Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kelenjar getah bening (KGB) terdapat di beberapa tempat dalam
tubuh kita. Sering timbul benjolan-benjolan di daerah tempat KGB berada
dan sering pula hal itu menimbulkan kecemasan baik pada pasien, ataupun
orang tua pasien. Apakah pembesaran ini merupakan hal yang normal,
penyakit yang berbahaya ataukah merupakan suatu gejala dari keganasan.
Untuk itu perlu dikenali kemungkinan-kemungkinan penyebab dari
pembesaran KGB tersebut dan dikenali pula gambaran klinisnya sehingga
mengetahui tatalaksana yang akan dilakukan (Heusner, 2009).
Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh
kita. Tubuh kita memiliki kurang lebih 600 KGB, namun hanya di daerah
submandibula, aksila atau inguinal yang normal teraba pada orang sehat.
Sekitar 55% pembesaran KGB terjadi pada daerah kepala dan leher.
Penderita terbanyak dengan jenis kelamin laki-laki (48,38%) pada kelompok
umur 31-40 tahun (26,61%). Diagnosis hasil biopsi terbanyak adalah
Metastasis karsinoma (41,44%%). (Kanwar, 2009).
WHO memperkirakan sekitar 1,5 juta orang di dunia saat ini hidup
dengan NHL dan 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini tiap tahun.
Sekitar 55 persendari NHL tipenya agresif dan tumbuh cepat. NHL
merupakan kanker tercepat ketiga pertumbuhannya setelah kanker kulit dan
paru-paru. Angka kejadian NHL meningkat 80 persen dibandingkan tahun
1970-an. Setiap tahun angka kejadian penyakit ini meningkat 3-7 pesen.
NHL banyak terjadi pada orang dewasa dengan angka tertinggi pada rentang
usia 45-60 tahun (Williams dan Wilkins, 2004).
Limfadenopati merujuk pada KGB yang abnormal, baik ukuran,
konsistensi dan jumlahnya. Ada beberapa klasifikasi limfadenopati, tetapi
yang sederhana dan yang biasa digunakan klinisi adalah limfadenopati
generalisata dan limfadenopati lokalisata. Limfadenopati generalisata jika
KGB membesar pada dua atau lebih daerah yang tidak berdekatan,
sedangkan limfadenopati lokalisata apabila pembesaran KGB hanya pada
satu daerah saja. Membedakan keduanya merupakan hal yang penting untuk
mengetahui diagnosis penyakit yang mendasarinya. Pada penderita
limfadenopati yang tidak diketahui penyebabnya, 3 dari 4 penderita
limfadenopati adalah lokalisata dan 1 dari 4 penderita merupakan
limfadenopati generalisata (Kanwar, 2009).
limfadenopati dapat menunjukkan adanya penyakit serius, pada
umumnya disebabkan oleh infeksi. Bila didapatkan limfadenopati lokal,
harus dilakukan evaluasi kemungkinan adanya limfadenopati generalisata.
Pada sebagian besar kasus, diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis
dan pemeriksaan fi sik. Kelenjar getah bening normal biasanya berdiameter
kurang dari 1 cm dan cenderung lebih besar pada orang dewasa muda. Pada
orang normal, kelenjar getah bening sering teraba di daerah inguinal karena
trauma kronik dan infeksi yang sering terjadi di ekstremitas bawah; dapat
juga teraba di daerah leher (terutama daerah submandibular) setelah infeksi
daerah kepala dan leher.1 Pada umumnya, kelenjar getah bening dengan
ukuran lebih besar dari 1 cm merupakan temuan abnormal. Diperkirakan
1,1% penderita yang berobat ke sarana layanan kesehatan primer mengidap
keganasan. Faktor risiko utama keganasan meliputi usia tua, karakteristik
kelenjar yang keras, terfi ksasi, berlangsung lebih dari 2 minggu, dan
berlokasi di supraklavikula (Amaylia, 2013).
1.2
Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan supaya Mahasiswa/i STIKes Santa
Elisabeth Medan Tahap Profesi Ners Angkatan IV 2014 mampu
mengaplikasikan asuhan keperawatan medikal bedah dengan sistem
reproduksi
lebih
khususnya
pada
pasien
yang
mengalami
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1
getah
bening.
Terabanya
kelenjar
getah
bening
2.
b. Leukemia
c. Neuplasma kulit
d. Metastasis
Infeksi
a. Bruselosis
b. Cat-Scratch disease
c. CMV
d. HIV, infeksi primer
e. Limfogranuloma
venereum
f. Mononukleosis
g. Faringitis
h. Rubela
i. Tuberkulosis
Karakteristik
Demam,
keringat
malam,
penurunan
berat
badan,
asimtomatik.
