Professional Documents
Culture Documents
Harus terdapat kontak dalam sisi seimbang, tetapi tidak mengganggu gerakan
halus dari sisi kerja.
Harus terdapat kontak bersama selama protrusi.
Pertimbangan umum untuk oklusi seimbang
Poin berikut yang harus dipertimbangkan ketika mengembangkan oklusi
seimbang:
Oklusi seimbang ideal dapat diperoleh pada kasus dengan lingir lebar dan
besar dan pada gigi tiruan penuh, dengan susunan gigi yang dekat terhadap
lingir.
Gigi tiruan penuh yang memiliki susunan gigi menjauhi dari lingir dan yang
bersandar pada lingir sempit dan pendek akan memiliki keseimbangan oklusi
buruk.
Gigi yang memiliki lebar bukolingual sempit dan bersandar pada lingir yang
Gigi tiruan penuh harus didesain dengan cara gaya oklusi diarahkan
keanteroposterior pada gigi tiruan.
dari gigi pada salah satu sisi ketika beroklusi secara serentak dengan luncuran halus,
tanpa gangguan. Hal ini tidak diikuti selama pembuatan gigi tiran penuh. Lebih
berhubungan dengan gigi tiruan sebagian cekat.
Oklusi seimbang bilateral Tipe oklusi ini terlihat ketika kontak serentak
terjadi pada kedua sisi dalam posisi sentris dan eksentris. Oklusi seimbang bilateral
membantu mendistribusikan tekanan oklusal secara merata melalui rahang dan lebih
lanjut membantu meningkatkan stabilitas gigi tiruan selama gerakan sentris, eksentris
atau parafungsi (Gambar 2).
Untuk keseimbangan oklusal yang minimal, harus terdapat sekurangkurangnya tiga titik kontak pada bidang oklusal. Lebih banyak jumlah kontak,
keseimbangan lebih baik. Oklusi seimbang bilateral dapat berupa keseimbangan
protrusif atau lateral.
Oklusi seimbang protrusif Tipe oklusi seimbang ini muncul ketika
mandibula bergerak kearah depan dan kontak oklusal halus dan secara serentak
kearah anterior dan posterior. Harus terdapat sekurang-kurangnya tiga titik kontak
pada bidang oklusal (Gambar 10.72). Dua dari titik tersebut berada pada arah
posterior dan salah satu harus berada pada regio anterior. Hal ini tidak ada pada gigi
asli.
Inklinasi dari jalur kondilar: inklinasi ini dicatat pada pasien mewakili jalur
yang dilalui oleh kondil dalam protrusi yang dimodifikasi oleh kombinasi aksi
pada semua jaringan dalam sendi temporomandibula dan lingir yang ditutupi
insisal.
Tinggi cusp dan inklinasi gigi posterior.
Oklusi seimbang lateral Pada keseimbangan lateral, terdapat tiga titik kontak
serentak minimal (satu anterior, dua posterior) yang muncul selama gerakan lateral
dari mandibula.
Oklusi seimbang lateral tidak ada pada gigi normal. Ketika pasien bergigi
dengan okusi yang dituntun kaninus menggerakkan mandibulanya ke kanan, akan ada
disoklusi yang dituntun kaninus dari semua gigi ini. Sehingga, kaninus akan menjadi
hanya gigi yang berkontak dengan gigi berlawanan. Bahkan kaninus pada sisi yang
berlawanan tidak akan memiliki kontak.
Jika hubungan ini diikuti selama penyusunan gigi, kemudian gigi tiruan akan
kehilangan stabilitas disebabkan aksi ungkitan (Gambar 4a). Untuk mencegah ini gigi
harus disusun dalam cara kontak gigi secara serentak dalam sisi seimbang dan sisi
kerja (Gambar 4b dan c) (sisi kerja adalah sisi ke mana mandibula bergerak; disini
kanan. Sisi seimbang adalah berlawanan terhadap sisi kerja; disini kiri).
Gambar 4a: Disoklusi yang dituntun kaninus. Hubungan ini terlihat pada gigi asli
Gambar 4: Kontak gigi anterior dan posterior selama laterotrusi terlihat pada sisi kerja
tiruan daripada bentuk yang lebih dangkal atau tanpa cusp. Gaya pada oklusi yang
bertindak pada gigi tiruan penuh harus seimbang dari kanan ke kiri dan arah anterior
ke posterior (Gambar 5).
