Professional Documents
Culture Documents
PENYUSUN:
Sub bidang pembinaan
Bidang pengendalian pencemaran lingkungan
Bplhd provinsi jawa barat
APRESIASI
UNTUK SUBSTANSI:
Ruly fatwani, aep saepuloh, fitria rakhmawati, titin sumiati, mitha
pratiwi, prima puspita sari, sofiyan hadi, indah dewi puspita, hery
herawan.
UNTUK ARAHAN:
Anang sudarna
Suharsono
Didi adji siddik
Resmiani
DITERBITKAN OLEH:
Badan pengelolaan lingkungan hidup daerah provinsi jawa barat
KATA PENGANTAR
Perbedaan jenis usaha dan/atau kegiatan dari suatu industri akan
berdampak kepada perbedaan dalam pengelolaan lingkungan yang
dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. Untuk
itu perlu upaya peningkatan pemahaman kepada aparat pengawas
lingkungan hidup mengenai jenis usaha dan/atau kegiatan dari suatu
industri agar tepat dalam menerapkan berbagai peraturan dalam
melakukan pengendalian pencemaran lingkungan yang dilaksanakan
oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
Pengawasan lingkungan hidup adalah kegiatan yang dilaksanakan
secara langsung ataupun tidak langsung oleh aparat pengawas
lingkungan hidup daerah untuk mengetahui ketaatan penanggung
jawab usaha dan atau kegiatan terhadap peraturan dalam melakukan
pengendalian pencemaran lingkungan. Dalam melakukan pengawasan,
pengawas dituntut untuk mempelajari industri yang akan diawasi dan
peraturan-peraturan pengelolaan lingkungan yang berkaitan dengan
hal tersebut. Oleh karena itu, bagi pengawas diperlukan teknik
pengawasan yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
iii
Pedoman
pengawasan
pengendalian
pencemaran
industri
ini
untuk
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................. vii
DAFTAR TABEL ................................................................ viii
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................1
1.1
1.2
1.3
Sasaran ..................................................................................... 3
2.2
2.2.2
2.2.3
2.3
2.3.2
2.3.3
BAB III
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.5.2
3.5.3
3.5.4
BAB IV PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
BIDANG
4.1.2
4.1.3
4.1.4
4.1.5
4.1.6
4.1.7
4.1.8
4.1.9
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sumber Limbah Cair Berdasarkan Jenis Usaha .................... 6
Tabel 2 Potensi Pencemaran Udara Berdasarkan Industri ................ 8
Tabel 3 Identifikasi Jenis Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(LB3) Sektor Manufaktur ..................................................... 9
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 9
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Sementara
pengawasan
pemerintah
kabupaten/kota
untuk
Berita
Acara
tersebut
dijadikan
acuan
dalam
Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan buku pedoman ini yaitu
untuk mengetahui tingkat ketaatan suatu kegiatan dan/atau usaha
dalam pengelolaan lingkungan serta upaya tindak lanjut yang harus
dilakukan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1
pengelolaan
limbah
industri
dapat
dilakukan
melalui
2.2
Jenis
Usaha/Kegiatan
Rumah Sakit
Sarana Penunjang
2.
Keramik
Sarana umum
Sarana produksi
3.
Pupuk
Sarana produksi
4.
Sarana penunjang
Sarana produksi
Kegiatan yang
Menghasilkan Air
Limbah
Ruang rawat jalan, ruang
rawat inap, ruang operasi
dan IPI, ruang kamar
bersalin, ruang rawat bedah,
ruang
Instalasi
Gawat
Darurat
(IGD),
ruang
Intensive Care Unit (ICU).
Ruang
farmasi,
laboratorium,
ruang
sterilisasi, ruang instalasi
gizi, ruang jenazah, instalasi
gizi/dapur, laundry
Ruang kantor, fasilitas sosial
Proses persiapan bahan
baku,
penanganan
dan
penyimpanan, shaping glate
preparation,
off
gas
treatment, dan pengeringan.
Proses
oksidasi
parsial
untuk memproduksi karbon
dioksida, ceceran air bekas
cuci atau buangan dari
absorber,
blowdown,
kompresor,dll.
Laboratorium
Proses chemical making ,
ruang proses pemutihan,
No.
Jenis
Usaha/Kegiatan
5.
6.
Sarana penunjang
Fasilitas kamar
Fasilitas umum
7.
Tekstil
Sarana produksi
Sarana utilitas
8.
Minyak Sawit
Sarana produksi
9.
Semen
Sarana umum
Kegiatan yang
Menghasilkan Air
Limbah
pulp making, dan black
liquor thickening.
Laboratorium dan ruang
proses pendinginan.
Kamar mandi dan toilet
meliputi
washtafel,
shower/bathtub,
pembersihan kamar mandi.
Dapur
dan
restoran,
meliputi pencucian bahan
masakan, peralatan masak
dan peralatan makan.
Laundry, kolam berenang,
alat pendingin (ac dan
refrigerator),
dan
alat
pemadam kebakaran
Proses pengkanjian, proses
penghilangan
kanji,
pengelantangan,
pemasakan,
merserisasi,
pewarnaan, pencetakan, dan
proses penyempurnaan.
Pencucian
sarana
dan
peralatan serta blowdown.
Sterilisasi, pemurnian, dan
pemisahan inti sawit dengan
cangkang.
Utilitas,
pencucian
kendaraan dan alat berat,
domestik.
utama
usaha
dan/atau
kegiatan
biasanya
berasal
dari
Jenis Industri
Rumah Sakit
Sumber pencemaran
Genset
Incinerator
2.
Keramik
3.
Pupuk
4.
5.
Peleburan besi
dan baja
6.
7.
Hotel
Elektronik
8.
Tekstil
9.
Semen
Potensi emisi
CO, NOx, SOx, Partikulat,
Partikulat, SO2, NO2, HF,
CO, HCl, CH4, As, Cd, Cr, Pb,
Hg, Ti, Opasitas
NOx, SOx, TSP, HF,
Opasitas, CO
Total partikel, NH3, SO2,
NO2
Jenis Industri
Pupuk
Sumber Limbah
Proses produksi
ammonia,
urea/asam sulfat
IPAL yang
mengolah efluen
dari proses
produksi di atas
-
Jenis Limbah
Sumber spesifik
Katalis bekas
sludge proses produksi
limbah laboratorium
sludge dari IPAL
Karbon aktif bekas
Alumina ball
Sumber Tidak Spesifik:
Limbah PCB
Pelumas bekas
Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan,
dll)
No
Jenis Industri
Sumber Limbah
Jenis Limbah
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum, dll)
Sumber Spesifik
Ash, dross, slag dari
furnace
Debu, residu, dan/atau
sludge dari fasilitas
pengendali pencemaran
udara
Sludge dari IPAL
Pasir foundry dan debu
cupola
Simulsi minyak dari
pendingin pelumas
Sludge ammonia
Sludge dari proses
rolling
-
2.
Peleburan/pengolaha
n besi dan baja
3.
Tekstil
4.
10
Manufaktur dan
Perakitan kendaraan
dan Mesin
Proses peleburan
besi/baja
Proses casting
besi/baja
Proses besi/baja:
rolling, drawing,
sheeting
Coke
manufacturing
IPAL yang
mengolah efluen
dari coke
oven/blast furnace
Proses finishing
tekstil
Proses dyeing
bahan bahan tekstil
Proses printing
bahan tekstil
IPAL yang
mengolah efluen
proses kegiatan di
atas
Seluruh proses
yang berhubungan
dengan fabrikasi
dan finishing
logam, manufaktur
mesin, dan suku
cadang dan
perakitan,
No
5.
Jenis Industri
Elektroplating dan
galvanis
Sumber Limbah
termasuk kegiatan
pengecatan
IPAL yang
mengolah efluen
dari proses di atas
6.
Jenis Limbah
Potongan PCB tersolder
Scrub timah solder
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng cat, drum,
dll)
Tinner bekas
Coolant radiator
sludge painting
pelumas bekas
kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
Sumber spesifik:
Sludge pengolahan dan
pencucian
Larutan pengolah bekas
Larutan asam
(pickling)
Dross, slag
Pelarut bekas
(terklorinasi)
Larutan bekas proses
degreasing
Sludge dari IPAL
Residu dan larutan
batch
Mill scale
Abu timah
HCl
Sumber Non Spesifik:
Pelumas bekas
Aki bekas
E-waste (computer,
printer, dll)
Lampu TL bekas
Sumber Spesifik:
Sludge cat
Pelarut bekas
Sludge dari IPAL
Filter bekas
Produk off-spec
Residu proses destilasi
Cat anti korosi (Pb, Cr)
Debu/sludge dari unit
pengendalian
pencemaran udara
Sludge proses painting
Solvent based
Water based
Sumber Non Spesifik:
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
-
11
No
Jenis Industri
Sumber Limbah
Jenis Limbah
E-waste (computer,
printer, dll)
Sumber Spesifik:
Sludge proses produksi
Residu proses produksi
Batere bekas, off spec,
dan kadaluarsa
Sludge dari IPAL
Metal powder
Dust, slag, ash
Sumber Non Spesifik:
Batere kadaluarsa
BM sedotan/sapuan
Abu insinerator
Minyak pembersih
solar
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
E-waste (computer,
printer, dll)
Sumber Spesifik:
Sludge proses produksi
Batere bekas
kadaluarsa dan off spec
Sludge dari IPAL
Larutan asa/alkali
Dross
Lead powder
Sumber Non Spesifik:
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
E-waste (computer,
printer, dll)
Sumber Spesifik:
Sludge proses produksi
Pelarut bekas
Merkuri
contractors/switch
Lampu fluorosens (Hg)
Coated glass
Larutan etching untuk
printed circuit
Caustic stripping
(photoresist)
Residu solder dan
fluxnya
Limbah pengecatan
-
7.
8.
9.
Komponen
elektronik/peralatan
elektronik
12
Manufaktur dan
perakitan
komponen, serta
peralatan
elektronik
IPAL yang
mengolah efluen
proses
No
10.
Jenis Industri
Farmasi
Sumber Limbah
11.
Sabundetergen/produk
pembersih
desinfaktan/kosmetik
MFDP produk
farmasi
IPAL yang
mengolah efluen
proses manufaktur
dan produksi
farmasi
Proses manufaktur
dan formulasi
produk
Jenis Limbah
PBC breaking
Thinner dan flux
Solder waste
Phosphating waste
Polyol
Sumber Non Spesifik:
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
Kemasan
terkontaminasi limbah
(majun, sarung tangan)
E-waste (computer,
printer, dll)
Sumber Spesifik:
Sludge dari fasilitas
produksi
Pelarut bekas
Produk off spec
kadaluarsa dan sisa
Sludge dari IPAL
Peralatan dan kemasan
bekas
Residu proses produksi
dan formulasi
Absorben dan filter
(karbon aktif)
Residu proses destilasi,
evaporasi dan reaksi
Limbah laboratorium
Residu dari proses
insinerasi
Sumber Non Spesifik:
Katalis bekas
Fly ash
Limbah laboratorium
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
E-waste (computer,
printer, dll)
Sumber Spesifik:
Residu produksi dan
konsentrat
Filter dan absorben
bekas
Pelarut bekas
Konsentrat off spec dan
kadaluarsa
Limbah laboratorium
Sludge dari IPAL
Sumber Non Spesifik:
13
No
Jenis Industri
Sumber Limbah
Jenis Limbah
Batubara
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
E-waste (computer,
printer, dll)
Sumber Spesifik:
Bubuk gelas-terlapis
logam
Emulsi minyak
Residu dari proses
etching
Hg (glass switches)
Debu/sludge dari
peralatan pencemaran
udara
Residu opal glass-As
Bronzing dan
decolorizing agent-As
Sumber Non Spesifik:
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3
Kemasan kimia
kadaluarsa
Kemasan
terkontaminasi B3
(majun, sarung tangan)
Filter oli bekas
Serbuk gergaji bekas
Reject product
Sumber Spesifik:
Alkali, pelarut
asam/larutan oksidator
yang terkontaminasi
logam, minyak, gemuk
Residu dari kegiatan
pembersihan
Sumber Tidak Spesifik:
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3 ( kaleng, jerigen,
drum)
Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
E- waste (computer,
printer, dll)
Limbah laboratorium
(botol bekas)
Lampu TL
Aki bekas
-
14
12.
Gelas
keramik/Enamel
Manufakturing dan
formulasi produk
gelas dan
keramik/enamel
13.
Chemical industry
Degreasing,
descalling,
phosphating,
derusting
passivation,
refinishing
No
14.
Jenis Industri
Semua jenis industri
yang
menghasilkan/mengg
unakan listrik
15.
16.
Bengkel pemeliharaan
kendaraan
Pemeliharaan
mobil, motor,
kereta api, pesawat,
termasuk body
repair
17.
Plastik
18.
Sepatu
Sumber Limbah
Proses
replacement,
refilling,
reconditioning atau
retrofitting dari
transformer dan
capasitor
Jenis Limbah
Sumber Spesifik:
Asbestos
Sumber Tidak Spesifik:
Pelumas bekas
E-waste (computer,
printer, dll)
Lampu TL
Aki bekas
Sumber Spesifik:
Asbestos
Sumber Tidak Spesifik:
Pelumas bekas
E-waste (computer,
printer, dll)
Lampu TL
Aki bekas
Sumber Spesifik:
Pelumas bekas
Pelarut (cleaning
degreasing)
Limbah cat
Asam
Batere bekas
Sumber Tidak Spesifik:
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
E-waste (computer,
printer, dll)
Sumber Spesifik:
Solvent bekas
Sumber Tidak Spesifik:
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan)
E-waste (computer,
printer, dll)
Sumber Spesifik:
Solvent bekas
Sumber Tidak Spesifik:
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
Kemasan terkominasi
LB3 (majun, sarung
tangan)
E-waste (computer,
printer, dll)
15
No
Jenis Industri
Sumber Limbah
Jenis Limbah
Limbah
laboratorium/medis
Sumber Spesifik:
Sludge/oil separator
Sumber Tidak Spesifik:
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
Kemasan terkominasi
LB3 (majun, sarung
tangan)
E-waste (computer,
printer, dll)
Sumber Spesifik:
Katalis bekas
Fly ash
Sumber Tidak Spesifik:
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
Kemasan terkominasi
LB3 (majun, sarung
tangan)
E-waste (computer,
printer, dll)
Limbah laboratorium
(botol bekas)
Lampu TL
Aki bekas
Sumber Spesifik:
Dust checker
Sludge dari IPAL
Fly ash dan bottom ash
Residu proses produksi
Katalis bekas
Sumber Tidak Spesifik:
Pelumas bekas
Kemasan bekas B3 dan
LB3 (kaleng, jerigen,
drum)
Kemasan
terkontaminasi LB3
(majun, sarung tangan,
kerak lem)
E-waste (computer,
printer, dll)
Limbah
laboratorium/medis
-
19.
Ban
20.
Rayon
21.
Kaca
16
Pembakaran silica
dalam gas furnace
Boiler
VCM Plant
Jenis Industri
2.
Boiler
menggunakan
bakar batubara
Agar-agar
3.
Gula
4.
Jamu
5.
Karet
6.
Kina
7.
8.
yang
bahan
9.
Pakan ternak
10.
Penyamakan kulit
11.
12.
Peternakan
/Penggemukan hewan
Plywood (kayu lapis)
13.
Rokok
Sumber Limbah
Jenis Limbah
Boiler
1.
2.
Workshop, kantor
Lihat Tabel 5
Workshop, kantor,
gudang bahan kimia,
laboratorium,
poliklinik
Workshop, kantor,
gudang bahan kimia,
laboratorium,
poliklinik
Workshop, kantor,
gudang bahan kimia,
laboratorium,
poliklinik
Proses produksi
Lihat Tabel 5
Workshop, kantor,
gudang bahan kimia,
laboratorium,
poliklinik
Proses produksi
Lihat Tabel 5
Lihat Tabel 5
Ampas
kina/residu
destilasi
Lihat Tabel 5
Sludge
Workshop kantor,
gudang bahan kimia,
laboratorium,
poliklinik
Lihat Tabel 5
Proses produksi
Workshop
kantor,
gudang bahan kimia,
laboratorium,
poliklinik
Lihat Tabel 5
Workshop
kantor,
gudang bahan kimia,
laboratorium
Proses produksi
IPAL
Lihat Tabel 5
Workshop,kantor
Workshop
Kantor
Proses produksi
IPAL
Workshop,
kantor,
gudang bahan kimia
Proses produksi
Spent earth
Sludge minyak/lemak
Limbah
trimming/shaving/bufing
Sludge IPAL dari proses
tanning dan finishing
Kerak cat
Lihat Tabel 5
Lihat Tabel 5
Kerak lem, sisa lem
Sludge IPAL
Lihat Tabel 5
Tinta bekas
Kemasan bekas tinta
17
Jenis Industri
Sumber Limbah
Jenis Limbah
No.
14.
15.
Teh
16.
Tepung
tapioka
17.
Kertas
terigu
dan
Workshop,
kantor,
gudang bahan kimia,
laboratorium,
poliklinik
Workshop,
kantor,
gudang bahan kimia,
laboratorium, klinik
Workshop,
kantor,
gudang bahan kimia
Workshop,
kantor,
gudang bahan kimia,
laboratorium
Proses produksi
IPAL
18.
Pulp
19.
MSG
20.
Gula rafinasi
Workshop,
kantor,
gudang bahan kimia
Proses Produksi
IPAL
Workshop,
kantor,
gudang bahan kimia,
poliklinik
Workshop,
kantor,
gudang bahan kimia
IPAL
Workshop,
kantor,
gudang bahan kimia
Lihat Tabel 5
Lihat Tabel 5
Lihat Tabel 5
Lihat Tabel 5
Sisa tinta printing
Kemasan
bekas
tinta
printing
Sludge tinta converting
Sludge tinta coragated
Sludge
IPAL
(proses
kimia/biologi)
Lihat Tabel 5
Dregs dan Grits
Suldge IPAL
Lihat Tabel 5
Lihat Tabel 5
Sludge IPAL
Lihat Tabel 5
18
Sumber limbah
Workshop
2.
3.
Laboratorium
4.
Klinik/poliklinik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
1.
2.
1.
Jenis limbah
Pelumas bekas
Filter bekas
Aki bekas
Majun terkontaminasi LB3
Serbuk gergaji terkontaminasi LB3
Solar bekas
Kemasan bekas bahan kimia
Bahan kimia kadaluarsa
Limbah laboratorium cair
Limbah laboratorium padat
Limbah klinis
2.
3.
Jenis Industri
Emas dan tembaga
Sumber Limbah
Proses
produksi/
pengolahan
ore,
Workshop,
perkantoran
dan
perumahan,
laboratorium, utilitas
(PLTU dll)
Non Spesifik
Oli bekas
Grease bekas
Filter bekas
Aki bekas
Baterai
Hose bekas
Majun/
material
terkontaminasi
Kemasan terkontaminasi
limbah B3
E-waste (catridge/toner
bekas, monitor, dll)
Lampu TL bekas
Fly ash and Bottom ash
Limbah medis/infeksius
Spesifik
Sludge IPAL
Limbah laboratorium
PLTU/PLTG/
PLTGU/PLTD
EP Migas
Jenis Limbah
Spesifik
Tailing
Limbah
fire
assay
(ceramic, flux, cupell)
Bahan kimia kadaluarsa
Limbah laboratorium
Eksplorasi
dan
produksi pemeliharaan
fasilitas
produksi,
fasilitas pemeliharaan
IPAL
Tangki penyimpanan
Workshop
Perkantoran
dan
Non Spesifik
Oli bekas
Grease bekas
Filter bekas
Aki bekas
Baterai
Hose bekas
Majun/
material
terkontaminasi
Kemasan terkontaminasi
limbah B3 (drum bekas,
kaleng cat, kemasan
bahan kimia)
E-waste (catridge/toner
bekas, monitor, dll)
Lampu TL bekas
Fly ash and Bottom ash
Limbah medis/infeksius
Spesifik
Slop minyak/ minyak
kotor
Oily water
Sludge minyak
Lumpur bor
Karbon aktif
Absorben bekas
19
No.
4.
20
Jenis Industri
Pengolahan migas
Sumber Limbah
perumahan
Laboratorium
Eksplorasi
dan
produksi pemeliharaan
fasilitas
produksi,
fasilitas pemeliharaan
IPAL
Tangki penyimpanan
Workshop
Perkantoran
dan
perumahan
Laboratorium
Unit
dissolve
air
flotation
Jenis Limbah
Sludge IPAL
Tanah
terkontaminasi
minyak
Non Spesifik
Oli bekas
Filter bekas
Aki bekas
Baterai
Bahan kimia bekas dan
kadaluarsa
&
limbah
laboratorium
(glycol,
MDEA, Ethyl mercaptan,
silica gel, resin, dll)
Material terkontaminasi
B3 dan LB3 (majun,
sarung tangan, serbuk
gergaji, spill kit, pigging
kit, ceramic balls, dll)
Kemasan terkontaminasi
limbah B3 (drum bekas,
kaleng
cat,
kemasan
bahan kimia)
E-waste (catridge/toner
bekas, monitor, dll)
Lampu TL bekas
Limbah medis/infeksius
Spesifik
Katalis bekas
Oily water
Sludge minyak
Karbon aktif bekas
Filter bekas
Sludge IPAL
Tanah
terkontaminasi
minyak
Limbah laboratorium
Non Spesifik
Oli bekas
Filter bekas
Aki bekas
Baterai
Bahan kimia bekas dan
kadaluarsa
&
limbah
laboratorium
(glycol,
MDEA, Ethyl mercaptn,
resin, dll)
Material terkontaminasi
B3 dan LB3 (majun,
sarung tangan, serbuk
gergaji, spill kit, pigging
kit, ceramic balls, dll)
Kemasan terkontaminasi
limbah B3 (drum bekas,
kaleng
cat,
kemasan
No.
Jenis Industri
Sumber Limbah
5.
Distribusi
Workshop
Perkantoran
Tangki
Jenis Limbah
bahan kimia)
E-waste (catridge/toner
bekas, monitor, dll)
Lampu TL bekas
Limbah medis/infeksius
Spesifik
Sludge minyak dan tanah
terkontaminasi minyak
Non Spesifik
Oli bekas
Oil off spec
Minyak kotor/ slop oil
Filter bekas
Aki bekas
Baterai
Majun
/
material
terkontaminasi
Kemasan terkontaminasi
LB3 (drum bekas, kaleng
cat, kemasan bahan
kimia)
E- waste (catridge, toner
bekas, monitor, dll)
Lampu TL bekas
Limbah medis
Tabel 7 Identifikasi Jenis LB3 Sektor Prasarana Jasa Dan Non Institusi
No
1.
Jenis industri
Hotel
Sumber limbah
Operasional/perkantoran
2.
Rumah sakit
Operasional/perkantoran
Jenis Limbah
Catridge,
toner
printer
Solvent bekas
Lampu TL bekas
Baterai bekas
E-waste
Oli bekas
Sisa
kemasan
chemical,
bahan
kimia laundry
Majun bekas
Filter oli bekas, filter
solar bekas
Kemasan
bahan
kimia, drum solvent,
kaleng cat
Aki bekas, baterai
bekas
Asbes
Sludge IPAL
Limbah medis
Lampu TL bekas
Catridge
Jarum suntik
Obat
kadaluarsa,
21
No
Jenis industri
Sumber limbah
Utilitas
3.
22
Pengolahan
Limbah B3
Jenis Limbah
reagen
Kaleng bertekanan
Limbah laboratorium
Aki bekas
Oli bekas]
Filter oli dan solar
bekas
Sisa kemasan bahan
kimia
Abu insinerator
Sludge IPAL
Sludge
Sarung tangan bekas,
masker, kain majun
Kaleng
kemasan
kimia terkontaminasi
Lampu TL bekas
Abu ex dust collector
(abu furnace)
Sludge scrubber
Aki bekas
Air chemical bekas
Air separator
Sludge IPAL, WWT
Cake, sludge cake
Oli bekas
Abu insinerator
Filter oli bekas, filter
solar dan udara
Sludge oil
Slop oil
Katalis bekas
Absorber
Residu
Contaminated goods,
Expired product
Powder spray
Catridge
printer
bekas
Lab waste ( organik
solvent dan bekas uji
coba)
Solid cake/ padatan
Elektronik bekas
Poor slag
Bag filter
Separator
Dross
Steel shot & steel grit
Coolant
&
waste
water
Moulding resin
Used grease
Valsvar
corrocoat
powder
Blank rod
No
Jenis industri
Sumber limbah
4.
Kawasan
industri
Operasional/ perkantoran
Utilitas/kegiatan pendukung
2.3
Jenis Limbah
Unused carbon
Cutting PCB
Used Electrolyte
Blaster dust shot grit
Mill scale
Contaminated soil
Thinner
TCE
Hydrocarbon
Hydraulic oil
Used contaminated
rags
Sludge water base
brush
Used solvent brush
cleaner
Sludge compound
Ash compound
Dry glue
Laboratory waste
Sludge IPAL
Lampu TL bekas
Kemasan
bekas
limbah lab
Lab waste
Catridge printer
-
Kain majun
Sand blasting
Oil coolant
Oil tank cleaning
Limbah pickling
Pelumas bekas
Pengelolaan Lingkungan
(IPAL) agar outlet IPALnya selalu memenuhi standar baku mutu yang
dipersyaratkan. Secara umum kewajiban usaha dan atau kegiatan dalam
pengendalian pencemaran air adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengelolaan limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan
sehingga baku mutu limbah cair yang dibuang ke lingkungan tidak
melampaui Baku Mutu Limbah Cair yang telah ditetapkan;
23
Jenis Usaha/
Kegiatan
Rumah Sakit
Peraturan terkait
Kewajiban Parameter
KepMenLH Nomor:
Kep-58/MENLH/12/1995
Fisika: Suhu
Kimia: pH, BOD5, COD,
TSS, NH3 bebas, PO4,
Biologi: MPN-Kuman
Golongan Koli/100mL
Radioaktivitas: 32P, 35S,
45Ca, 51Cr, 67Ga, 85Sr,
99Mo, 113Sn, 125I, 131I, 192Ir,
201Ti
TSS, Timbal (Pb), Kobalt
(Co), Kadmium (Cd),
Krom total (Cr), pH
COD, TSS, Minyak dan
Lemak, NH2-N, TKN, pH
BOD, COD, TSS, pH
24
2.
Keramik
3.
Pupuk
4.
PerMenLH Nomor: 16
Tahun 2008
KepMenLH Nomor:
Kep51/MENLH/10/1995
KepMenLH
Nomor:Kep51/MENLH/10/1995
KepGub
No.6/1999
Lampiran II.5
No
5.
Jenis Usaha/
Kegiatan
Hotel
6.
Tekstil
Peraturan terkait
Kewajiban Parameter
Nomor:Kep51/MENLH/10/1995
KepGub
No.6/1999Lampiran
II.9
7.
Minyak Sawit
Industri tidak
spesifik
KepGub No.6/1999
Lampiran III
tingkat
yang
tidak
membahayakan
atau
mencemari
lingkungan udara ambien dan memenuhi baku mutu emisi udara adalah
dengan menggunakan alat atau teknologi pengendalian pencemaran
udara. Alat pengendali pencemaran udara dapat dilihat pada Tabel 9
dan 10.
25
26
Nama Alat
Cara kerja
1.
Wet Scrubber
2.
Gravity
Chamber
3.
Siklon
4.
Electrostatic
Precipitator (EP)
Settling
Gambar
No
5.
Nama Alat
Fabrik filter/
Baghouse
Cara kerja
Gambar
Alat
Adsorber
Cara Kerja
Gambar
27
No
Alat
Cara Kerja
2.
Absorber/
scrubber
3.
Kondenser
4.
Unit
pembakaran/
combustion
Gambar
28
29
Sumber
Emisi
Peraturan
Terkait
Parameter
1.
Boiler/ketel uap
PerMenLH Nomor
07 Tahun 2007
2.
Genset
PermenLH Nomor
13 Tahun 2009
3.
Pembangkit
tenaga
termal
(PLTU)
Kegiatan
industri besi dan
baja
PermenLH Nomor
21 Tahun 2008
5.
Kegiatan
industri
dan kertas
KepMenLH Nomor
13 Tahun 1995
Lampiran IIB
Kegiatan
industri semen
7.
Kegiatan
industri lain-lain
8.
Kegiatan
industri pupuk
Kegiatan
industri keramik
4.
9.
10.
Incinerator
pulp
KepMenLH Nomor
13 Tahun 1995
Lampiran IB
KepMenLH Nomor
13 Tahun 1995
Lampiran IVB
KepMenLH Nomor
13 Tahun 1995
Lampiran VB
PermenLH Nomor
133 Tahun 2004
PermenLH Nomor
17 Tahun 2008
KEP
03
/
BAPEDAL / 09 /
1995
30
1. Persyaratan cerobong
Lokasi lubang sampling pada cerobong ditentukan sebesar 8 (delapan)
kali diameter cerobong dari aliran bawah (hulu) dan 2 (dua) kali
diameter dari aliran atas (hilir) dan bebas dari gangguan aliran seperti
bengkokan, ekspansi, atau pengecilan aliran di dalam cerobong. Jika
diameter berbentuk segi empat, maka diameter yang berlaku adalah
diameter ekivalen (De) dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:
De: diameter ekivalen
L : panjang penampang cerobong
W : lebar penampang cerobong
Jika cerobong memiliki ukuran bagian bawah dan atas berbeda, maka
diameter ekivalen ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:
De: diameter ekivalen
D : diameter dalam cerobong bawah
d : diameter dalam cerobong atas
2. Persyaratan lubang pengambilan sampel
Untuk mengambil sampel emisi cerobong diperlukan pembuatan lubang
pengambilan sampel dengan persyaratan:
a. Diameter lubang pengambilan sampel sekurang-kurangnya 10 cm;
b. Lubang pengambilan sampel harus memakai tutup dengan sistel plat
flange yang dilengkapi dengan baut;
c. Arah lubang pengambilan sampel tegak lurus dinding cerobong.
31
3. Persyaratan pendukung
Persyaratan pendukung lubang pengambilan sampel diantaranya:
a. Tangga besi dan selubung pengaman berupa plat besi
b. Lantai kerja (landasan pengambilan sampel) dengan ketentuan
sebagai berikut:
dengan lubang
pengambilan sampel.
2.3.3 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(LB3)
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan,
pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3 termasuk
penimbunan hasil pengolahan tersebut. Dalam rangkaian kegiatan
tersebut terkait beberapa pihak yang masing-masing merupakan mata
rantai dalam pengelolaan limbah B3, yaitu :
a. Penghasil Limbah B3;
b. Pengumpul Limbah B3;
c. Pengangkut Limbah B3;
d. Pemanfaat Limbah B3;
e. Pengolah Limbah B3;
f. Penimbun Limbah B3.
32
33
PENGURANGAN
PENYIMPANAN
PENGUMPULAN
PENGANGKUTAN
PEMANFAATAN
PENGOLAHAN
PENIMBUNAN
Perizinan
Pusat
Provinsi
Penyimpanan
Kab/Kota
Pusat
Pengumpulan
Pengangkutan
Pemanfaatan
Pengolahan
Penimbunan
34
Pengawasan
Provinsi
Kab/Kota
SEKTOR
INDUSTRI :
LOKASI :
Contoh: Peleburan
Timah Hitam
Kab/Kota...
TIM PENILAI :
TGL PENILAIAN:
NO
KETENTUAN
YA
TIDAK
KET
PENGEMASAN
1
10
11
12
35
13
14
15
16
17
18
19
20
PEMANTAUAN
adakah logbook/catatan untuk mencatat keluar masuk
limbah limbah B3?
apakah jumlah dan jenis limbah B3 sesuai dengan
yang tercatat di logbook/catatan?
PENGELOLAAN LANJUTAN
apakah melakukan pengelolaan lanjutan terhadap
limbah B3 yang disimpan? (diserahkan ke pihak
ketiga/dimanfaatkan internal)
LAIN-LAIN
21
22
23
24
25
26
TOTAL YA
TOTAL TIDAK
PROSENTASE PENTAATAN LB3
100%
Keterangan:
Diisi dengan tanda checklist pada kolom YA atau TIDAK.
36
b. Pemanfaatan Limbah B3
Seluruh kegiatan pemanfaatan limbah B3 wajib memiliki izin
pemanfaatan dari Kementerian Lingkungan Hidup, kecuali untuk
pemanfaatan sebagai reuse atau penggunaan kembali pada proses yang
sama. Pemanfaatan limbah B3 berdasarkan Permen LH No. 2 Tahun
2008 tentang Pemanfaatan Limbah B3 terdiri dari 3 jenis, yaitu reuse,
recycle, dan recovery, yaitu sebagai:
1. Substitusi bahan bakar
Checklist form pemanfaatan dapat dilihat pada Tabel 14 dengan isi
disesuaikan dengan ketentuan izin pemanfaatan yang dimiliki
perusahaan tersebut. Selain check list pengawas juga memeriksa
pelaksanaan ketentuan izin lainnya yang tidak tercantum dalam
checklist pemanfaatan serta memeriksa log book pemanfaatan
limbah B3 yang dimiliki perusahaan dan mengecek kesesuainnya
dengan izin. Jika ketentuan izin mewajibkan pengukuran emisi,
maka periksa:
Laboratorium
yang
mengukur
wajib
terakreditasi
dan
teregistrasi di KLH
37
NO
KETENTUAN
SEKTOR INDUSTRI :
LOKASI :
TIM PENILAI :
TGL PENILAIAN:
Kab./Kota
YA
TIDAK
PENAATAN UMUM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
38
KET
bahan baku dapat dilihat pada Tabel 15 jika belum ada checklist
yang spesifik maka pengawas wajib membuat checklist berdasarkan
ketentuan izin pemanfaatan yang dimiliki perusahaan. Kemudian
periksa pelaksanaan ketentuan izin lainnya yang tidak tercantum
dalam checklist pemanfaatan dan periksa loog book pemanfaatan
limbah B3 yang dimiliki perusahaan dan cek kesesuainnya dengan
izin.
3. Jenis
lainnya
setelah
melalui
penelitian
dari
kajian
yang
SEKTOR
INDUSTRI :
LOKASI :
PT. ........
Kab./Kota
................
TIM PENILAI :
TGL
PENILAIAN:
NO
KETENTUAN
PENAATAN UMUM
apakah dilakukan uji karakteristik minyak
pelumas bekas minimal 1 bulan sekali atau sesuai
izin?
apakah Hasil uji karakteristik minyak pelumas
bekas dan atau proses pemanfaatan minyak
pelumas bekas sesuai dan memenuhi kriteria
yang ditetapkan dalam izin? (cek sertifikat hasil
uji)
apakah dilakukan uji dampak terhadap proses
energi yang dihasilkan sebagai akibat perubahan
karakteristik?
YA
TIDAK
KET
apakah penyimpanan minyak pelumas bekas dilaksanakan sesuai dengan izin?, seperti:
4
5
39
6
7
8
9
10
PENAATAN KHUSUS
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
sesuai izin)
b. Pelaporan udara ambien (frekuensi setahun
sekali)
c. Jumlah oli bekas yang dihasilkan (ton/bulan)
(ton/bulan)
e. Menyebutkan semua sumbernya
apakah spesifikasi teknis pemanfaatan minyak pelumas bekas sesuai izin?, seperti:
a. Terdapat spray nozzle
chamber >950C)
d. Flow rate dan volume total pelumas bekas
tercatat harian
e. Wajib diemisikan tunggal pada cerobong
pembakaran
f. pelumas bekas tidak digunakan selama start up
dengan baik?
TOTAL YA
TOTAL TIDAK
PROSENTASE PENTAATAN LB3
40
c. Pengolahan Limbah B3
Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi,
solidifikasi, fisika, kimia, biologi dan cara lainnya sesuai dengan
perkembangan
teknologi.
Untuk
pengolahan
secara
thermal,
NO
2
3
4
5
8
6
7
9
10
SEKTOR
INDUSTRI :
LOKASI :
Kab./Kota
TIM PENILAI :
TGL
PENILAIAN:
KETENTUAN
YA
PENAATAN UMUM
apakah selama pengakutan tidak terjadi
ceceran?
TIDAK
PENAATAN KHUSUS
apakah dilakukan pengukuran suhu gas bakar
di burning chamber?
apakah dilakukan pencatatan jumlah dan
komposisi limbah yang dibakar? (cek log book)
apakah komposisi limbah yang dibakar sesuai
izin?
apakah suhu ruang bakar I saat insinerator
beroperasi 600-800 C (atau sesuai izin)?
apakah suhu ruang bakar II saat insinerator
beroperasi 900-1100 C (atau sesuai izin)?
apakah efisiensi pembakaran terpenuhi? (Cek
sertifikat hasil uji)
apakah melakukan pengelolaan lanjutan
terhadap abu sisa pembakaran? (diserahkan
ke pihak ke-3/landfill)
KET
41
11
12
13
14
15
16
17
PEMANTAUAN
apakah memiliki logbook/pencatatan keluar
masuk limbah yang dibakar dan abu
insinerator?
LAIN-LAIN
tersediakah alat tanggap darurat yang mudah
dijangkau?
tersediakah fasilitas P3K yang mudah
dijangkau?
apakah memiliki SOP pengoperasian
insinerator ?
apakah memiliki SOP tanggap darurat?
tersediakah pagar, pintu darurat dan rute
evakuasi? (sesuai dengan SOP penyimpanan
dan tanggap darurat)
apakah kebersihan / housekeeping terkelola
dengan baik?
TOTAL YA
TOTAL TIDAK
PROSENTASE PENTAATAN LB3
Jenis dan jumlah limbah B3 yang diolah setiap siklusnya untuk satu
tahun terakhir
42
d. Penimbunan Limbah B3
Penimbunan limbah B3 dapat berupa landfill kategori I, kategori 2, dan
kategori 3. Hal tersebut tergantung dari jenis limbah B3 yang akan
ditimbun dan hasil uji analisis total logam berat limbah B3 yang akan
ditimbun. Checklist penimbunan limbah B3 dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Checklist Penimbunan Limbah B3
CHECKLIST
PENIMBUNAN LIMBAH B3
NAMA PERUSAHAAN
PT.
NO
1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
SEKTOR
INDUSTRI :
LOKASI :
Kab./Kota
TIM PENILAI :
TGL
PENILAIAN:
KETERANGAN
DATA PENAATAN
apakah Jenis limbah B3 yang ditimbun sesuai
dengan izin ?
apakah jenis limbah yang ditimbun memenuhi
bakumutu TCLP?
terdapat sumur pantau minimal 3 buah (1 upstream
dan 2 downstream)?
RANCANG BANGUN FASILITAS PENIMBUNAN
apakah lapisan dasar (sub base) adalah tanah
lempung yang dipadatkan dengan permeabilitas 1 x
-9
10 m/det?
apakah permeabilitas dari sistem pendeteksi
kebocoran (k) = 1 x 10-4 m/det?
apakah ketebalan minimum lapisan geomembran
HDPE 1,5 mm
apakah permeabilitas lapisan tanah penghalang k =
1 x 10-9 m/det
apakah lapisan pelindung adalah tanah setempat dg
tebal 20 cm dan dilapisi geotextile?
BAK PENGUMPUL LINDI
apakah berada di area lokasi landfill dan memiliki 1
unit pompa?
apakah konstruksi pondasi, lantai dan dinding dari
beton?
apakah air lindi diolah di IPAL ?
apakah melakukan uji kualitas lindi dalam bak
pengumpul lindi sebelum dipindah ke fasilitas IPAL?
YA
TIDAK
KET
43
13
14
15
16
17
18
19
20
TOTAL YA
TOTAL TIDAK
PROSENTASE PENTAATAN LB3
44
Jenis
limbah
yang
ditimbun
dan
kesesuaian
dengan
izin
45
BAB III
STRATEGI PENGAWASAN
Strategi dalam melaksanakan pengawasan terdiri dari beberapa tahapan,
antara lain tahap persiapan pengawasan, pelaksanaan pengawasan, dan
penyusunan berita acara, serta tindak lanjut hasil pengawasan.
3.1
Persiapan Pengawasan
46
Kegiatan Persiapan
1.
Administrasi
2.
Peraturan/dokumen/
referensi terkait
3.
4.
Perlengkapan inspeksi
5.
Koordinasi
Uraian kegiatan
Surat penugasan, tanda pengenal, format berita
acara (BA pengawasan penaatan lingkungan
hidup,
BA
pengambilan
sampel,
BA
pengambilan
foto/video,
BA penolakan
pengawasan penaatan lingkungan hidup, BA
penolakan pengambilan sampel, BA penolakan
pengambilan foto/video).
Riwayat ketaatan usaha dan/atau kegiatan
objek pengawasan, izin-izin terkait, peraturan
terkait, dokumen lainnya.
Membuat kuesioner dan chek list sebagai
panduan untuk mengumpulkan informasi dan
pemeriksaan secara berurutan.
Alat
pencatat,
kamera/handycam,
perlengkapan keselamatan kerja, alat sampling,
GPS, sarana transportasi, dan perlengkapan
lain yang dianggap perlu.
Melakukan koordinasi dengan KLH, OPD
Lingkungan
hidup
kabupaten/kota,
laboratorium terakreditasi, dan kegiatan usaha
yang akan didatangi .
3.2
Pelaksanaan Pengawasan
peraturan
maupun
persyaratan
atau
kewajiban
yang
Nama kegiatan
Uraian Kegiatan
1.
Pertemuan Pendahuluan
47
No.
Nama kegiatan
Uraian Kegiatan
48
2.
Pengamatan proses
kegiatan
3.
Pengamatan IPAL
4.
Pengamatan sumber
emisi&fasilitas PPU
Dokumen AMDAL/UKL/UPL
Perizinan
Pengecekan terhadap:
Sumber-sumber emisi
No.
5.
Nama kegiatan
Pengamatan TPS LB3
Uraian Kegiatan
Pengecekan terhadap:
Check list form evaluasi TPS LB3:
Pemeriksaan bangunan : rancang bangun
dan luas sesuai dengan jenis, karakteristik,
dan jumlah LB3 yang dihasilkan, terlindung
dari masuknya air hujan, memiliki sistem
ventilasi udara dan penerangan
yg
memadai, lantai kedap air, kemiringan 1%
landai
ke
arah
bak
penampung,
penandaan/simbol tempat penyimpanan;
Pemeriksaan sarana lain yang tersedia:
peralatan sistem pemadam kebakaran,
pagar pengamanan, fasilitas pertolongan
pertama, pintu darurat, alarm;
Pemeriksaan kemasan: kondisi baik, tidak
rusak, tidak karat dan tidak bocor; bentuk,
ukuran dan bahan kemasan saling cocok
dengan limbah B3;
Pemeriksaan
pengemasan:
kecocokan
pengemasan, pemeriksaan dan pemasangan
simbol dan label;
Pemeriksaan pewadahan LB3 dalam tangki:
rancang bangun, fasilitas dan sistem
penunjang memenuhi persyaratan, LB3
yang
disimpan
sesuai,
memiliki
penampungan
sekunder,
dilakukan
pemeriksaan setiap hari, penanggulangan
bila terjadi kebocoran atau gangguan;
Pemeriksaan cara penyimpananan LB3:
kemasan dibuat sistem blok, lebar gang
memenuhi
persyaratan,
penumpukan
kemasan stabil, tumpukan maksimal 3
lapis dan menggunakan palet, jarak dengan
atap dan dinding minimal 1 meter.
Pemeriksaan penyimpanan dengan tangki:
mempunyai tanggul, saluran pembuangan
dan bak penampung (kedap air dan
kapasitas
110% kapasitas
tangki),
terlindung dari penyinaran matahari dan
air hujan secara langsung.
6.
Penyusunan BAP
49
3.3
NIP/PPLH
Jabatan
1.
.....
.....
.....
2.
.....
.....
.....
BPLHD
Prov. Jabar
50
BPLH
Kabupaten/Kota ........
Pihak
Perusahaan
Nama :
Nama :
Nama :
Ttd :
Ttd :
Ttd :
Nama :
Nama :
Ttd :
Ttd :
:
:
:
UMUM
Nama Perusahaan
Alamat lokasi kegiatan
Telp./Fax.
Alamat Kantor Pusat
Telp./Fax.
Nama Holding Company
Alamat Kantor Holding Company
Telp./Fax.
Tahun Berdiri
Perusahaan/ Beroperasi
Perusahaan
Jenis Industri
Status Permodalan
Luas Area Pabrik/Lokasi Kegatan
Jumlah Karyawan
Kapasitas Produksi Terpasang
Produksi Rill
Bahan Baku Utama
Bahan Penolong
Prosentase Pemasaran Eksport
Prosentase Pemasaran Domestik/Lokal
Dokumen Lingkungan yang dimiliki
Nama Personal Kontak
Nomor HP dan e-mail Personal Kontak
: ....
: .
: ....
: .
: ....
:::: ..
: .....
: ...
: ......
: ..
: .....
: .....
:
: (aditif)
: .......... %
: ........... %
: ....
: ...
: .....
PROSES PRODUKSI :
51
II.
a.
No
1.
52
Nama Outlet
Lokasi
Koordinat
Sumber
Temuan
Keterangan
b.
Titik
Penaatan
No. Izin
Instansi
Penerbit Izin
Masa Berlaku
Keterangan
1.
2.
c.
BMAL
Ket
Konsentrasi (mg/L)
Parameter
Jan
Feb
Mar
April
Mei
Juni
Juli
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Outlet
Produksi
(ton/bln)
Debit
(m3/bln)
53
d.
e.
f.
54
Persyaratan Teknis:
Persyaratan teknis
Melakukan pemantauan self monitoring
menggunakan laboratorium yang
terakreditasi
Memisahkan saluran pembuangan air
limbah dengan saluran air hujan
Saluran air limbah kedap air
Memasang alat pengukur debit
(flowmeter) atau laju alir air limbah
Melakukan pencatatan pH air limbah
harian dan debit air limbah harian;
Menetapkan titik penaatan untuk
pengambilan contoh uji
Tidak melakukan pengenceran air limbah
ke dalam aliran buangan air limbah
Ya / Tidak
Beban Inlet
(Ton/Tahun)
Keterangan
Beban Outlet
(Ton/Tahun)
Hasil
verifikasi
lapangan
terhadap
kondisi
IPAL
dan
kualitas
air
limbah:.
.
Bentuk
Cerobong
Kode
Spesifikasi Cerobong
D atau
H
Tinggi Lubang
De (cm)
(m)
dari Elbow (m)
Alat
PPU
Lubang
Sampling
Pagar
Ket
55
Baku Mutu
(sebutkan BMEU)
1.
2.
d.
Semester I Tahun
1.
2.
e.
: (Ada/Tidak ada*)
: ...................
: ...................
56
Keterangan
Limbah
Dikelola
Limbah
Belum
Dikelola
Perlakuan
Ket : ..... % limbah B3 yang diserahkan ke pihak ke tiga yang memiliki izin, ......% limbah B3
dimanfaatkan....... % limbah B3 masih tersimpan di TPS. Secara umum ...... % limbah B3 sudah
dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan dalam izin
C. Temuan dan Rekomendasi
No.
Aspek Penilaian
1
a.
b.
2.
3.
a.
b.
c.
Temuan
Lapangan
Rencana
Tindak Lanjut
57
No.
d.
4.
5.
6.
a.
b.
58
Aspek Penilaian
Temuan
Lapangan
Rencana
Tindak Lanjut
No.
Aspek Penilaian
Temuan
Lapangan
Rencana
Tindak Lanjut
8.
D. Penaatan
No. Aspek Pelaksanaan Pengelolaan
Limbah B3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Taat
Belum Taat
Keterangan
59
60
3.4
NIP/PPLH
Jabatan
1.
2.
Meisyara, ST
BPLHD
Prov. Jabar
BPLH
Kota Bandung
Pihak
Perusahaan
Nama : Meisyara, ST
Ttd :
Nama : Harry Gunawan, ST, M.Eng
Ttd :
Ttd :
Nama : Haryono
Ttd :
Ttd :
61
:
:
:
UMUM
Nama Perusahaan
Alamat lokasi kegiatan
Telp./Fax.
Alamat Kantor Pusat
Telp./Fax.
Nama Holding Company
Alamat Kantor Holding Company
Telp./Fax.
Tahun Berdiri Perusahaan/ Beroperasi
Perusahaan
Jenis Industri
Status Permodalan
Luas Area Pabrik/Lokasi Kegatan
Jumlah Karyawan
Kapasitas Produksi Terpasang
Produksi Rill
Bahan Baku Utama
Bahan Penolong
Prosentase Pemasaran Eksport
Prosentase Pemasaran Domestik/Lokal
Dokumen Lingkungan yang dimiliki
Nama Personal Kontak
Nomor HP dan e-mail Personal Kontak
: ....
: .
: ....
: .
: ....
:::: ..
: .....
: ...
: ......
: ..
: .....
: .....
:
: (aditif)
: .......... %
: ........... %
: ....
: ...
: .....
62
II.
a.
No
1.
Nama
Outlet
IPAL
Lokasi
Sebelah
selatan
pabrik
Koordinat
LS : 062150.5
Sumber
Proses
Produksi
Keterangan
Berfungsi
dengan baik
BT : 1703122.03
63
b.
No
c.
1.
IPAL
2.
Utilitas
No. Izin
No....
Instansi
Penerbit Izin
BLH Kab/Kota...
BPPT...
Masa Berlaku
19/9/12 19/9/15
(3 tahun)
Keterangan
(sebutkan badan air penerima serta debit maksimum. sebutkan juga baku
mutu yang diacu/ IPLC belum dilampirkan BMLC).
Data swapantau periode Bulan Januari 2014 sampai dengan Bulan Desember 2014 sebagai berikut:
TAHUN 2014
BMAL
Ket
Konsentrasi (mg/L)
Parameter
Jan
Feb
Mar
April
Mei
Juni
Juli
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
40
10
15
37
35
26
30
19
15.5
22.75
20.1
33
Produksi
(ton/bln)
2000
1989
1900
Debit
(m3/bln)
100
Outlet 1
BOD5
Parameter...
64
50
mg/L
d.
Persyaratan teknis:
Persyaratan teknis
Melakukan
pemantauan
self
monitoring menggunakan laboratorium
terakreditasi
Memisahkan saluran pembuangan air
limbah dengan saluran air hujan
Saluran air limbah kedap air
Memasang alat pengukur debit
(flowmeter) atau laju alir air limbah
Melakukan pencatatan pH air limbah
harian dan debit air limbah harian;
Menetapkan titik penaatan untuk
pengambilan contoh uji
e.
Ya / Tidak
Ya/Tidak
Keterangan
(lampirkan copy akreditasi lab
dan berikut parameternya)
Ya / Tidak
Ya / Tidak
Ya / Tidak
Ya / Tidak
Ya / Tidak
Ya / Tidak
BOD
.
Beban Inlet
(Ton/Tahun)
....
....
Beban Outlet
(Ton/Tahun)
.
.
Catatan:
Cara menghitung beban pencemaran:
Beban Pencemaran (Ton/bulan) =
Informasi lain:
1) Jumlah IPAL
: 1 buah
2) Proses IPAL
: Pengolahan Fisika-Kimia
3) Diagram alir IPAL
: InletKoagulasi Flokulasi Sedimentasi Outlet
4) Kapasitas IPAL
: 500 m3/hari
5) Bahan Kimia IPAL
: PAC
6) Debit Riil Outlet Saat Kunjungan
: 100 m3/hari
65
g.
66
Hasil verifikasi lapangan terhadap kondisi IPAL dan kualitas air limbah :
Secara visual, air outlet IPAL jernih, pH 6,9, dan suhu 26,6o C. Perusahaan belum
melaporkan kinerja pengelolaan lingkungan ke BPLH Kota Bandung, BPLHD Prov. Jawa
Barat, dan Kementerian Lingkungan Hidup (tambahkan penjelasan lainnya sesuai dengan
kondisi di lapangan).
Sumber emisi udara berasal dari: Steam Boiler, Oil Thermal Heater dan Genset ......
Tabel sumber emisi :
No
1.
Sumber Emisi
1 Unit Boiler:
Bentuk
Cerobong
Silinder
Kapasitas : 1200
ton/jam
Bahan Bakar
solar
Jenis
pengoperasian:
aktif/cadangan
2.
...
3.
...
Jumlah Total Cerobong
Aktif
Spesifikasi Cerobong
D
atau
H
Tinggi Lubang
Kode
De
(m)
dari Elbow (m)
(cm)
B-1
100
10
8
Lubang
Sampling
Flange
Lantai
Kerja
Tangga
Koordinat
Pagar
Scrubber
LS: 062151
Ket
Tangga
Portable
BT:
1703122.03
67
c.
No
1.
2.
d.
Kode
Parameter
SO2
Semester 1
(mg/m3)
250
Semester 2
(mg/m3)
500
Baku Mutu
(sebutkan BMEU)
700 mg/m3
NO2
410
300
700 mg/m3
Partikulat
150
100
200 mg/m3
Opasitas
10
10
15%
B-1
Kapasitas : 1200
ton/jam
Bahan Bakar :
Solar
Jenis
Pengoperasian:
Aktif
Semester I Tahun
1.
2.
Catatan:
Cara menghitung beban pencemaran udara:
Beban Pencemaran (Ton) =
(
x 3600
: (Ada/Tidak ada*)
: Semester II tahun 2014 bulan Agustus
: ...................
68
Sk
bupati/
5 (lima)
Sementara
(bila mempunyai walikota,
tahun(lihat di
izin diisi dengan No. izin dari
izin)
tanda
BPPT misalnya)
sedangkan bila , tanggal surat
tidak
izin
mempunyai izin
diisi dengan ---
Jika izin masih
dalam proses,
dilihat dimana
proses akhirnya,
apabila
di
perusahaan
maka tidak taat,
apabila
di
instansi yang
bertanggung
jawab
maka
taat)
Keterangan
-
1 unit TPS
LB3 dengan
ukuran (19,6
x 5,2 x 2)m
untuk
menyimpan
limbah
sludge, oli
bekas
TPS
LB3
berada di
titik
koordinat
LS:
062151.6
BT:
1703122.03
Persetujuan
penyimpanan
limbah
B3
lebih dari 90
hari
(sebutkan
dengan lengkap
serta
diisi
dengan hal-hal
yang
penting
untuk
diinformasikan,
seperti limbah
yang
dapat
disimpan, batas
masa
penyimpanan di
TPS yang tidak
standar,
kronologis
persuratan
pengajuan izin
yang
masih
dalam proses)
69
Pengelolaan
LimbahB3
Pemanfaatan
Status Perizinan
Surat Keputusan
Menteri Negara
Lingkungan
Hidup Nomor :
52 Tahun 2014
tanggal 28 Maret
2014
SK.
Menteri
Lingkungan
Hidup, Nomor :
568 Tahun 2009,
tanggal
27
September 2010
SK.
Menteri
Lingkungan
Hidup, Nomor :
455 Tahun 2009
tanggal
13
Agustus 2009
Pengolahan
Penimbunan
SK.
Menteri
Lingkungan
Hidup, Nomor :
261 tahun 2010,
Tanggal
14
Oktober 2010.
Masa
Berlaku
5 (lima)
tahun
Keterangan
Pemanfaatan oli bekas
untuk substitusi bahan
bakar di Steam Coal
Boiler (SCB)
5
(lima)
tahun
Pemanfaatan
abu
batubara (fly ash dan
bottom ash) sebagai
bahan baku pembuatan
batako dan paving block
5
(lima)
tahun
Pengoperasian
incenerator
untuk
Pembakaran limbah B3
sludge ETP (Polyester),
limbah cair (lab dan
plant), kain majun
terkontaminasi,
kemasan bekas B3 dan
katalis Sb2O3 serta
limbah
cair
ex
laboratorium
yang
berasal dari kegiatannya
sendiri
Izin
penimbunan/Landfill
fly ash/bottom ash.
Kategri landfill Kelas
1 (secure landfill
double liner)
Sampai
landfill
penuh
Catatan:
Kolom pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan diisi apabila
perusahaan melakukan kegiatan tersebut.
Satuan
Limbah
Dihasilkan
Limbah
Dikelola
Limbah
Belum
Dikelola
0.2
Perlakuan
70
Ton
0.2
Jenis
Limbah
Satuan
Limbah
Dihasilkan
Limbah
Dikelola
Limbah
Belum
Dikelola
Perlakuan
9
Ton
50
0
25
1
74
Sludge IPAL
Ton
75
0
1
Majun
terkontaminasi
Ton
Kemasan
Bekas
Ton
0.038
Lampu TL
Bekas
Ton
0.041
0
0.003
Scrap
terkontaminasi
LB3
Ton
249.072
249.072
Limbah Medis
Ton
0.002
0.002
E-Waste
Ton
0
0
Ton
608.200
TOTAL
Persentase
Ton
%
988.515
602.050
6.150
988.515
100
0
0
Ket : 60.90% limbah B3 dimanfaatkan sendiri sebagai substitusi bahan bakar di boiler, 34.20%
diserahkan ke pihak ke tiga yang berizin, 2.53% ditimbun (landfill), 0.91% dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan batako dan paving block, 0.85% masih disimpan di TPS, dan
0.61% diolah dengan insinerator. Secara umum 100% limbah B3 sudah dikelola sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan dalam izin.
71
Catatan :
1. Kolom limbah belum dikelola diisi jika limbah B3 disimpan di luar TPS
limbah B3, dikelola oleh pihak ketiga yang tidak berizin dan dilakukan
pengelolaan oleh perusahaan tanpa izin.
2. kolom perlakuan lihat di logbook/neraca dan manifest salinan 7.
C. Temuan dan Rekomendasi
72
No.
Aspek Penilaian
1
a.
Temuan
Lapangan
Telah melakukan identifikasi
terhadap seluruh limbah B3 yang
dihasilkan.
Pendataan Pengelolaan
Lanjutan Limbah B3
b.
Pelaporan
2.
Rencana
Tindak Lanjut
Tetap melakukan
identifikasi terhadap
seluruh limbah B3
yang dihasilkan.
Tetap melakukan
pencatatan terhadap
jenis dan volume
seluruh limbah B3
yang dihasilkan.
Tetap melakukan
pendataan terhadap
identifikasi dan dan
tetap melakukan
pengelolaan lebih
lanjut.
Wajib melaporkan
realisasi pengelolaan
semua limbah B3
yang dihasilkan
dengan
menyampaikan
neraca limbah B3,
logbook, dan manifest
salinan #2 per
triwulan kepada
BPLH Kota Bandung
dengan tembusan
kepada BPLHD
Provinsi Jawa Barat,
Kementerian
Lingkungan Hidup.
Tetap memiliki izin
pengelolaan limbah
B3
yang
dipersyaratkan.
No.
Aspek Penilaian
3.
a.
Temuan
Lapangan
2. Izin Pemanfaatan Limbah B3
dari Kementerian Lingkungan
Hidup Nomor 26 Tahun 2013,
tertanggal 21 Januari 2013.
3. SK. Menteri Lingkungan Hidup,
Nomor : 568 Tahun 2009,
tanggal 27 September 2010
4. SK. Menteri Lingkungan Hidup,
Nomor : 455 Tahun 2009
tanggal 13 Agustus 2009
5. SK. Menteri Lingkungan Hidup,
Nomor : 261 tahun 2010,
Tanggal 14 Oktober 2010.
1. Rekomendasi
Tempat
Penyimpanan
Sementara
(TPS) Limbah B3
masa
berlaku 2 (dua) Tahun;
2. Izin Pemanfaatan Sludge IPAL
masa berlaku 5 (lima) Tahun.
3. Izin Pemanfaatan Abu Batu
Bara masa berlaku 5 (lima)
Tahun.
4. Izin Pengolahan (Incinerator)
masa berlaku 5 (lima) Tahun.
5. Izin Penimbunan/Landfill masa
berlaku 5 (lima) Tahun.
100% Pemenuhan ketentuan
teknis Tempat Penyimpanan
Sementara
Limbah
B3
(Ketentuan TPS Limbah B3 telah
sesuai dengan Kepdal Nomor :
01/1995 tentang Tata cara
Penyimpanan dan Pengumpulan
Limbah B3); dan
100% Pemenuhan ketentuan
teknis Pemanfaatan oli bekas
Limbah
B3
(Ketentuan
Pemanfaatan Limbah B3 telah
sesuai
dengan
Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 26 Tahun 2013,
tertanggal 21 Januari 2013
tentang Izin Pemanfaatan limbah
B3).
Pemanfaatan Limbah B3
- Tata tata cara penyimpanan fly
ash/bottom ash di lokasi
kegiatan produksi batako dan
paving blok belum sesuai
dengan Kepdal Nomor : 01
Tahun 1995 tentang Tata cara
Rencana
Tindak Lanjut
Tetap memastikan
semua izin yang
dimiliki masih berlaku
Tetap
menjaga
ketentuan
teknis
Tempat Penyimpanan
Sementara
(TPS)
Limbah B3 dan
pemanfaatan
oli
bekas sesuai dengan
peraturan
yang
berlaku.
73
No.
Aspek Penilaian
Temuan
Lapangan
b.
- Frekuensi pengukuran
74
Rencana
Tindak Lanjut
Tetap
menjaga
kualitas udara emisi
boiler
selalu
memenuhi baku mutu
Tetap
melakukan
penggukuran emisi
cerobong
dengan
jumlah
parameter
sebagaimana
tercantum dalam izin
Tetap
melakukan
pemantauan kualitas
udara emisi cerobong
sebagaimana
tercantum dalam izin.
No.
c.
d.
4.
Aspek Penilaian
Effluent dari kegiatan
pengolahan dan/atau
penimbunan dan/atau
pengelolaan limbah B3
lainnya:
Pemenuhan terhadap BMAL
Temuan
Lapangan
Rencana
Tindak Lanjut
Tetap
mempertahankan
kinerja IPAL CPP
sehingga
hasilnya
tetap memenuhi baku
mutu.
Tetap
melakukan
pemantauan
dan
analisa
dengan
jumlah
parameter
sesuai
dengan
ketentuan perundangundangan.
Tetap
melakukan
pemantauan kualitas
udara emisi cerobong
sebagaimana
tercantum dalam izin.
Frekuensi pengukuran
Frekuensi
pengukuran/pengujian
Pengujian
dilakukan
persyaratan izin.
sebagai
Tetap memperhatikan
komposisi campuran
antara semen, pasir
dan fly ash/bottom
ash dalam kegiatan
pemanfaatan
fly
ash/bottom
ash
menjadi batako dan
paving blok.
-
75
No.
Aspek Penilaian
Temuan
Lapangan
Rencana
Tindak Lanjut
76
Jumlah
limbah
B3
berupa
tanah/pasir serta kemasan dan
material terkontaminasi sebanyak
9.509,57 ton;
Telah
dilakukan
pengelolaan
lanjutan terhadap semua limbah B3
dari kebgiatan penaganan lahan
terkontaminasi tersebut, yaitu :
Tanah/pasir
terkontaminasi
sebanyak 2,474.58
ton
diserahkan kepada Pihak-3
yang berizin yaitu PT.
Teknotama
Lingkungan
Internusa dan plastik bekas
terkontaminasi sebanyak 84.4
ton diserahkan kepada PT.
PPLi.
Bukti
penyerahan
tanah/pasir serta kemasan
terkontaminasi terekam dalam
dokumen manifest serta bukti
kontrak kerja/MOU pengelolaan
limbah B3 dengan PT. TLI
maupun PT. PPLi ;
Tanah/pasir
terkontaminasi
sebanyak
6,950.59
ton
dimanfaatkan sebagai material
backfill di area TPS Lay down.
Hal tersebut sesuai dengan
surat rekomendasi dari Deputi
IV Kementerian Lingkungan
Hidup,
Nomor
:
B4969/Dep.IV/LH/07/2012
tertanggal 1 Juli 2012
dinyatakan bahwa tanah/pasir
terkontaminasi minyak yang
Tetap
memastikan
pelaksanaan
pengelolaan
lahan
terkontaminasi telah
sesuai
dengan
rencana yang telah
dibuat
No.
Aspek Penilaian
5.
Temuan
Lapangan
nilai TPH-nya lebih kecil
daripada 1% (10.000 mg/kg)
dapat digunakan langsung
tanpa harus diolah lebih
dahulu. Adapun hasil analisa
kadar TPH yang telah
dilakukan melalui laboratorium
ALS sebesar 109 mg/kg.
Telah
terbit
Surat
Status
Penyelesaian Lahan Terkontaminasi
(SPPLT)
dari
Kementerian
Lingkungan Hidup berdasarkan
surat
nomor
:
B12630/Dep.IV/LH/PDAL/12/2012
tertanggal 27 Desember 2012 yang
diperuntukkan untuk 13 (tiga belas)
titik. Sementara itu, 8 (delapan) titik
sedang dalam proses penerbitan
SPPLT dari KLH dan 1 (satu) titik
yaitu titik 3 sedang dalam proses
pembahasan dengan Kementerian
Lingkungan Hidup..
- Ketentuan yang tertera dalam
SPPLT adalah perusahaan
berkewajiban untuk melakukan
monitoring terhadap sedimen dan
perairan di lokasi terjadinya
pencemaran.
Frekuensi
pengujian
sebagaimana
dimaksud dilaksanakan setiap 6
(enam) bulan sekali oleh
laboratorium terakreditasi selama
1 (satu) tahun terhitung sejak
ditandatanganinya SPPLT;
- Pengujian pertama rencananya
akan dilakukan pada awal bulan
Juli 2013, dan pada saat ini
penunjukan laboratorium sedang
dalam proses.
Jumlah limbah B3 yang dihasilkan
dan dikelola dari tangga 1 Juli 2013
s/d 8 Mei 2014 sebanyak 610.613
ton.
98.60%
limbah
B3
dimanfaatkan sebagai subtitusi
bahan bakar di boiler, 0.34%
diserahkan ke pihak ketiga yang
berizin, 1.06% limbah yang masih
tersimpan di TPS limbah B3
menunggu
pengelolaan
lanjut
berikutnya. Secara umum, 100%
limbah B3 sudah dikelola sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan
Rencana
Tindak Lanjut
Agar
segera
melaporkan
hasil
pembahasan
pemulihan
lahan
terkontaminasi pada
area/titik 3 kepada
Kementerian
Lingkungan Hidup,
dan
tembusannya
kepada BPLH Kota
Bandung
serta
BPLHD Provinsi Jawa
Barat.
Hasil
monitoring
sebagai
kewajiban
yang tertera dalam
SPPLT
wajib
dilaporkan
kepada
Kementerian
Lingkungan
Hidup
serta
ditembuskan
kepada BPLH Kota
Bandung
serta
BPLHD Provinsi Jawa
Barat.
Tetap
mengelola
seluruh limbah B3
yang
dihasilkan
sesuai
ketentuan
yang berlaku.
77
No.
Aspek Penilaian
Temuan
Lapangan
Rencana
Tindak Lanjut
78
Perusahaan
telah
menjalin
kerjasama pengelolaan limbah B3
yang berupa Scrap terkontaminasi,
Kemasan bekas dan oli bekas
dengan PT. Putra Harapan Urip
yang memiliki Izin Pengumpulan
limbah
B3
sesuai
dengan
Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor : 06 Tahun 2012,
tanggal 20 Januari 2012.
Masa berlaku Izin Pengumpulan
Limbah B3 masih berlaku.
Tetap
melakukan
kerjasama
pengelolaan limbah
B3 dengan pihak
ketiga yang berizin.
Tetap memperhatikan
masa berlaku izin
pihak ketiga.
Tetap
melakukan
pengecekan
jenis
limbah B3 yang
dikelola pihak ketiga
sesuai dengan izin
yang dimiliki.
Tetap bekerjasama
dengan pihak ketiga
berizin
dalam
pengelolaan limbah
B3 yang dilengkapi
dengan
kontrak
kerja/MOU.
Tetap
Update
terhadap
berita/informasi
pencemaran
lingkungan
dan
memiliki
surat
pernyataan dari pihak
ketiga
yang
menyatakan bahwa
perusahaan tersebut
tidak
bermasalah
dengan pencemaran
lingkungan.
No.
b.
Aspek Penilaian
Pihak ke-3 pengelola lanjut
limbah B3 (pemanfaat/
pengolah/ penimbun)
Temuan
Lapangan
Perusahaan
telah
menjalin
kerjasama pengelolaan limbah B3
yang dihasilkan dengan :
1. PT. Wastec International,
2. PT. Jasa Medivest.
3. PT. PPLI
1. Masa berlaku izin PT. Wastec
International adalah 5 tahun
sampai
dengan
tanggal/bulan/tahun
2. Masa berlaku izin PT. Jasa
Medivest adalah 5 tahun
sampai
dengan
tanggal/bulan/tahun.
3. Masa berlaku izin PT. PPLI
adalah 5 tahun sampai dengan
tanggal/bulan/tahun.
Rencana
Tindak Lanjut
Tetap
melakukan
pengecekan terhadap
masa berlaku izin dari
pihak ketiga.
Wajib bekerjasama
dengan pihak ketiga
yang jenis limbah B3
nya sesuai dengan
ijin yang dimiliki.
Tetap memiliki MoU
dengan pihak ketiga
pengelola limbah B3
yang berizin.
79
No.
Aspek Penilaian
Temuan
Lapangan
1.
2.
3.
1.
2.
3.
80
Rencana
Tindak Lanjut
ketiga
yang
menyatakan bahwa
perusahaan tersebut
tidak
bermasalah
dengan pencemaran
lingkungan.
Tetap
melakukan
pengecekan terhadap
masa berlaku izin
pengangkutan
Tetap
melakukan
pengecekan terhadap
masa
berlaku
rekomendasi
izin
pengangkutan
No.
Aspek Penilaian
7.
8.
Temuan
Lapangan
pengangkutan limbah B3 dari
Kementerian
Lingkungan
Hidup dengan Rekomendasi
Nomor : B - 7463/ Dep.IV/
LH/PDAL/06/2013 tanggal 28
Juni 2013 dengan masa
berlaku 5 tahun
Jenis Limbah B3 yang diangkut
sesuai dengan izin dan rekomendasi
yang berlaku.
Alat angkut sesuai dengan izin dan
rekomendasi yang berlaku dengan
salah satu nomor kendaraan yang
tercantum dalam izin adalah :
1. PT. Wastec International
(B 9405 IN)
2. PT. Jasa Medivest (D
8396 EE)
3. PT. Putra Harapan Urip
(B 9017 MX)
Rute pengangkutan sesuai dengan
izin yang berlaku.
Manifest salinan #3 dan #7, telah
sesuai dengan ketentuan yang
dipersyaratkan
Rencana
Tindak Lanjut
tetap
bekerjasama
dengan pengangkut
yang jenis limbah B3nya sesuai dengan
ijin yang dimiliki.
Tetap
melakukan
pengecekan terhadap
alat angkut sesuai
izin.
Tetap
melakukan
pengecekan terhadap
rute pengangkutan
sesuai dengan izin.
Tetap menggunakan
dan memiliki manifest
sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku
---
---
---
---
Perusahaan
wajibmemindahkan oli
bekas ke dalam TPS
limbah B3
Catatan:
1. Kolom Temuan Lapangan dan Rencana Tindak Lanjut diisi
sesuai dengan kondisi di lapangan terkait dengan kegiatan
perusahaan dalam pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya.
81
D. Penaatan
No.
Aspek Pelaksanaan
Pengelolaan Limbah B3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
82
Taat
Belum Taat
Keterangan
---
---
---
-----
---
---
---
---
---
---
---
-----
-------
-------
---
---
---
---
---
---
100% limbah B3
dikelola sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Jenis limbah B3 yang
dikelola oleh PT.
Wastec tidak sesuai
dengan izin yang
dimiliki
---
Segera melakukan pelaporan perbaikan sesuai dengan rencana tindak lanjut pada
tabel D. dan menyampaikan hasil perbaikan tindak lanjut dari berita acara beserta
data-data pendukung kepada BPLH Kota Bandung dengan tembusan kepada
BPLHD Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup.
83
3.5
Kegiatan
paska
kunjungan
lapangan
adalah
kegiatan
yang
84
Rekomendasi
(Rencana
Tindak)
Pengawasan
Data yang terkait dengan pengendalian pencemaran air dan udara
serta pengelolaan limbah B3 baik berupa hasil analisis laboratorium
maupun kondisi di lapangan yang diperoleh dari pihak perusahaan
maupun dari pemerintah daerah selanjutnya akan diolah untuk
dijadikan dasar dalam menerapkan status penaatan serta rencana
tindak pengawasan. Rencana tindak pengawasan bisa berupa
pembinaan maupun penetapan sanksi administrasi. Bagi industri yang
beberapa kali dibina/diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan,
akan tetapi masih belum bisa melaksanakan pengendalian pencemaran
sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka Pemerintah Daerah,
Kabupaten/Kota, maupun KLH baik langsung maupun melalui
Pemerintah Provinsi dapat menindaklanjuti dengan upaya penegakan
hukum. Tindak lanjut pengawasan dapat berupa rekomendasi
pembinaan, teguran, maupun sanksi administrasi sampai pada sanksi
pidana atau perdata.
85
86
BAB IV
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
Agar pelaksanaan pengawasan pengendalian pencemaran lingkungan
sesuai amanat Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dapat lebih efisien
dan efektif, berikut ini daftar berbagai peraturan lingkungan hidup
untuk mempermudah para pengawas dalam melaksanakan tugasnya.
4.1
Daftar
peraturan
perundang-undangan
skala
nasional
bidang
87
tentang
Pedoman
Penetapan
Daya
Tampung Beban
88
Menteri Negara
89
90
Atas
Perpindahan
lintas
Konvensi
batas
Basel
limbah
tentang
bahan
Pengawasan
berbahaya
dan
pembuangannya).
5. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Nomor 01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3.
6. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Nomor 02/BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen Limbah B3.
7. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Nomor
03/BAPEDAL/09/1995
tentang
Persyaratan
Teknis
91
Penimbunan
Hasil
Pengolahan,
Persyaratan
Lokasi
Bekas
92
Penyimpanan
Limbah
Bahan
Berbahaya
Dan
Beracun
Di
Pelabuhan).
17. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun
2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun
2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Serta Pengawasan
Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun oleh Pemerintah Daerah
19. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 33 Tahun
2009 tentang Tata Cara Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.
4.1.6 Perlindungan
dan
Pengelolaan
Keanekaragaman
Hayati
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United
Nations
Convention
on
Biological
Diversity
(Konvensi
93
Pemerintah
Nomor
150
Tahun
2000
tentang
Pemerintah
Nomor
04
Tahun
2001
tentang
94
95
96
Presiden
Nomor
109
Tahun
2006
tentang
97
98
99
Pendelegasian
Kewenangan untuk
tentang
Dampak
Pedoman
Lingkungan
Penyusunan
(Menggantikan
Analisis
Mengenai
Keputusan
Kepala
100
tentang
Dokumen
Pengelolaan
Dan
Pemantauan
tentang
Dampak
Pedoman
Lingkungan
Penyusunan
(Menggantikan
Analisis
Mengenai
Keputusan
Kepala
Lembaga
Pelatihan
Kompetensi
Penyusun
101
2005
tentang
Pedoman
Penyusunan
Laporan
102
103
104
105
106
107
108
Republik
Republik
Republik
109
110
tentang
Persyaratan
dan
Tata
Cara
Perizinan
Menteri
Negara
Lingkungan
Hidup
Nomor
111
112
Petunjuk
Teknis
Penyelenggaraan
dan
Tugas
113
tentang
Tata
Cara
Pengaduan
dan
Penanganan
114
115
tentang
Kriteria
dan
Sertifikasi
Bangunan
Ramah
Lingkungan.
11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 06 Tahun 2012 tentang Pedoman Rencana Pembiayaan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota
12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan
Pendidikan dan/atau Pelatihan di Bidang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4.1.15 Kapasitas Kelembagaan
1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara.
116
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Jabatan
Fungsional
Menteri
Pemberdayaan
Aparaturan
Negara
dan
117
tentang
Petunjuk
Teknis
Pelaksanaan
Penyesuaian
118
tentang
Perubahan
Atas
Peraturan
Menteri
Negara
Rencana
119
120
Convention
on
Biological
Diversity
(Konvensi
121
Atas
Perpindahan
lintas
Konvensi
batas
Basel
limbah
tentang
bahan
Pengawasan
berbahaya
dan
pembuangannya).
12. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2005 tentang Pengesahan
Framework Agreement Between The Government Of The Republic
Of Indonesia And The Secretariat Of The Basel Convention On The
Control Of Transboundary Movement Of Hazardous Waste And
Their Disposal On The Establishment Of A Basel Convention
Regional Centre For Training And Technology Transfer For
Southeast Asia (Persetujuan kerangka kerja antara Pemerintah
122
Berikut ini
123
Nomor
7 Tahun 2011
5 Tahun 2008
6 Tahun 2011
124
tentang
Pembentukan
Nomor 660.3/Kep.1197Pos
Pengaduan
Kasus
125
DAFTAR PUSTAKA
Hamrat H., dan Bambang P., 2007. Pengawasan Industri dalam
Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Yayasan Obor
Indonesia.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2010. Panduan Penataan
Pengelolaan Lingkungan Industri Minyak Sawit. Jakarta:
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Pedoman Pengawasan
Kegiatan Industri Elektronika. Jakarta: Deputi Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Pedoman Pengawasan
Kegiatan Industri Hotel. Jakarta: Deputi Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Pedoman Pengawasan
Kegiatan Industri Kendaraan Bermotor (Otomotif). Jakarta:
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Pedoman Pengawasan
Kegiatan Industri Keramik. Jakarta: Deputi Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Pedoman Pengawasan
Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja. Jakarta: Deputi
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Pedoman Pengawasan
Kegiatan Industri Pulp dan Kertas. Jakarta: Deputi Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Pedoman Pengawasan
Kegiatan Industri Pupuk. Jakarta: Deputi Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Pedoman Pengawasan
Kegiatan Industri Rumah Sakit. Jakarta: Deputi Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Pedoman Pengawasan
Kegiatan Industri Semen. Jakarta: Deputi Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Pedoman Pengawasan
Kegiatan Industri Tekstil. Jakarta: Deputi Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan.
ix