Professional Documents
Culture Documents
110211 0024
Rahmi Taftawaty
Ramdhani Witia
M. Luthfi Syahdatin
Titin Suhartina
Ghea Anisah
Rahmawati S.
Suardiman
Wahyuni Rachaan
MODUL 2
KEGEMUKAN
Seorang wanita ,30 tahun, datang ke dokter dengan keluhan kelebihan berat badan yang
dialami sejak masa remaja dan terus bertambah hingga menggganggu penampilan. Nafsu
makan sulit dikendalikan dan sudah melakukan olahraga rutin sekali seminggu. Tidak
didapatkan adanya tanda tanda diabetes dalam keluarga. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TB 155cm dengan BB 70kg dan LP 90cm. TD 1120/80mmhg, pemeriksaan
fisik lain dalam batas normal. Hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan kadar GDP
98mg/dl , kol total 180mg/dl , LDL 100mg/dl,HDL 45mg/dl dan TG 102mg/dl
KATA SULIT :
Diabetes Melitus : penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang
disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau
keduanya.
Referensi: http://diabetesmelitus.org/penyakit-diabetes-melitus/ DiabetesMelitus.org
KATA KUNCI :
Wanita 30 thn
TD 120/80 mmHg
PERTANYAAN PENTING
1. Apa yang di maksud Trigliserida?
2. Apa yang dimaksud kolesterol total?
3. Apa saja yang dapat mempengaruhi peningkatan nafsu makan ?
4. Bagaimana
Cara
Melakukan
Pemeriksaan
Gula
Darah
Puasa
dan
Interpretasinya?
5. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan HDL kolesterol dan interpretasinya?
Lemak yang paling banyak dalam makanan adalah trigliserida, yang tersusun dari
sebuah inti gliserol dan tiga rantai panjang asam lemak (Guyton and Hall, 2007; Mayes,
2003a).Sejumlah kecil trigliserida dicerna dalam lambung oleh lipase lingual yang
disekresi oleh kelenjar lingual dan ditelan bersama dengan saliva.Jumlah pencernaan ini
kurang dari 10%.Sedangkan sejumlah besar lemak akan dicerna di dalam usus halus.
Tahap awal pencernaan lemak adalah emulsifikasi lemak, yaitu memecah gumpalan
lemak menjadi ukuran yang sangat kecil sehingga enzim pencernaan yang larut air dapat
bekerja pada permukaan gumpalan lemak. Emulsifikasi tersebut terjadi dalam duodenum
dengan pengaruh empedu yang mengandung garam empedu dan lesitin.Enzim yang
paling penting untuk pencernaant rigliserida adalah lipase pankreas.Enzim ini merupakan
senyawa yang larut air dan memecah gumpalan lemak hanya pada permukaannya,
sehingga emulsifikasi lemak sangat penting.Lipase pankrea smengkatalis hidrolisis ikatan
ester (pada C- 1 dan C-3) trigliserida sehingga terbentukasam lemakdan 2 monogliserol.
Hasil pencernaan trigliserida yang berupa asam lemak dan monogliserida akan
diserap sel mukosa intestinal dengan cara difusi pasif masuk kebagian dalam sel epitel.
Setelah memasuki sel epitel, asamlemak dan monogliserida diambil oleh retikulum
endoplasma halus, yang selanjutnya akan digunakan untuk membentuk trigliserida baru
kemudian dilepaskan dalam bentuk kilomikron melalui bagian basal selepitel, mengalir
keatas melalui duktus limfetorasikus dan menuju aliran darah. Kilomikron trigliserida
tidak
langsung
diambil
jaringanekstrahepatik
yang
oleh
hati.Senyawa
mempunyai
enzim
ini
akan
lipoprotein
dimetabolisme
oleh
lipase,
akan
yang
3. Diubah menjadi hormon steroid dan setelah berfungsi hormo-hormon ini dan
metaboliknya dikeluarkan melalui urin
Di dalam darah kolestol terdapat dalam 2 bentuk, yaitu kolesterol bebas dan
sebagai ester. Ester kolesterol mempunyai hubungan dengan fungsi hati sehingga kadangkadang perlu ditetapkan tersendiri. Penetapan kadar kolesterol total dilakukan dengan
beberpa cara, pada umumnya lebih mudah daripada penetapan ester kolesterol pada
umumnya penetapan dilakukan setelah diekstraksi dengan pelarut lemak.
