Professional Documents
Culture Documents
Nama : Nurbaeti
Acara
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
BAB III
PEMBAHASAN
Secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa berasal dari bahasa Yunani,
yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan
pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang
antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya
dapat dilihat di bawah mikroskop. Pada Protozoa terdapat pembagian kelas yaitu 5
klas, yaitu Sarcodina (Rhizopoda), Ciliata (Infuzoria), Mastigophora (Flagellata),
Sporozoa, dan Suctoria.
Bryozoa dianggap sebagai tumbuhan karena bentuk dan karakteristik dari
Bryozoa menyerupai tumbuhan lumut. Namun, setelah penelitian lebih lanjut
Bryozoa merupakan koloni dari hewan kecil-kecil, seperti hamparan lumut berbulu,
menempel pada batu, benda atau tumbuhan air di perairan dangkal yang subur dan
jernih. Bryozoa berasal dari bahasa yunani, bryon berarti lumut dan zoon berarti
hewan. Filum Bryozoa dinamakan juga Polyzoa atau Ectoprocta, berasal dari kata
ectos berarti di luar dan proctos berarti anus, maksudnya anus terletak di luar
lophophore. Lophophore ialah lipatan dinding tubuh atau calyx yang mengelilingi
mulut, dan mengandung tentakel bercilia. Pada Bryozoa terdapat pembagian kelas
yaitu phylactolaemata, gymnolaemata, dan stenolaemata.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
Keterangan :
1. Ektodermis
2. Endodermis
3. Montikula
4. Zooid
5. Zoorium
depan
belakang
samping
No. Sampel
01
No. Peraga
263
Filum
Bryozoa
Kelas
Ordo
Family
Heliolithenidae
Genus
Heliolithe
Spesies
Proses Pemfosilan
Mineralisasi
Bentuk
Tabular
Komposisi Kimia
Karbonat ( CaCO3 )
Ling. Pengendapan
Laut Dangkal
Umur
Keterangan
Fosil dengan nomor urut 01, nomor peraga 263 merupakan fosil dari filum
Bryozoa, kelas, ordo, family Heliolithenidae, genus Heliolithe dengan nama spesies
tersebut
dengan
mineral.
Proses
tersebut
disebut
proses
permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.
Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah endoderm yaitu
bagian dalam dari fosil, ektoderm yaitu bagian luar dari tubuh fosil, montikula yaiu
pori besar dari fosil, zooid adalah pori kecil dari fosil, dan zoodium adalah pori yang
lebih kecil dari zooid.
Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa karbonat (CaCO3). Dilihat dari komposisi kimianya,
maka lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dangkal. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Silur Tengah ( 423
395 juta tahun lalu).
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.
Referensi:
Buku Lapangan
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
Keterangan :
1. Ektodermis
2. Endodermis
3. Montikula
4. Zooid
5. Zoorium
depan
belakang
samping
No. Sampel
02
No. Peraga
805
Filum
Bryozoa
Kelas
Anthozoa
Ordo
Cystophylida
Family
Zonophyllumidae
Genus
Zonophyllum
Spesies
Zonophyllum pyriforme
Proses Pemfosilan
Mineralisasi
Bentuk
Konikal
Komposisi Kimia
Karbonat ( CaCO3 )
Ling. Pengendapan
Laut Dangkal
Umur
Keterangan
Fosil dengan nomor urut 02, nomor peraga 805 merupakan fosil dari filum
Bryozoa, kelas Anthozoa, ordo Cystophylida, family Zonophyllumidae, genus
tersebut
dengan
mineral.
Proses
tersebut
disebut
proses
permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.
Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah endoderm yaitu
bagian dalam dari fosil, ektoderm yaitu bagian luar dari tubuh fosil, montikula yaiu
pori besar dari fosil, zooid adalah pori kecil dari fosil, dan zoodium adalah pori yang
lebih kecil dari zooid.
Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa karbonat (CaCO3). Dilihat dari komposisi kimianya,
maka lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dangkal. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Devon Tengah ( 370
360 juta tahun lalu).
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.
Referensi:
Buku lapangan
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
Keterangan :
1. Ektodermis
2. Endodermis
3. Montikula
4. Zooid
5. Zoorium
depan
belakang
samping
No. Sampel
03
No. Peraga
530
Filum
Protozoa
Kelas
Sarcodina
Ordo
Foraminifera
Family
Lepidocentrusidae
Genus
Lepidocentrus
Spesies
Proses Pemfosilan
Mineralisasi
Bentuk
Plate
Komposisi Kimia
Karbonat ( CaCO3 )
Ling. Pengendapan
Laut Dangkal
Umur
Keterangan
Fosil dengan nomor urut 03, nomor peraga 530 merupakan fosil dari filum
Protozoa, kelas Sarcodina, ordo Foraminifera, family Lepidocentrusidae, genus
Lepidocentrus dengan nama spesies Lepidocentrus Mllen ( SCHULTZE ).
Sampel fosil ketiga (03) dengan nomor peraga 325 adalah contoh fosil dari filum
Arthropoda yang termasuk dalam kelas Trilobita, family Microspiriferidae, genus
Microspirifer, dan spesies Microspirifer mucronatus (CONRAD).
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan cepat
oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga
organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga
tersebut
dengan
mineral.
Proses
tersebut
disebut
proses
permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.
Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah endoderm yaitu
bagian dalam dari fosil, ektoderm yaitu bagian luar dari tubuh fosil, montikula yaiu
pori besar dari fosil, zooid adalah pori kecil dari fosil, dan zoodium adalah pori yang
lebih kecil dari zooid.
Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa karbonat (CaCO3). Dilihat dari komposisi kimianya,
maka lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dangkal. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Devon Tengah ( 370
360 juta tahun lalu).
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.
Referensi:
Buku Lapangan
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
Keterangan :
1. Ektodermis
2. Endodermis
3. Montikula
4. Zooid
5. Zoorium
depan
belakang
samping
No. Sampel
04
No. Peraga
887
Filum
Bryozoa
Kelas
Anthozoa
Ordo
Staurida
Family
Carninianidae
Genus
Carninia
Spesies
Proses Pemfosilan
Mineralisasi
Bentuk
Branching
Komposisi Kimia
Karbonat ( CaCO3 )
Ling. Pengendapan
Laut Dangkal
Umur
Keterangan
Fosil dengan nomor urut 04, nomor peraga 887 merupakan fosil dari filum
Bryozoa, kelas Anthozoa, ordo Staurida, family Carninianidae, genus Carninia
dengan nama spesies Carninia cornucopiae NICH.
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan cepat
oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga
organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga
tersebut
dengan
mineral.
Proses
tersebut
disebut
proses
permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.
Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah endoderm yaitu
bagian dalam dari fosil, ektoderm yaitu bagian luar dari tubuh fosil, montikula yaiu
pori besar dari fosil, zooid adalah pori kecil dari fosil, dan zoodium adalah pori yang
lebih kecil dari zooid.
Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa karbonat (CaCO3). Dilihat dari komposisi kimianya,
maka lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dangkal. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Karbon Bawah ( 345
318 juta tahun lalu).
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.
Referensi:
Buku Lapangan
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
Keterangan :
1. Ektodermis
2. Endodermis
3. Montikula
4. Zooid
5. Zoorium
depan
belakang
samping
No. Sampel
05
No. Peraga
948
Filum
Protozoa
Kelas
Sarcodina
Ordo
Foraminifera
Family
Nummulitesidae
Genus
Nummulites
Spesies
Proses Pemfosilan
Mineralisasi
Bentuk
Plate
Komposisi Kimia
Karbonat ( CaCO3 )
Ling. Pengendapan
Laut Dangkal
Umur
Keterangan
Fosil dengan nomor urut 05, nomor peraga 948 merupakan fosil dari filum
Bryozoa, kelas Sarcodina, ordo Foraminifera, family Nummulitesidae, genus
Nummulites dengan nama spesies Nummulites millecaput BOUBEE.
