You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
a. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
Makanan merupakan faktor penting dalam kehidupan, karena
makanan merupakan sumber energi tubuh.Tubuh memerlukan bahan bakar
untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk
mempertahankan suhu tubuh, dan untuk menyediakan material mentah untuk
fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali, dan pergerakan sel.
Kebutuhan energi yang terus menerus memerlukan cukup nutrisi. Nutrisi
sendiri adalah substansi kimia di dalam makanan yang diperlukan tubuh.
Fungsi nutrisi adalah sebagai bahan penghasil energi, membangun jaringan
tubuh, membentuk jaringan tubuh, serta pengaturan fungsi tubuh.
Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh
asupan kalori makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pemasukkan
kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang akan menambah.
Ketika pemasukkan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energi, maka
seseorang akan kehilangan berat badan.
Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.
Enam katagori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
dan mineral. Kegunaan nutrien yang spesifik untuk mengatur respons imun
respons trauma dan penyakit. ( Potter & Perry, 2006).
Pengertian pertumbuhan dan perkembangan mencakup peristiwa yang
statusnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan
lebih menekankan pada fisik, sedangkan perkembangan lebih menekankan
padamental dan kejiwaan seseorang. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel , organ maupun
individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi

kalsium dan nitrogen tubuh). Kecepatan pertumbuhan berbeda pada setiap


tahapan kehidupan, dipengaruhi oleh:
a. Kompleksitas dan ukuran dari organ
b. Rasio otot dengan lemak tubuh
Kecepatan pertumbuhan pada saat pubertas sangat cepat dalam hal
tinggi badan, ditandai dengan perubahan otot, lemak dan perkembangan
organ yang diikuti oleh kematangan hormon seks. Pertumbuhan (growth)
yang optimal sangat sangat dipengaruhi oleh potensi biologisnya. Tingkat
pencapaian fungsi biologis seseorang merupakan hasil interaksi berbagai
faktor yang saling berkaitan: genetik, lingkungan bio-psiko-sosial, dan
perilaku. Proses tersebut sangat unik, hasil akhirnya berbeda-beda dan
memberikan ciri pada setiap anak (Susilowati. 2008).
Perkembangan (development) menyangkut adanya proses diferensiasi
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsi di dalamnya termasuk pula perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Perkembangan adalah Bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan atau Penampilan
kemampuan (skill) yang diakibatkan oleh kematangan sistem saraf pusat,
khususnya di otak.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
1) Faktor Internal (Genetik)
Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan. Melalui
genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, yang
ditandai dengan:
a) Intensitas dan kecepatan pembelahan
b) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan

c) Umur pubertas
d) Berhentinya pertumbuhan tulang.

Yang termasuk faktor internal: faktor bawaan yang normal dan


patologis, jenis kelamin, obstetrik, dan ras (suku bangsa). Jika potensi
genetik dapat berinteraksi dalam lingkungan yang baik dan optimal
akan mewujudkan pertumbuhan optimal
Gangguan pertumbuhan:

Di negara maju sering diakibatkan

oleh faktor genetic, selain disebabkan oleh faktor genetik, juga oleh
lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara
optimal, kematian balita di negara berkembang Menurut Jellife D.B.
(1989), yang termasuk faktor internal adalah genetik, obstetrik, dan
seks .
2) Faktor Eksternal (Lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi
genetik yang optimal. Kondisi lingkungan yang buruk >> kondisi
genetik optimal tidak dapat tercapai Yang termasuk faktor lingkungan
adalah bio-fisik-psikososial. Faktor ini mempengaruhi setiap individu
sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.
Faktor lingkungan dibagi dua:
(a) Lingkungan Pranatal
Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir.
Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin,
radiasi, infeksi, stress, anoksia embrio.
(b) Lingkungan Pascanatal
Dipengaruhi oleh lingkungan. Meliputi lingkungan biologis,
lingkungan fisik, faktor psikososial, keluarga dan adat-istiadat.
1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui pengertian antropometri gizi
2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis pengukuran antropometri gizi
3. Mahasiswa mengetahui kegunaan pengukuran antropometri gizi
4. Mahasiswa mengetahui Kelemahan pengukuran antropometri gizi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3