Referensi : Buku Penuntun Praktikum Biokimia. Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
3. Apa saja yang dapat mempengaruhi peningkatan nafsu makan ?
1) Hipotalamus
Kontrol keseimbangan energi dan asupan makanan terutama adalah fungsi
hipotalamus. Nukleus arkuatus hipotalamus berperan sentral dalam kontrol jangka
panjang keseimbangan energi dan berat tubuh serta kontrol jangka pendek asupan
makanan sehari-hari. Nukleus arkuatus adalah kumpulan neuron berbentuk busur yang
terletak dekat dengan dasar ventrikel ketiga. Terdapat banyak jalur yang sangat
terintegrasi keluar-masuk nukleus arkuatus, yang menunjukkan kompleksnya sistem yang
berperan dalam rasa lapar dan kenyang. Sinyal makan menimbulkan sensasi lapar,
mendorong kia mencari makanan. Sebaliknya, kenyang adalah perasaan penuh. Sinyal
kenyang memberi tahu kita bahwa kita telah cukup makan dan menekan keinginan untuk
makan.
Nukleus arkuatus memiliki dua subset neuron yang berfungsi saling berlawanan.
Satu subset mengeluarkan neuropeptida Y, dan yang lain mengeluarkan melanokortin.
Neuropeptida Y (NPY), salah satu perangsang nafsu makan paling kuat yang pernah
ditemukan,
menyebabkan
peningkatan
asupan
makanan
sehingga
mendorong
Dua daerah hipotalamus menerima banyak akson dari neuron penghasil NPY dan
melanokorti nucleus arkuatus. Daerah-daerah neuron ordo kedua yang terlibat dalam
keseimbangan energy dan asupan makanan ini adalah daerah hipotalamus lateral (lateral
hypothalamic area, LHA) dan nucleus hipotalamus paraventrikel (paraventricular
hypothalamic nucleus, PVN). LHA menghasilkan dua neuropeptida yang berhubungan
erat yang dikenal sebagai oreksin, yaitu stimulator kuat asupan makanan. NPY
merangsang dan melanokortin menghambat pelepasan oreksin, sehingga terjadi
peningkatan nafsu makan dan asupan makanan. Sebaliknya, PVN mengeluarkan
pembawa-pembawa pesan kimiawi, misalnya corticotrophin-releasing hormone, yang
mengurangi nafsu makan dan asupan makanan.
2) Faktor Hormonal
- Leptin. Leptin menekan nafsu makan sehingga enurunkan konsumsi makanan dan
mendorong penurunan berat badan, dengan menghambat sinyal NPY (perangsang nafsu
makan) dan merangsang pengeluaran sinyal melanokortin (penekan nafsu makan) dari
hipotalamus. Sebaliknya, penurunan simpanan lemak dan penurunan sekresi leptin yang
ditimbulkannya akan menyebabkan peningkatan nafsu makan dan penambahan berat
badan. Sinyal leptin umumnya dianggap sebagai faktor dominan yang bertanggung jawab
dalam penyesuaian jangka panjang asupan makanan dengan pengeluaran energy sehingga
kandungan energy total tubuh tetap seimbang dan berat tubuh konstan.
- Ghrelin. Ghrelin, yang disebut sebagai hormone lapar, adalah perangsang nafsu makan
poten yang dihasilkan oleh lambung dan diatur oleh status makan. Sekresi perangsang
nafsu makan ini memuncak sebelum makan dan menyebabkan orang ingin makan,
kemudian turun setelah hidangan dimakan. Ghrelin merangsang nafsu makan dengan
mengaktifkan neuron penghasil NPY di hipotalamus.
