Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
I.
IDENTIFIKASI
Nama pasien : A
Usia
: 9 tahun
II.
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Alamat
MRS
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
: demam
banyaknya gelas setiap muntah, isi apa yang dimakan, muntah tidak menyemprot.
Keluhan BAB hitam tidak ada dan BAK biasa. Penderita kemudian dibawa ke dokter
umum dan di beri obat penurun panas serta antibiotik. Demam turun sebentar namun
tinggi lagi.
Sejak 2 hari SMRS, penderita demam tinggi terus menerus disertai lemas,
muntah, nyeri kepala yang semakin hebat, BAB berwarna hitam, BAK biasa.
Penderita kembali dibawa ke dokter tapi keluhan tidak berkurang.
Sejak 1 hari SMRS, kaki dan tangan penderita terasa dingin, penderita tampak
lemas, demam turun, bintik-bintik merah di kulit masih ada dan BAK sedikit.
Penderita dibawa berobat ke RSMH Palembang.
Selama 2 hari MRS, penderita didiagnosis DBD grade IV, selama perawatan
penderita telah mendapat terapi cairan RL 20 cc/kgBB dengan bolus cepat, oksigen
nasal 2 L/menit dan keluhan penderita mulai berkurang, kaki dan tangan hangat,
demam dan lemas berkurang, nyeri kepala tidak ada, nyeri perut tidak ada, nyeri sendi
tidak ada, nyeri belakang bola mata tidak ada, mual muntah tidak ada, BAB dan BAK
biasa.
Riwayat Penyakit Terdahulu:
Riwayat Keluarga:
M. Mahmud/36 tahun/Swasta
OS
Riwayat Kehamilan Ibu dan Kelahiran Anak:
Masa kehamilan
: aterm
Partus
: spontan
Penolong
: bidan
Berat badan
: 4 kg
Panjang badan
: 50 cm
: langsung menangis
Riwayat ibu:
Demam (-)
KPSW (-)
Riwayat Makanan
Asi
: 0 - 24 bulan
Bubur susu
: 4 bulan - 9 bulan
Nasi tim/lembek
: 8 bulan - 12 bulan
Nasi biasa
: >1 tahun
: 6 bulan
Duduk
: 8 bulan
Berdiri
: 9 bulan
Berjalan
: 1 tahun
Kesan
: perkembangan normal
Vaksinasi
BCG
DPT
: (+) 1, 2 & 3
Polio
: (+) 1, 2 & 3
Ayah penderita adalah seorang pegawai swasta dan ibu seorang guru SMA.
Kulit
:Berat badan
: 25 kg
Tinggi badan
: 132 cm
Status gizi
:
BB/U
: 25/31 x 100%
= 80,6% ( wasting mild)
TB/U
: 132/137 x 100% = 96,3% (normal)
BB/TB
: 25/28 x 100%
= 89 % ( gizi kurang ringan)
Pemeriksan Khusus
Kepala
Rambut
: hitam, tidak mudah dicabut
Mata
: pupil bulat, isokor, RC (+/+) normal, konjungtiva anemis (-/-),sklera
ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Hidung
: sekret (-), NCH (-/-)
Tenggorokan : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 tenang
Leher
: JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran KGB.
Thorax
Paru-paru
Inspeksi : bentuk simetris, statis dinamis kanan = kiri, retraksi (-)
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler normal pada kedua lapangan paru, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : iktus cordis (-)
Palpasi : iktus cordis tidak teraba, thrill tidak ada
Perkusi : batas jantung atas ICS II
batas jantung bawah ICS IV
batas jantung kanan linea parasternalis kiri
batas jantung kiri linea midclavicularis
Auskultasi: BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, simetris
Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), hepar teraba 2 jbac,konsistensi kenyal, tepi
rata, lien tidak teraba
Perkusi : shifting dullness (-), undulasi (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Lipatan paha dan ginetalia : tidak terdapat pembesaran KGB
Ekstremitas
Akral
: hangat, CRT < 2 detik
Edema pretibial : (-)
Kulit
Rumple leed
: (-)
Petechie spontan
: minimal di tungkai kanan bawah
Pemeriksaan Neurologis
Fungsi Motorik:
Lengan
Pemeriksaan
Kanan
Tungkai
Kiri
Kanan
Kiri
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Klonus
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Segala arah
+5
Eutoni
Segala arah
+5
Eutoni
+ normal
-
+ normal
-
Segala arah
+5
Eutoni
+ normal
-
Segala arah
+5
Eutoni
+ normal
-
Fungsi sensorik
: dalam batas normal
Fungsi nervi kraniales
: dalam batas normal
Gejala rangsang meningeal : kaku kuduk (-), Brudzinsky I, II (-), Kernig sign (-)
4-8-2012
15,4 gr/dl
40 vol%
5200 /mm3
31000/ mm3
5-8-2012
13,1 gr/dl
34 vol%
6-8-2012
12,1 gr/d
32 vol%
6-8-2012
13,2 gr/d
35 vol%
23000/
38000/mm3
72000/mm3 77000/m
mm3
LED
DC
2
0/0/0/56/34/1
0
Kimia Klinik
BSS
Abumin
Globulin
Natrium
Kalium
Kalsium
Clorid
V.
