulang
punggung dan tulang rusuk serta melekat pada selaput rongga
perut (peritonium). Air kencing keluar dari tubuh melalui cloaca
bersama feses dan keliahatan sebagai masa putih diatas feses
tersebut (Yuwanta, 2004). Ureter adalah saluran muscular yang
mengalirkan urine dari dinding ginjal menuju ke blader (kantong
kencing). Kloaka merupakan suatu tabung yang berhubungan
23
zat-zat
tertentu
untuk
tubuh
sebagian
besar
memiliki
peran
kunci dalam
pengaturan
cairan
tubuh.
Suatu
saluran,
yaitu
ureter
Sistem Reproduksi
24
berbeda dari ternak piaraan lainnya, karena testis tidak turun dalam skrotum tetapi
tetap dalam rongga badan. Testis menghasilkan sperma untuk membuahi telur
yang berasal dari hewan betina. Testis yang berbentuk bulat kacang tersebut
besarnya berbeda-beda menurut umur dan besar unggas. Permukaan testis
diselaputi oleh suatu jaringan fibrosa yang kuat yang diteruskan kedalam testis
membentuk kerangka penunjang tenunan testis.
Masing-masing vas defferens menuju papillae yang berfungsi sebagai
organ cadangan yang mengalami rudimenter. Papillae ini terletak di bagian tengah
dari kloaka. Menurut Srigandono (1997) unggas air memiliki alat kopulasi yang
nampak jelas, penis yang berbentuk spiral dan bengkok, terdiri dari tenunan
fibrosa dan terletak pada dinding ventral kloaka, mempunyai suatu legok, dan
semen testis pada unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari
lobus anterior ginjal. Khusus pada itik, spermanya mampu bertahan hidup 5-6
hari didalam saluran genetika itik betina.
b. Sistem Reproduksi Betina
Sistem reproduksi unggas betina terdiri dari alat kelamin primer dan alat
kelamin sekunder. Alat kelamin primer adalah ovarium dan alat kelamin sekunder
adalah oviduct atau saluran telur. Unggas betina secara normal hanya memiliki
ovarium dan oviduct sebelah kiri yang berkembang sempurna. Menurut Sarwono
(1993) Ovarium merupakan bagian alat kelamin primer yang berfungsi sebagai
alat pembentuk telur.
Berdasarkan hasil pengamatan, system reproduksi ayam betina terdiri atas
ovarium, oviduk, uterus, vagina dan kloaka. Menurut Blakely dan Blade (1991)
ovarium terletak pada tulang belakang dan dikelilingi oleh alat-alat lainnya,
sehingga ia tertutup dalam suatu kantung ovarium. Jalan satu-satunya untuk
keluar adalah oviduct. Oviduct digantung oleh dua lapis lipatan peritoneum yang
membentuk ligamen-ligamen oviduct. Oviduct terdiri dari 5 bagian, yaitu
infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan vagina. Infundibulum berfungsi
sebagai corong yang terdapat pada bagian ujung oviduct, di tempat inilah terjadi
pembuahan. Magnum terletak di bagian bawah funnel, panjangnya 33 cm. Vagina
merupakan tempat penyimpanan telur sementara waktu, sebelum telur dikeluarkan
25
dari dalam tubuh. Tugas uterus adalah menyempurnakan pembentukan telur, dari
uterus telur keluar menuju vagina dan kemudian kloaka (Hunter, 1995).
IV.
IV.1. Kesimpulan
1) Body covering unggas dibagi menjadi dermis dan epidermis.
2) Sistem
kerangka
unggas
dibagi
menjadi
cranium,
cervicalis,
26
6) Sistem ekskresi unggas terdiri atas dua buah ginjal, kulit dan paruparu.
7) Testis merupakan organ reproduksi primer pada unggas jantan,
sedangkan ovarium merupakan organ reproduksi primer pada
unggas betina.
IV.2. Saran
1) Persiapan peralatan dalam praktikum diharapkan lebih baik lagi.
2) Praktikan sebaiknya tidak banyak bercanda agar tercipta suasana
yang kodusif.
27
DAFTAR PUSTAKA
Fisiologi
Ternak.
Gadjah
Mada
University
28
Neil, A. C. 1991. Biology 2nd edition. The Benjamin Coming Publishing Company
Inc. Pec Wood City.
Nesheim, et al. 1972. Poultry Production. 12th ed. Lea and Febiger. Philadelphia.
North, M. O. 1978. Commercial Chicken Production Manual. 3rd ed. AVI pub. co.
inc. Wetsport.
Radiopoetro. 1991. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Rasyaf, M. 1997. Penyajian Pakan Ayam Petelur. Kanisius. Jakarta.
Sarwono, B. 1993. Ragam Ayam Piaraan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Srigandono, B. 1997. Produksi Unggas Air. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Winter, A. R. dan E. M. Funk, 1960. Poultry Science and Practice. 5th ed. J. B.
Lippincott Co. New York.
Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yokyakarta.