- Insulin. Penurunan sekresi insulin dari sel beta pancreas, yang akan mengurangi
simpanan energy. Jadi, leptin mungkin berperan penting dengan cara mengirimkan sinyal
dari jaringan lemak ke otak bahwa energy telah disimpan dalam jumlah yang cukup dan
asupan makanan tidak lagi diperlukan saat itu.
3) Efek Kadar Glukosa, Asam Amino, dan Lipid dalam Darah
Penurunan kadar gula darah akan menimbulkan rasa lapar, yang menimbulkan
suatu hal yang disebut teori glukostatik pengaturan rasa lapar dan perilaku makan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek yang sama dihasilkan dari kadar asam
amino dan produk pemecahan lipid seperti asam keton dan beberapa asam lemak dalam
darah, yang kemudian menghasilkan teori pengaturan lipostatik dan aminostatik. Yaitu,
bila ketersediaan salah satu dari ketiga zat makanan tersebut berkurang, nafsu makan
akan meningkat, yang akhirnya akan mengembalikan kadar zat tersebut dalam darah
menjadi normal. Beberapa penelitian neurofisiologis di area spesifik otak juga
mendukung tori glukostatik, aminostatik dan lipostatik, berikut ini:
a. Peningkatan kadar gula darah akan meningkatkan kecepatan bangkitan neuron
glukoreseptor di pusat kenyang di nucleus ventromedial dan paraventrikular hipotalamus.
b. Peningkatan kadar gula tersebut juga secara bersamaan menurunkan bangkitan neuron
glukosensitif di pusat lapar hipotalamus lateral. Selain itu, beberapa asam amino dan lipid
mempengaruhi kecepatan bangkitan neuron-neuron tersebut atau neuron lain yang terkait
erat.
4) Pengaruh Psikososial dan Lingkungan
Sejauh ini kita telah membahas sinyal-sinyal involunter yang secara otomatis
mengontrol asupan makanan kita. Namun, seperti asupan air, kebiasaan makanan
seseorang dibentuk oleh faktor psikologis, sosial, dan lingkungan. Sering keputusan kita
untuk makan atau berhenti makan masing-masing tidak semata-mata ditentukan oleh
apakah kita lapar atau kenyang. Sering kita makan karena kebiasaan makan tiga kali
sehari atau karena kebiasaan sosial.
Selain itu, derajat kesenangan yang berasal dari makan dapat memperkuat
perilaku makan. Makan hidangan dengan rasa, aroma, dan tekstur yang nikmat dapat
menambah nafsu makan dan asupan makanan. Hal ini telah dibuktikan dalam suatu
eksperimen di mana tikus ditawarkan pilihan makanan manusia yang lezat. Tikus-tikus
tersebut makan berlebihan hingga 70% sampai 80% melebihi normal dan menjadi
kegemukan. Ketika tikus-tikus itu dikembalikan untuk menyantap makanan tikus biasa
monoton namun seimbang dari segi gizi, obesitasnya cepat pulih, karena asupan makanan
kembali dikontrol oleh dorongan fisiologik dan bukan keinginan hedonistic untuk
menikmati rasa.
Stres, rasa cemas, depresi, dan kebosanan juga terbukti mengubah perilaku
makan melalui cara-cara yang tidak berkaitan denga kebutuhan energy baik pada hewan
STANDAR
BLANKO
20 ul
Larutan standar
20 ul
Reagensia warna
2 ml
2 ml
2 ml
Normoglikemia
Diabetes
Symptom diabetes
< 20 mg/dl (TGT)
Dan GDS 200 mg/dl
Spuit 3 ml
Spektrofotometer
Pipetmikro
Kuvet
sentrifuga
2. Bahan
a. Serum, plasma-heparin atau EDTA
b. Alkohol 70%
c. Aquades
3. Reagens
a. Reagenspengendap :
4. Cara Kerja
a. Siapkan sebuah tabung bersih dan kering
Masukkan ke dalam tabung
Sampel
Serum/ plasma
Regensia pengendap
250 ml
0,3 ml
Sampel
Standar
Blanko
20l
2,0 ml
20l
2,0 ml
2,0 ml
5. Perhitungan
Kadar HDL-kolesterol =
Absorban sampel
absorban standar
6. Nilai Normal
Laki-laki
Perempuan
= 45 65 mg/dl
= 35-45 mg/dl
x 100 mg/dl
ada terisi penuh, maka jika yang bersangkutan terus mengkonsumsi lebih banyak kalori
daripada yang dikeluarkan, maka akan terbentuk lebih banyak adiposit, berbeda dari
anggapan sebelumnya.
