Professional Documents
Culture Documents
DIDAPAT
Pembimbing:
dr. Kemas. H. M. Sani, Sp.Rad
Oleh:
Ammar Setyawan
04101001057
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Ammar Setyawan
04101001057
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Kepanitraan
Klinik di Departemen Radiologi Rumah Sakit Mohammad hoesin
Palembang/Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Palembang,
Mei 2014
Pembimbing
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur kehadiran Allah SWT atas rahmat, taufik dan karuniah-Nyalah
sehingga saya dapat menyelesaikan menyelesaikan referat yang berjudul Kelainan
Traktus Urinarius yang Didapat sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepanitraan Klinik di Departemen Radiologi RSMH Palembang/Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya.
Saya ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, saran, serta dukungan dalam proses penyelesaian referat ini, khususnya
kepada dr. Kms. H. M. Sani, Sp. Rad sebagai pembimbing.
Refrat ini telah saya susun berdasarkan berbagai referensi kedokteran antara
lain buku dan journal kedokteran. Saya menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam
referat ini. Oleh karena itu, saya sebagai penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar referat ini dapat lebih baik di masa mendatang. Semoga referat ini
bermanfaat sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Palembang,
Mei 2014
Ammar Setyawan
BAB I
PENDAHULUAN
Traktus urinarius (TU)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Traktus urinarius (TU)
Permasalahan yang sering terjadi pada TU adalah infeksi, penyakit, serta obstruksi
yang dapat mengganggu sistem pembuangan cairan tubuh. Obstruksi pada TU dapat
disebabkan oleh batu. Untuk membatu mengetahui kelainan tersebut dapat digunakan
pencitraan.2
1.1 Inflamasi Traktus urinarius:
Inflamasi pada TU dapat disebabkan oleh infeksi. Infeksi berarti terdapat
bakteri yang menyebabkan gangguan pada TU. Menurut American Urological
Assosiation Infeksi TU menjadi alasan pada 8.1 juta kunjungan ke dokter setiap
tahunnya. Sekitar 40% wanita dan 12% pria akan mengalami setidaknya satu gejala
infeksi TU sepanjang hidupnya. Ada tiga bentuk utama dari infeksi TU yakni sistitis,
prostatitis, dan infeksi pada ginjal. 4
USG ginjal merupakan screening awal yang dilakukan pada anak, dan pada
pria dewasa ketika ada komplikasi dari infeksi TU. Hasil USG akan menggambarkan
ketika adanya dilatasi pada traktus urinarius sedangkan ukuran ginjal dan ketebalan
parenkim ginjal masih dalam bantas normal seperti yang digambarkan .Tingkat
obstruksi dapat juga dilihat dengan menggunakan USG meskipun demikian hasilnya
tidaklah definitif sehingga dibutuhkan pemeriksaan CT scan. CT sangat jarang
diindikasikan pada infeksi akut traktus urinarius, tetapi CT dapat digunakan untuk
memonitor perkembangan penyakit khususnya ketika proses penyembuhan
berlangsung lama atau tidak sempurna. CT juga merupakan alat pencitraan yang baik
untuk melihat adanya abses. 5
Intravenous pyelography (IVP) digunakan untuk melihat struktur anatomi
ginjal dan juga menilai fungsi ginjal, khususnya pada pasien pasca operasi kelaianan
ginjal obstruksi atau juga untuk melihat kelainan penyakit. Namun jika pasien
mengalami gangguan sekresi seperti adanya gangguan atau infeksi pada glomerulus,
tidak dianjurkan untuk memberikan kontras.
Sistitis
Sistitis merupakan diagnosis klinis yang berarti peradangan pada vesika
urinaria. Biasanya sistitis tidak memerlukan pencitraan untuk mendiagnosanya.
Sistitits dapat terjadi ketika terdapat > 100,000 bakteria /mL urin.
Derajat
Gambar 1. Foto polos pada pasien DM tipe 2 tidak terkontrol tampak emphysematous
sistitis.
(Sumber: Seth A, Teichman JM. What's new in the diagnosis and management of painful
bladder syndrome/interstitial cystitis?. Curr Urol Rep. Sep 2008.)
