You are on page 1of 11

LAPORAN KIMIA FARMASI ANALITIK II

PRAKTIKUM KE 1
PENETAPAN KADAR ASAM BENZOAT DENGAN
METODE TITRASI ASAM BASA
TANGGAL 10 FEBRUARI 2012

DEA GARCITA

31109043

IMA NUR ROSMAYANTI

31109050

M. ABDUL KARIM

31109054

RIKA HERLISNA

31109057

JURUSAN FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2011

A. JUDUL
TITRASI ASAM BASA
B. TUJUAN
1. Untuk dapat memahami dan membedakan antara larutan-larutan asam maupun
basa yang sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menentukan kadar dari Asam benzoat.
C. PRINSIP PERCOBAAN
Penetapan kadar sampel asam benzoate dengan metode titrasi asam-basa, dengan
titrasi tidak langsung. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi
nertalisasi asam basa. Titik equivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat
dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung
terjadi perubahan pH. pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang
dihasilkan dari netralisaasi asam basa.
D. REAKSI KIMIA
1. Reaksi pada pembakuan HCl dengan Na2CO3
Na2CO3 + 2HCl 2NaCl + H2CO3
2. Reaksi pembakuan NaOH dengan HCl
NaOH + HCl NaCl + H2O
3. Reaksi Asam benzoate dengan NaOH

E. DASAR TEORI

1. Asam Benzoat
Asam benzoat berdasarkan farmakope Indonesia edisi ketiga tahun 1979
merupakan senyawa asam yang memiliki rumus senyawa C7H6O2. Kelarutannya larut
dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih kurang 3 bagian etanol (95%) P, dalam 8
bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P. penetapan kadarnya timbang seksama 500
mg, larutkan dalam 15 ml etanol (95%) P yang telah dinetralkan terhadap larutan merah
fenol P, tambahkan 20 ml air titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N menggunakan
indikator larutan merah fenol.
Rumus struktur asam benzoate

(farmakope Indonesia edisi ketiga 1979 hal 49)


2. Titrasi Asam Basa
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat dalam proses titrasi. Zat yang akan ditentukan kadarnya
disebut sebagai titrant dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang
telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan di dalam
buret. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.
Titrasi asam basa termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang
berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang
bersifat netral. Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawasenyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya alkalimetri
merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan
baku basa. (ibnu gholib.2007)
Larutan baku primer : zat kimia yang benar-benar murni bila ditimbang
dengantepat dan dilarutkan sejumlah tertentu pelarut yang sesuai.Contoh zat standar primer

adalah asam oksalat, natrium oksalat, kalium bromat,kalium iodat, natrium klorida, boraks,
dan natrium karbonat.
Larutan baku sekunder : larutan standar lain yang ditetapkan konsentrasinya melalui
titrasi dengan menggunakan larutan standar primer. Contoh zat standar sekunder adalah
NaOH, KOH, KMnO4, Na2S2O3, I2, HCl dan H2SO4.
F. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Buret
2. Pipet volume 25 mL
3. Tabung sentrifuse
4. Erlenmeyer
5. Pipet tetes
6. Gelas ukur 50 mL
7. Gelas kimia
8. Botol semprot
Bahan :
- Larutan NaOH 0,1 N
Timbang 4 gram NaOH pada neraca teknis dengan menggunakan kaca arloji
kemudian larutkan dalam 1 liter aquadest yang telah dididihkan sebelumnya
(bebas CO2). Masukkan kedalam botol. Bakukan larutan NaOH dengan larutan
baku primer asam. (Farmakope Indonesia Edisi IV. 1975. Halaman:1216)
-

Larutan HCl 0,1 N


Didihkan kurang lebih 1 liter aquadest selama 5-10 menit, dinginkan, kemudian
masukkan kedalam botol tertutup. Masukkan kedalamnya kurang lebih 8 ml HCl
pekat (12N). (Farmakope Indonesia Edisi IV)

Asam oksalat
Sampel asam benzoate
Indikator fenolftalein
Indikator metil merah
Indikator fenol merah