Penyebab obesitas banyak, dan sebagian masih belum jelas. Beberapa faktor yang
mungkin terlibat adalah sebagai berikut:
Gangguan jalur sinyal leptin. Sebagian kasus obesitas dilaporkan berkaitan dengan
resistensi leptin. Bagi banyak orang dengan kelebihan berat, asupan energi yang
berlebihan hanya berlangsung selama periode terjadinya obesitas. beberapa peneliti
mengemukakan bahwa pada orang dengan obesitas, pusat-pusat di hipotalamus yang
berperan dalam homeostasis energi disetel lebih tinggi. Setelah obesitas tercapai, yang
diperlukan untuk mempertahankan kondisi adalah bahwa energi yang masuk setara
dengan yang keluar. Sebagai contoh, masalahnya mungkin terletak pada defek reseptor
leptin di otak yang tidak berespons terhadap tingginya kadar leptin darah yang berasal
dari jaringan lemak yang banyak. Karena itu otak tidak mendeteksi leptin sbagai sinyal
untuk menurunkan nafsu makan sampai titik patokan yang lebih tinggi (dan karenanya
simpanan lemak yang berlebih banyak) tercapai. Hal ini dapat menjelaskan mengapa
orang dengan kelebihan berat cenderung mempertahankan berat mereka tetapi dengan
tingkat yang lebih tinggi daripada normal. Selain gangguan reseptor, gangguan lain dalam
jalur leptin dapat menjadi penyebab, misalnya gangguan transpor leptin menembus sawar
darah otak atau defisiensi salah satu pembawa pesan kimiawi di jalur leptin.
Kurang olahraga. Banyak penelitian memperlihatkan bahwa secara rerata, orang gemuk
tidak makan lebih banyak dibandingkan dengan orang kurus. Salah satu penjelasan yang
mungkin adalah bahwa orang dengan kelebihan berat tidak makan berlebihan tetapi
kurang gerak-sindrom couch potato (menonton televisi sambil makan cemilan).
Tingkat aktivitas fisik yang sangat rendah biasanya tidak disertai penurunan setara asupan
makanan.
Perbedaan
fidget
factor.
Termogenesis
non-olahraga
(nonexercise
activity
thermogenesis, NEAT), atau fridge factor, dapat menjelaskan beberapa variasi dalam
penyimpanan lemak di antara orang. NEAT merujuk kepada energi yang dikeluarkan oleh
aktivitas fisik di luar olahraga yang direncanakan. Mereka yang sering mengetukngetukkan kaki atau jenis lain aktivitas fisik spontan berulang menghabiskan kilokalori
yang cukup besar sepanjang hari tanpa disadari.
Perbedaan dalam mengekstraksi energi dari makanan. Alasan lain mengapa orang
langsing dan orang dengan obesitas memiliki perbedaan berat mencolok meskipun
mereka mengonsumsi kilokalori yang sama mungkin adalah dalam efisiensi
mengekstraksi energi dari makanan. Studi-studi memperlihatkan bahwa orang langsing
cenderung kurang memperoleh energi dari makanan yang mereka santap, karena mereka
mengubah lebih banyak energi makanan menjadi panas daripada menjadi energi untuk
digunakan atau disimpan. Sebagai contoh, orang yang langsing memiliki lebih banyak
uncoupling proteins, yang memungkinkan sel-sel mereka mengubah lebih banyak kalori
nutrien menjadi panas dan bukan menjadi lemak.
