Professional Documents
Culture Documents
LENSA KONTAK
Pembimbing
dr. Ratna Muslimah Sp.M
Disusun Oleh :
Sigit Dwi Mulyo
201420401011116
Lianda Destrin N
201420401011075
SMF MATA
RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
LENSA KONTAK
Makalah dengan judul Lensa Kontak telah diperiksa dan disetujui sebagai salah
satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter Muda di bagian
Mata.
Surabaya,
Januari 2015
Pembimbing
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................
13
14
15
16
16
16
16
17
19
21
21
23
24
25
27
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul
Lensa kontak. Penyusunan tugas ini merupakan salah satu tugas yang penulis
laksanakan selama mengikuti kepaniteraan di SMF Mata RSU Haji Surabaya.
Penulis mengucapkan terima kepada dr. Ratna Muslimah Sp.A selaku
dokter pembimbing dalam penyelesaian tugas referat ini, terima kasih atas
bimbingan dan waktunya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga referat ini dapat memberikan manfaat
pada pembaca. Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dalam kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Surabaya,
Januari 2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lensa kontak merupakan suatu hasil perkembangan teknologi di
bidang oftalmologi yang digunakan sebagai alternatif pengganti kacamata
untuk mengatasi kelainan refraksi mata. Sejarah pembuatan lensa kontak
ditemukan oleh Leonardo da Vinci pada 1508. Dia menggambarkan gelas
cangkir yang mengandung air ditempatkan di atas mata, menghilangkan
kornea sebagai permukaan bias. Kemudian oleh Zeis, tahun 1920
memproduksi satu set lensa kontak yang dapat digunakan untuk memperbaiki
keratoconus. Pada tahun 1929 oleh Heine dijelaskan metode pas lensa kontak
melalui serangkaian uji coba yang terdiri dari sejumlah besar lensa kontak.
Kemudian pada tahun 1937, ada sebuah terobosan oleh William Feinbloom,
sebuah plastik digunaan di Amerika dalam pembuatan lensa kontak. Dan
setahun sebelumnya pada tahun 1936 Rohm dan Hass memperkenalkan
transparan metal metakrilat. Kemudian pada tahun 1960 Wichetrle
menemukan lensa kontak lunak, lensa yang terbuat dari bahan hidrofilik
(Kalaiyarasan, 2004; Sulley, 2005)
. Pada tahun 2004, diketahui pengguna lensa kontak di Amerika serikat
sekitar 38 juta orang, dan rata - rata pengguna lensa kontak diseluruh dunia
sekitar 125 juta orang, dan sekitar 13,2 juta orang pengguna lensakontak
berusia antara 18 sampai 34 tahun (Barr, 2005)
Berdasarkan American Optometric Association, alasan orang memilih
menggunakan lensa kontak daripada kacamata karena lensa kontak mengikuti
pergerakan bola mata dan tidak sedikitpun mengurangi lapangan pandang
mata, sehingga tidak mengganggu penglihatan, memperindah penampilan,
nyaman, lebih terang, tidak ada bingkai yang mengganggu pandangan mata,
mengurangi distorsi, tidak berkabut, tidak mudah terkena air hujan, dan tidak
menghalangi aktivitas. Sedangkan alasan penggunaan lensa kontak 42,9 %
untuk kosmetik, sisanya karena pemakaian terapeutik pada penyakit kelainan
mata. Masalah yang timbul dari pemakaian lensa mulai dari masalah minor
hingga ke ulkus kornea tergantung dengan jenis lensa yang digunakan (soft,
rigid, gas permeable), cara pembersihan dan lain lain.
Tetapi penggunaan lensa kontak menimbulkan banyak dampak negatif
yang perlu diwaspadai, terlebih jika tidak mengikuti aturan pemakaian. Seperti
gangguan metabolisme mata (hypoxia), kerusakan stroma, trauma endotel,
timbulnya toksik dan alergi, keratitis steril, keratitis mikroba, gangguan aliran
air mata, dan distorsi kornea mata. Tetapi yang paling sering timbul adalah
neovaskularisasi pada kornea mata akibat hypoxia dan keratitis yang
disebabkan bakteri timbul akibat adanya stres dari penggunaan lensa kontak.