G. PROSEDUR
1. Isolasi Sampel

sml a rmus tpian eg l - ym a n sg i nst geu ldma h a sd ui tk ms eab n at nrk iegf u ds aiegl aed mri u straisnba gum ,n pg am si eb ni lt r i f u s e t a m b a h k a n
hefi ta lruna sot nld ysa en bd ha ogn ma si opag el an r du itub, kas ged in 3t r ibf ua sg ei a sn e l a m a 1 0 m e n i t
2. Pembakuan HCl 0,1 N oleh Na2CO3

Timbang Na2CO3 sebanyak 0,2


gram
Keringkan dalam oven selama 4 jam

Masukkan ke dalam erlen


meyer+aquadest 50 ml , tetesi
dengan metil merah

Catat volume hasil


hitung kadarnya

titrasi,

Titrasi dengan larutan HCl


0,1 N sampai warna kuning
kehijauannya hilang

Panaskan selama 2 menit,


dinginkan. Titrasi kembali
sampai warna abu-abu.

3. Pembakuan NaoH dengan Asam Oksalat

t im b a n g a s m m a s u k a n k e d a l m e r le n m e y e r 2 5 0 m l + t i r a s i d e n g a n N a O H s a m p a i t e r b e n t u k
oksal t 60 m g aquadest 50 m l+ P

w a rn a m e ra h m u d a

4. Titrasi blanko

10 ml etanol + PP

Titrasi dengan
NaOH

Merah muda. Catat


volume titrasi

5. Penetapan Kadar
0, 49 gram Asam
benzoat

0, 49 gram Etanol
10ml +indicator
fenol red

NaOH

Merah muda

HCl

Kuning jerami

+ NaOH Berlebih 15 mL +
fenol red

G. DATA DAN HASIL PRAKTIKUM


1. Pembakuan HCL dengan NaCO3
gr Na2CO3
0,2 gram
0,2 gram
0,2 gram
V rata-rata

N HCl =

ml HCL
5 ml
6,9 ml
6,9 ml
6,26 ml

Berat Na 2 CO 3
BE HCl x V HCl

V ratarata =

N HCl =

5 ml+ 6,9 ml+6,9 ml


=6,26 ml
3

200 mg
0,875
=
ml
36,5 x 6,26
0,9

2. Pembakuan NaOH oleh asam oksalat


Berat asam oksalat 60 mg
V1 = 8,2 ml
V2 = 7,6 ml
V3 = 12,9 ml
V ratarata =

8,2+7,6+ 12,9
=9,56 mL
3

N NaOH =

60 mg
=0,099 N
63,04 x 9,56

3. Pembakuan HCl 0,1 N dengan NaOH 0,1 menggunakan indikoator PP ( menjadi


merah muda)

No.
1.
2.
3.

ml HCl + PP
25 ml + 3 tetes pp
25 ml + 3 tetes pp
25 ml + 3 tetes pp
Rata-rata

V ratarata =

ml NaOH
23,7 ml
23,7 ml
23,8 ml
23,73 ml

23,7+ 23,7+23,8
=23,73 ml
3

N NaOH x N NaOH
23,73 x 0,099

N HCl =

=
V HCl x N HCL
15 x N HCl
23,73 x 0.099
=0,15 N
15

4. Titrasi Blanko menggunakan PP (menjadi merah muda)


V1 =
0,2 ml
V2 =
0,2 ml
V3 =
0,2 ml
5. Titrasi Penetapan Kadar sampel ( penetapan kadar asam benzoat)
a. Pemisahan senyawa asli

No.
1.
2.
3.

gram asam benzoat


0,49 gram
0,49 gram
0,49 gram

No.
1.
2.
3.

ml data A + 3 tetes Fenhol red


10 ml
10 ml
10 ml
Rata-rata

ml etanol
10 ml
10 ml
10 ml

ml NaOH
12,9 ml
12,5 ml
9,5 ml
11,633 ml

b. Penambahan NaOH berlebih dan dititrasi dengan HCL


No.
1.

ml NaOH + NaOH berlebih


22,9 ml + 15 ml

ml HCL
17,3 ml

2.
3.