Jika overlap vertikal dari gigi anterior ditingkatkan untuk alasan estetik dan
fonetik, kemudian overlap horizontal harus disesuaikan untuk mengurangi sudut
penuntun insisal. Penyetelan ini menyediakan ruang untuk gerakan bebas dari gigi
anterior. Pada jangka panjang, hal ini dapat mengarah terhadap resorpsi sisa lingir
alveolar pada regio anterior
Gambar 5: (a) Cusp dangkal membiarkan bagian yang berlawanan untuk meluncur selama mastikasi.
(b) Gigi dengan sudut cusp yang lebih tinggi cenderung untuk mengunci gigi yang berlawanan selama
gerakan, (c,d) Gigi tiruan dengan penuntun insisal yang curam cenderung untuk berpindah selama
protrusi (e,f) Gigi tiruan dengan penuntun insisal dangkal menghasilkan gangguan yang kurang selama
protrusi. Bagaimanapun, jumlah gangguan anterior bergantung pada faktor lain seperti penuntun
kondilar, dll.
inklinasi 10o dan molar atas dengan inklinasi 15o. Dia menggunakan gigi French
modifikasi untuk mendapatkan oklusi seimbang.
Konsep Sears Dia menyusun oklusi seimbang untuk gigi non-anatomis
menggunakan jalur keseimbangan posterior atau bidang oklusal; yang melengkung
dalam arah anteroposterior dan lateral (Gambar 6).
Gambar 7: Hanaus quint. Tanda panah menjauhi dari pusat meningkatkan jarak rahang
Penuntun kondilar
Penuntun insisal
Kurva kompensasi
Tinggi cusp relatif
Bidang orientasi dari bidang oklusal
Konsep Trapozzanos mengenai oklusi Dia meninjau dan menyederhanakan
Hanaus quints dan menyusun Triad of occlusion. Berdasarkan dia, hanya tiga faktor
yang dibutuhkan untuk menghasilkan oklusi seimbang. Dia menghilangkan
kebutuhan menentukan bidang oklusi untuk menghasilkan oklusi seimbang. Dia
mengatakan bahwa bidang oklusi dapat digeser hingga lingir rendah yang diinginkan,
oleh karena itu, lokasinya tidak tetap dan bervariasi didalam jarak antar rahang.
9
prinsip,
kurva
tersebut
dihasilkan
secara
otomatis.
Dia
sebagaimana ketika gigi asli muncul. Berdasarkan dia, bidang oklusi tidak dapat
diubah untuk menyokong lingir lemah dan bahwa gigi harus berada dalam posisi asli
nya. Dia percaya bahwa hal tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
anatomis dan fisiologis.
Boucher juga menekankan kebutuhan untuk kurva kompensasi. Dia
menyatakan bahwa, nilai kurva kompensasi adalah bahwa dapat membiarkan
10
perubahan tinggi cusp tanpa merubah bentuk gigi yang dibuat jika gigi itu sendiri
tidak memiliki cusp, padanan dari cusp dapat dihasilkan oleh kurva kompensasi.
Konsep Lotts Lott mengklarifikasikan hukum Hanaus mengenai oklusi
dengan menghubungkan terhadap jarak posterior yang dihasilkan dari faktor
penuntun.
Sudut dari jalur kondilar yang lebih besar, jarak posterior lebih besar selama
protrusi (Gambar 9).
Gambar 10.78a dan b: (a) Penuntun kondilar dangkal menghasilkan jarak gigi yang lebih kurang
selama protrusi (b) Inklinasi kondilar yang curam akan menghasilkan jarak gigi yang lebih besar
selama protrusi.
Sudut overbite yang lebih besar, jarak dalam regio anterior dan posterior lebih
besar yang tidak berkaitan dengan sudut jalur kondilar (Gambar 10).
Gambar 10: (a) Penuntun insisal dangkal akan menghasilkan jarak gigi posterior yang kurang (b)
penuntun insisal yang curam akan menghasilkan jarak gigi yang lebih besar.