1.1.2 Prostatitis
Prostatitis adalah inflamasi atau peradangan yang terjadi pada kelenjar
prostat. Seringnya prostatitis disebabkan oleh infeksi. Gejala dari prostatitis dapat
berupa nyeri ketika berkemih (disuria), nyeri ketika ejakulasi, rasa tidak nyaman
pada daerah pelvis, genital, punggung dan bokong. Gejala ini biasanya hilang
timbul sampai berbulan-bulan. Prostatitis dapat menyerang semua usia berbeda
dengan penyakit prostat lainnya (kanker prostat dan pembesaran prostat) yang
sering terjadi pada pria usia lanjut.8
Pada gambar radiologi dengan CT menggunakan kontras dapat ditemukan
pembesaran difus, kelenjar edem dengan predileksi pada daerah tepi. Jika terdapat
abses maka akan tampak rim-enhancing, unilokular atau multilokular, hipodens
pada daerah perifer.Infeksi dapat menjalar ke kapsul ke jaringan periprostatik,
vesika seminalis hingga peritoneum.8
Gambar 2. Hasil USG tampak penyebaran daerah sekitar prostat (extra prostatic spread)
(Sumber: Aphinives C et al Prostatic abscesses: radiographic findings and treatment. J Med
Assoc Thai. 2004)
Pielonefritis
Pielonefritis merupakan infeksi pada parenkim ginjal dan sistem pengumpul.
Keadaan klinis yang biasa ditemukan seperti flank pain, tegang pada daerah
sudut kostovertebral dan keadaan infeksi traktus urinarius lain. Pencitraan
dapat membantu khususnya jika terjadi komplikasi seperti abses renal.
Temuan CT scan dapat tampak pembesaran ginjal, sedikit enhancement, ginjal
seperti
bergaris-garis
yang
biasa
dikenal
dengan
istilah
striated
nephrogram.9
Gambar 4. CT dengan kontras pada pasien dengan gejala demam dan nyeri area flank . Hasil
CT menunjukkan linear enhancement pada ginjal kiri (panah) yang dikenal dengan striated
nephrogram yang merupakan gambaran pyelonefritis akut.
(Sumber:https://www.med-ed.virginia.edu/courses/rad/gu/kidneys/Images/pyeloct1.jpg
diakses tanggal 6 Mei 2014)
Gambar 5. Hasil USG pasien (sama dengan hasil CT) tampak peningkatan hiperekoik pada
korteks.
10
Glomeluronefritis
Glomerulonefritis akut menyebabkan edema yang disebabkan oleh inflamasi
pada glomerulus yang menyebabkan pembesaran ginjal. Penggunaan kontras
pada CT scan menjadi kontraindikasi. USG merupakan modalitas yang dapat
digunakan untuk menegakkan diagnosis. Temuan pencitraan biasanya tidak
begitu spesifik dan hanya tampak pembesaran ginjal bilateral pada fase akut
Peran dari pencitraan pada glomerulonefritis adalah untuk meng-ekslusi
adanya obstruksi seabagai penyebab insufisiensi ginjal.10
G
ambar 6. USG pasien glomerulonefritis tampak peningkatan echogenitas namun tidak
sampai ke bagian medulla. Gambaran USG pada ginjal kanan (A)tampak hiperekoik sehingga
echoigenitasnya tampak sama seperti parenkim hepar(panah) . (B) tiga hari setelah terapi
tampak echoigenotas menurun pada korteks renal meski perbesaran ginjal tidak mengalami
perubahan.
(Sumber:
http://intranet.tdmu.edu.ua/data/kafedra/internal/propedeutic_vn_des/classes_stud/en/stomat/
ptn/Internal%20medicine/4/Lesson_9_Glomerulonephritis.files/image011.jpg diakses tanggal
6 Mei 2014)
11
patologik yang berkontribusi terhadap timbulnya gejala traktus urinarius pada pria
lanjut usia. Meskipun BPH tidak mengancam jiwa, manifestasi klinisnya dapat
menurunkan kualitas hidup pasien. Gejala yang mengganggu seperti, dysuria,
frekuensi(berkemih lebih sering dari normal), urgensi (perasaan berkemih yang
sulitditahan) ,serta nokturia (terbangun untuk berkemih beberapa kali pada
malamhari), dan gejala-gejala obstruksi berkemih seperti, aliran lambat, keraguraguan(sulit untuk memulai proses berkemih), intermitten, mengedan saat berkemih,
rasatidak puas berkemih, dan menetesnya urine di akhir berkemih. Gejala tersebut
60% akan dialami oleh pria dengan BPH dengan usia > 65 tahun. 12
Pada intravenous pyelogram (IVP) menggunakan material kontras iodine yang
diinjeksi kedalam vena dapat ditemukan pembesaran signifikan dari kelenjar prostat
dapat menyebabkan dasar vesika urinaria elevasi dengan gambaran J- ing atau
Fish hooking pada ureter distal.13
12
Gambar 7. BNO-IVP tampak elevasi vesika dan J-ing pada ureter distal
(Sumber: Roux,P.J., Haematuria. Available From http://www.eradiography.net diakses
3 Mei 2014)
13
dan
rendah
pada
bagian
tengah
prostat,
accoustic
shadow
14
Hal
ini telah
diganti
dan
kompresi lebih
echogenic
pada
zona
perifer.
