You are on page 1of 24

OKLUSI SEIMBANG

Oklusi adalah kontaknya permukaan oklusal gigi rahang aras dengan


permukaan oklusal gigi rahang bawah. Pada gigi tiruan penuh, oklusi dapat dibagi
menjadi tiga tipe yaitu oklusi seimbang, oklusi satu bidang, dan oklusi lingual. Setiap
tipe memiliki indikasi tersendiri dan kontraindikasi, keuntungan dan kerugian. Tipe
paling penting dari oklusi digunakan dalam gigi tiruan penuh adalah oklusi seimbang.
OKLUSI SEIMBANG
Dijelaskan sebagai, kontak secara serempak dari gigi maksila dan mandibula
pada area kanan dan kiri dan pada area oklusal posterior dan anterior dalam posisi
sentris dan eksentris, berkembang untuk menurunkan atau membatasi kemiringan
atau rotasi basis gigi tiruan dalam hubungannya terhadap struktur pendukung.
Oklusi seimbang dapat dijelaskan sebagai posisi gigi dengan cara memiliki
kontak serentak dalam relasi sentris dan menyediakan gerakan meluncur halus
terhadap posisi eksentris apapun.
Konsep dari oklusi seimbang merupakan suatu konsep oklusi yang sesuai
dengan prinsipp keseimbangan. Prinsip keseimbangan ini dapat dicapai apabila pada
setiap terjadi oklusi selalu terjadi kontak oklusal pada gigi disisi yang
berlawanan.Tiga titik kontak (biasanya satu anterior dan dua posterior) pada relasi
sentris tidak cukup untuk oklusi seimbang. Malahan terdapat kontak secara serentak
dari semua gigi. Ingat, oklusi seimbang tidak ada pada gigi asli..
Jadi bila disisi kiri terjadi kontak, di sisi kanan pun harus terjadi kontak.
Karakteristik yang diperlukan dari oklusi seimbang
Oklusi seimbang harus memiliki karakteristik berikut:
Semua gigi pada sisi keja (insisivus sentral terhadap molar kedua) harus
meluncur dengan rata terhadap gigi yang berlawanan.
Tidak ada satu gigi yang menghasilkan gangguan atau disoklusi pada gigi lain.
1

Harus terdapat kontak dalam sisi seimbang, tetapi tidak mengganggu gerakan
halus dari sisi kerja.
Harus terdapat kontak bersama selama protrusi.
Pertimbangan umum untuk oklusi seimbang
Poin berikut yang harus dipertimbangkan ketika mengembangkan oklusi
seimbang:

Oklusi seimbang ideal dapat diperoleh pada kasus dengan lingir lebar dan
besar dan pada gigi tiruan penuh, dengan susunan gigi yang dekat terhadap

lingir.
Gigi tiruan penuh yang memiliki susunan gigi menjauhi dari lingir dan yang
bersandar pada lingir sempit dan pendek akan memiliki keseimbangan oklusi

buruk.
Gigi yang memiliki lebar bukolingual sempit dan bersandar pada lingir yang

lebar menyediakan keseimbangan oklusi ideal.


Keseimbangan ideal dapat diperoleh dengan menyusun gigi sedikit pada sisi
lingual dari puncak lingir. Menyusun gigi dalam arah bukal akan mengarah
pada keseimbangan oklusi yang buruk (Gambar 1). Jika gigi disusun diluar
lingir gigi tiruan dapat mengangkat salah satu sisi selama kontak gigi.
Stabilitas dari gigi tiruan terhadap gaya ungkitan tersebut dinamakan lever
balance (keseimbangan daya ungkit). Keseimbangan daya ungkit berbeda dari
oklusi seimbang. Dapat secara aman dinyatakan bahwa keseimbangan daya
ungkin juga dibutuhkan untuk oklusi seimbang (Merujuk pada kebutuhan
ideal dari keseimbangan oklusi).

Gambar 1: Gigi harus ditempatkan diatas lingir untuk menyediakan


daya ungkit seimbang terhadap gigi tiruan

Gigi tiruan penuh harus didesain dengan cara gaya oklusi diarahkan
keanteroposterior pada gigi tiruan.