Jarak gigi posterior yang lebih besar, kurva kompensasi seharusnya lebih
besar atau lebih tinggi (Gambar 11).
11
Gambar 11a dan b: Jarak gigi posterior selama protrusi dapat dikurangi
dengan meningkatkan kurvatura dari kurva spee.
Gambar 12a dan b: Bidang oklusi juga dapat diubah untuk menurunkan jarak gigi posterior selama
protrusi (Catatan: bidang oklusi seharusnya tidak pernah miring lebih daripada 10o)
Jarak gigi yang lebih besar, tinggi cusp seharusnya dari gigi posterior lebih
besar (Gambar 13).
Gambar 13: Angulasi cusp harus ditingkatkan dengan peningkatan dalam jarak gigi.
12
13
Gambar 15: Quad: Hukum dari oklusi seimbang protrusive dan lateral
seperti yang dikembangkan oleh penulis.
dan kondilar menghasilkan efek yang sama pada oklusi seimbang (meningkatkan
jarak gigi posterior). Sama, tiga faktor lain memiliki efek umum pada oklusi
seimbang (menurunkan jarak gigi posterior). Efek penuntun insisal dan kondilar
harus dinetralkan oleh tiga faktor lain untuk mendapatkan oklusi seimbang. Jika
mekanisme penetralan hilang, keseimbangan oklusi hilang (Gambar 16).
14
Gambar 16: Petunjuk (a) Penuntun insisal, (b) penuntun kondilar, (c) Angulasi cusp, (d) sudut bidang
oklusi, (e) kurva kompensasi. Keseimbangan dari lima faktor tersebut dibutuhkan untuk oklusi
seimbang.
keseimbangan
selama
protrusi.
Sudut
penuntun
insisal
memperlihatkan sudut yang dibentuk dengan permukaan palatal dari anterior atas
terhadap bidang horizontal. Penuntun insisal dapat ditingkatkan dengan mengubah
proklinasi labial, overjet dan overbite dari anterior maksila, sehingga sudut penuntun
insisal menjadi lebih curam (Gambar 17).
15
Gambar 19a dan b: Jika gigi artifisial disusun sama terhadap gigi asli,
gigi tiruan dapat kehilangan stabilitas disebabkan aksi ungkitan selama protrusi.
akan
dipertahankan
selama
protrusi.
Sama,
jika
bidang
oklusi
16
Gambar 20: Penggabungan kurva Spee selama penyusunan gigi artifisial akan membantu untuk
menyediakan kontak gigi posterior selama protrusi. Kemampuan untuk mendapatkan tiga titik kontak
selama protrusi dinamakan keseimbangan protrusif.
17
Dinamakan sebagai faktor kedua oklusi. Ditentukan oleh dokter gigi dan
disesuaikan untuk pasien selama uji coba anterior. Bertindak sebagai jalur yang
mengontrol pergerakan model dalam artikulator. Harus disusun bergantung pada
overjet dan overbite yang diinginkan yang direncanakan untuk pasien. Jika overjet
ditingkatkan, inklinasi penuntun inisal berkurang. Jika overbite ditingkatkan,
kemudian inklinasi insisal meningkat. Penuntun insisal memiliki pengaruh yang lebih
banyak pada gigi posterior daripada penuntun kondilar. Hal ini karena aksi dari
inklinasi insisal lebih dekat terhadap gigi daripada aksi penuntun kondilar.
18
Selama gerakan protrusif, tepi inisisal dari gigi anterior mandibula bergerak
dalam jalur kebawah dan kedepan sesuai terhadap permukaan palatal dari insisvus
atas. Hal ini diketahui sebagai jalur protrusif inisal atau penuntun insisal. Sudut yang
dibentuk oleh jalur protrusif ini terhadap bidang horizontal dinamakan sebagai
inklinasi jalur insisal protrusif atau sudut penuntun insisal (Gambar 23).