Memar, splenomegali
Lesi kulit karakteristik
Bervariasi tergantung tumor kulit
Demam, menggigil, malaise
Demam, menggigil, asimptomatik
Hepatitis, pneumonitis
Nyeri, promiskuitas seksual
Demam, malaise, splenomegali
Demam, eksudat orofangineal
Ruam kareakterisitik, demam
Demam,
keringat
malam,
hemoptisis
Demam, ulkus pada tempat gigitan
3.
j. Tularemia
k. Demam tifoid
l. Sifilis
m. Hepatitis virus
Autoimun
a. Lupus eritematosus
sistemik
b. Artritis reumatoid
c. Dermatomiositis
d. Sindrom sjogren
4.
b. Sarkoidosis
Latrogenik
a. Serum sicknnes
b. Obat
(Amaylia, 2013).
5.
Limfadenopati asimptomatik
Apabila suda berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa
(lymph) atau getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan
komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik mengalirkan isinya ke
dalam sistem sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan
atrium kanan (Asih, 2011).
Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang
mencegah aliran balik cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik
(berirama) dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan cairan
ke dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga sangat
bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan ke arah
jantung (Asih, 2011).
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus
(simpul) limfa (lymph node) atau nodus getah bening yang menyaring
limfa. Di dalam nodus limfa terdapat jaringan ikat yang berbentuk
seperti sarang lebah denagn ruang-ruang yang penuh dengan sel darah
putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk menyerang virus
dan bakteri. Organ-organ limfa diantanya kelenjar getah bening
(limfonodus), tonsil, tymus, limpa ( spleen atau lien) , limfonodulus.
System limfe terdiri dari pembuluh limfe, nodus limfatik, organ
limfatik, nodul limfatik, sel limfatik. Pembuluh limfe merupakan
muara kapiler limfe, menyerupai vena kecil yang terdiri atas 3 lapis
dan mempunyai katup pada lumen yang mencegah cairan limfe
kembali ke jaringan. Kontraksi otot yang berdekatan juga mencegah
limfe keluar dari pembuluh. Tonsil merupakan kelompok sel limfatik
dan matrix extra seluler yang dibungkus oleh capsul jaringan
pemyambung, tapi tidak lengkap. Terdiri atas bagian tengah (germinal
center) dan Crypti.Tonsil ditemukan dipharyngeal yaitu :
1. Tonsil pharyngeal (adenoid), dibagian posterior naso pharynx
2. Tonsil palatina, posteo lateral cavum oral
3. Tonsil lingualis, sepanjang 1/3 posterior lidah (Asih, 2011).
Nodus limfaticus terdapat di sepanjang jalur pembuluh limfe
berupa benda oval atau bulat yang kecil. Ditemukan berkelompok
yang menerima limfe dari bagian tubuh. Fungsi utama nodus
limfaticus untuk menyaring antigen dari limfe dan menginisiasi respon
cairan
(bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem
kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian
dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam
kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi (Asih,
2011).
Tabel 2.2 Perbandingan dan limfatik Sistem Kardiovaskular
Sistem Kardiovaskuler (Darah)
Darah bertanggung jawab untuk
mengumpulkan dan mendistribusikan
oksigen, nutrisi dan hormon ke seluruh
jaringan tubuh.
Darah mengalir dalam suatu loop terus
menerus tertutup seluruh tubuh melalui
arteri, kapiler, dan vena.
Darah dipompa tubuh. Jantung
memompa
Darah ke dalam arteri yang membawa ke
semua dari. Vena kembali darah dari
seluruh bagian tubuh ke jantung.
Darah terdiri dari plasma cair yang
mengangkut sel-sel darah putih dan
merah
dan platelet.
Darah terlihat dan kerusakan pembuluh
darah menyebabkan tanda-tanda jelas
seperti perdarahan atau memar.
Darah disaring oleh ginjal. Semua darah
mengalir melalui ginjal di mana sampah
produk dan cairan kelebihan dihapus.
Diperlukan cairan dikembalikan ke
sirkulasi jantung.
(Asih, 2011).
(Asih, 2011).
Limfe Nodes
Ada antara 600-700 kelenjar getah bening hadir dalam tubuh
manusia rata-rata. Limfe nodes ini berperan untuk menyaring kelenjar
getah bening sebelum dapat dikembalikan ke sistem peredaran darah.
Meskipun node dapat menambah atau mengurangi ukuran sepanjang
hidup, setiap node yang telah rusak atau hancur, tidak beregenerasi.
