You are on page 1of 13

IOL (MYRON)

Penanaman lensa mengalami kemajuan pada akhir tahun 1940 yang dilakukan oleh Harold
Ridley. Sekarang operasi implantasi penanaman IOL merupakan jenis operasi dengan tingkat
keberhasilan tinggi, dan aman. Tetapi penelitian untuk penentuan teknik operasi dan model
IOL yang praktis, ekonomis, dan aman untuk penggunaan yang banyak masih dibutuhkan.
Pada tahun 1967 Binkhorst mengusulkan klasifikasi dari IOL dan pada tahun 1985 diperbaharui
sehingga didapatkan 4 macam IOL:
1. Anterior chamber supported lenses
2. Iris supported lenses
3. Capsule supported lenses
4. Posterior chamber angle supported lenses
Generasi 1 (Lensa Ridley Posterior)

http://new.eyeantiques.com/shop/eye-surgery-museum/intraocular-lenses/

IOL generasi 1 pertama kali dibuat oleh Harold Ridley, yang berupa bikonvex
polymethyl methacrylate (PMMA) disc yang ditanam setelah operasi ekstrakapsular. Banyak
perdebatan tentang prosedur yang diajukan Ridley tetapi prosedur Ridley sering
menghasilkan hasil yang baik walaupun komplikasi dislokasi lensa sering menyulitkan.
Generasi 2 (Early Anterior Chamber Lenses)

Karena tingginya angka dislokasi lensa dengan lensa Ridley maka dipertimbangkan
tempat baru implantasi lensa yaitu pada bilik mata depan dengan fiksasi pada angulus
korneoskleral. Lensa ini dapat ditanama baik pada operasi ekstrakapsular atau intrakapsular
dan dengan teknik yang lebih simpel. Pertama kali model lensa ini diperkenalkan oleh Baron
di Prancis dan mengalami perkembangan hingga sekarang. Komplikasi yang terjadi lensa ini
adalah UGH (uveitis, glaucoma, hifema).
Generasi 3 (Iris Supported Lenses)

http://new.eyeantiques.com/shop/eye-surgery-museum/intraocular-lenses/
Karena komplikasi dari kedua generasi lensa diatas maka pada tahun 1950, lensa
ini dibuat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Model lensa ini pertam kali dibuat oleh
Binkhorst dengan 4 loop dan 4 klip. Tetapi oleh lensa iris ini sering menimbulkan masalah
seperti iris chafing, abnomalitas upil dan dislokasi maka Binkhost dan rekan-rekannya
membuat lensa dengan 2 loop dan modifikasinya. Modifikasi dari model lensa ini sangat
berpengaruh pada desain modern IOL masa kini. Komplikasi dari lensa iris seperti dislokasi
lensa, deformitas pupil, iris atrofi, opasifikasi media, dekompensasi kornea dan lain-lain
timbul akibat gesekan kronis lensa.

Generasi 4 (Intermediate Anterior Chamber Lenses)

http://www.newlens.co.uk/intraocular-lens/anterior-chamber-pmma-singlepiece-mta-u0/

Pada generasi ke 4 lensa anterior mengalami modifikasi dengan loop yang lebih
fleksibel dan ujung yang lebih tumpul sehingga lebih tissue friendly tidak melukai jaringan
di sekitar iris.
Generasi 5 (Improved Posterior Chamber Lenses)
Konsep original dari Harold kembali dilakukan dengan adanya perkembangan dari
model lensa seperti C-looped, J-looped dan lain-lain. Dengan adanya perkembangan model
lensa ditentukan tempat fiksasi di bilik mata belakang:
Pada regio silier
Dalam kantong kapsul
1 loop dalam kantong kapsul dan lainnya di anterior

Dengan menaruh lensa dalam kantong kapsul mencegah terjadinya kontak lensa
dengan jaringan uvea yang dapat mengakibatkan erosi dan desentralisasi.

Generasi 6 (Modern Capsular Lenses)

http://www.indiamart.com/global-ophthalmic/hydrophilic-aspheric-foldable-iol.html
Dengan adanya perkembangan teknologi maka perkembangan pengetahuan tentang
teknik operasi dengan model IOL semakin berkembang dimana kedua hal ini sangat penting
untuk menentukan keberhasilan terapi. IOL berkembang dari yang rigid maupun yang dapat
dilipat.

Operasi
Penatalaksanaan definitif untuk katarak

adalah ekstraksi lensa. Bergantung pada integritas

kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE)
dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE).8
Indikasi (Myron)
Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup indikasi visus,medis, dan
kosmetik.
1. Indikasi refraktif merupakan indikasi paling sering. Indikasi ini berbeda pada tiap
individu, tergantung dari gangguan yang ditimbulkan oleh katarak terhadap aktivitas
sehari-harinya.
2. Indikasi medis pasien bisa saja merasa tidak terganggu dengan kekeruhan pada lensa
matanya, namun beberapa indikasi medis dilakukan operasi katarak seperti pada
malposisi lentis, malformasi lentis, glaukoma imbas lensa (lens-induced glaucoma),
endoftalmitis fakoanafilaktik, dan kelainan pada retina misalnya retiopati diabetik atau
ablasio retina.
3. Indikasi kosmetik kadang-kadang pasien dengan katarak matur meminta ekstraksi katarak
(meskipun kecil harapan untuk mengembalikan visus) untuk memperoleh pupil yang
hitam.
Persiapan Pre-Operasi (Myron dan at glance)

1. Pemberian informed consent


2. Biometri, pemeriksaan ultrasound untuk mengukur panjang bola mata dan pemeriksaan
keratometri untuk mengukur kurvatura kornea
3. Pastikan keadaan umum stabil sebelum operasi seperti hipertensi, penyakit respiratori,
diabetes mellitus
4. Pemberian tetes antibiotik profilaksis
5. Pemberian tetes NSAID untuk mencegah miosis
6. Pupil dilebarkan dengan midriatikum.

Anestesi (lang, Myron)


1. Anestesi Umum
Digunakan pada orang dengan kecemasan yang tinggi, tuna rungu, atau
retardasi mental, juga diindikasikan pada pasien dengan penyakit Parkinson, dan
reumatik yang tidak mampu berbaring tanpa rasa nyeri.
2. Anestesi Lokal :

Topical

Retrobulbar block

Peribulbar block
Paling sering digunakan. Diberikan melalui kulit atau konjungtiva dengan
jarum 25 mm. Efek : analgesia, akinesia, midriasis, peningkatan TIO, hilangnya
refleks Oculo-cardiac (stimulasi pada n.vagus yang diakibatkan stimulus rasa sakit
pada bola mata, yang mengakibatkan bradikardia dan bisa menyebabkan cardiac
arrest)
Komplikasi :
o Perdarahan retrobulbar
o Rusaknya saraf optik
o Perforasi bola mata
o Injeksi nervus opticus

o Infeksi

Subtenon Block
Memasukkan kanula tumpul melalui insisi pada konjungtiva dan kapsul
tenon 5 mm dari limbus dan sepanjang area subtenon. Anestesi diinjeksikan diantar
ekuator bola mata.

Berikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi
katarak yang sering digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi, SICS.
1. Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)
Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh lensa
dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan dari mata melalui
incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada
keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder
dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer.ICCE tidak boleh
dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih
mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini
astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan

Gambar 11.
Teknik ICCE
2. Extra Capsular Cataract Extraction ( ECCE )
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan
memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat
keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien
dengan kelainan endotel, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi
sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan
prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap
badan kaca, ada riwayat mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema,
pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak
seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat
terjadinya katarak sekunder.

Gambar

12. Teknik

ECCE

Gamabar 13. ECCE dengan pemasangan IOL

3. Phacoemulsification

Phakoemulsifikasi (phaco) adalah


teknik untuk membongkar dan memindahkan
kristal lensa. Pada teknik ini diperlukan irisan yang
sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea.
Getaran ultrasonic akan digunakan untuk
menghancurkan katarak, selanjutnya mesin
PHACO akan menyedot massa katarak yang
telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa
Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan
melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih
dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan
aktivitas sehari-hari.Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan
kebanyakan katarak senilis.
Langkah-langkah:

Insisi kornea 2.75-3.2 mm

Pemberian viscoelastis di bilik mata depan

Capsulorhexis

Hydrodissection

Phacoremoval nucleus

Aspirasi korteks

Viscoelastic

Penggantian viscoelastic dengan solusi garam faal

Luka menutup sendiri

Injeksi sunkonjungtiva steroid dan antibiotic

Penutup Mata

4. Small Incision Cataract Surgery (SICS)


Insisi dilakukan pada sklera dengan ukuran insisi bervariasi dari 5-8 mm. Namun tetap
dikatakan SICS sejak design arsiteknya tanpa jahitan, Penutupan luka insisi terjadi
dengan sendirinya (self-sealing). Teknik operasi ini dapat dilakukan pada stadium katarak
immature, mature, dan hypermature. Teknik ini juga telah dilakukan pada kasus
glaukoma fakolitik dan dapat dikombinasikan dengan operasi trabekulektomi.

KOMPLIKASI
Komplikasi operasi dapat berupa komplikasi preoperatif, intraoperatif, postoperatif awal,
postoperatif lanjut, dan komplikasi yang berkaitan dengan lensa intra okular (intra ocular lens,
IOL).
A. Komplikasi preoperatif
a) Ansietas; beberapa pasien dapat mengalami kecemasan (ansietas) akibat ketakutan
akan operasi. Agen anxiolytic seperti diazepam 2-5 mg dapat memperbaiki keadaan.
b) Nausea dan gastritis; akibat efek obat preoperasi seperti asetazolamid dan/atau
gliserol. Kasus ini dapat ditangani dengan pemberian antasida oral untuk mengurangi
gejala.
c) Konjungtivitis iritatif atau alergi; disebabkan oleh tetes antibiotik topical preoperatif,
ditangani dengan penundaan operasi selama 2 hari.
d) Abrasi kornea; akibat cedera saat pemeriksaan tekanan bola mata dengan
menggunakan tonometer Schiotz. Penanganannya berupa pemberian salep antibiotik
selama satu hari dan diperlukan penundaan operasi selama 2 hari.
B. Komplikasi intraoperatif
a) Laserasi m. rectus superior; dapat terjadi selama proses penjahitan.

b) Perdarahan hebat; dapat terjadi selama persiapan conjunctival flap atau selama insisi
ke bilik mata depan.
c) Cedera pada kornea (robekan membrane Descemet), iris, dan lensa; dapat terjadi
akibat instrumen operasi yang tajam seperti keratom.
d) Cedera iris dan iridodialisis (terlepasnya iris dari akarnya)
e) Lepas/ hilangnya vitreous; merupakan komplikasi serius yang dapat terjadi akibat
ruptur kapsul posterior (accidental rupture) selama teknik ECCE.
C. Komplikasi postoperatif awal
Komplikasi yang dapat terjadi segera setelah operasi termasuk hifema, prolaps iris,
keratopati striata, uveitis anterior postoperatif, dan endoftalmitis bakterial.
D. Komplikasi postoperatif lanjut
Cystoid Macular Edema (CME), delayed chronic postoperative endophtalmitis,
Pseudophakic Bullous Keratopathy (PBK), ablasio retina, dan katarak sekunder
merupakan komplikasi yang dapat terjadi setelah beberapa waktu post operasi.
E. Komplikasi yang berkaitan dengan IOL
Implantasi IOL dapat menyebabkan komplikasi seperti uveitis-glaucoma-hyphema
syndrome (UGH syndrome), malposisi IOL, dan sindrom lensa toksik (toxic lens
syndrome).

You might also like