Hal ini mempengaruhi bentuk gigi posterior. Jika penuntun insisal curam,
cusp curam atau bidang oklusal curam atau kurva kompensasi curam dibutuhkan
untuk menghasilkan oklusi seimbang (dijelaskan sebelumnya). Pada gigi tiruan
penuh, sudut penuntun insisal harus sedatar (lebih tajam) yang memungkinkan. Oleh
karena itu, ketika menyusun gigi anterior, untuk estetik, overlap vertikal yang sesuai
dan overlap horizontal harus dipilih untuk mendapatkan oklusi seimbang. Juga,
penuntun insisal tidak dapat diubah melampaui batasan. Lokasi dan angulasi dari
inisisvus ditentukan oleh berbagai faktor seperti estetika, fungsi, dan fonetik, dll.
Prosedur untuk pengaturan penuntun insisal dijelaskan dibawah artikulasi.
Bidang oklusi atau bidang oklusal Dijelaskan sebagai, Permukaan imajiner
yang berhubungan secara anatomis terhadap kranimum yang secara teoritis
menyentuh tepi insisal dan ujung permukaan yang berkolusi dari gigi posterior.
Bukan merupakan bidang dalam pengertian sebenarnya tetapi mewakili kurvatura
rata-rata permukaan.
Ditentukan dalam arah anterior oleh tinggi dari kaninus bawah, yang hampir
bertepatan dengan komisura mulut dan arah posterior dengan tinggi retromolar pad.
Biasanya sejajar terhadap garis ala-tragus atau garis Campers. Dapat sedikit diubah
19
dan peranannya tidak sepenting faktor lain. Kemiringan bidang oklusi melewati 10o
tidak dianjurkan (Gambar 24).
Gambar 25a dan b: (a) Jarak posterior akan terjadi selama protrusi ketika kurva Spee tidak tergabung
kedalam susunan gigi artifisial, (b) penggabungan kurva Spee akan menyediakan kontak gigi posterior
selama protrusi.
dalam dari cusp bukal maksila. Pada sisi seimbang cusp bukal mandibula harus
berkontak dengan inklinasi dalam dari cusp palatal maksila. Hubungan ini
membentuk keseimbangan.
Hanya jika gigi disusun mengikuti kurva Monsons terdapat keseimbangan
lateral dari oklusi (Gambar 26).
Gambar 26a dan b: Penggabungan kurva Monsins selama penyusunan gigi posterior, akan membantu
untuk menyediakan sisi kontak seimbang selama laterotrusi.
4. Kurva Pleasure
22
Kurva oklusi yang dalam potongan melintang transversal sesuai dengan garis
yang cembung keatas kecuali untuk molar terakhir. Disusun oleh Max. Pleasure. Dia
menyusun kurva ini untuk oklusi seimbang dan meningkatkan stabilitas gigi tiruan.
Disini molar pertama adalah horizontal dan premolar kedua miring ke bukal. Molar
kedua secara bebas mengikuti kurva kompensasi anteroposterior dan miring kelingual
(Gambar 28). Kurva ini berjalan dari cusp palatal premolar pertama hingga ke cusp
distobukal molar kedua. Molar kedua memberikan keseimbangan oklusal dan
premolar kedua memberikan daya ungkit seimbang.
Gambar 28: (1) Kurva pleasure: Tampak lateral. Perhatikan bahwa premolar kedua dan molar pertama
mengikuti kurva terbalik. Sementara molar kedua mengikuti kurva kompensasi anteroposterior. (2)
Kurva pleasure: tampak depan. Berjalan dari cusp lingual dari premolar kedua hingga cusp distobukal
dari molar kedua.
23
kurang dalam kasus dengan penurunan overbite. Gigi dengan cusp curam akan
menghasilkan gangguan oklusal dalam kasus tersebut.
Pada kasus dengan deep bite (penuntun insisal curam) jarak rahang adalah
lebih banyak selama protrusi. Gigi dengan inklinasi cusp tinggi dibutuhkan dalam
kasus tersebut untuk menghasilkan kontak posterior selama protrusi (Gambar 29b
hingga 29d).
Gambar 29a hingga d: (a) Angulasi cusp, (b dan c) Gigi dengan inklinasi cusp rendah tidak
menyediakan kontak gigi selama protrusi, (d) Gigi dengan inklinasi cusp tinggi dibutuhkan untuk
mendapatkan kontak gigi posterior selama protrusi.
Sehingga
kami
mendiskusikan
berbagai
konsep
dan
faktor
yang
24