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan cepat
oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga
organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga
tersebut
dengan
mineral.
Proses
tersebut
disebut
proses
permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.
Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah endoderm yaitu
bagian dalam dari fosil, ektoderm yaitu bagian luar dari tubuh fosil, montikula yaiu
pori besar dari fosil, zooid adalah pori kecil dari fosil, dan zoodium adalah pori yang
lebih kecil dari zooid.
Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa karbonat (CaCO3). Dilihat dari komposisi kimianya,
maka lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dangkal. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Eosen Tengah ( 50
44 juta tahun lalu).
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.
Referensi:
Buku Lapangan
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
Keterangan :
1. Ektodermis
2. Endodermis
3. Montikula
4. Zooid
5. Zoorium
depan
belakang
samping
No. Sampel
06
No. Peraga
755
Filum
Bryozoa
Kelas
Anthozoa
Ordo
Scleractinia
Family
Thecosmilianidae
Genus
Thecosmilia
Spesies
Proses Pemfosilan
Mineralisasi
Bentuk
Branching
Komposisi Kimia
Silika ( SiO2 )
Ling. Pengendapan
Laut Dalam
Umur
Keterangan
Fosil dengan nomor urut 06, nomor peraga 755 merupakan fosil dari filum Bryozoa,
kelas Anthozoa, ordo Scleractinia, family Thecosmilianidae, genus Thecosmilia
dengan nama spesies Thecosmilia Trictotoma GOLDF.
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan cepat
oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga
organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga
tersebut
dengan
mineral.
Proses
tersebut
disebut
proses
permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.
Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah endoderm yaitu
bagian dalam dari fosil, ektoderm yaitu bagian luar dari tubuh fosil, montikula yaiu
pori besar dari fosil, zooid adalah pori kecil dari fosil, dan zoodium adalah pori yang
lebih kecil dari zooid.
Fosil ini tidak bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa silika (SiO2). Dilihat dari komposisi kimianya, maka
lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dalam. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Jura Atas ( 160 141
juta tahun lalu).
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.
Referensi:
Buku Lapangan
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
Keterangan :
1. Ektodermis
2. Endodermis
3. Montikula
4. Zooid
5. Zoorium
depan
belakang
samping
No. Sampel
07
No. Peraga
792
Filum
Bryozoa
Kelas
Gymnoslaemata
Ordo
Cryptostomata
Family
Coralidae
Genus
Coral
Spesies
Coral Limestone
Proses Pemfosilan
Mineralisasi
Bentuk
Tabular
Komposisi Kimia
Karbonat ( CaCO3 )
Ling. Pengendapan
Laut Dangkal
Umur
Keterangan
Fosil dengan nomor urut 07, nomor peraga 792 merupakan fosil dari filum
Bryozoa, kelas Gymnoslaemata, ordo Cryptostomata, family Coralidae, genus Coral
dengan nama spesies Coral Limestone.
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan cepat
oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga
organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga
tersebut
dengan
mineral.
Proses
tersebut
disebut
proses
permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.
Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah endoderm yaitu
bagian dalam dari fosil, ektoderm yaitu bagian luar dari tubuh fosil, montikula yaiu
pori besar dari fosil, zooid adalah pori kecil dari fosil, dan zoodium adalah pori yang
lebih kecil dari zooid.
Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa karbonat (CaCO3). Dilihat dari komposisi kimianya,
maka lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dangkal. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Kapur Atas ( 100
65 juta tahun lalu).
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.
Referensi:
Buku Lapangan
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti
Acara
NIM
Hari/tgl.