Tipe oklusi seimbang


Keseimbangan oklusal atau oklusi seimbang dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:

Unilateral balanced occlusion (oklusi seimbang unilateral)


Bilateral balanced occlusion (oklusi seimbang bilateral)
Protrusive balanced occlusion (oklusi seimbang protrusive)
Lateral balanced occlusion (oklusi seimbang lateral)
Oklusi seimbang unilateral Tipe oklusi ini terlihat pada permukaan oklusal

dari gigi pada salah satu sisi ketika beroklusi secara serentak dengan luncuran halus,
tanpa gangguan. Hal ini tidak diikuti selama pembuatan gigi tiran penuh. Lebih
berhubungan dengan gigi tiruan sebagian cekat.
Oklusi seimbang bilateral Tipe oklusi ini terlihat ketika kontak serentak
terjadi pada kedua sisi dalam posisi sentris dan eksentris. Oklusi seimbang bilateral
membantu mendistribusikan tekanan oklusal secara merata melalui rahang dan lebih

lanjut membantu meningkatkan stabilitas gigi tiruan selama gerakan sentris, eksentris
atau parafungsi (Gambar 2).

Gambar 2. Tekanan oklusal yang tersalur secara merata

Untuk keseimbangan oklusal yang minimal, harus terdapat sekurangkurangnya tiga titik kontak pada bidang oklusal. Lebih banyak jumlah kontak,
keseimbangan lebih baik. Oklusi seimbang bilateral dapat berupa keseimbangan
protrusif atau lateral.
Oklusi seimbang protrusif Tipe oklusi seimbang ini muncul ketika
mandibula bergerak kearah depan dan kontak oklusal halus dan secara serentak
kearah anterior dan posterior. Harus terdapat sekurang-kurangnya tiga titik kontak
pada bidang oklusal (Gambar 10.72). Dua dari titik tersebut berada pada arah
posterior dan salah satu harus berada pada regio anterior. Hal ini tidak ada pada gigi
asli.

Gambar 3: Kontak posterior selama protrusi untuk menjaga keseimbangan

Faktor yang menentukan keseimbangan protrusif:

Inklinasi dari jalur kondilar: inklinasi ini dicatat pada pasien mewakili jalur
yang dilalui oleh kondil dalam protrusi yang dimodifikasi oleh kombinasi aksi
pada semua jaringan dalam sendi temporomandibula dan lingir yang ditutupi

dengan basis pencatat.


Sudut penuntun insisal dipilih untuk pasien.
4

Sudut dari bidang oklusi.


Kurva kompensasi dipilih untuk orientasi dengan jalur kondilar dan penuntun

insisal.
Tinggi cusp dan inklinasi gigi posterior.
Oklusi seimbang lateral Pada keseimbangan lateral, terdapat tiga titik kontak

serentak minimal (satu anterior, dua posterior) yang muncul selama gerakan lateral
dari mandibula.
Oklusi seimbang lateral tidak ada pada gigi normal. Ketika pasien bergigi
dengan okusi yang dituntun kaninus menggerakkan mandibulanya ke kanan, akan ada
disoklusi yang dituntun kaninus dari semua gigi ini. Sehingga, kaninus akan menjadi
hanya gigi yang berkontak dengan gigi berlawanan. Bahkan kaninus pada sisi yang
berlawanan tidak akan memiliki kontak.
Jika hubungan ini diikuti selama penyusunan gigi, kemudian gigi tiruan akan
kehilangan stabilitas disebabkan aksi ungkitan (Gambar 4a). Untuk mencegah ini gigi
harus disusun dalam cara kontak gigi secara serentak dalam sisi seimbang dan sisi
kerja (Gambar 4b dan c) (sisi kerja adalah sisi ke mana mandibula bergerak; disini
kanan. Sisi seimbang adalah berlawanan terhadap sisi kerja; disini kiri).

Gambar 4a: Disoklusi yang dituntun kaninus. Hubungan ini terlihat pada gigi asli

Gambar 4: Kontak gigi anterior dan posterior selama laterotrusi terlihat pada sisi kerja

Gambar 4c: Kontak sisi seimbang selama laterotrusi

Faktor yang menentukan keseimbangan lateral:

Sudut inklinasi dari jalur kondilar pada sisi seimbang.


