You are on page 1of 6

PEMBAHASAN

1. Definisi
Ketuban Pecah Dini atau premature rupture of the membrane (PROM) adalah ketuban
yang pecah spontan yang terjadi pada sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai (1).
Ketuban Pecah Dini (KPD) atau premature rupture of the membrane (PROM) adalah
pecahnya ketuban sebelum in partu (2).
Volume cairan ketuban pada setiap minggu gestasi cukup berbeda-beda. Secara umum
volume meningkat 10 ml per minggu pada minggu ke 8 dan meningkat sampai 60 ml per minggu
pada minggu 21, dan kemudian berkurang secara bertahap hingga minggu ke 33. Dengan
demikian volume cairan ketuban biasanya meningkat dari 50 ml pada minggu 12 menjadi 400 ml
pada pertengahan kehamilan dan 1000 ml pada kehamilan aterm (1).
Cairan ketuban berfungsi sebagai bantalan bagi janin, yang memungkinkan
perkembangan sistem musculoskeletal dan melindungi janin dari trauma luar. Cairan ini juga
mempertahankan suhu dan memiliki fungsi nutrisi yang minimal. Ingesti cairan ketuban ke
dalam paru dan saluran cerna mungkin meningkatkan pertumbuhan dan diferensiasi jaringanjaringan ini melalui gerakan inspirasi dan menelan cairan ketuban. Namun fungsi yang paling
penting adalah mendorong pertumbuhan serta perkembangan normal paru dan saluran cerna dan
melindungi suhu tubuh janin.

Volume cairan ketuban yang lazim

Minggu
gestasi

Janin (g)

Plasenta (g)

Cairan
amnion (ml)

Persen
caian

16

100

100

200

50

28

1000

200

1000

45

36

2500

400

900

24

40

3300

500

800

17

Dari Queenan (1991), dengan izin (1)


2. ETIOLOGI
Walaupun banyak publikasi tentang KPD, namun penyebabnya masih belum diketahui
dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang
berhubungan erat dengan KPD, namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui.
Kemungkinan yang menjadi faktor predesposisi adalah:
1. Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina atau
infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.
2. Serviks yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada
serviks uteri (akibat persalinan, curetage).
3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus)
misalnya trauma, hidramnion, gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor
predisisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual,
pemeriksaan dalam, maupun amnosintesis menyebabakan terjadinya KPD karena biasanya
disertai infeksi.

4. Keadaan sosial ekonomi


3. Faktor Risiko
Faktor risiko ketuban pecah dini persalinan preterm : 1) kehamilan multipel : kembar dua
(50%) atau kembar tiga (90%); 2) riwayat persalinan preterm sebelumnya; 3) perdarahan
pervaginam; 4) pH vagina di atas 4.5; 5) kelainan atau kerusakan selaput ketuban; 6.) flora
vagina abnormal; 8) kadar CRH (corticotropin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada
stress psikologis dapat menjadi stimulasi persalinan preterm; 9) Inkompetensi serviks (leher
rahim); 10) Polihidramnion (cairan ketuban berlebih); 11) Riwayat KPD sebelumya; 12) Trauma;
13) servix tipis / kurang dari 39 mm, Serviks yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23
minggu; 14) infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis.
4. Patofisiologi
Ketuban pecah dini berhubungan dengan kelemahan menyeluruh membran fetal akibat
kontraksi uteri dan peregangan berulang. Membran yang mengalami ruptur premature ini tampak
memiliki defek fokal dibanding kelemahan menyeluruh. Daerah dekat tempat pecahnya
membran yang ditandai dengan adanya pembengkakan dan kerusakan jaringan kolagen fibrilar
pada lapisan kompakta, fibroblast maupun spongiosa. Daerah ini akan muncul sebelum ketuban
pecah dini dan merupakan daerah breakpoint awal. Patogenesis terjadinya ketuban pecah dini
secara singkat ialah akibat adanya penurunan kandungan kolagen dalam membran sehingga
memicu terjadinya ketuban pecah dini dan ketuban pecah dini preterm terutama pada pasien
risiko tinggi.