Pembentukan sel lemak dalm jumlah berlebihan akibat makanan berlebihan. Salah satu
masalah dalam melawan obesitas adalah bahwa sekali terbentuk maka sel lemak tidak
lenyap dengan pembatasan makan dan penurunan berat. Bahkan ketika seseorang yang
berdiet telah kehilangan banyak dari lemak trigliserida yang tersimpan di sel-sel ini,
penambahan berat secara rebound setelah penuruanan berat sulit dihindari dan dapat
mematahkan semangat yang bersangkutan untuk berdiet
Ketersediaan makanan yang melimpah, lezat, padat energi, dan relatif murah.
Alat pengukur (cuff) terlalu kecil, sehingga tidak dapat menutup (melingkar)
lengan dengan sempurna sehingga menghasilkan tekanan darah tinggi palsu,
dengan angka kenaikan 8-12 mmHg lebih tinggi daripada seharusnya.
Adanya kenaikan volume darah yang beredar akibat meningkatnya volume darah
dalam jaringan lemak berhubungan dengan curah jantung yang juga meningkat
sehingga terdapat peningkatan aktifitas dari ventrikel kiri.
2. Penyakit Kardiovaskular
Kematian yang lebih tinggi pada orang obes terutama disebabkan oleh
penyulit kardiovaskular, didapatkan bahwa kenaikan berat badan mempunyai
hubungan yang bermakna dengan frekuensi kematian mendadak, angina pektoris,
tetapi tidak berhubungan dengan infark miokard akut.
Pada orang obes terjadi peningkatan konsumsi O2, isi sekuncup juga
meningkat sesuai dengan derajat kegemukannya.Pada orang yang sangat obes
dapat terjadi tanda overload, dan fungsi ventrikel kiri yang berkurang sebanding
dengan kegemukannya, dan hal ini kemudian dapat menyebabkan terjadinya
payah jantung yang fatal. Kelainan kardiovaskular selain payah jantung adalah
kelainan koroner, seperti juga dengan penentuan faktor yang berpengaruh pada
fungsi ventrikel kiri, terdapat pengaruh yang kompleks antara jenis kelamin,
umur, tekanan darah, kadar serum lipid, merokok, diabetes dan berat badan.
3. Hipoventilasi alveolar
Pada orang obes dapat terjadi hipoventilasi alveolar, yang pada keadaan
berat dapat menyebabkan sindrom Pickwickian dengan gejala terdiri atas obesitas
berat, samnolensia, edema, kelainan pernapasan berat disertai adanya peritode
apnea dengan sianosis.
Patogenesis sindrom hipoventilasi pada obesitas ini masih belum
jelas.Tetapi pada penelitian didapatkan kelainan sirkulasi pada orang obes karena
adanya kenaikan volum darah total dan volum darah paru. Perfusi paru normal,
tetapi ventilasi paru berkurang.Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri meninggi
walaupun peninggian ini tidak ditemukan pada semua penderita.Hipoventilasi
alveolar dan asidemia akan menyebabkan vasokontriksi pulmonal selanjutnya
menimbulkan hipertensi pulmonal, yang akhirnya mengakibatkan pembesaran
ventrikel kanan dan kor-pulmonal dengan dekompensasi. Kelainan tersebut mulai
tampak pada obesitas simpel dan dapat membaik dengan penurunan berat badan,
sedangkan pada sindrom hipoventilasi berat mekanisme kompensasi tidak
berfungsi baik sehingga dapat mengakibatkan keadaan yang lebih buruk lagi.
4. Batu empedu
Batu empedu lebih banyak terjadi pada obesitas daripada populasi umum,
juga resiko kematian pada orang obes dengan batu empedu lebih besar di banding
non obes dengan batu empedu. Dasar korelasi antara obesitas dengan batu
empedu masih belum jelas, tetapi beberapa peneliti menyatakan bahwa aktifitas
fisik merupakan salah satu faktor penting, sebaliknya jumlah dan komposisi
makan juga merupakan hal yang berpengaruh. Hal tersebut menyokong hipotesis
bahwa kenaikan kadar kolesterol dalam empedu adalah sebagai akibat perubahan
pola diet. Mungkin kadar kolesterol empedu mempunyai hubungan tidak
langsung dengan kadar serum kolesterol.