4-8-2012
129 mg/dl
137 mmol/l
3,8 mmol/l
7,4 mg/dl
109 mmol/l
PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan immunoserologi IgG dan IgM
Kultur urin
7-8-2012
12,5
33%
m3
4. Demam Tifoid
5. Malaria
Pantau tanda vital, hitung balans cairan selama pemberian cairan intravena,
pembuatan kurva suhu, dan anjurkan untuk banyak minum
X.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad functionam
: Bonam
FOLLOW UP
6 Agustus 2012
S
KU
Sensorium
: compos mentis
TD
: 100/70 mmHg
Nadi
RR
: 28 x/menit
Temp
: 36,80C
KS
-
Kepala
Leher
: t.a.k.
Thorax
Cor
Abdomen : datar, lemas, nyeri epigastrium (-), hepar teraba 1/31/3, lien tidak teraba, bising usus (+) normal
Kulit
Hb
: 12,1 g/dL
Ht
: 32 vol%
Trombosit
: 38.000 / mm3
Hb
: 13,2 g/dL
Ht
: 35 vol%
Trombosit
: 72.000 / mm3
: IVFD RL 10cc/kgBB/jam
Pemeriksaan Hb, Ht, trombosit serial tiap 6 jam
Ht tertinggi- Ht terendah
Ht =
40-32
=
Ht terendah
Balance cairan tiap 12 jam
Anjuran banyak minum
Diet nasi biasa (porsi kecil tapi sering)
7 Agustus 2012
S
:-
= 25 %
32
KU
Sensorium
: compos mentis
TD
: 100/70 mmHg
Nadi
RR
: 26 x/menit
Temp
: 370C
KS
-
Kepala
Leher
: t.a.k
Thorax
Cor
Abdomen : datar, lemas, nyeri epigastrium (-), hepar teraba 1/31/3, lien tidak teraba, bising usus (+) normal
Kulit
Hb
: 12,5 g/dL
Ht
: 33 vol%
Trombosit
: 77.000 / mm3
: IVFD RL 6 cc/kgBB/jam
Pemeriksaan Hb, Ht, trombosit serial tiap 12 jam
Balance cairan tiap 24 jam
Anjuran banyak minum
Diet nasi biasa (porsi kecil tapi sering)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Demam Berdarah Dengue
A. Definisi
Penyakit infeksi disebabkan oleh virus dengue ditandai dengan demam tinggi
mendadak disertai manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok
dan kematian.
B. Etiologi
Virus dengue terdiri dari 4 serotype yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4
yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti. Semua serotype dapat
ditemukan di Indonesia, tetapi serotype yang terbanyak di Indonesia adalah
serotype DEN-3 dan berhubungan dengan manifestasi yang berat.
C. Epidemiologi
Demam berdarah dengue bukan penyakit baru di Indonesia. Tahun 1969 kasus
pettama BBD dilaporkan di Jakarta, namun demikian wabah DBD bukan
dimulai di Indonesia melinkan di Yunania, Amerika Serikat, Australia dan
Jepang yang terjadi pada sekitar tahun 1920.
D. Gejala Klinis dan Laboratorium
Infeksi virus dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi
mulai dari asimtomatik, penyakit paling ringan (mild undifferentiated febrile
illness), demam dengue, demam berdarah dengue, sampai sindrom syok
dengue. Walaupun secara epidemiologis infeksi ringan lebih banyak, tetapi
pada awal penyakit hampir tidak mungkin membedakan infeksi ringan atau
berat.
Biasanya ditandai dengan demam tinggi, fenomena perdarahan,
hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi. Demam dengue pada bayi dan anak
berupa demam ringan disertai timbulnya ruam makulopapular. Pada anak
besar dan dewasa dikenal sindrom trias dengue berupa demam tinggi
mendadak, nyeri pada anggota badan (kepala, bola mata, punggung, dan
sendi), dan timbul ruam makulopapular. Tanda lain menyerupai demam
dengue yaitu anoreksia, muntah, dan nyeri kepala.
dengan
hemokonsentrasi adalah gejala yang spesifik. Leukosit normal pada 1-3 hari
pertama, menurun saat akan terjadi syok, dan meningkat saat syok teratasi.
E. Perjalanan Penyakit
Perjalanan penyakit demam berdarah dengue terdiri dari 3 fase, yaitu:
Fase demam : demam tinggi mendadak 2-7 hari disertai flushing, nyeri
otot sendi dan sakit kepala
Fase kritis : biasanya demam turun pada hari ke 4-5 (range 3-7 hari ),
F. Derajat DBD
G. Patofisiologi
H. Diagnosis
Langkah diagnosis DBD
penggantian cairan.
b. Hipoalbuminemia.
c. Efusi pleura, asites atau proteinuria.