22,5 ml + 15 ml
19,5 ml + 15 ml

16,9 ml
17,1 ml

Kadar = ( V N aOH Vblanko) x N NaOH N NHCl x BE . A


Kadar122,9 =

3,73232,6988
x 122,12 x 100 =25,75
490mg

Kadar2 22,5=

3, 69272,6364
x 122,12 x 100 =26,3
490 mg

Kadar3 19,5=

3,39572,6676
x 122,12 x 100 =18,15
490 mg

Rata-rata =

25,75+ 26,3+ 18,15


3

23,4 %

H. PEMBAHASAN
Titrasi asam basa merupakan reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang
berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air
yang bersifat netral. Netralisasi juga dapat dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton
(asam) dengan penerima proton (basa).
Asam benzoat sendiri sebagai sampel merupakan asam lemah sehingga dapat dititrasi
dengan basa kuat yaitu natrium hidroksida. Asam benzoate ini larut dalam pelarut
organic, sehingga pada proses isolasi digunakan etanol 96% sebagai pelarut yang
kemudian diisolasi dengan cara di sentrifuse yang hasilnya didapat adalah berupa filtrate
yang telah terpisah dari bahan campuran lain yang tidak ikut melarut dalam pelarut.
Pertama dilakukan pembakuan HCl terlebih dahulu dengan natrium karbonat, yaitu
natrium karbonat ditetesi dengan indikator metil merah dan kemudian di titrasi dengan
HCl sampai warna kuning menjadi hilang, setelah hilang dipanaskan selama 2 menit dan
kemudian di titrasi kembali sampai terbentuk warna abu-abu, tetapi hasil dari pembakuan
oleh natrium karbonat ini tidak menunjukkan ciri yang spesifik pada saat pembentukan
titik akhir titrasi sehingga tidak dapat ditentukan berapa volume titran yang sebenarnya
pada saat terjadi pembentukan titik akhir titrasi karena tidak ada perubahan sampai terjadi

warna abu-abu hanya keruh,kesalahan ini mungkin terjadi karena natrium karbonat belum
bebas air secara sempurna sehingga pada saat dititrasi kembali tidak menunjukan ciri
yang spesifik. Maka kami mengganti alur prosedur dan melakukan lagi pembakuan yaitu
NaOH dengan asam oksalat terlebih dahulu agar diketahui kadarnya untuk digunakan
dalam pembakuan HCl. Setelah didapat kadar dari NaOH tersebut baru kemudian
dilakukan pembakuan HCl oleh NaOH dimana disini terjadi reaksi antara asam kuat
dengan Basa kuat. Kemudian dilakukan titrasi blanko titrasi ini berguna untuk
menetralkan si pelarut atau zat selain sampel agar tidak ikut bereaksi pada saat proses
titrasi.
Untuk titrasi penetapan kadar asam benzoat dipilih dengan menggunakan metode
tidak langsung dimana disini menggunakan 2 titran yang berbeda yang pertama adalah
sampel ditambahkan dengan etanol dan indikator pp kemudian dititrasi dengan NaOH
sampai menjadi warna merah mudah kemudian ditambahkan kembali NaOH berlebih
yang kemudian penambahan titran ini dititrasi dengan HCl sampai terbentuk warna
kuning dan didapat kadar :
Kadar sampel =

25,75+ 26,3+ 18,15


3

23,4 %

Sedangkan kadar sampel sebenarnya adalah 30%, maka persentase kesalahan kadar
asam benzoat ini 22%.
I. KESIMPULAN
Dari hasil penetapan kadar asam benzoate dengan titrasi asam basa di dapat kadar
sebesar 23,4% dengan persentase kesalahan sebesar 22%.

DAFTAR PUSTAKA
I. Basset. J. II. Hadyana P. III. Setiono,L. 1994. BUKU ajar Vogel: kimia analisis
kuantitatif anorganik. Jakarta: EGC.
Abdul R., Ibnu Gholib. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Anonym. 1979. Farmakope Indonesia Edisi ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Day, R.A., Underwood, A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga.
Khopkar, S. M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press

You might also like