Professional Documents
Culture Documents
Horace Mann : As an apple is not in any proper sense an apple until it is ripe, so a
human being is not any proper sense a human being until he is educated.
MENGENAL ANAK DAN KEBUTUHANNYA
==============================
Mengajar anak di Sekolah Minggu memang merupakan suatu tugas dan
tanggung jawab yang besar, khususnya bagi guru Sekolah Minggu. Tidak
cukup guru memiliki pengetahuan yang baik tentang Firman Tuhan, guru
juga harus "mengenal" keadaan dan kebutuhan murid- muridnya.
Pelajaran yang disampaikan setiap minggu pada anak-anak tidak akan
banyak gunanya bila kita sebagai guru tidak mampu mengkaitkan/
menghubungkan Firman Tuhan dengan kehidupan dan pergumulan hidup
anak-anak.
Sebagai contoh, Tulus (nama anak) sudah mengalami lahir baru, namun
dia belum dapat menghilangkan kebiasaan berkelahinya. Apabila kita
hanya mengajar mengenai lahir baru saja tanpa mengajarkan bagaimana
melepaskan diri dari kebiasaan buruk si anak, yaitu berkelahi, maka
hal ini berarti pengajaran kita kurang sesuai dengan pergumulan/
kebutuhan hidupnya.
Sasaran/tujuan dalam mengajar Sekolah Minggu adalah membawa muridmurid yang masih muda ini kepada Tuhan agar mereka menemukan hidup
baru di dalam Yesus serta dapat bertumbuh secara rohani sesuai dengan
kebenaran Alkitab. Untuk itu, selain pengetahuan tentang Firman
Tuhan, sebagai guru Sekolah Minggu kita juga harus benar-benar
mengenal murid-murid kita dan mengerti akan pergumulan/kebutuhan
hidupnya agar pengajaran yang kita berikan dapat menjawab kebutuhan
mereka masing-masing.
A. SIAPAKAH MURID-MURID ANDA?
Keadaaan di atas bisa terjadi pada anak mana pun; baik yang terdidik
dengan baik atau yang kurang diperhatikan oleh orang tua; baik anak
yang status sosial ekonominya yang baik maupun yang kurang baik.
Keselamatan seseorang tidak bisa dinilai dari "penampakan" luar
seorang anak. Seringkali, kita mencoba menilai keadaan lahiriahnya
saja, sehingga kita hanya mencari tanda atau bukti luarnya saja.
Dalam diri anak kadang kita sulit menemukannya karena mereka
nampaknya polos dan tidak berdosa. Tapi Tuhan melihat "sampai ke
dalam hati/batin", seperti yang dikatakannya dari Markus 7:21, " ...
dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan,
pencurian, pembunuhan ...". Inilah gambaran yang diberikan Tuhan
mengenai hati manusia.
Yang nyata ialah, bahwa anak itu mempunyai hati yang berdosa, dan
akan mengikuti jalan dosa, sampai Kasih karunia Allah bekerja dalam
hatinya. Itu sebabnya semua anak memerlukan Injil anugerah (Kasih
karunia) Allah. Mereka perlu diberitahukan tentang pengampunan dosa,
karena Tuhan Yesus bersedia menanggung salib ganti mereka; tentang
kuasa Tuhan yang dapat mengubah/memperbaharui hidup mereka; dan
tentang kuasa Tuhan Yesus yang memberi kemenangan atas Iblis.
Di sisi yang lain, janganlah kita menganggap remeh keberadaan rohani
seorang anak. Mereka dapat bertumbuh secara rohani! Meskipun
kelihatannya mereka sangat terbatas daya tangkap dan pemahamannya
mengenai Firman Tuhan, namun pengetahuan dan pengalaman anak tentang
Kristus dapat bertumbuh secara luar biasa.
Alkitab mencatat tentang pertumbuhan Yesus dalam Lukas 2:40, 52
"Yesus bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih
karunia Allah ada padaNya." Dan tentang Yohanes pembabtis Alkitab
menulis, "Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya" (Lukas
1:80).
Perkembangan rohani dalam kasih karunia Allah adalah sesuatu yang
harus dimiliki oleh setiap anak yang kita bimbing kepada Tuhan
Yesus. Dan inilah yang menjadi tugas utama kita sebagai guru Sekolah
Minggu.
Selamat melayani!
Bahan ini dirangkum dari:
1. Judul buku : Mengajar untuk mengubah kehidupan
Penulis : Lelia Lewis
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup
Halaman : 14-17
2. Judul buku : Penuntun Sekolah Minggu (Sunday School Teaching)
Penulis : J. Reginald Hill
Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF
Halaman : 18-22
10
11
12
13
pengenalan akan Allah, masa depan akan sampai dalam takut akan
Tuhan.
3. Suka membaca
-----------Keinginan untuk menemukan banyak hal yang baru mendorong anak
besar untuk membaca. Mereka tidak lagi tertarik pada cerita
khayal, tetapi kepada hal yang sungguh-sungguh terjadi. Alangkah
baiknya jika Sekolah Minggu membuka perpustakaan dan menyediakan
buku-buku yang mengisi kebutuhan anak besar itu.