2.1 Pengertian Pertumbuhan


Penggunaan antropometri sebagai salah satu metode untuk mengukur
status gizi masyarakat sangat luas. Antropometri berasal dari kata antrophos dan
metros. Antrophos memiliki arti tubuh, sedangkan metros adalah ukuran.
Antropometri yaitu ukuran dari tubuh. Antropometri adalah cara pengukuran
status gizi yang paling sering digunakan di masayarakat. Antropometri dalam
pengertian adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian
khusus tubuh (Potter & Perry, 2006). Contoh penggunaan: Program gizi
masyarakat dalam pengukuran status gizi balita, Kegiatan penapisan status gizi
masyarakat.
Pengertian pertumbuhan (growth) dan perkembangan mencakup peristiwa
yang statusnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan
merupakan Peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa
konsepsi sampai remaja. Pertumbuhan lebih menekankan pada fisik, sedangkan
perkembangan

lebih

menekankan

padamental

dan

kejiwaan

seseorang.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi
tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat
(gram,pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Kecepatan
pertumbuhan berbeda pada setiaptahapan kehidupan, hal ini dipengaruhi oleh:
1. Kompleksitas dan ukuran dari organ
2. Rasio otot dengan lemak tubuh (Supariasa, dkk, 2001).
Kecepatan pertumbuhan pada saat pubertas sangat cepat dalam hal tinggi
badan, ditandai denganperubahan otot, lemak dan perkembangan organ yang
diikuti oleh kematangan hormon seks. Pertumbuhan yang optimal sangat
dipengaruhi oleh potensi biologisnya. Tingkat pencapaian fungsi biologis
seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan:
genetik, lingkungan bio-psiko-sosial, dan perilaku (Susilowati. 2008).
Perkembangan (development) menyangkut adanya proses diferensiasi dari
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsi di dalamnya


termasuk pula perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan atau.
Penampilan kemampuan (skill) yang diakibatkan oleh kematangan sistem saraf
pusat, khususnya diotak. Perkembangan anak yang sehat searah (paralel) dengan
pertumbuhannya (Jelliffe DB, 1989).
Pertumbuhan

lebih

menekankan

pada

aspek

fisik

sedangkan

Perkembangan lebih menekankan pada aspek pematangan fungsi organ, terutama


kematangan sistem saraf pusat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
a. Faktor Internal (Genetik)
1) Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan
2) Melalui genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan,
yang ditandai dengan:
(a) Intensitas dan kecepatan pembelahan
(b) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan
(c) Umur pubertas
(d) Berhentinya pertumbuhan tulang.
Yang termasuk faktor internal: faktor bawaan yang normal dan patologis,
jenis kelamin, obstetrik, dan ras (suku/bangsa)
Gangguan pertumbuhan:
a. Di negara maju sering diakibatkan oleh faktor genetic.
b. Di negara berkembang selain disebabkan oleh faktor genetik, juga

oleh lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara


optimal.
Menurut Jellife D.B. (1989), yang termasuk factor internal adalah genetik,
obstetrik, dan seks.

b. Faktor Eksternal (Lingkungan)

1) Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang


optimal. Yang termasuk faktor lingkungan adalah bio-fisikpsikososial.
Faktor lingkungan dibagi dua:
o Faktor pranatal
o Faktor pascanatal
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain adalah:
(a) Lingkungan Pranatal
o Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir.
o Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zatkimia,
endokrin, radiasi, infeksi, stress, anoksia embrio.
(b) Lingkungan Pascanatal
o Dipengaruhi oleh lingkungan
o Meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik,

faktor

psikososial, keluarga dan adat-istiadat. Contoh;


Internal
a. Genetik Individu (keluarga)
Ras/lingkungan intrauterin (ketidakcukupan plasenta)
b. Obstetrik BBLR
Lahir kembar
c. Seks (Anindya. 2009).
Laki-laki lebih panjang dan berat
Eksternal
a. Gizi
-

Gizi Fetus (diet maternal: protein, energi dan


iodium)

Gizi Bayi (ASI dan susu botol)

Gizi Anak (protein, energi, iodium, zink, vitamin D


dan asam folat

b. Obat-obatan Alkohol, tembakau dan kecanduan obatobat lainnya


c. Lingkungan Iklim yakni Daerah kumuh
d. Penyakit
o Endokrin Hormon pertumbuhan
6

o Infeksi Bakteri akut dan kronis, virus dan cacing


o Kongenital

Anemia

sel

sabit,

kelainan

metabolisme sejak lahir


o Penyakit kronis Kanker, malabsorpsi usus halus,
jantung, ginjal dan hati
o Psikologis Kemunduran mental/emosi