5. Obesitas dengan kehamilan
Obesitas memberikan risiko yang lebih besar pada wanita hamil bagi
timbulnya kelainan tertentu seperti hipertensi dan diabetes melitus.Pada
penelitian terhadap wanita obes yang hamil ditemukan kemungkinan anak dengan
berat badan lebih dari 4kg 2kali lebih besar daripada normal, walaupun tidak
menunjukkan risiko operatif yang lebih tinggi disamping itu, insidensi persalinan
yang lebih lama dari 24 jam setelah amniotomi, juga meningkatkan kejadian
hemoragia post partum primer, afisia neonatal, dan pireksiapuerpural. Walaupun
demikian dengan pengelolaan antenatal yang baik termasuk pemantauan gula
darah, fungsi fetoplasental dan disproporsisefalopelvik, maka adanya obesitas
tidak menyebabkan kemaitan perinatal dan maternal yang lebih banyak. Pada
penelitian yang lain ditemukan adanya resiko antepartum yang lebih besar pada
wanita hamil yang obes, serta ditemukan hipertensi dan diabetes, kehamilan
kembar, diperlukan induksi partus dan kemungkinan sectio caesaria.
6. Resiko lain yang terjadi pada obesitas
Semua organ tubuh dapat terpengaruh oleh obesitas dan memberikan
resiko bagi timbulnya penyakit tertentu.Beberapa di antaranya;
Perlemakan hati yang terjadi peningkatan kadar SGOT, SGPT, dan LDH darah
dapat terjadi dan akan kembali normal setelah berat badan menurun.
pada orang gemuk karena kelebihan berat badan, akan terjadi lipatan kulit yang
lebih banyak dengan kelembaban yang lebih tinggi, hingga mempermudah
terjadinya infeksi jamur di lipatan kulit terutama di daerah axilla, perineal serta di
bawah lipatan payudara.
Osteoarthritis lebih sering terjadi pada sendi yang menahan beban berat badan
menstruasi yang tidak teratur serta oligomenore lebih sering terjadi pada orang
obes
fibrosis pada uterus serta timbulnya kanker endometrium yang sering terjadi.
Referensi : Soeparman,dkk. 1987. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Kedua. Jilid 1. Balai
penerbit FKUI:Jakarta.
9.Bagaimana Gambaran Histologi dari Atherosklerosis?
Dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang
tampak bagaikan garis lemak.
Timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari lemak,
jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler.
Referensi: http://www.academia.edu/7687525/ATEROSKLEROSISi
10. Apa Yang Dimaksud Dengan Resistensi Insulin?
Referensi:
1.
2.
Rohman, M. S. (2011).
PatogenesisdanTerapiSindromaMetabolik. JurnalKardiologi Indonesia,28(2),
86-94.
3.
Gen db (diabetic) adalah gen penghasil reseptor leptin. Sejumlah orang yang
mempunyai masalah obesitas ternyata mengalami mutasi baik pada gen yang
memproduksi leptin maupun gen yang memproduksi reseptor leptin.
.
th
Edition.
1.Kelebihan makanan
Kegemukan hanya mungkin terjadi jika terdapat kelebihan makanan dalam tubuh,
terutama bahan makanan sumber energi. Dengan kata lain, jumlah makanan yang
dimakan melebihi kebutuhan tubuh.
2.Kekurangan Aktifitas dan Kemudahan Hidup
Kegemukan dapat terjadi bukan hanya karena makanan berlebih, tetapi juga
karena aktifitas fisik berkurang, sehingga terjadi kelebihan energi. Berbagai kemudahan
hidup juga menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik, serta kemajuan teknologi
diberbagai bidang kehidupan mendorong masyarakat untuk me nempuh kehidupan yang
tidak memerlukan kerja fisik yang berat.
3.Faktor Psikologik dan Genetik
Faktor psikologis sering juga disebut sebagai faktor yang mendorong terjadinya
obesitas. Gangguan emosional akibat adanya tekanan psikologis atau lingkungan ke
hidupan masyarakat yang dirasakan tidakmenguntungkan. Saat seseorang merasa cemas,
sedih, kecewa atau tertekan, biasanya cenderung mengkonsumsi makanan lebih banyak
untuk mengatasi perasaan perasaan tidak menyenangkan tadi. Kegemukan dapat
diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya dalam sebuah keluarga.