6. Renjatan, biasanya mulai pada hari ketiga sejak sakit. Ini merupakan
manifestasi kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan nadi lemah, cepat,
kecil sampai tidak teraba, tekanan nadi (beda tekanan sistolik dan
diastolik) menurun (20 mmHg atau kurang), hipotensi (sesuai umur),
disertai kulit teraba dingin dan lembab terutama daerah akral (ujung
hidung, jari tangan dan kaki), penderita tampak gelisah dan timbul
sianosis sirkumoral.
Dua gejala klinis pertama ditambah satu gejala laboratoris cukup untuk
menegakkan diagnosis kerja DBD. Dengan patokan ini 87% penderita yang
tersangka penyakit DBD diagnosisnya tepat setelah konfirmasi serologi
I. Diagnosis Banding.
Pada awal penyakit, diagnosis banding mencakup infeksi bakteri, virus
atau protozoa seperti demam tifoid, campak, influenza, hepatitis, demam
chikungunya, leptospirosis, dan malaria. Adanya trombositopenia yang jelas
disertai hemokonsentrasi membedakan DBD dari penyakit lain. Diagnosis
banding
lain
adalah
sepsis,
meningitis
meningokok,
idiophatic
K. Tindak Lanjut
Pengamatan rutin
L. Indikasi pulang
Keadaan umum baik dan masa krisis telah berlalu atau >7 hari sejak
panas. Keadaan umum baik ditandai dengan nafsu makan membaik, keadaan
klinis penderita membaik, tidak demam paling sedikit 24 jam tanpa antipiretik,
tidak dijumpai distress pernafasan
BAB III
ANALISA KASUS
Dari anamnesis didapatkan seorang anak laki-laki, 9 tahun dibawa ke RS
dengan keluhan kaki tanagn dingin disertai demam. Sejak 4 hari SMRS penderita
demam tinggi yang timbul mendadak dan terus-menerus, timbul bintik-bintik merah
di kulit, nyeri kepala, nyeri perut, nyeri sendi, dan nyeri di belakang bola mata.
Penderita juga mengeluh mual dan
banyaknya gelas setiap muntah, isi apa yang dimakan. Penderita dibawa ke dokter
umum dan di beri obat penurun panas serta antibiotik. Demam turun sebentar namun
tinggi lagi. Sejak 2 hari SMRS, penderita demam tinggi terus menerus disertai lemas,
muntah, nyeri kepala yang semakin hebat, dan BAB berwarna hitam. Penderita
dibawa ke dokter tapi keluhan tidak berkurang. Sejak 1 hari SMRS, kaki dan tangan
penderita terasa dingin, penderita tampak lemas, demam turun, bintik-bintik merah di
kulit masih ada dan BAK sedikit. Selama 2 hari MRS, penderita didiagnosis DBD
grade IV, selama perawatan penderita telah mendapat terapi cairan RL 20 cc/kgBB
dengan bolus cepat, oksigen nasal 2 L/menit dan keluhan penderita mulai berkurang,
kaki dan tangan hangat, demam dan lemas berkurang, nyeri kepala tidak ada, nyeri
perut tidak ada, nyeri sendi tidak ada, nyeri belakang bola mata tidak ada, mual
muntah tidak ada, BAB dan BAK biasa.
Dari riwayat keluarga dan lingkungan diketahui dua orang teman penderita di
sekolah menderita demam berdarah dengue.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan penderita dalam keadaan tampak sakit
sedang, kesadaran compos mentis, nadi 68 x/menit, laju pernapasan 22x/menit,
temperature 36,8C, dan tekanan darah 100/70 mmHg. Pada penderita juga
didapatkan pembesaran hepar 2jbac dan adanya petechie spontan minimal di tungkai
kanan bawah. Hasil pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium
diketahui adanya trombositopenia, Ht >20%
Dengan demikian, diagnosis penderita ini adalah DBD derajat IV dengan
perbaikan berdasarkan dasar diagnosis DBD ( WHO 1997):
Klinis
1. Demam tinggi dengan mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari
2. Manifestasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji bendung positif dan
bentuk lain (petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi),
hematemesis atau melena.
3. Pembesaran hati
4. Syok yang ditandai oleh nadi lemah, cepat disertai tekanan nadi menurun
(menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik
menurun sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan
lembab terutama pada ujung hidung, jari, dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul
sianosis di sekitar mulut.
Laboratorium
Trombositopenia (< 100.000/ul ) dan hemokonsentrasi (nilai hematokrit lebih
20% dari normal).
Dua gejala klinis pertama ditambah satu gejala laboratoris cukup untuk menegakkan
diagnosis kerja DBD.
Derajat (WHO 1997):
I.
II.
III.
Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab, dan
pasien menjadi gelisah.
IV. Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat
diukur.
Penderita ditatalaksana sesuai dengan standar penatalaksanaan DBD derajat
IV dengan perbaikan: Diet nasi biasa (porsi kecil tapi sering), IVFD RL (10 cc/kg
BB/jam, selama 6 jam), evaluasi vital sign, kurva suhu per 6 jam, balance cairan per
12 jam. Anjuran bagi penderita untuk banyak minum dan bedrest.
Prognosis penderita ini, quo ad vitam dubia ad bonam karena saat masuk RS
penderita dalam kondisi syok berat dan quo ad functionam adalah bonam.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.