2.2 JENIS-JENIS PERTUMBUHAN


1. Pertumbuhan linear
a. Menggambarkan status gizi pada masa lampau.
b. Bentuk dan ukuran pertumbuhan linear berhubungan dengan panjang.
c. Contoh ukuran panjang: panjang badan, lingkar dada, lingkar kepala.
Yang paling sering digunakan tinggi atau panjang badan.
2. Pertumbuhan massa jaringan
a. Menggambarkan status gizi pada saat sekarang atau pada saat
pengukuran.
b. Bentuk dan ukuran massa jaringan: massa tubuh
c. Contoh ukuran massa jaringan : berat badan, lingkarlengan atas, tebal
lemak bawah kulit. Ukuran yang paling sering digunakan adalah berat
badan (Supariasa, dkk, 2001).

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Antropometri
Pengertian istilah nutritional anthropometry mula-mula muncul
dalam Body measurements and Human Nutrition yang ditulis oleh Brozek
pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai:
Pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia
7

pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri
ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi
menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak.
Penilaian

pertumbuhan

merupakan

komponen

esensial

dalam

surveilan kesehatan anak karena hampir setiap masalah yang berkaitan


dengan fisiologi, interpersonal, dan domain sosial dapat memberikan efek
yang buruk pada pertumbuhan anak. Alat yang sangat penting untuk penilaian
pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan (growth chart) pada gambar
terlampir, dilengkapi dengan alat timbangan yang akurat, papan pengukur,
stadiometer dan pita pengukur. Antropometri berasal dari kata: antropos
(tubuh) dan metros (ukuran). Antopometri berarti ukuran tubuh.
Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagaitingkat umur dan tingkat
gizi (Jellife, 1966)
Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi
dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan
ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh,
seperti lemak, otot danjumlah air dalam tubuh (Susilowati. 2008).
3.2 Syarat yang Mendasari Penggunaan Antropometri
a. Alat mudah didapat dan digunakan.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.
c. Pengukuran tidak selalu harus oleh tenaga khususprofesional, dapat oleh
tenaga lain setelah mendapatpelatihan.
d. Biaya relatif murah.
e. Hasilnya mudah disimpulkan, memiliki cutt of point dan buku rujukan
yang sudah pasti.
f. Secara ilmiah diakui kebenarannya (Susilowati. 2008).
3.3 Keunggulan dan Kelemahan Antropometri
1) Keungggulan Antropometri

a. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah


sampel cukup besar.
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.
c. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dandibuat di
daerah setempat.
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa
lampau.
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang danbaik,
karena sudah ada ambang batas yang jelas.
g. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu,
atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.
h. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap
gizi
2) Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalamwaktu
singkat, tidak dapat membedakan kekurangan zat gizitertentu,
misal Fe dan Zn
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan
energi) dapat menurunkan spesifikasi dansensitivitas pengukuran
antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapatmempengaruhi
presisi, akurasi, dan validitas pengukuran
d. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasilpengukuran
(fisik dan komposisi jaringan), analisis danasumsi yang keliru
e. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan latihanpetugas
yang tidak cukup, kesalahan alat, kesulitanpengukuran.
Pengukuran Antropometri (Susilowati. 2008) meliputi :
1. Mid-upper-arm fat areRasio berat/tinggi

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Lebar siku
Rasio lingkar pinggang panggul(waist-hip circumference ratio)
Tinggi lutut
Perubahan berat badan Suprailiac skinfold
Berat badan
Lingkar kepala Lingkar lengan atas (LILA) Triceps skinfold

3.4 Jenis Parameter Antropometri


1) Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur dapat mengakibatkan interpretasi status gizi salah.
Batasan umur yang digunakan (Puslitbang Gizi Bogor, 1980):
a. Tahun umur penuh (completed year)

Contoh: 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun


5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun
b. Bulan usia penuh (completed month)

untuk anak umur 0-2 tahun


Contoh: 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan
2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan

2) Berat Badan (BB)


Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Selain itu dapat digunakan
sebagai indikasi:
a. Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
b. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan
untukmelihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali
terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya
tumor).
c. Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan
makanan.
d. Menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada
tulang.
10

e. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein ototmenurun.


f. Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam
tubuh.
g. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot,
khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.
Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:
a. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
b. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik
memberikan gambaran pertumbuhan.
c. Umum dan luas dipakai di Indonesia.
d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan
pengukur.
e. Digunakan dalam KMS.
f. BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur
g. Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi:
dacin.
3) Tinggi Badan(TB)
Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring
dengan pertambahan umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif
kurang sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat.
Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan nampak dalam waktu yang
relatif lama.
Tinggi Badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan
yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan
tepat, serta dapat digunakan sebagai ukuran kedua yang penting, karena
dengan menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) faktor umur dapat
dikesampingkan.
Alat ukur Tinggi Badan meliputi:
a. Alat pengukur panjang badan bayi: untuk bayi ata uanak yang belum
dapat berdiri.
b. Microtoise: untuk anak yang sudah dapat berdiri.

11

4) Lingkar Lengan Atas


Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena
mudah, murah dan cepat. tidak memerlukan data umur yang terkadang
susah

diperoleh,

dapat

memberikan

gambaran

tentang

keadaan

jaringanotot dan lapisan lemak bawah kulit.


Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan energi, sehingga
dapat mencerminkan:
a. Status KEP pada balita
b. KEK pada ibu hamil: risiko bayi BBLR
Lingkar lengan atas menggunakan alat: pita pengukur dari fiber
glass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik.
Ambang batas (Cut of Points):
a. LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia < 23.5 cm
b. Pada bayi 0-30 hari : 9.5 cm
c. Balita dengan KEP <12.5 cm
Kelemahan menggunakan LLA:
a. Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian
yang memadai untuk digunakan di Indonesia.
b. Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB.
c. Sensitif untuk suatu golongan tertentu, misalnya pada anak
prasekolah tetapi kurang sensitif untuk golongan dewasa.

5) Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran
anak. Secarapraktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari
besarnya kepalaatau peningkatan ukuran kepala. Contoh: hidrosefalus dan
mikrosefalus.
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang
tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama,
12

tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan


gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan lapisantulang kepala dan tengkorak
dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi. Dalam antropometri gizi rasio
Lingkar kepala dan Lingkar dada cukup berarti dan menentukan KEP pada
anak. Lingkar kepala juga digunakan sebagaiinformasi tambahan dalam
pengukuran umur.
6) Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan
lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan
kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6
bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala
tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi
pertumbuhan lingkar dada yang lambat sehingga perbandingan rasio
lingkar dada dan kepala adalah kurang dari 1.
7) Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data
tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau
lansia. Pada lansia digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi
penurunan masa tulang, bungkuk, sukar untuk mendapatkan data tinggi
badan akurat. Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau
nomogram bagi orang yang berusia >59 tahun.
Formula (Gibson, RS; 1993)
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) (0.04 x umur (tahun)) + 64.19
Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) (0.24 x umur (tahun)) + 84.88
8) Jaringan Lunak
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi.
Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status
gizi di masyarakat.

Lemak subkutan (subcutaneous fat), Penilaian

13

komposisi tubuh termasuk untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah


dan distribusi lemak dapat dilakukan dengan beberapa metode, dari yang
paling sulit hingga yang paling mudah. Metode yang digunakan untuk
menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi lemak sub-kutan):
a. Ultrasonik
b. Densitometri

(melalui

penempatan

air

padadensitometer

atau

underwater weighting)
c. Teknik Isotop Dilution
d. Metoda Radiological
e. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
f. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemakmenggunakan kaliper:
skin-fold calipers)
Metode yang paling sering dan praktis digunakan dilapangan:
Antropometri fisik Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2, ketelitian
0.1 mm, tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis alat yang sering digunakan
Harpenden Calipers, alat ini memungkinkan jarum diputar ke titik nol
apabila terlihat penyimpangan. Beberapa pengukuran tebal lemak dengan
menggunakan kaliper:
a. Pengukuran triceps
b. Pengukuran bisep
c. Pengukuran suprailiak
d. Pengukuran subscapular

14

BAB IV
PROSEDUR DALAM PENGUKURAN
ANTROPOMETRI PADA ANAK
4.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dan cara kerja yang dipakai ditentukan berdasarkan
pengukuran antropometri itu sendiri, diantaranya:
A. Berat badan
Ada 2 macam timbangan berat:
1. Tipe Salter spring balance:
a. Timbangan gantung (Posyandu)
b. Maksimum berat 25 kg dengan ketelitian 100 g
2. Tipe Bathroom scale:
a. Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri, atau
b. Menimbang anak bersama ibunya
c. Maksimum berat 100 kg dengan ketelitian 100 g
B. Tinggi Badan
Ada dua alat untuk pengukuran tinggi badan yaitu:
1. Vertical Measure (Microtoise) kapasitas 2 meter dan ketelitian 0,1 cm.
a. Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri (2 tahun atau >)
b. Mengukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm
2. Baby length board
a. Untuk bayi dan anak kurang 2 tahun
b. Mengukur crown-heel length dengan ketelitian 0,1 cm
C. Lingkar Lengan Atas (LLA)
a. skinfold caliper (panjang 33cm ketelitian0,1 cm)
b. dan meteran ukur panjang

15

D. Pengukuran Lingkar Perut


Alat yang dibutuhkan:
1. Ruangan yang tertutup dari pandangan umum. Jika tidak ada gunakan
tirai
pembatas.
2. Pita pengukur
3. Spidol atau pulpen
4.2 Cara Kerja
A. Berat Badan
1. Timbangan digital merk AND
a. Aktifkan alat timbang dengan cara menekan TOMBOL sebelah
kanan (warna BIRU). Mula-mula akan muncul angka 8,88, dan
tunggu sampai muncul angka 0,00. Bila muncul bulatan (O) pada
ujung kiri kaca display, berarti timbangan siap digunakan.
b. Responden diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di
tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca .
c. Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat timbang, sikap
tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak
menunduk (memandang lurus kedepan)
d. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu
sampai angka tidak berubah (STATIS)
e. Catat angka yang terakhir (ditandai dengan munculnya tanda
bulatan O diujung kiri atas kaca display) dan isikan pada kolom:
Berat Badan pada formulir RKD.IND. Bagian XI. No 1. Angka
hasil penimbangan dibulatkan menjadi satu digit misal 0,51 - 0,54
dibulatkan menjadi 0,5 dan 0,55 - 0,59 dibulatkan menjadi 0,6
f. Minta Responden turun dari alat timbang
g. Alat timbang akan OFF secara otomatis.
2. Mengukur bayi yang belum bisa berdiri
a. Timbang ibu dan anak (digendong) bersama-sama.
b. Catat angka yang terakhir.

16

c. Berat badan anak adalah selisih antara (berat badan ibu dan anak)
dengan berat badan ibu. Pembulatan berat badan anak dilakukan
setelah pengurangan (berat badan ibu dan anak) dengan berat badan
ibu. Isikan pada kolom: Berat badan pada formulir
B. Panjang atau tinggi badan
1. Pengukur tinggi badan : MICROTOISE dengan kapasitas ukur 2 meter
dan ketelitian 0,1 cm.
a. Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise
di dinding agar tegak lurus.
b. Letakan alat pengukur di lantai yang DATAR tidak jauh dari bandul
tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan
atau tonjolan (rata).
c. Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan benang
berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca
menunjukkan angka 0 (NOL). Kemudian dipaku atau direkat dengan
lakban pada bagian atas microtoise.
d. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat
pada posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.

17

2. Prosedur Pengukuran Tinggi Badan


a. Minta responden melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup
kepala).
b. Pastikan alat geser berada diposisi atas.
c. Reponden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser.
d. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit
menempel pada dinding tempat microtoise di pasang.
e. Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung
bebas.

18

f. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala responden.


Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala responden. Dalam
keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada
dinding.
g. Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih
besar (kebawah ) Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala)
pada garis merah, sejajar dengan mata petugas.
h. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus
berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.
i. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai

satu

angka

dibelakang koma (0,1 cm). Contoh 157,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm.
Isikan ke dalam formulir.
3. Pengukuran Panjang Badan untuk Anak yang Belum Bisa Berdiri
Pengukuran panjang badan dimaksudkan untuk mendapatkan data
panjang badan anak yang belum bisa berdiri agar dapat diketahui status
gizi anak (Susilowati. 2008).
a. Letakan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata
.Bila tidak ada meja, alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar
(misalnya, lantai).
b. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan
panel penggeser di sebelah kanan pengukur. Panel kepala adalah
bagian yang tidak bisa digeser.
c. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai diperkirakan
cukup panjang untuk menaruh bayi/anak.
d. Baringkan bayi/ anak dengan posisi terlentang, diantara kedua siku,
dan kepala bayi/anak menempel pada bagian panel yang tidak dapat
digeser.