: D611 14 010
Keterangan :
1. Ektodermis
2. Endodermis
3. Montikula
4. Zooid
5. Zoorium
depan
belakang
samping
No. Sampel
08
No. Peraga
714
Filum
Bryozoa
Kelas
Ordo
Family
Stachoidesidae
Genus
Stachoides
Spesies
Stachoides Verticallata
Proses Pemfosilan
Mineralisasi
Bentuk
Tabular
Komposisi Kimia
Karbonat ( CaCO3 )
Ling. Pengendapan
Laut Dangkal
Umur
Keterangan
Fosil dengan nomor urut 08, nomor peraga 714 merupakan fosil dari filum
Bryozoa, kelas, ordo, family Stachoidesidae, genus Stachoides dengan nama spesies
Stachoides Verticallata.
Proses pemfosilannya dimulai ketika organisme ini mati, kemudian
mengalami transportasi pada daerah cekungan sedimen oleh media geologi berupa
air, es maupun angin.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun dengan cepat
oleh material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga
organisme tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Karena material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Selama
berada dalam lapisan sedimen, bagian dari organisme yang tidak resisten terhadap
pelapukan tergantikan oleh mineral-mineral atau material-material sedimen yang
lebih resisten. Hal ini terjadi pada tulang dan cangkang binatang yang kadang
dijumpai rongga dan bagian lunak organisme lainnya. Sehingga ketika organisme
tersebut mati, air dapat mengalir melalui rongga-rongga tersebut. kemudian air yang
mengandung ion-ion terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi masuk
ke dalam rongga tersebut yang kemudian akan mengalami presipitasi dan mengisi
rongga-rongga
tersebut
dengan
mineral.
Proses
tersebut
disebut
proses
permineralisasi. Selama proses tersebut, tulang dan cangkang asli dari organisme
mengalami pelapukan yang kemudian larut, sehingga yang tertinggal hanya cetakan
bagian dalam dari cangkang tersebut. Peristiwa masuknya mineral seperti silika,
kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS atau butiran-butiran mineral yang mengisi
rongga-rongga kosong di dalam sebuah organisme yang telah mati sehingga menjadi
keras/membatu dan menjadi fosil disebut cast.
Tenaga endogen yang merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi dapat
berupa proses tektonik dan aktivitas vulkanik. Proses tektonik dapat berupa
pergeseran lempeng baik lempeng yang saling menunjam atau yang saling
bergeseran atau bahkan yang saling menjauh. Aktivitas vulkanik dapat berupa erupsi
vulkanik, gempa vulkanik dan sebagainya. Tenaga endogen ini menyebabkan
terjadinya pengangkatan (up lift) atau penurunan muka air laut (sea level change)
yang mengakibatkan terangkatnya fosil ke permukaan. Tenaga eksogen yang
merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi berupa air hujan atau angin yang
menyebabkan terjadinya proses pelapukan dan pengikisan pada lapisan yang
terdapat fosil, hingga menyebabkan tersingkapnya suatu organism yang telah
membatu tadi ke permukaan yang kemudian dikenali sebagai fosil.
Bagian-bagian tubuh yang dapat dikenali dari fosil ini adalah endoderm yaitu
bagian dalam dari fosil, ektoderm yaitu bagian luar dari tubuh fosil, montikula yaiu
pori besar dari fosil, zooid adalah pori kecil dari fosil, dan zoodium adalah pori yang
lebih kecil dari zooid.
Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan HCl, yang menandakan bahwa
komposisi kimianya berupa karbonat (CaCO3). Dilihat dari komposisi kimianya,
maka lingkungan pengendapannya berada pada lingkungan laut dangkal. Sedangkan,
berdasarkan Skala Waktu Geologi fosil ini hidup pada zaman Devon Tengah ( 370
360 juta tahun lalu).
Kegunaan fosil ini yaitu sebagai penentu umur relatif dari suatu lapisan
sedimen, penentu suatu lingkungan pengendapan serta sebagai bukti dari kehidupan
masa lampau.
Referensi:
Buku Lapangan
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil