Professional Documents
Culture Documents
TRANSPORTASI FLUIDA
Karakteristik Pompa
Percobaan :
Kelompok : III-B
Nama
:
1. .
Shinta Hilmy Izzati
NRP.
3. Rahmani
Amalia
.
NRP.
2. .
Zandika Alfi Pratama NRP.
Utama
4. Ricky
.
5. .
Catur Puspitasari
Tanggal Percobaan
NRP.
NRP.
2313
030 016
.
2313
030 035
.
2313
030 041
.
2313
.
030 050
: 29
Oktober 2014
.
: Ir.
Agung Subyakto, MS
.
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
BAB I PENDAHULUAN
I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah:
1. Bagaimana cara mempelajari dan membuat kurva karakteristik pompa sentrifugal ?
2. Bagaimana hubungan antara parameter-parameter kurva sistem yang meliputi P, ,
BHP, WHP dengan Q pada konfigurasi aliran sistem?
I-2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata fluida mencakup zat car, air dan gas
karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh
zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak
pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke
dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.
Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu
tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain (Iskandar, 2013).
Mempelajari fluida pada keadaan diam dan fluida yang berada dalam suatu tempat, dan
tidak ada gerakan diantara elemen-elemen sekitarnya.
b.
II-1
II.1.4 Pompa
Pompa itu adalah pesawat pengangkut untuk zat-zat cair. Pengangkutan atau
pemindahan zat-cair dilakukan dengan pekerjaan gaya-tekan, yang gunanya mengatasi
hambatan-hambatan, yang dialami oleh zat=cair itu diwaktu pemindahan.
Pemindahan zat-cair itu dapat terjadi menurut arah mendatar, arah tegak, atau
menurut arah dengan komponen-komponen yang mendatar dan tegak.
Pada pemindahan zat-cair yang mendatar, maka hambatan yang disebutkan tadi
terdiiri atas gesekan dan pusaran. Hambatan gesekan itu bertambah dengan pangkat dua
dari kecepatan pengangkutan dan dengan panjang pembuluh; pusaran terutama bergantung
pada kecepatan, pada tikungan dan pada lain-lain sifat yang tidak terus-menerus dalam
pembuluh.
Pada pemindahan zat-cair yang tegak harus pula diatasi hambatan-hambatan seperti
yang terdapat juga pada pemindahan mendatar, tetapi tambahan pula harus diatasi suatu
hambatan yang diakibatkan karena adanya perbedaan tinggi antara muka-isap dan mukatekan (Hendardji, 1952).
II-2
II-3
II-4
II-5
II-6
Gambar II.3 Ilustrasi Aliran Fluida dalam Impeller Sebuah Pompa Sentrifugal.
Menurut (Geankoplis, 1997), banyak faktor untuk menetapkan effisiensi aktual dan
kinerja karakteristik pompa. Oleh karena itu, maka perlu menetapkan kinerja karakteristik
pompa secara eksperimen. Kinerja biasanya diekspresikan oleh manufaktur pompa dengan
menggunakan kurfa yang disebut dengan kurva karakteristik pompa. Head H (m) yang
dihasilkan akan menjadi sama untuk cairan apapun dari viskositas yang sama. Tekanan
yang dihasilkan, P1 = H..g, akan proporsional terhadap densitas. Viskositas kurang dari
0.05 Pa.s (50 cp) mempunyai sedikit efek terhadap head yang dihasilkan.
II-7
Pompa peripheral
Pompa peripheral atau pompa regeneratif merupakan pompa sentrifugal dengan roda
bergerak sehingga disebut sebagai bentuk peripheral. Hampir semua karakteristik roda
periferal berbeda sangat jauh dengan roda radial. Pada tekanan tertinggi dan terendah laju
tertinggi dibutuhkan energi yang tinggi.
II-8
II-9
b) Head Friksi
Ini merupakan kehilangan yang diperlukan untuk mengatasi tahanan untuk
mengalir dalam pipa dan sambungan-sambungan. Head ini tergantung pada ukuran,
kondisi dan jenis pipa, jumlah dan jenis sambungan, debit aliran, dan sifat dari cairan.
Head gesekan/ friksi sebanding dengan kwadrat debit aliran seperti diperlihatkan dalam
gambar II.1.6. Loop tertutup sistim sirkulasi hanya menampilkan head gesekan/ friksi
(bukan head statik).
Menghitung Head
Menurut (Geankoplis, 2003), head adalah jarak vertikal antara garis pusat pompa dan
permukaan cairan dalam tangki tujuan.
II-10
g z v hf
2
g
d) Faktor Friksi
Dalam mencari sebuah friksi atau head loss pada pipa lurus, faktor friksi
dibutuhkan. Salah satu contoh faktor friksi, yaitu
Faktor Friksi Persamaan Chen (pada kondisi faktor friksi darcy)
/ D 5,0452
f 1 / 4 log10
. log10 A4
3,7065 N Re
Gambar II.10 Faktor Friksi Persamaan Chen pada Kondisi Persamaan Darcy
Jika, pada kondisi faktor friksi fanning maka faktor friksi persamaan Chen yaitu :
/ D 5,0452
f 1 / 2 log10
. log10 A4
3,7065 N Re
Gambar II.11 Faktor Friksi Persamaan Chen pada Kondisi Persamaan Fanning
Dimana :
f = Faktor friksi persamaan Chen
= Kekasaran Pipa (ft)
Laboratorium Transpoertasi Fluida
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
II-11
viskositas dari aliran dan diameter pipa. Variabel ini dikombinasikan kedalam bilangan
reynold, yang didimensikan.
II-12
f) Velocity Head
Istilah ini menurut (Wahren, 1997), mengacu pada energi kinetik cairan yang
bergerak pada titik yang ditentukan dalam sistem pompa. yaitu memindahkan cairan pada
titik yang ditetapkan didalam sistem pompa.
II-13
II-14
A1
V1
V2
A2
2
A2 v 2
hc = 0,55 1
A1 2
V2
A2
2
2
A1 v1
hex = 1
A2 2
II-15
= Torsi (Nm)
=
Gambar II.23 Persamaan Torsi
Dimana :
= Debit (m3/s)
Ri
n) Menghitung Efisiensi
Efisiensi dinyatakan sebagai persentase yang mewakili sebuah unit ukuran yang
menggambarkan perubahan gaya sentrifugal dan dinyatakan sebagai perubahan kecepatan
menjadi energi tekanan.
=
WHP
100 %
BHP
valve
jenis
ini
dapat
kita
jumpai
pada
outlet / discharge pump. Ketika handwheel diputar searah jarum jam, disk mendorong
posisi globe hingga menutup laju aliran fluida. Begitu pula sebaliknya.Valve jenis ini
didesain sedemikian rupa hingga semua komponen didalamnya terhindar daritekanan yang
terus menerus dan juga mudah dalam hal perawatan, misalnya ada tekanan yang terjebak (trap
pressure) di bawah globe.
2. Gate valve
Pada dasarnya digunakan untuk menutup laju aliran fluida dengan kuat. Valve
Laboratorium Transpoertasi Fluida
Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI - ITS
II-17
2. Reducer
Jenis ini memiliki sudut kemiringan yang membentuk aliran semakin horizontal,
karena itu jenis ini untuk mengalirkan fluida secara horizontal dan menghilangkan aliran
bebas dari suatu gas (McCabe, 1993).
II-18
II-19
Prinsip kerjanya :
Perubahan yang dihasilkan sebanding dengan besarnya tekanan yang diberikan. Perubahan
tekanan yang dideteksi oleh tabung Boudon akan menyebabkan tabungnya bergerak.
Kemudian gerakan tabung tersebut ditransmisikan untuk menggerakkan jarum meter.
Biasanya skala tekanan ini dikalibrasikan dalam beberapa ukuran antara lain : psi, kPa, bar
dan kg/cm2.
Kelebihan :
1. Bersifat portabel (bisa dibawa kemana-mana).
2. Ketelitian cukup tinggi
3. Tidak mudah terpengaruh perubahan temperatur.
4. Baik dipakai untuk mengukur tekanan antara 30 100.000 Psi.
Kekurangan :
1. Pengukuran terbatas pada tekanan statis.
2. Terpengaruh shock dan vibrasi.
II-20
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Variabel Percobaan
Debit air (Q) : 32, 38, 50, 70, 77, 105, dan 135 ml/s
2. Tee
3. Coupling
Coupling 1 inch
Coupling inch
4. Union
Union 1 inch
Union inch
III-2
i.
j.
k.
III-3
Setelah mengetahui suhu fluida, melihat data viskositas dan densitas pada
buku Transport Processes and Unit Operations - Geankoplis appendix
A.2.
Selesai
III.5.2 Tahap Percobaan
Mulai
Mencatat putaran KWH meter untuk setiap kondisi variabel yang diberikan
yaitu mengulangi percobaan nomor 2 sampai 3 pada sirkuit 2.
Selesai
III-4
Menghitung friksi pada setiap fitting yang ada pada sirkuit 1 dan sirkuit 2.
III-5
Selesai
III-6
Stopwatch
Barometer
(Bourdon Pressure Gauge)
Gelas Ukur
kWhmeter
Stopwatch
Termometer
III-7
V1
III-8
V2
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1.Hasil Percobaan
Tabel IV.1.1 Hasil Percobaan pada Sirkuit 1
Tekanan
Debit
(ml/s)
N/m2
32
151690
38
Kwh
Psia
(sekon)
Suction
Discharge
22
17
0.335
0.59
144795
21
17
0.33
0.59
50
144795
21
18
0.335
0.59
70
137900
20
18
0.315
0.59
77
131005
19
18
0.335
0.59
105
131005
19
18
0.335
0.59
135
124110
18
19
0.335
0.59
(lb/in2)
Debit
(ml/s)
N/m2
32
151690
38
Kwh
Psia
(sekon)
Suction
Discharge
22
17
0.33
0.59
144795
21
17.8
0.33
0.59
50
144795
21
18.09
0.33
0.59
70
144795
21
18.09
0.33
0.59
77
144795
21
18.21
0.33
0.59
105
137900
20
18.31
0.33
0.59
135
131005
19
18.60
0.33
0.59
(lb/in2)
IV-1
v (m/s)
Nre
32
0.163265
3342.029167
0.012
38
0.193877
3968.659635
0.011
50
0.255102
5221.920573
0.0095
70
0.357142
7310.688802
0.0092
77
0.392857
8041.757682
0.009
105
0.535714
10966.0332
0.008
135
0.688775
14099.18555
0.007
Tabel IV.2.1.2 Hasil Perhitungan Kecepatan (v), Bilangan Reynolds (Nre), Faktor
Friksi(f), untuk Ukuran Pipa 1 pada sirkuit 1
Q (ml/s)
v (m/s)
Nre
32
0.057409
1979.86538
0.0075
38
0.068173
2351.090139
0.014
50
0.089702
3093.539656
0.013
70
0.125583
4330.955519
0.012
77
0.138141
4764.051071
0.011
105
0.188374
6496.433278
0.0095
135
0.242195
8352.557072
0.0085
IV.2.2 Hasil Perhitungan WHP, BHP, dan Efisiensi pada Sirkuit 1 dan 2
Tabel IV.2.2.1 Hasil Perhitungan Tekanan, WHP, BHP, dan Efisiensi pada Sirkuit 1
Q (ml/s)
IV-2
Tekanan
(N/m2)
WHP (hp)
BHP (hp)
(%)
32
151690
4.722222222
0.16333238
3.458803346
38
144795
4.722222222
0.208360808
4.412346521
50
144795
0.312788202
6.255764049
70
137900
0.534162708
10.68325416
77
131005
0.616935344
12.33870687
131005
1.138979662
22.77959324
135
124110
5.277777778
1.958324385
37.1050936
Tabel IV.2.2.2 Hasil Perhitungan Tekanan, WHP, BHP, dan Efisiensi pada Sirkuit 2
Q (ml/s)
Tekanan
(N/m2)
WHP (hp)
BHP (hp)
(%)
32
151690
4.722222222
0.179331642
3.797611244
38
144795
4.944444444
0.231233359
4.676629724
50
5.022222222
0.359198222
7.152176992
70
144795
144795
5.022222222
0.622986253
12.40459354
77
144795
5.055555556
0.755661119
14.94714301
105
137900
5.088888889
1.469659392
28.87976972
135
131005
5.166666667
2.610658701
50.52887808
IV-3
Grafik IV.1. Hubungan antara Q (m3/s) dengan Water Horse Power (hp) pada Sirkuit 1
dan Sirkuit 2
Pada grafik IV.1. dapat diamati bahwa kurva hubungan antara Q dengan Water
Horse Power (WHP) pada sirkuit 1 dan sirkuit 2 menunjukkan adanya kenaikan nilai WHP
sebanding dengan bertambahnya nilai Q, sehingga semakin besar volumetric flow rate (Q)
maka semakin besar pula nilai WHP.
Hasil percobaan yang didapat juga dapat dibandingkan dengan rumus sebagai
berikut:
Dari rumus yang dibandingkan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara WHP
dengan volumetric flow rate (Q) adalah berbanding lurus. Semakin besar nilai total Q,
maka semakin besar pula nilai WHPnya. Sehingga, hasil percobaan yang didapat sesuai
dengan literatur yang menyebutkan bahwa hubungan antara Q dengan WHP adalah
berbanding lurus (Igor J.Karassick, 2008)
IV-4
Grafik IV.2. Hubungan antara Q (m3/s) dengan Break Horse Power (hp) pada Sirkuit 1
dan Sirkuit 2
Pada grafik IV.2. dapat dilihat bahwa kurva hubungan antara Q dengan Brake Horse
Power (BHP) pada sirkuit 1 dan sirkuit 2 menunjukkan kenaikan nilai BHP seiring dengan
bertambahnya nilai Q, sehingga semakin besar volumetric flow rate (Q) maka semakin
besar pula nilai BHP.
Hasil percobaan yang didapat juga dapat dibandingkan dengan rumus sebagai
berikut:
BHP = Q x Ws x
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Q dan BHP adalah berbanding
lurus dan nilai BHP akan semakin besar jika nilai Q semakin besar. Hasil percobaan yang
didapat sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa hubungan antara Q dengan BHP
adalah berbanding lurus(Igor J.Karassick, 2008).
IV-5
Pada grafik IV.3. dapat dilihat bahwa kurva hubungan antara Q dengan efisiensi
pada sirkuit 1 menunjukkan kenaikan nilai efisiensi seiring dengan bertambahnya nilai Q,
sehingga semakin besar volumetric rate (Q) maka akan semakin
besar pula nilai efisiensi pada kedua sirkuit.
Hasil percobaan yang didapat juga dapat dibandingkan dengan rumus sebagai
berikut:
Dari rumus yang dibandingkan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara efisiensi
dan WHP adalah berbanding lurus, sedangkan hubungan antara efisiensi dan BHP adalah
berbanding terbalik. Hasil percobaan yang didapat untuk sirkuit 1 sesuai dengan literatur
yang menyebutkan bahwa semakin besar nilai Q maka semakin besar pula nilai
efisiensinya (Geankoplis, 1993).
IV-6
Grafik IV.4. Hubungan antara Q (m3/s) dengan Tekanan (Psi) pada Sirkuit 1 dan Sirkuit 2
Pada grafik IV.4. menunjukkan hubungan antara Q dengan tekanan (P) dan dapat
dilihat bahwa pada sirkuit 1 dan sirkuit 2 nilai tekanan (P) semakin rendah seiring dengan
bertambahnya nilai Q. Hubungan antara volumetric flow rate(Q) dan tekanan (P) adalah
berbanding berbalik. Semakin besar nilai Q, maka tekanannya (P) akan semakin rendah.
Hasil percobaan yang didapat untuk sirkuit 1 dan sirkuit 2 tidak sesuai dengan literatur
yang menyebutkan bahwa semakin besar nilai Q (debit) maka semakin besar pula nilai P
(tekanan) (Perry, 2008).
IV-7
Gambar IV.1. Hubungan antara Q dengan Tekanan pada perry_s chemical engineering
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesalahan antara hubungan Q dengan
P adalah pencatatan hasil yang dilakukan pada keadaan pompa yang belum mencapai
steady state, variabel debit yang digunakan terlalu dekat sehingga penentuan nilai P pada
pressure gauge hanya sedikit mengalami perubahan. Akibatnya akan membuat praktikan
membuat asumsi dalam pengamatan.
IV-8
BAB V
KESIMPULAN
I-1
APPENDIKS
T air
air
Viskositas
= 320C
= 994.994 kg/m3
= 0.000768 kg/m.s
(Geankoplis, 1983)
Sirkuit 1
(m)
0.335
0.33
0.335
0.315
0.335
0.335
0.335
Sirkuit 2
(m)
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
0.33
Nilai Kf
Elbow
= 0,75
Tee
=1
Coupling
= 0,04
Union
= 0,04
Globe Valve = 6,0 (wide open)
= 9,5 (Half open)
Reducer
= 0,55
(Geankoplis, 1983)
Perhitungan Sirkuit 1
Menghitung Kecepatan Alir Air pada Suhu 32C
Pipa dengan Diameter
Pipa ukuran A = 1,961 x 10-4 m2 = 1,96 cm2
(Geankoplis, 1983)
Q = 0.000032 m3/s
Q vA
Q
v
A
0.000032m3 / s
0.000196m2
0.1633 m/s
Untuk varibel Q = 38, 50, 70, 77, 105, dan 135 ml/s dapat megikuti cara diatas. Kecepatan
linier (v) dari keenam variabel tersebut adalah 0.193878, 0.255102, 0.357143, 0.3928557,
0.535714, dan 0.688776 cm/s
Pipa dengan Diameter 1
Pipa ukuran 1 A = 5,57 cm2
(Geankoplis, 1983)
Q = 0.000032 m3/s
Q vA
Q
A
0.000032m 3 /s
0.000557m 2
0.05745 m/s
Untuk variabel Q = 38, 50, 70, 77, 105, 135 dapat megikuti cara diatas. Kecepatan linier
(v) dari keenam variabel tersebut adalah 0.682226, 0.897666, 0.125673, 0.138241,
0.18851, dan 0.24237 cm/s
v
Pipa (D=0.0158 m)
a) Q= 0.000032 m3/s
Menghitung
D
0,000046
D
0,0158
0,0029113
Perhitungan bilangan reynold
D v
0,000768
3342.029167
Untuk variabel Q = 38, 50, 70, 77, 105, 135 dapat megikuti cara diatas. Nre dari keenam
variabel tersebut adalah 3968,659635, 5221,920573, 7310,688802, 8041,757682,
10966,0332, dan 14099,18556.
Kemudian melihat moody chart pada buku Geankoplis hal 88 dengan mencocokkan
nilai /D dan NRe. Maka untuk variabel V = 0.000032 m3/s didapatkan nilai faktor
friksi = 0,012.
Untuk variabel Q = 38, 50, 70, 77, 105, 135 dapat megikuti cara diatas. Faktor friksi (f)
dari keenam variabel tersebut adalah 0,011, 0,0095, 0,0092, 0,009, 0,008, dan 0,007.
Nre
Menghitung
D
0,000046
D
0,0266
0,0017267
Perhitungan bilangan reynold
D v
Nre
Sirkuit 1
Mencari Panjang Pipa lurus total pipa in
Berikut data Kf dan Le/D dari bebrapa fitting:
Jenis Fitting
Kf
o
Elbow, 90
0,75
Tee
1
Coupling
0,04
Union
0,04
Globe Valve
-Wide open
6,0
-Half open
9,5
Increaser
0,42005
Reducer
0,356
Le/D
35
50
2
2
300
475
-
Kf
Elbow
Union
Increaser
Globe Valve
Coupling
Reducer
Pipa Lurus
=
=
=
Union
=
=
=
Increaser
=
=
=
Globe Valve =
=
=
Coupling
=
=
=
Reducer
=
=
=
Pipa Lurus
=
=
=
Total HF
=
=
0,75
0,04
0,42005
9,5
0,04
0,356
1
Vh
0.01332
0.01332
0.01332
0.01332
0.01332
0.01332
0.01332
Jumlah
6
4
2
2
2
1
21,1846 m
Total Hf
Hf
0.05997501
0.002132445
0.011196668
0.25322782
0.001066222
0.00474469
0.282343688
0.614686543
Elbow
0.05997501 Joule/kg
0.002132445 Joule/kg
0.011196668
0.25322782 Joule/kg
0.001066222 Joule/kg
0.00474469 Joule/kg
0.282343688 Joule/kg
= 0.614686543 Joule/kg
Untuk variabel debit 0,000038, 0,00005 m3/s (half open) dapat diselesaikan dengan cara
diatas. Total Hf dari ketiga variabel tersebut adalah 0,8668, 1,5006996 Joule/kg.
Berikut perhitungan dari Total Hf dengan variabel debit 0,00007 m/s :
Kf
Vh
Jumlah
Hf
Elbow
0,75
0,06377551
6
0,2869898
Union
0,04
0,06377551
4
0,0102040
Increaser
0,42005
0,06377551
2
0,0535778
Globe Valve
6,0
0,06377551
2
1,2117346
Coupling
0,04
0,06377551
2
0,0051020
Reducer
Pipa Lurus
0,356
1
0,06377551
0,06377551
1
26,7146 m
Total Hf
0,0227040
1,703737*
3,394049
=
=
=
Union
=
=
=
Globe Valve =
=
=
Coupling
=
=
=
Increaser
=
=
=
Reducer
=
=
=
Pipa Lurus
=
0,2869898 Joule/kg
0,0102040 Joule/kg
1,2117346 Joule/kg
0,0051020 Joule/kg
0,0535778 Joule/kg
0,004951 Joule/kg
Total HF
=
=
=
1,703737 Joule/kg
= 3,394049 Joule/kg
Untuk variabel debit 0,000077, 0,000105 dan 0,000110 m3/s (wide open) dapat
diselesaikan dengan cara diatas. Total Hf dari kedua variabel tersebut adalah 3,9858,
7,411612 dan 12,251848 Joule/kg.
Mencari Panjang Pipa lurus total pipa 1 in
Le/D
Jumlah
Elbow
35
7
Union
2
4
Globe Valve
475
1
Diameter
Length
0,02664 6,5268
0,02664 0,21312
0,02664 12,654
Coupling
Tee
Pipa Lurus
2
50
1
3
0,02664 0,05328
0,02664 3,996
5,1
Total Length 28,5432 m
3
Untuk variabel debit 0,000066, 0,000081, 0,000110 m /s (wide open) dapat diselesaikan
dengan cara diatas namun untuk Kf dari Globe Valve diganti dengan 300. Total length dari
ketiga variabel tersebut adalah 23,8812 m.
Mencari total Hf pipa 1 in
Berikut perhitungan dari Total Hf dengan variabel debit 0,000032 m/s :
Kf
Vh
Jumlah
Elbow
0,75
0,001650287
7
Union
0,04
0.001650287
4
Globe Valve
9,5
0.001650287
1
Coupling
0,04
0.001650287
1
Tee
1
0.001650287
3
Pipa Lurus
1
0.001650287
28,5432 m
Total Hf
*Menghitung dengan rumus : 4 f L/D Vh
Elbow
=
=
=
Union
=
=
=
Globe Valve =
=
=
Coupling
=
=
=
Tee
=
=
=
Pipa Lurus
=
0,00866401 Joule/kg
0,00026405 Joule/kg
0,01567773 Joule/kg
0,000066011 Joule/kg
0,004951 Joule/kg
Total HF
=
=
=
0,047104 Joule/kg
Hf
0,00866401
0,00026405
0,01567773
0,000066011
0,004951
0,047104*
0,07672679
= 0,07672679 Joule/kg
Untuk variabel debit 0,000038, 0,00005 m3/s dapat diselesaikan dengan cara diatas. Total
Hf dari ketiga variabel tersebut adalah 0,108196, 0,18732132 Joule/kg.
Berikut perhitungan dari Total Hf dengan variabel debit 0,00007 m/s :
Kf
Vh
Jumlah
Hf
Elbow
0,75
0,006186136
7
0,0414586
Union
0,04
0,006186136
4
0,0012635
Globe Valve
9,5
0,006186136
1
0,07502039
Coupling
0,04
0,006186136
1
0,00031588
Tee
1
0,006186136
3
0,02369065
Pipa Lurus
1
0,006186136
23,8812 m
0,18858704
0,3303360
Total Hf
Elbow
=
=
=
Union
=
=
=
Globe Valve =
=
=
Coupling
=
=
=
Tee
=
=
=
Pipa Lurus
=
=
=
Total HF
=
=
0,0414586 Joule/kg
0,0012635 Joule/kg
0,07502039 Joule/kg
0,00031588 Joule/kg
0,02369065 Joule/kg
0,1885870 Joule/kg
= 0,3303360 Joule/kg
Untuk variabel debit 0,000077, 0,000105 dan 0,000135 m3/s (wide open) dapat
diselesaikan dengan cara diatas. Total Hf dari kedua variabel tersebut adalah 0,39970665,
0,74325618 dan 1,22864798 Joule/kg.
Mencari Ws :
Variabel Q = 0,000032 m3/s
Hukum Bernaulli
Ws = F + Z.g +P/ + V2/2
BHP x 100%
WHP
Data WHP dari percobaan pada sirkuit 1 :
Q (m3/s)
0,000032
0,000038
0,000050
0,00007
0,000077
0,000105
WHP (Watt)
4,7222
4,7222
5
5
5
5
5,2778
0,000135
Efisiensi (Q=0,000032 m3/s)
=
0,163332 x 100%
4,7222
=
3,458803346 %
Untuk variabel debit 0,000038, 0,00005, 0,00007, 0,000077, 0,000105, dan 0,000135 m3/s
dapat diselesaikan dengan cara diatas. Nilai efisiensi dari keenam variabel tersebut adalah
4,412346521; 6,255764049; 10,68325416; 12,33870687; 22,77959324; dan 37,105094 %.
Sirkuit 2
Mencari Panjang Pipa lurus total pipa in
Berikut perhitungan dari konversi panjang fitting dari variabel debit 0,000032, 0,000038,
0,00005 m3/s (half open) :
Le/D
Jumlah
Diameter
Length
Elbow
35
7
0,0158
3,871
Union
2
4
0,0158
0,1264
Increaser
2
0,0158
-
Globe Valve
Coupling
Reducer
Pipa Lurus
475
2
3
2
1
0,0158
0,0158
0,0158
22,515
0,0632
4,8
32,2406 m
Total Length
3
Untuk variabel debit 0,00007, 0,000077, 0,000105, dan 0,000135 m /s (wide open) dapat
diselesaikan dengan cara diatas namun untuk Kf dari Globe Valve diganti dengan 300.
Total length dari ketiga variabel tersebut adalah 23,9456 m.
Mencari Total Hf pipa in
Berikut perhitungan dari Total Hf dengan variabel debit 0,000032 m3/s :
Elbow
Union
Increaser
Globe Valve
Coupling
Reducer
Pipa Lurus
Kf
0,75
0,04
0,42005
9,5
0,04
0,356
1
Vh
0,013328
0,013328
0,013328
0,013328
0,013328
0,013328
0,013328
=
=
=
Union
=
=
=
Globe Valve =
=
=
Coupling
=
=
=
Increaser
=
=
=
Reducer
=
=
=
0,06997085 Joule/kg
0,00213244 Joule/kg
0,37984173 Joule/kg
0,00106622 Joule/kg
0,01119667 Joule/kg
0,00474469 Joule/kg
Jumlah
7
4
2
3
2
1
23,8706 m
Total Hf
Hf
0,06997085
0,00213244
0,01119667
0,37984173
0,00106622
0,00474469
0,31814211*
0,78709471
Pipa Lurus
=
=
Total HF
= 0,31814211 Joule/kg
=
=
= 0,78709471 Joule/kg
Untuk variabel debit 0,000038, 0,00005 m3/s (half open) dapat diselesaikan dengan cara
diatas. Total Hf dari ketiga variabel tersebut adalah 1,1099265, 1,92161797 Joule/kg.
Berikut perhitungan dari Total Hf dengan variabel debit 0,00007 m/s :
Kf
Vh
Jumlah
Hf
Elbow
0,75
0,063776
7
0,33482143
Union
0,04
0,063776
4
0,01020408
Increaser
0,42005
0,063776
2
0,05357781
Globe Valve
9,5
0,063776
3
1,81760204
Coupling
0,04
0,063776
2
0,00510204
Reducer
0,356
0,063776
1
0,02270408
Pipa Lurus
1
0,063776
23,9456 m
1,52235969
3,76637116
Total Hf
Elbow
=
=
= 0,33482143 Joule/kg
Union
=
=
= 0,01020408 Joule/kg
Increaser
=
=
= 0,05357781
Globe Valve =
=
= 1,81760204 Joule/kg
Coupling
=
=
= 0,00510204 Joule/kg
Reducer
=
=
= 0,02270408 Joule/kg
Pipa Lurus
=
=
= 1,52235969 Joule/kg
Total HF
=
=
= 0.614686543 Joule/kg
Untuk variabel debit 0,000077, 0,000105 dan 0,000135 m3/s (wide open) dapat
diselesaikan dengan cara diatas. Total Hf dari kedua variabel tersebut adalah 4,5573091,
8,47433514, dan 14,0085948 Joule/kg.
Mencari Panjang Pipa lurus total pipa 1 in
Le/D
Jumlah
Elbow
35
7
Union
2
4
Tee
50
3
Pipa Lurus
Diameter
0,02664
0,02664
0,02664
Length
6,5268
0,21312
3,996
5,1
28,5432 m
Total Length
Untuk variabel debit 0,000032, 0,000038, 0,00005, 0,00007, 0,000077, 0,000105,
0,000135 m3/s dapat diselesaikan dengan cara diatas. Untuk nilai panjang total pipa lurus
sama yaitu 28,5432 m.
Mencari total Hf pipa 1 in
Berikut perhitungan dari Total Hf dengan variabel debit 0,000032 m/s :
Elbow
Union
Globe Valve
Coupling
Pipa Lurus
Kf
0,75
0,04
9,5
0,04
1
Vh
0,000231739
0,000231739
0,000231739
0,000231739
0,000231739
Jumlah
7
4
1
1
28,5432 m
Total Hf
Hf
0,00866401
0,00026405
0,01567773
0,000066011
0,04710447*
0,07177626
Pipa Lurus
= 0,000066011 Joule/kg
=
=
= 0,04710447 Joule/kg
Total HF
=
=
= 0,07177626 Joule/kg
Untuk variabel debit 0,000038, 0,00005, 0,00007, 0,000077, 0,000105, 0,000135 m3/s
dapat diselesaikan dengan cara diatas. Nlai total Hf dari keenam variabel tersebut adalah
0,10121577, 0,17523506, 0,343436071, 0,41558744, 0,77278657, dan 1,27746352
joule/kg.
Mencari Ws :
Variabel Q = 0,000032 m3/s
Hukum Bernaulli
Ws = F + Z.g +P/ + V2/2
-Ws = 1,418309154 + (0,32 x 9,8) + 0 + 0
-Ws = 5,632309154 Joule/kg
Untuk variabel debit 0,000038, 0,00005, 0,00007, 0,000077, 0,000105, dan 0,000135 m3/s
dapat diselesaikan dengan cara diatas. Nilai Ws dari keenam variabel tersebut adalah
6,115703596, 7,220108308, 8,944580184, 9,863155719, 14,0671764, 19,43550674
Joule/kg.
Mencari BHP
Variabel Q = 0,000032 m3/s
BHP = Ws x x Q
BHP = 5,632309154x 994,994 x 0,000032
BHP = 0,179331642 watt
Untuk variabel debit 0,000038, 0,00005, 0,00007, 0,000077, 0,000105, dan 0,000135 m3/s
dapat diselesaikan dengan cara diatas. Nilai dari keenam variabel tersebut adalah
0,231233359; 0,359198222; 0,622986253; 0,755661119; 1,469659392; dan 2,610658701
watt.
Mencari Efisiensi
Efisiensi =
BHP x 100%
WHP
Data WHP dari percobaan pada sirkuit 2 :
Q (m3/s)
WHP (Watt)
0,000032
0,000038
0,00005
0,00007
0,000077
0,000105
0,000135
Efisiensi (Q=0,000032 m3/s)
4,7222
4,9444
5,0222
5,0222
5,0556
5,0889
5,1667
=
0.179331642 x 100%
4,7222
=
3,797611244 %
Untuk variabel debit 0,000038, 0,00005, 0,00007, 0,000077, 0,000105, dan 0,000135 m3/s
dapat diselesaikan dengan cara diatas. Nilai efisiensi dari keenam variabel tersebut adalah
4,676629724; 7,152176992; 12,40459354; 14,94714301; 28,87976972; dan 50,528878 %.