4. Mulai berpikir logis
-------------------Sejalan dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan yang diperoleh di
Sekolah Dasar, anak besar semakin terlatih dalam hal berpikir.
Memahami hal ini, dalam interaksi kelas sebaiknya guru
menciptakan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pikiran anak.
Searah dengan perkembangan logika mereka, anak besar
memperhatikan apakah hidup seseorang sesuai dengan perkataannya
atau tidak. Mereka sendiri ingin berbuat hal yang benar dan
menuntut orang dewasa melakukan apa yang mereka katakan.
Bahan diringkas dari sumber:
Judul Buku: Pedoman Pelayanan Anak
Pengarang : Ruth Laufer
Penerbit : Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia,
Departemen Pembinaan Anak dan Pemuda, Malang, 1993
Halaman : 43-44, 51-53, 61-63, dan 71-72
MENGENAL ANAK BATITA (UMUR 2-3 TAHUN)
=====================================
Karena keterbatasan tempat atau tenaga pengajar maka ada banyak
gereja yang tidak menyediakan Kelas Batita. Namun sebagian gereja
yang memiliki Kelas Batita sering kali kelas ini hanya difungsikan
sebagai tempat "Penitipan Anak" atau "Arena Bermain Anak". Bagaimana
kita dapat memanfaatkan kelas untuk anak-anak dibawah usia tiga tahun
ini menjadi kesempatan pelayanan yang sesusai dengan panggilan
gereja?
Untuk itu, melalui artikel ini, e-BinaAnak ingin memberikan wawasan
yang lebih luas bagi pengurus/guru-guru Sekolah Minggu untuk mengenal
anak-anak yang masih kecil ini, baik kondisi maupun kebutuhankebutuhannya, khususnya kebutuhan rohaninya. Melalui sajian kami ini
diharapkan pengurus/guru-guru SM akan semakin kreatif dalam menyusun
bahan materi pengajaran Firman Tuhan dan juga kegiatan-kegiatannya
bagi anak-anak Batita.
Pertama, kita akan melihat terlebih dahulu beberapa ciri khas anak
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
o/ TIPS MENGAJAR
BAGAIMANA MENGAJAR ANAK PRATAMA?
================================
Anak-anak pada umur 6-8 tahun (masa Pratama) sangat senang belajar
melalui pengalaman-pengalaman mereka secara nyata daripada melalui
kata-kata. Untuk itu sangat penting bagi kita untuk mengajar mereka
dengan menggunakan alat peraga seperti gambar-gambar, drama, slide
dan sebagainya. Seorang anak akan belajar lebih banyak melalui alat
peraga daripada hanya melalui kata-kata saja.
Anak-anak pada umur 6-8 tahun sangat senang sekali akan cerita,
sehingga ini merupakan kesempatan yang baik untuk menceritakan kisahkisah Alkitab kepada mereka, di mana Alkitab memiliki banyak kisah
menarik untuk disampaikan pada mereka. Hanya saja anda harus jelas
memberi pemahaman kepada mereka bahwa kisah yang ada dalam Alkitab
benar-benar terjadi. Oleh karena itu jangan mencampur-adukkan
dengan cerita khayalan supaya anak-anak tidak bingung. Apabila ada
cerita yang tidak seperti biasanya, seorang anak dengan cerdik
akan bertanya, "Benarkah ini dari Alkitab?" Demikian pula saat
menceritakan kisah Alkitab jangan dulu menggunakan kata-kata
simbolis, seperti "Terang Dunia", "Batu Penjuru" dsb. karena pada
umur ini mereka belum bisa memahaminya.
Anak-anak Pratama sudah siap menerima semua dasar-dasar kebenaran
dari Alkitab. Untuk itu berikan kebenaran Alkitab sesuai dengan
tingkat pemahaman anak-anak dan hubungkan dengan kehidupan mereka
sendiri secara nyata. Ketika mereka merasa bersalah, kesepian atau
frustasi, mereka perlu memahami dan merasakan bantuan Tuhan pada
diri mereka. Demikian pula saat mereka gembira dan senang hubungkan
segala kegembiraan dan kebaikan di dunia ini dengan Tuhan.
Pada umur sekian mereka belum dapat memahami Tuhan Allah dalam
bentuk Roh. Namun mereka dapat merasakan keberadaan Tuhan melalui
kasih, kebaikan, kehangatan, perhatian, dan perlindungan Guru
Sekolah Minggu pada mereka. Namun demikian mereka sudah siap
menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya. Mereka juga
mulai memahami bahwa mereka memiliki tanggung jawab pribadi
terhadap Tuhan. Mereka dapat merasa aman dalam Kasih dan
pengampunan Tuhan.
Bagaimana kita mengajar mereka? Supaya mereka dapat menggunakan
kemampuan terbaiknya untuk belajar, kita dapat menggunakan teknik
bercerita karena pada umur sekian mereka menyukai cerita. Kita juga
dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam usaha mengetahui
seberapa dalam pemahaman mereka akan cerita dan penerapan mereka
dalam kehidupan secara nyata. Kita dapat juga meminta mereka untuk
mengekspresikan diri mereka melalui kegiatan drama, tugas-tugas,
seni, dan tulis-menulis. Kita juga dapat meminta mereka dalam
permainan kelompok karena pada umur ini mereka sudah mulai
29
30
31
32
33
34
35
***********************************************************************
o/ DOA
Pertanyaan anak tentang doa:
============================
Tanya: APAKAH ALLAH MENGHENDAKI KITA BERDOA UNTUK TEMAN-TEMAN
KITA?
Jawab:
Allah secara pasti menginginkan kita berdoa untuk teman-teman kita.
Yohanes 17 menceritakan tentang Yesus yang berdoa bagi muridmurid-Nya. Yesus berdoa agar murid-muridnya dipenuhi dengan
kegembiraan, menjadi suci, bersatu dan terlindungi dari segala hal
yang jahat. Yesus berpikir mengenai pentingnya berdoa bagi sahabatsahabatnya melalui cara ini.
Kita juga dapat berdoa untuk masalah-masalah teman-teman kita, sikap
mereka, sedemikian agar mereka menjadi mengenal Yesus, dan dengan
demikian menjadi teman-teman yang lebih baik. Inilah sesungguhnya
cara yang benar agar mereka tetap dapat menjadi teman kita. Apapun
yang dibutuhkan teman-teman kita, kita dapat mendoakannya, dan Allah
menyambut baik doa-doa semacam itu.
Ayat Kunci : 1 Timotius 2:1
Ayat Terkait: Matius 5:43-48, Yohanes 17:6-26
Pertanyaan Terkait:
- Bolehkah kita berdoa untuk kebaikan dan kasih?
- Bolehkah kita berdoa agar teman-teman kita tidak berada dalam
kesulitan?
- Bolehkah kita berdoa untuk anak-anak yang tidak ikut bermain
dengan kita?
Catatan untuk Guru:
- Bimbinglah anak-anak untuk mau mendoakan teman-temannya.
Bahan ini diambil dan diedit dari:
Judul buku: 107 Pertanyaan Anak-anak tentang Doa (Terjemahan
dari buku "107 Question Children Ask about Prayer")
Editorial & cetak: Dabara Publishers
Penerbit : Betlehem Publishers Jakarta
No.
: 49
36
37
38
39
40
menerima apa yang dikatakannya. Tetapi kalau Ibu saya sendiri yang
mengatakannya, sampai 50 kali baru saya mau dengarkan."
Bahan ini diambil dan diedit dari:
1. Judul Buku: Pembaruan Mengajar
Penulis : Dr. Mary Go Setiawani
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman : 29-31
2. Judul Buku: Ketika Anak Anda Bertumubh
Penulis : Margaret Bailey Jacobsen
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman : 213-228
***********************************************************************
o/ TIPS MENGAJAR
BAGAIMANA MENGATASI ANAK TUNAS REMAJA
=====================================
Jika ada anak-anak Tunas Remaja yang membandel dan mencoba untuk
merongrong wibawa ANDA SEBAGAI guru Sekolah Minggu, apa yang harus
anda lakukan? Ikutilah contoh kasus di bawah ini:
* Seorang anak laki-laki pada Kelas Tunas Remaja sedang duduk sambil
menaikkan kakinya di atas kursi di depannya. Guru meminta dia
untuk menurunkan kakinya. Mungkin anak tersebut tidak mendengarnya
karena dia tidak melakukan perintah gurunya. Tetapi murid-murid
lain mendengar perintah itu dan melihat kepada anak laki-laki
tersebut. Guru berkata lagi, "Turunkan kakimu ke lantai!" Tetapi
kaki anak laki-laki ini tetap di atas kursi. Guru melanjutkan
pelajarannya, dan anak laki-laki ini merasa menang. Guru ini
melanjutkan mengajar kelas ini sampai bulan berikutnya, lalu dia
meletakkan jabatannya dan merasa bahwa ia tidak berhasil mengajar.
* Kemudian Pendeta menggantikan tugasnya sampai ada guru baru yang
mengajar kelas Tunas Remaja ini. Ia belum mengetahui peristiwa
yang menyebabkan guru tersebut berhenti, sehingga ia memasuki
kelas tanpa prasangka apapun. Anak-laki-laki inipun tidak tahu hal
ini sehingga ketika Pendeta masuk dia menyimpulkan, "Mereka telah
mengirimkan Pendeta untuk menundukkan saya. Baik akan saya
tunjukkan kepadanya." Ia mengajak anak laki-laki lain untuk
mengikuti perlawanannya. Banyak kaki dinaikkan di atas kursi,
tetapi Pendeta ini tidak menghiraukan tindakan ini. Minggu
berikutnya dia menceritakan percakapannya dengan seorang dokter
yang menegaskan bahwa sikap duduk yang jelek akan mempengaruhi
bentuk tubuh dan menyebabkan banyak kelemahan tubuh. Lalu ia
menceritakan tentang beberapa orang yang sempurna sikap duduknya.
Karena cerita Pendeta ini, maka turunlah semua kaki dari atas
kursi.
41
42
43