5. Diagnosis
Diagnosis ketuban pecah dini ditegakkan dari anamnesis, permeriksaan fisis dan studi
laboratorium. Pasien sering kali mengeluhkan adanya cairan yang keluar mendadak akibat

adanya kebocoran yang berkelanjutan. Klinisi harus menanyakan apakah pasien mengalami
kontraksi , perdarahan pervaginam atau riwayat hubungan seksual atau ada tidaknya deman. Hal
ini penting untuk verifikasi karena akan berhubungan dengan penatalaksanaan yang akan
diberikan.
Adanya cairan yang keluar dari vagina atau kebocoran dari servikal terutama saat pasien
batuk atau saat diberikan fundal pressure dapat membantu menegakan diagnosis ketuban pecah
dini. Metode diagnostik dengan menggunakan nitrazine papper dan penentuan ferning memiliki
tingkat sensitivitas mencapai 90%. pH vagina normal berkisar 4,5 dan 6 , sedangkan pH cairan
amnion lebih alkali dengan pH 7,2 hingga 7,3 . Nitrazine paper akan berubah menjadi biru bila
pH berada diatas 6 sehingga mengubah nitrazine paper menjadi biru dan memberikan hasil
positif palsu tetapi pada vaginosis bakterial juga dapat mengakibatkan hal yang sama.
Jika usia gestasi kurang dari 34 minggu dan tidak ada indikasi ibu dan janin untuk
melakukan pelahiran, ibu tersebut harus diamati ketat dan harus dipantau frekuensi denyut
jantung janin untuk mencari bukti kompresi tali pusat, khususnya bila persalinan sedang
berlangsung juga. Tetapi jika usia gestasi di atas 34 minggu lengkap dan bila persalinan belum
mulai setelah pemeriksaan secukupnya, persalinan diinduksi dengan oksitosin intravena bila
tidak ada kontra indikasi. Kalau induksi gagal segera dilakukan seksio sesarea.

6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan

kehamilan

dengan

komplikasi

ketuban

pecah

dini

perlu

mempertimbangkan morbiditas dan mortalitas immaturitas neonatal yang berhubungan dengan


persalinan dan risiko infeksi terhadap ibu dan janin.

Kortikosteroid : Pemberian kortikosteroid dapat menekan morbiditas dan mortalitas


perinatal pasca ketuban pecah dini preterm. Kortikosteroid juga menekan risiko terjadinya
sindrom distress pernafasan ( 20 -35,4% ), hemoragi intraventrikular ( 7,5 15,9% ),
enterokolitis nekrotikans ( 0,8 4,6% ). Rekomendasi sebagian besar menggunakan
betamethason ( celestone ) intramuscular 12 mg setiap 24 jam selama 2 hari. National
Institute of Health merekomendasikan pemberian kortikosteroid sebelum masa gestasi 30
23 minggu, dengan asumsi viabilitas fetus dan tidak ada infeksi intra amniotik. Pemberian
kortikosteroid

setelah

masa

gestasi

34

minggu

masih

kontroversial

dan

tidak

direkomendasikan kecuali ada bukti immaturitas paru melalui pemeriksaan amniosentesis.

Antibiotik : Pemberian antibiotik pada pasien ketuban pecah dini dapat menekan infeksi
neonatal dan memperpanjang periode latensi. Sejumlah antibiotik yang digunakan meliputi
ampisilin 2 gram dengan kombinasi eritromisin 250 mg setiap 6 jam selama 48 jam, diikuti
pemberian amoxicilin 250 mg dan eritromisin 333 mg setiap 8 jam untuk lima hari. Pasien
yang mendapat kombinasi ini dimungkinkan dapat mempertahankna kandungan selama 3
minggu setelah penghentian pemberian antibiotik setelah 7 hari.

Tokolitik : Pemberian agent t[okolitik diharapkan dapat memperpanjang periode latensi


namun tidak memperbaiki luaran neonatal. TIdak banyak data yang tersedia mengenai
pemakaian agen tokolitik untuk ketuban pecah dini.