Pembuluh limfatik aferen membawa unfiltered getah bening ke node.
Produk-produk limbah sini, dan beberapa cairan, yang disaring. Di
bagian lain dari node, limfosit, yang khusus sel darah putih,
membunuh patogen yang mungkin ada (Williams dan Wilkins, 2004).
Hal ini menyebabkan pembengkakan umumnya dikenal sebagai
pembengkakan kelenjar bengkak. Kelenjar getah bening juga
perangkap sel-sel kanker dan memperlambat penyebaran kanker
sampai mereka kewalahan oleh itu. Pembuluh limfatik eferen
membawa keluar getah bening disaring dari node untuk melanjutkan
kembali ke sistem peredaran darah (Williams dan Wilkins, 2004).
2.1.4 Phatway
Cairan limfe adalah cairan mirip plasma dengan kadar protein
lebih rendah. Kelenjar limfe menambahkan limfosit, sehingga dalam
saluran limfe jumlah selnya besar. Kedudukan system limfatik pada
peredaran darah dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini:
penyakit
autoimun,
seperti
artritis
reumatoid,
lupus
2.1.7 Prognosis
1. Limfadenopati daerah kepala dan leher
Kelenjar getah bening servikal teraba pada sebagian besar anak,
tetapi ditemukan juga pada 56% orang dewasa. Penyebab utama
limfadenopati servikal adalah infeksi; pada anak, umumnya berupa
infeksi virus akut yang swasirna. Pada infeksi mikobakterium
atipikal, cat-scratch disease, toksoplasmosis, limfadenitis Kikuchi,
sarkoidosis,
dan
penyakit
Kawasaki,
limfadenopati
dapat
6. Limfadenopati generalisata
Limfadenopati generalisata lebih sering disebabkan oleh infeksi
serius, penyakit autoimun, dan keganasan, dibandingkan dengan
limfadenopati lokalisata. Penyebab jinak pada anak adalah infeksi
adenovirus. Limfadenopati generalisata dapat disebabkan oleh
leukemia, limfoma, atau penyebaran kanker padat stadium lanjut.
Limfadenopati
generalisata
pada
penderita
luluh
imun
HIV,
tuberkulosis,
kriptokokosis,
sitomegalovirus,
sebagai
limfadenopati
generalisata
sebelum
3. Biopsi Kelenjar
Jika diputuskan tindakan biopsi, idealnya dilakukan pada
kelenjar yang paling besar, paling dicurigai, dan paling mudah
diakses dengan pertimbangan nilai diagnostiknya. Kelenjar getah
bening inguinal mempunyai nilai diagnostik paling rendah.
Kelenjar getah bening supraklavikular mempunyai nilai diagnostik
paling tinggi. Meskipun teknik pewarnaan imunohistokimia dapat
meningkatkan sensitivitas dan spesifi sitas biopsi aspirasi jarum
halus, biopsi eksisi tetap merupakan prosedur diagnostik terpilih.
Adanya gambaran arsitektur kelenjar pada biopsi merupakan hal
yang penting untuk diagnostik yang tepat, terutama untuk
membedakan limfoma dengan hiperplasia reaktif yang jinak
(Amaylia, 2013).
2.1.9 Penatalaksanaan
Kelenjar getah bening yang keras dan tidak nyeri meningkatkan
kemungkinan penyebab keganasan atau penyakit granulomatosa.
Limfoma Hodgkin tipe sklerosa nodularmempunyai karakteristik terfi
ksasi dan terlokalisasi dengan konsistensi kenyal. Limfadenopati
karena virus mempunyai karakteristik bilateral, dapat digerakkan,
tidak nyeri, dan berbatas tegas. Limfadenopati dengan konsistensi
lunak dan nyeri biasanya disebabkan oleh infl amasi karena infeksi.
Pada kasus yang jarang, limfadenopati yang nyeri disebabkan oleh
perdarahan pada kelenjar yang nekrotik atau tekanan dari kapsul
kelenjar karena ekspansi tumor yang cepat (Amaylia, 2013).
Pada umumnya, kelenjar getah bening normal berukuran sampai
diameter 1 cm, tetapi beberapa penulis menyatakan bahwa kelenjar
epitroklear lebih dari 0,5 cm atau kelenjar getah bening inguinal lebih
dari 1,5 cm merupakan hal abnormal. Terdapat laporan bahwa pada
213 penderita dewasa, tidak ada keganasan pada penderita dengan
merupakan
gambaran
prediktif
untuk
penyakit
lokasi,
pergerakan,
tekstur,
6.
7.
8.
9.
informasi
yang
akurat
untuk
meluruskan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dilihat
pada
catatan