Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Putri Purnama Yanti
(1112096000012)
Rizky Widyastari
(1112096000025)
Reza Falepi
(1112096000028)
I.
PENDAHULUAN
Pada dasarnya spektofotometer FTIR (Fourier Transform Infra Red) adalah sama
dengan spektrofotometer IR dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada
sistem optiknya sebelum seberkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran
dari spektofotometer FTIR adalah dari persamaan gelomabang yang dirumuskan oleh
Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli matematik dari Prancis. Fourier
mengemukakan deret persamaan gelombang elektromagnrtik sebagai :
Dimana :
-
t adalah waktu,
dari
daerah
waktu
ke
daerah
frekuensi
atau
sebaliknya
yang
berdasarkan daerah
waktu
adalah
interferometer
yang
dikemukakan oleh Albert Abraham Michelson (Jerman, 1831). Perbedaan sistem optik
Spektrofotometer IR dispersif (Hadamard Transform) dan interferometer Michelson
pada Spektrofotometer FTIR (Fourier Transform) tampak pada gambar berikut:
Emmission
of
Radiation)
yang
berfungsi
sebagai
radiasi
yang
diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang
diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.
Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FTIR adalah TGS (Tetra
Glycerine Sulphate) atau MCT (Mercury Cadmium Telluride). Detektor MCT lebih
banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS,
yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi, lebih sensitif,
lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi
yang diterima dari radiasi infra merah.
Keunggulan Spektrofotometer FTIR
Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer FTIR memiliki dua
kelebihan utama dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu :
1. Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan sehingga
analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau
scanning.
2. Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi,
sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui
celah (slitless).
Untuk kalibrasi FTIR digunakan polistirena, polistirena yang digunakan berbentuk
film. Spektrum polistirena yang dihasilkan huhus fungsinya yang dapat mewakili gugus
fungsi lainnya.
FTIR sangat penting dalam kimia modern, terutama (meskipun bukan satusatunya) dalam daerah oranik. Spektrofotometer ini merupakan alat untuk mendeteksi
gugus fungsional, mengudentifikasi senyawa dan menganalisa campuran.
Prinsip dari analisa didasarkan pada besarnya frekuensi sinar infra merah yang
diserap dengan energi tertemtu.apabila frekuensi tertentu diserap ketika melewati sebuah
tersebut diselidiki, maka energi dari frekuensi tersebut akan ditransfer akan ditransfer ke
senyawa tersebut. Energi pada radiasi inframerah sebanding dengan energi yang timbul
pada getaran-getaran (energi vibrasi, translasi dan rotasi molekul).
Karena setiap tipe ikatan yang berbeda memiliki sifat frekuensi vibrasi yang
berbeda, dan karena tipe ikatan yang sama dalam dua senyawa berbeda terletak dalam
3
lingkungan yang sedikit berbeda, maka tidak ada dua milekul yang berbeda strukturnya
akan mempunyai serapan infra merah yang tepat sama. Dengan membandingkan
spektrum infra merah dari dua senyawa yang diperkirakan identik maka seseorang dapat
menyatakan apakah kedua senyawa tersebut identik atau tidak. Identifikasi tersebut
dikenal dengan pencarian daerah sidik jari.
Cara menginterpretasikan spektrum infra merah yaitu mengklasifikasikannya
sebagai berikut:
1. Daerah ulur hydrogen berada pada 3700 2700 cm-1, puncak absorbs terjadi pada
3700 3100 cm-1, karena vibrasi O-H atau N-H. Sedangkan vibrasi C-H alifatik
timbul pada 3000 2850 cm-1 ikatan
ikatan
rangkap
berada
pada
rentang
1450
1550
cm-1
Alkohol/fenol bebas
Asam
Frekuensi (cm-1)
3580-3650
2500-2700
3140-3320
CH
2850-2960
3010-3095
3300
~3030
Alkana
Alkena
Alkuna
Aromatik
-CH2- Bengkokan
1465
-CH3 Bengkokan
1450-1375
CC
Alkuna
Alkena
Aromatik
2190-2260
1620-1680
1475-1600
C=O Aldehid
Keton
Asam
Ester
Anhidrida
1720-1740
1675-1725
1700-1725
1720-1750
1760-1810
CN
2000-3000
Nitrit
NO2 Nitro
1500-1650
Teknik preparasi sampel FTIR ada beberapa macam, tergantung matrik sampel yang
akan dianalisi. Untuk sampel cair dibagi dua yaitu berdasarkan viskositasnya. Sampel
caor yang viskositasnya tinggi seperti minyak, cukup diteteskan 10 l ke dalam sel KBr,
untuk yang berbentuk pasta cukup dioleskan tipis. Sedangkan yag viskositasnya rendah
perlu digunakan spacer.Adapun yang matrik sampelnya padat, maka dibuat seperti pallet
tipis dengan dicampur KBr yang sebelumnya dikeringkan terlebih dahulu.
II. TUJUAN
1. Memahami prinsip kerja FTIR
2. Mengetahui tujuan kalibrasi alat FTIR
3. Mengetahui teknik preparasi sampel cair
4. Mengindentifikasi gugus fungsi olium xanthoriza dari hasil analisa FTIR
2. Prosedur Kerja
a. Kalibrasi FTIR
Software FTIR dibuka dan ditunggu hingga background selesai. Kemudian
masukkan film polistirena ke dalam holder sampel FTIR. Setelah itu klik
instrument pada bar atas, kemudian dimasukkan informasi sampel, range bilangan
gelombang, dan resolusi. Selanjutnya di klik scan dan ditunggu beberapa saat.
Kemudian diamati peak apa saja yang menunjukkan ciri dari polistirena dan terdiri
dari gugus apa saja.
alat FTIR dan diamati peak apa saja yang menunjukkan ciri dari polistirena dan
terdiri dari gugus apa saja.
Melihat struktur terbuka fruktosa, atom C nomor satu mengikat satu gugus OH dan dua atom H. Gugus fungsi keton berada pada atom C nomor dua. Atom C
nomor 6 sama dengan atom C nomor satu, sedang atom C nomor 3, 4, dan 5
merupakan atom C kiral.
V. KESIMPULAN
1. Prinsip kerja FTIR yaitu analisa yang didasarkan pada besarnya frekuensi sinar infra
merah yang diserap dengan energi tertentu. Apabila frekuensi tertentu diserap ketika
melewati sebuah tersebut diselidiki, maka energi dari frekuensi tersebut akan
ditransfer akan ditransfer ke senyawa tersebut.
2. Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran, sehingga tidak
mengacaukan data yang diperoleh dari hasil analisis FTIR.
3. Teknik preparasi sampel cair dibedakan berdasarkan kekentalan atau viskositasnya.
Sampel olium xanthoriza memiliki viskositas yang tinggi seperti, sehingga cukup
diteteskan 1 tetes saja pada sel KBr.
10
11