Maka dari itu yang terpenting dari penggunaan lensa kontak yakni harus tepat
indikasi, tepat pemakaian, serta tepat perawatannya (AOA, 2010).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Lensa Kontak
Lensa kontak adalah benda kecil yang diletakkan di kornea dan
akan melekat dengan baik karena adanya tearfilm yang menutup permukaan
anterior mata dan tekanan dari palpebra. Lensa kontak merupakan suatu alat
medik untuk koreksi kelainan refraksi atau ametropia seperti miopia,
hipermetropia, astigmatisma, dan presbiopia yaitu penurunan secara gradual
kemampuan melihat dekat yang berhubungan dengan faktor usia dan
akomodasi. Syarat lensa kontak agar dapat mencapai hasil yang baik yaitu
dengan mengatasi efek suplai oksigen pada kornea saat memakai lensa yang
oklusif (Budiono, 2013)
3. Patologis
Berdasakan anamneses; kesehatan umum, kesehatan mata, obat-obat yang
digunakan, penyakit mata, visus dan kacamata.
4. Faktor umur, pekerjaan olah raga
5. Pemeriksaan refraksi.
2.3 Tipe Lensa Kontak
Lensa kontak pertama kali diperkenalkan oleh Leonardo da Vinci
pada tahun 1508 yang terus berkembang sampai saat ini. Terdapat 2 jenis
lensa kontak, yaitu:
1. Lensa kontak lunak (Soft lenses)
ini sangat
tersediannya
lensa
intraocular,
tetapi
tetap
menjadi
3) Letakkan lensa kontak pada ujung jari telunjuk tangan kanan, yang
sebelumnya sudah dibasahi agar lensa tidak mudah jatuh.
4) Basahi lensa kontak lagi dengan setetes cairan pembasah.
5) Jari tengah tangan kiri menahan kelopak mata atas, dan supaya mata
tidak berkedip, jari tengah tangan kanan menahan kelopak mata
bawah.
6) Lensa kontak pada jari telunjuk tangan kanan diletakkan tepat di
kornea.
7) Lepaskan jari telunjuk, lalu lepaskan kelopak mata bawah perlahanlahan, kemudian kelopak mata atas.
8) Tutup mata, lalu dengan lembut masase kelopak mata.
9) Dengan bantuan mata yang lain, fokuskan letak lensa dengan benar.
10) Ulangi prosedur yang sama pada mata berikutnya.
11) Pada saat pelepasan lensa, pandangan ke depan, jari tengah menahan
kelopak mata bawah.
12) Tarik lensa ke bagian putih mata (konjungtiva bulbi), tarik lensa
dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk kemudian keluarkan.
bersihkan lensa untuk penggunaan berikutnya.
2. Lensa kontak keras (rigid lenses), yang dibagi menjadi:
a. Lensa kontak keras konvensional/non gas permeabel (standard hard
lenses)
Lensa kontak ini terbuat dari polimetilmetakrilat (PMMA),
menyerupai gelas, bersifat transparan, inert, hidrofobik, keras, stabil,
tetapi kandungan airnya kecil, tidak bias tembus oksigen sehingga
mengandalkan pemompaan airmata kedalam celah antara lensa dan
kornea sewaktu berkedip untuk menyediakan oksigen bagi kornea.
Lensa ini berdiameter lebih kecil dari ukuran kornea. Lensa keras ini
dipakai siang hari, mudah dirawat dan relative murah, dan mengoreksi
pengelihatan secara efisien terutama jika terdapat astigmatisme
bermakna. Keluhan yang sering pada pemakaian lensa ini adalah edema
Sebelum melepas lensa kontak, tangan juga harus dicuci dahulu dan
berdiri menghadap cermin.
1) Mata melihat lurus dan berfiksasi dalam cermin.
2) Ujung karet penghisap dibersihkan dengan cara dicelupkan ke dalam
air bersih atau aqua.
3) Dekatkan dan tempelkan penghisap tadi ke lensa kontak yang
menempel di kornea, maka dengan sendirinya lensa kontak akan
terhisap.
Kerugian
Hidrofobik.
Tidak gas permeable.
Kurang nyaman.
Membutuhkan waktu lama beradaptasi.
Mudah pecah.
Tidak dapat untuk pemakaian terputus.
Kerugian
Dk/t tinggi. Dk/t adalah perbandingan
proporsional
transmisi
antara
lensa
kemampuan
kontak
yang
lensa kontak.
Permukaannya hidrofobik.
Mudah timbul deposit.
Mudah pecah.
Fitting dengan fluoresen.
Dapat digunakan untuk kondisi dry Waktu adaptasi pemakaian lensa kontak
eye dan gangguan lapisan air mata.
Kerugian
Visus kurang stabil.
Insidensi infeksi sangat tinggi.
Life span pendek.
Stabil.
Dapat untuk pemakaian terputus.
Dapat sebagai lensa kontak terapi.
Dapat untuk bayi.
(Budiono et al, 2013).
Indikasi kosmetik
Yaitu untuk menggantikan kebutuhan kacamata yang berfungsi
sebagai koreksi untuk kelainan refraksi sepeti myopia, hipermetropia dan
astigmatisme. Lensa kontak sebagai kosmetik pada umumnya digunakan
setiap hari, maka dari itu pemakaian lensa kontak seperti ini harus dijaga
kebersihannya untuk mengurangi resiko infeksi (Weissman, 2010).
4.
Indikasi Preventif
Indikasi preventif penggunaan lensa kontak antara lain; mencegah
simbleparon dan restorasi forniks pada luka bakar kimiawi, keratitis, dan
trikiasis.
5.
Indikasi Diagnostik
Indikasi Operatif
Lensa kontak dapat digunakan pada operasi goniotomi pada
glaucoma congenital, vitrektomi, dan fotokoagulasi endokuler
7.
Indikasi Okupasi
Indikasi okupasi penggunaan lensa kontak antara lain; pada atlet,
pilot dan aktor.
kornea.
Berbagai
laporan
menyebutkan
bahwa
kotoran
dari
belakang
lensa
kontak
(dengan
5.
6.
demikian,
hipoksia
dapat
menyebabkan
perubahan
kornea
seperti,
e. Keratokonjungtivitis
Keratokonjungtivitis biasanya dimulai setelah 2 bulan atau selama 3 tahun
pemakaian lensa kontak, biasanya pasien mengeluh terbakar, gatal, mata
merah dengan peningkatan sekresi dan .photophobia. Pada pemeriksaan
didapatkan injeksi konjungtiva, vaskularisasi kornea, hipertrofi papiler.
Keratitis pada penggunaan lensa kontak yang lama dengan kebersihan yang
kurang juga dapat mengakibatkan mikroorganisme berkembang pada lensa
kontak sehingga dapat mengakibatkan keratitis mikrobial.
Perubahan kornea terlihat seriing dengan mengurangnya ketajaman visual
karena inflamasi yang sering mengganggu ke zona pupil. Perubahan kornea
sering di awali dari limbus kemudian ke kornea. Pengobatan yang dapat
dilakukan yaitu menghentikan penggunaan lensa kontak (Nnabue, 2009).
f. Ulkus Kornea
Pemakaian lensa kontak dapat menyebabkan erosi epitel, microcysts epitel
dan epitel edema. Hal ini diakibatkan karena gesekan mekanis dari lensa
kontak terhadap kornea.
2.10.2 Komplikasi pada lensa kontak
Komplikasi pada lensa kontak yaitu : timbulnya deposit pada lensa
kontak karena berbagai material seperti besi, kalsium, musin, lipid, protein,
bakteri, jamur.
a. Deposit pada lensa kontak
Sekitar 400 protein yang dapat terdeposit pada lensa kontak. Semakin
lama waktu penggunaan lensa kontak akan semakin meningkatkan deposit
protein. Deposit protein yang paling sering adalah lisozim, albumin dan
globulin gamma. Deposit kalsium dapat ditemukan berwarna putih pada
lensa kontak. Deposit lipid dan musin juga dapat terjadi pada lensa kontak.
Hal tersebut dapat mengakibatkan rangsangan mekanik dan imunologik
pada konjungtiva.
Deposit material juga dapat diakibatkan oleh jenis lensa kontak. Lensa
kontak yang memiliki kadar air yang tinggi dapat menimbulkan deposit
material lebih banyak dibandingkaan dengan lensa kontak yang memiliki
kandungan air lebih rendah (Beljan, 2009).
2.11 Penatalaksanaan
Bila terjadi komplikasi pada pemakaian lensa kontak yang terpenting adalah
melepas lensa kontak terlebih dahulu, sedangkan pengobatan tergantung pada
penyebabnya, kemudian dilanjutkan dengan fitting ulang (Budiono et al, 2013).
BAB 3
RINGKASAN
Lensa kontak adalah benda kecil yang diletakkan di kornea dan akan
melekat dengan baik karena adanya tearfilm yang menutup permukaan anterior
mata dan tekanan dari palpebra.
hard lenses)
b. Lensa kontak rigid gas permeabel (rigid gas permeable lenses)
Dalam penggunaan kontak lensa ada indikasi dan kontaindikasi yang harus
dipahami, diantarannya :
Indikasi lensa kontak :
1. Indikasi optik
2. Indikasi medik
3. Indikasi kosmetik
4. Indikasi preventif
5. Indikasi diagnostic
6. Indikasi operatif.
Kontraindikasi Lensa Kontak :
a. Kontraindikasi absolute
b. Kontraindikasi relative
Pada
penggunaan
lensa
kontak
diperlukan
pemeriksaan
untuk
mendapatkan ukuran kontak lensa yang nyaman setar tepat dalam penggunaanya
yaitu :