7. Komplikasi
Morbiditas ketuban pecah dini menjadi kurang serius bila terjadi pada kehamilan yang
mendekati aterm dibandingkan kehamilan yang lebih awal. Pada kasus ketuban pecah dini
biasanya 80-90% akan mengalami partus dalam kurun waktu 24 jam.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada ketuban pecah dini yaitu: 1) ketuban
pecah dini merupakan penyebab pentingnya persalinan prematur dan prematuritas janin; 2)
resiko terjadinya ascending infection akan lebih tinggi jika persalinan dilakukan setelah 24 jam
onset; 3) insiden prolaps tali pusat ( cord prolapse ) akan meningkat bila dijumpai adanya
malpresentasi; 4) pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan
dry labour atau persalinan kering; 5) hipoplasia pulmonal janin sangat mengancam janin,
khususnya pada kasus oligohidramnion.
8. Prognosa
Bila jarak pecahnya ketuban dengan partus :

24 jam -> kematian perinatal 2x

48 jam -> kematian perrinatal meningkat 3x

You might also like

  • Pedis
    Pedis
    Document18 pages
    Pedis
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Anfis Kelompok 5
    Anfis Kelompok 5
    Document11 pages
    Anfis Kelompok 5
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Dasar Pemikiran
    Dasar Pemikiran
    Document4 pages
    Dasar Pemikiran
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • KPD
    KPD
    Document7 pages
    KPD
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Obat Anti Jamur
    Obat Anti Jamur
    Document13 pages
    Obat Anti Jamur
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Referat
    Referat
    Document40 pages
    Referat
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • DEMAM BERDARAH DENGUE DAN MORBILI
    DEMAM BERDARAH DENGUE DAN MORBILI
    Document50 pages
    DEMAM BERDARAH DENGUE DAN MORBILI
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Refreat Fix
    Refreat Fix
    Document22 pages
    Refreat Fix
    Tian Dida
    No ratings yet
  • HEMOROID
    HEMOROID
    Document27 pages
    HEMOROID
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Laporan Kasus Hemoroid
    Laporan Kasus Hemoroid
    Document21 pages
    Laporan Kasus Hemoroid
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Tinea Pedis
    Tinea Pedis
    Document11 pages
    Tinea Pedis
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document7 pages
    Bab I
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Kawasaki Disease
    Kawasaki Disease
    Document12 pages
    Kawasaki Disease
    Khanidya Noor Azziza
    100% (1)
  • Karsinoma Nasofaring
    Karsinoma Nasofaring
    Document3 pages
    Karsinoma Nasofaring
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Polip Nasi Revisi
    Polip Nasi Revisi
    Document39 pages
    Polip Nasi Revisi
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Demam Dengue
    Demam Dengue
    Document3 pages
    Demam Dengue
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Disfungsi Ereksi
    Disfungsi Ereksi
    Document2 pages
    Disfungsi Ereksi
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • FibrosisKistik
    FibrosisKistik
    Document2 pages
    FibrosisKistik
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Mielopati
    Mielopati
    Document6 pages
    Mielopati
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Referat Akut Abdomen (Edit)
    Referat Akut Abdomen (Edit)
    Document23 pages
    Referat Akut Abdomen (Edit)
    Yulie-ana Bani Mansyur
    No ratings yet
  • Tumor Tiroid
    Tumor Tiroid
    Document11 pages
    Tumor Tiroid
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Refrat
    Refrat
    Document16 pages
    Refrat
    Yulie-ana Bani Mansyur
    No ratings yet
  • p3d THT Referat
    p3d THT Referat
    Document26 pages
    p3d THT Referat
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Pengelolaan DBD
    Pengelolaan DBD
    Document3 pages
    Pengelolaan DBD
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Referat Myasthenia Gravis Romi
    Referat Myasthenia Gravis Romi
    Document25 pages
    Referat Myasthenia Gravis Romi
    Romi Mauliza Fauzi
    No ratings yet
  • Epista Ks Is
    Epista Ks Is
    Document1 page
    Epista Ks Is
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Tetanus 2
    Tetanus 2
    Document1 page
    Tetanus 2
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Document2 pages
    Bab Vi
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Document12 pages
    Lembar Pengesahan
    Khanidya Noor Azziza
    No ratings yet