(B) memperlihatkan penyakit yang lebih sederhana dengan pembesaran kelenjar prostat yang
kecil. Kista jinak (penunjuk panah)dan nodul adenomatous (panah-panah) dapat
teridentifikasi.
(Sumber: Sutton,D., Seventh Edition. Textbook of Radiology and Imaging, Volume
II.London. Churchill Livingstone. 2003)
15
Menyingkirkan kanker prostat pada pasien dengan peningkatan PSA (>4 ng/mL)
merupakan
indikasi pencitraan
dengan
TRUS
untuk menentukan
tindakan biopsi.
Gambar 10 Bidang
Axial
CT setelah kontras
intravena
memperlihatkan area
homogenpada nodul
pembesaran
prostat jinak pada kelenjar sentral prostat (panah putih).
(sumber: Baert.LA. editors, Encyclopedia of Diagnostic Imaging. New York. Springer.2008)
gambar 11.
Serial T2-W MRI .Visualisasi zona anatomi prostat baik.Zona transisional
ditandai dengan pembesaran dan penonjolan ke bagian dasar vesika urinaria
16
(sumber:
Hamm,B.,Asbach.,P.,Beyersdoff.D., Hein,P.,Lemke,U., Direct Diagnosis
inRadiologi; Urogenital Imaging. New York. Thieme PublishingGroups.2008)
17
Gambar 12. CT urogram. CT abdomen dengan kontras pada proyeksi koronal tampak massa
pada lateral kiri dinding VU (panah)
(sumber: http://www.learningradiology.com/archives05/COW%20178Bladder
klasik yang ditimbulkan dapat berupa triad RCC yakni makroskopik hematuria, nyeri
abdomen dan teraba masa pada abdomen.15
Pencitraan merupakan hal penting untuk mengetahui staging dari RCC dan
juga untuk merencanakan tindakan operasi. Meskipun USG sangat sering dilakukan
untuk mengetahuo keadaan traktus urinarius namun USG tidak sensitive dan spesifik
seperti pada CT dan MRI. Pada USG tampak pseudocapsule tumor dengan gambaran
hypoechoic halo. Penggunaan kontras dapat meningkatkan sensitivitas dari USG.15
19
20
Gambar 15. CT scan abdomen pasien RCC tampak massa pada ginjal kanan
(sumber : http://radiopaedia.org/images/3417782 diakses tanggal 5 mei 2014)
21
tambahan dapat meliputi nyeri tulang atau fraktur tulang yang berhubungan dengan
metastase.16
Secara klasik gambaran dari karsinoma prostat digambarkan sebagai suatu
massa hipoekoik (70%). Sebagai tanda sekunder dari kanker yaitu perubahan bagian
tepi kapsul prostat yang ditandai dengan suatu bulging atau squaring. Perubahan
dari duktus ejakulatorius yang komplek dapat dijadikan sebagai suatu indikasi dasar
kanker mengalami penyebaran dari apeks atau telah meluas ke dalam vesikula
seminalis.16
Gambar 16. Pencitraan kanker prostat (A) TRUS polos. (B) Dengan pewarnaan Doppler
(sumber: http://www.jultrasoundmed.org/content/25/7/815.full diakses tanggal 4 Mei 2014)
22
Gambar 17. Potongan Koronal, T2-weighted MRI tampak Low signal intensity (panah) pada
sisi kiri prostat.