Itulah sebabnya kita sering menjumpai orang tua gemuk cenderung memiliki anak anak
yang gemuk pula. Dalam hal ini faktor genetik telah ikut campur menentukan jumlah
unsur sel lemak dalam tubuh yang berjumlah besar melebihi ukuran normal, secara
otomatis akan diturunkan kepada yang bayi selama didalam kandungan. Maka tidak heran
bila bayi yang lahir pun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.
4.Pola Konsumsi Makanan
Pola makanan masyarakat perkotaan yang tinggi kalori dan lemak sertarendah
serat memicu peningkatan jumlah penderita obesitas. Masyarakat diperkotaan cenderung
sibuk, biasanya lebih menyukai mengkonsumsi makanan cepat saji, dengan alasan lebih
praktis. Meskipun, mereka mengetahui bahwa nilai kalori yang terkandung dalam
makanan cepat saji sangat tinggi, dan didalam tubuh kelebihan kalori akan diubah dan
disimpan menjadi lemak tubuh.
5.Kebudayaan
Bayi bayi yang gemuk biasanya dianggap bayi yang sehat. Banyak orang tua
yang berusaha membuat bayinya sehat dengan cara memberikan terlalu banyak susu,
yang biasa diberikan adalah susu botol atau formula. Bayi yang terlalu gemuk pada usia
enam minggu pertama akan cenderung tumbuh menjadi remaja yang gemuk. Beberapa
studi menunjukan bahwa 80% dari anak anak yang kegemukan akan tumbuh menjadi
anak dewasa yang kegemukan juga.
6.Faktor Hormonal
Menurut hipotesa para ahli,Depo Medroxy Progetseron acetat (DMPA)
merangsang pusat pengendalian nafsu makan dihipotalamus yangmenyebabkan akseptor
makan lebih banyak dari pada biasanya. Sistem pengontrol yang mengatur perilaku
makanan terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus.Hipotalamus
mengandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain diotak, sehingga lebih mudah
dipengaruhi oleh unsur kimiawi darah. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi
penyerapan makanan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakkan nafsu makan
(awal atau pusat makan), hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas menggerakkan
nafsu makan (pemberian pusat kenyang). Dari hasil suatu penelitian diadapat bahwa jika
HL rusak atau hancur maka individu menolak untuk makan atau minum (diberi infus).
Sedangkan kerusakan pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan
kegemukan. Pada penggunaan progesteron yang lama (jangka panjang) menyebabkan
pertambahan berat badan akibat terjadinya perubahan anabolik dan stimulasi nafsu
makan.
7.Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorag menjadi gemuk. Jika
seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol
kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut cenderung untuk menjadi gemuk.
M.2008.Penyakit
Jantung
Pengertian,
Penanganan
,dan
15. Berapa frekuensi dan durasi olahraga aerobik untuk menurunkan berat badan ?
1. Jalan kaki
Berjalan kaki adalah latihan yang ideal untuk menurunkan berat badan. Berjalan
kaki selama 15 menit dapat membakar hingga 250 kalori. Jalan kaki tidak
membutuhkan perlengkapan khusus, hanya sepatu untuk membuat kaki anada
nyaman. Untuk mereka yang memiliki masalah kesehatan serius, termasuk
obesitas dan penyakit jantung, jalan kaki adalah aktivitas olahraga penurun berat
badan yang memiliki intensitas rendah namun dapat meningkatkan kesehatan
fisik sekaligus mental.
2. Berenang
Olahraga renang, yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dapat membakar kirakira 400 hingga 700 kalori per jam. Segala jenis dan gaya renang efektif untuk
menurunkan berat badan. Selain itu, olahraga renang juga bagus untuk
mengencangkan otot. Berenang juga memperkuat dan memperbaiki kondisi tubuh
anda.