19

e. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/ anak sampai lurus dan
menempel pada meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan telapak kaki
bayi/anak sampai membentuk siku, kemudian geser bagian panel
yang dapat digeser sampai persis menempel pada telapak kaki bayi/
anak.
f. Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala kearah angka yang
lebih besar. Misalkan: 67,5 cm. Isikan ke formulir
g. Setelah pengukuran selesai, kemudian bayi/anak diangkat.

20

C. Lingkar Lengan Atas


1. Diukur dengan pita ukur non-elastis. Sebagai alternatif bila tidak
memungkinkan mengukur BB dan TB (keadaan darurat atau untuk
skrining)
2. Nilai ambang batas untuk balita 12,5 13 cm dapat menggantikan
interpretasi BB-TB rendah atau wasting.
3. Persiapan:
a. Pastikan pita LiLA tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau tidak sobek
b. Jika lengan responden > 33cm, gunakan meteran kain
c. Responden diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak
memegang apapun serta otot lengan tidak tegang
d. Baju pada lengan kiri disingsingkan keatas sampai pangkal bahu
terlihat atau lengan bagian atas tidak tertutup.
4. Pengukuran:
a. Sebelum pengukuran, dengan sopan minta izin kepada responden
bahwa petugas akan menyingsingkan baju lengan kiri responden
sampai pangkal bahu. Bila responden keberatan, minta izin
pengukuran dilakukan di dalam ruangan yang tertutup.
b. Tentukan posisi pangkal bahu.
c. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak
tangan ke arah perut.
d. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
menggunakan pita LiLA atau meteran (Lihat Gambar), dan beri
tanda dengan pulpen/spidol (sebelumnya dengan sopan minta izin
kepada responden). Bila menggunakan pita LiLA perhatikan titik
nolnya.
e. Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan
responden sesuai tanda (di pertengahan antara pangkal bahu dan
siku).
f. Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
g. Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.

21

h. Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA
(kearah angka yang lebih besar).
i. Tuliskan angka pembacaan pada formulir.
Keterangan:
1. Jika lengan kiri lumpuh, yang diukur adalah lengan kanan (beri
keterangan pada kolom catatan pengumpul data).
2. Simpan pita LiLA dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat atau

sobek.

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kata Antropometri berasal dari Yunani, dimana Anthropo yang berarti
manusia, dan metric yang berarti mengukur. Secara literal Antropometri
berarti pengukuran manusia. Sedangkan secara umum Antropometri artinya
ukuran tubuh manusia.
Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara
spesifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur, BB (Berat

22

Badan), TB (Tinggi Badan), Lingkar Kepala, BMI atau IMT (index masa
tubuh), Berat Badan Relatif (BBR), dan Rasio Pinggang Panggul (LPP),
Lingkaran Perut, Lipatan Trisep, LLA dan LOLA.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status nutrisi seseorang diantaranya
adalah pengetahuan, persepsi atau prasangka, kebiasaan,kesukaan, ekonomi,
status kesehatan, faktor psikologis, alkohol dan obat.
5.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini diharapkan menggunakan literatur yang
lebih banyak sehingga pembahasan bisa lebih baik dan mudah dimengerti
bagi pembaca.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat digunakan sebagai
pedoman bagi pembaca, baik bagi tenaga kesehatan dan khususnya bagi
mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan secara
professional.

DAFTAR PUSTAKA

Anindya. 2009. Mengukur Status Nutrisi Dewasa. http://www.rajawana.com


/artikel/kesehatan/390-mengukur-status-nutrisi-dewasa.html [15 Mei 2010]
http:www//jadd.Jelliffe DB, 1989, Community Nutrtional Assessment, Oxford
University Press, hlm. 57.blogroll-php765=iaqsr [15 Mei 2010]

23

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Supariasa, dkk, 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit EGC.
Susilowati.

2008.

Pengukuran

Status

Gizi

dengan

Antropometri

Gizi.

http://www.eurekaindonesia.org/wp-content/uploads/antropometri-gizi.pdf.

[15

Mei 2010]

24

You might also like