(Sumber: Turkbey B, Albert PS, Kurdziel K, Choyke PL. Imaging localized prostate cancer:
current approaches and new developments. AJR Am J Roentgenol. Jun 2009)
23
24
Gambar 18. Batu ureter. Foto BNO-IVP tampak ginjal kiri dilatasi sampai ureter. Dilatasi
dibatasi dengan adanya bayangan radioopak (panah)
(sumber: http://www.comiterpa.com/hematuria%20radiologic_studies.htm diakses tanggal 4
Mei 2014)
25
Batu ginjal
Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih baru di dalam pelvis
atau kaliks ginja;. Batu ginjal dalam saluran kemih adalah masa keras yang terbentuk
di sepanjang traktus urinarius. Gejala yang timbul dapat berubpa nyeri, daerah flank,
hematuria, disuria, serta jika obstruksi mengganggu sistem drainage maka dapat
terjadi infeksi . Batu dapat tebentuk diginjal dan proses pembentukan batu tersebut
dikenal dengan urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis)20
Pencitraan dapat dilakukan ketika dicurigai ada tanda batu ginjal. Jika pada
foto polos terlihat bayangan opak pada ginjal perlu diperhatikan penggunaan kontras
jika telah terjadi kerusakan ginjal.20
26
Gambar 20. Foto polos abdomen tampak batu (lingkaran) pada ginjal kanan dan kiri. Selain
itu tampak juga bayangan opak pada buli-buli.
(Sumber: http://www.spinabifida.net/wp-content/ diakses tanggal 6 Mei 2014 )
Gambar 21. Hasil USG ginjal kanan tampak pelvis ginal berdilatasi (P) tampak batu (S).
Anata batu kalsifikasi dan cairan yang mengisi pelvis ginjal tampak perbedaan ekogenik
(Sumber: https://www.med-ed.virginia.edu/courses/rad/gu/ diakses tanggal 5 Mei 2014)
27
Gambar 22. Hasil CT (dilakukan tanpa IV ataupun oral kontras) tampak batu bilateral
(panah). Sistem pengumpul mengalami dilatasi
Sumber: https://www.med-ed.virginia.edu/courses/rad/ diakses tanggal 5 Mei 2014)
28
Gambar 23. Foto polos abdomen tampak batu staghorn yang melibatkan seluruh daerah
pelvikaliks pada ginjal kanan (panah)
(Sumber: http://img.medscape.com diakses tanggal 4 Mei 2014)
29
30
31
Gambar 24. Foto polos abdomen tampak batu vesika (panah merah)
(Sumber: http://www.urologystone.com diakses tanggal 8 Mei 2014)
Gambar 25. CT scan aksial dengan kontras tampak batu multiple pada vesika urinaria
(sumber: https://www.med-ed.virginia.edu/courses/rad/gu/bladder/Images/bldrstones_2.jpg
diakses tanggal 8 mei 2014
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton A.C. and J.E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC.
2007;. 74,76, 1070,1340.
2. Menon M, Resnick MI.In : Walsh PC.,eds. Campbells urology. Saunders.
2002:3288-3289.
3. American Urological Association. AUA Guideline on the Management of
Staghorn Calculi:Diagnosis and Treatment Recommendations. 2005
4. Foxman B. Epidemiology of urinary tract infections: incidence, morbidity,
and economic costs. Am J Med. Jul 8 2002;113
5. Daunt SW. Accuracy of ultrasonography and plain-film abdominal
radiography in the diagnosis of urologic abnormalities in men with urinary
tract infection: critically appraised topic. Can Assoc Radiol J. Feb 2004;55(1)
6. Johnson JR. Laboratory diagnosis of urinary tract infections in adult
patients. Clin Infect Dis. Sep 15 2004;39(6):873;
7. Seth A, Teichman JM. What's new in the diagnosis and management of
painful bladder syndrome/interstitial cystitis?. Curr Urol Rep. Sep 2008.)
8. Habermacher GM, Chason JT, Schaeffer AJ. Prostatitis/chronic pelvic pain
syndrome. Annu Rev Med. 2006;57:195-206
9. National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse
(NKUDIC).2012. Imaging of the urinary tract. Washington D.C Amerika
Serikat . sumber: http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/imagingut/
diakses tanggal 5 Mei 2014
10. Ruden, N.M., J. L. Brandon, B. S. Jeun, M. J. Bassignani, S.B. Gay.
Genitourinary Radiology. Online Publishing of University of Virginia Health
Sciences Center Department of Radiology. 2013 https://www.meded.virginia.edu/courses/rad/html diakses tanggal 6 Mei 2014
33
34