3. Bersepeda
Olahraga ini mampu membakar antara 372 hingga 1.100 kalori per jam
tergantung berat badan, kecepatan dan medan tempuh. Bersepeda sangatlah bagus
karena medan yang berbeda memberi latihan yang menyeluruh termasuk
penguatan bagian bawah tubuh dan kardiovaskuler
4. Berlari
Berlari bisa membakar hingga 600 kalori perjam, membantu membangun dan
menguatkan tulang serta jaringan (khususnya jaringan kolektif), meningkatkan
dengut jantung hingga ke level rata-rata guna mencegah resiko serangan jantung,
stroke, dan beberapa jenis kanker
16. Bagaimana Pengaturan Diet untuk Menurunkan Berat Badan?
Diet Rendah Energi adalah diet yang kandungan energinya dibawah kebutuhan normal,
cukup vitamin dan mineral.
BB
TB 2
70
155 2
70
24025
= 49,5 Kg
BEE
fluoksetin.Campuran
noradrenergik
dan
serotonergik:
sibutramin
Indikasi
Obat yang digunakan pasien obesitas untuk mengurangi berat badan ini dapat
mengurangi risiko gangguan kesehatan terkait obesitas, dengan catatan hipertensi harus
terkontrol. Sibutramin dianjurkan untuk penderita obesitas dengan IMT lebih dari sama
dengan 30 kg/m2, atau dengan IMT 27 dan disertai faktor risiko lain seperti diabetes,
hipertensi, arthritis, sleep apneu, dan dislipidemia. Puncak penurunan berat badan terjadi
setelah sekitar 6 bulan pemakaian dan berat badan dapat dipertahankan untuk
sekurangnya 1 tahun. Sibutramin dikenal efektif untuk mempertahankan penurunan berat
badan. Karena efek sibutramin berakhir minimal 1 tahun, maka sibutramin dianjurkan
untuk pengobatan obesitas jangka panjang.
Dosis
Dosis awal sebesar 10 mg diberikan 1 kali/ hari dengan atau tanpa makan. Bila
penurunan berat badan tidak signifikan, maka dosis dapat ditingkatkan setelah 4 minggu
pemakaian menjadi total 15 mg 1 kali/hari. Tekanan darah dan frekuensi jantung pasien
perlu dipertimbangkan saat titrasi dosis. Tidak dianjurkan pemakaian dengan dosis di atas
15 mg. Pada kebanyakan uji klinis, pemberian obat dilakukan pada pagi hari.
Efek samping
Efek samping dari sibutramin antara lain: mulut kering, anoreksia, sakit kepala,
konstipasi, insomnia, peningkatan tekanan darah dan detak jantung, dan aritmia
(memerlukan pengawasan lebih lanjut). Penderita dengan sejarah drug abuse perlu lebih
diperhatikan untuk tanda-tanda gangguan tertentu.
Kontraindikasi
Kontraindikasi dari sibutramin antara lain: hipertensi tidak terkontrol; penderita
dengan sejarah infark miokard, angina, gagal jantung, aritmia jantung, stroke atau
serangan iskemik selintas (Transient Ischaemic Attack), atau penyakit arteri perifer.
Interaksi Obat
Sibutramin
akan
berinteraksi
jika
diberikan
bersama
dengan
obat
Pemberian orlistat dengan dosis 120 mg yang diberikan segera sebelum, saat, dan
hingga 1 jam setelah setiap makan besar (maksimal 360 mg/hari). Pemberian dosis
tersebut memberikan hasil yaitu lemak dapat berkurang sampai 30%. Maksimal terapi
pengobatan 2 tahun. Tidak direkomendasikan bagi anak-anak.
Efek samping
Efek samping dari orlistat antara lain: feses lunak, nyeri abdomen, flatus, fecal
urgency atau incontinence yang paling sering terjadi selama 1-2 bulan pertama dengan
derajat ringan sampai sedang dan cenderung membaik seiring berlanjutnya penggunaan.
Kontraindikasi
Kontraindikasi dari pemberian orlistat antara lain: sindrom malabsoprsi kronik,
kolestasis, kehamilan dan menyusui.