Sudut inklinasi dari penuntun insisal dan ungkitan kaninus.
Kurva kompensasi pada sisi seimbang dan sisi kerja.
Tinggi cusp bukal atau inklinasi gigi pada sisi seimbang.
Tinggi cusp lingual atau inklinasi sisi kerja.
Pergeseran sisi Bennet pada sisi kerja.
Cusp yang curam menghasilkan lebih banyak pergeseran pada basis gigi

tiruan daripada bentuk yang lebih dangkal atau tanpa cusp. Gaya pada oklusi yang
bertindak pada gigi tiruan penuh harus seimbang dari kanan ke kiri dan arah anterior
ke posterior (Gambar 5).
Jika overlap vertikal dari gigi anterior ditingkatkan untuk alasan estetik dan
fonetik, kemudian overlap horizontal harus disesuaikan untuk mengurangi sudut
penuntun insisal. Penyetelan ini menyediakan ruang untuk gerakan bebas dari gigi
anterior. Pada jangka panjang, hal ini dapat mengarah terhadap resorpsi sisa lingir
alveolar pada regio anterior

Gambar 5: (a) Cusp dangkal membiarkan bagian yang berlawanan untuk meluncur selama mastikasi.
(b) Gigi dengan sudut cusp yang lebih tinggi cenderung untuk mengunci gigi yang berlawanan selama
gerakan, (c,d) Gigi tiruan dengan penuntun insisal yang curam cenderung untuk berpindah selama
protrusi (e,f) Gigi tiruan dengan penuntun insisal dangkal menghasilkan gangguan yang kurang selama
protrusi. Bagaimanapun, jumlah gangguan anterior bergantung pada faktor lain seperti penuntun
kondilar, dll.

Konsep yang disusun untuk mendapatkan oklusi seimbang


Banyak penulis menyusun konsep berbeda untuk mendapatkan oklusi
seimbang. Sebagian besar konsep tersebut tidak digunakan sekarang dan dilakukan
hanya signifikasi historis. Bagaimanapun, kita harus mengetahui konsep tersebut
untuk memahami bagaiman konsep sekarang berawal dari konsep lama tersebut.
Konsep Gysis Dia menyusun konsep pertama terhadap oklusi seimbang
pada tahun 1914. Dia menyarankan penyusunan 33o gigi anatomis yang dapat
digunakan dibawah berbagai gerakan dari artikulator untuk meningkatkan stabilitas
gigi tiruan.
Konsep Frenchs (1954) Dia menyusun perendahan bidang oklusal bawah
untuk meningkatkan stabilitas gigi tiruan bersama dengan oklusi seimbang. Dia
menyusun premolar pertama atas dengan inklinasi 5o, premolar kedua dengan

inklinasi 10o dan molar atas dengan inklinasi 15o. Dia menggunakan gigi French
modifikasi untuk mendapatkan oklusi seimbang.
Konsep Sears Dia menyusun oklusi seimbang untuk gigi non-anatomis
menggunakan jalur keseimbangan posterior atau bidang oklusal; yang melengkung
dalam arah anteroposterior dan lateral (Gambar 6).

Gambar 6: Jalur keseimbangan dibuat dari akrilik yang membantu


untuk menyediakan keseimbangan posterior selama protrusi.

Konsep Pleasures Pleasure memperkenalkan kurva pleasure atau posterior


reverse lateral curve/kurva lateral terbalik (lihat kurva kompensasi) untuk
mensejajarkan dan menyusun gigi posterior dalam upaya meningkatkan stabilitas gigi
tiruan.
Konsep Frushs Dia menyarankan penyusunan gigi dalam hubungan kontak
satu dimensi, yang harus dibentuk kembali selama uji coba untuk mendapatkan oklusi
seimbang.
Hanaus quint (Gambar 7) Rudolph L. Hanau menyusun sembilan faktor
yang menentukan artikulasi gigi artifisial. Yaitu:

Inklinasi kondilar horizontal


Kurva kompensasi
Penuntun insisal protrusif
Bidang orientasi
Inklinasi bukolingual dari sumbu gigi
Jalur kondilar sagital
Penuntun insisal sagital
Kesejajaran gigi
Tinggi cusp relatif

Gambar 7: Hanaus quint. Tanda panah menjauhi dari pusat meningkatkan jarak rahang

Sembilan faktor tersebut dinamakan hukum dari artikulasi seimbang. Hanau


kemudian meringkas akan sembilan faktor tersebut dan menyusun lima faktor, yang
umumnya diketahui sebagai Hanaus quint:

Penuntun kondilar
Penuntun insisal
Kurva kompensasi
Tinggi cusp relatif
Bidang orientasi dari bidang oklusal
Konsep Trapozzanos mengenai oklusi Dia meninjau dan menyederhanakan

Hanaus quints dan menyusun Triad of occlusion. Berdasarkan dia, hanya tiga faktor
yang dibutuhkan untuk menghasilkan oklusi seimbang. Dia menghilangkan
kebutuhan menentukan bidang oklusi untuk menghasilkan oklusi seimbang. Dia
mengatakan bahwa bidang oklusi dapat digeser hingga lingir rendah yang diinginkan,
oleh karena itu, lokasinya tidak tetap dan bervariasi didalam jarak antar rahang.
9

Dia juga menghilangkan kebutuhan untuk penyusunan kurva kompensasi


karena dia menggambarkan bahwa ketika kita menyusun gigi dengan cusp
berdasarkan

prinsip,

kurva

tersebut

dihasilkan

secara

otomatis.

Dia

mempertimbangkan bahwa kurva kompensasi sebagai faktor pasien, yang dihasilkan


dari penyusunan gigi dengan cusp.
Meskipun konsepnya lebih sederhana daripada Hanaus quint, konsep tersebut
menghilangkan pentingnya kurva kompensasi dan bidang orientasi (Gambar 8).

Gambar 8: Triad oklusi Trapozzano

Konsep Bouchers Boucher berhadapan dengan konsep Trapozzanos dan


menyusun tiga faktor berikut untuk oklusi seimbang.

Orientasi bidang oklusal, penuntun insisal dan penuntun kondilar.


Angulasi cusp lebih penting daripada tinggi cusp.
Kurva kompensasi memungkinkan untuk meningkatkan tinggi cusp tanpa
merubah bentuk gigi.
Dia juga menyatakan bahwa, bidang oklusi harus diorientasikan secara tepat

sebagaimana ketika gigi asli muncul. Berdasarkan dia, bidang oklusi tidak dapat
diubah untuk menyokong lingir lemah dan bahwa gigi harus berada dalam posisi asli
nya. Dia percaya bahwa hal tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
anatomis dan fisiologis.
Boucher juga menekankan kebutuhan untuk kurva kompensasi. Dia
menyatakan bahwa, nilai kurva kompensasi adalah bahwa dapat membiarkan
10

perubahan tinggi cusp tanpa merubah bentuk gigi yang dibuat jika gigi itu sendiri
tidak memiliki cusp, padanan dari cusp dapat dihasilkan oleh kurva kompensasi.
Konsep Lotts Lott mengklarifikasikan hukum Hanaus mengenai oklusi
dengan menghubungkan terhadap jarak posterior yang dihasilkan dari faktor
penuntun.

Sudut dari jalur kondilar yang lebih besar, jarak posterior lebih besar selama
protrusi (Gambar 9).

Gambar 10.78a dan b: (a) Penuntun kondilar dangkal menghasilkan jarak gigi yang lebih kurang
selama protrusi (b) Inklinasi kondilar yang curam akan menghasilkan jarak gigi yang lebih besar
selama protrusi.

Sudut overbite yang lebih besar, jarak dalam regio anterior dan posterior lebih
besar yang tidak berkaitan dengan sudut jalur kondilar (Gambar 10).

Gambar 10: (a) Penuntun insisal dangkal akan menghasilkan jarak gigi posterior yang kurang (b)
penuntun insisal yang curam akan menghasilkan jarak gigi yang lebih besar.

Jarak gigi posterior yang lebih besar, kurva kompensasi seharusnya lebih
besar atau lebih tinggi (Gambar 11).

11

Gambar 11a dan b: Jarak gigi posterior selama protrusi dapat dikurangi
dengan meningkatkan kurvatura dari kurva spee.

Jarak posterior yang melewati kemampuan keseimbangan kurva kompensasi


dapat diseimbangkan dengan pengantar bidang orientasi (Gambar 12).

Gambar 12a dan b: Bidang oklusi juga dapat diubah untuk menurunkan jarak gigi posterior selama
protrusi (Catatan: bidang oklusi seharusnya tidak pernah miring lebih daripada 10o)

Jarak gigi yang lebih besar, tinggi cusp seharusnya dari gigi posterior lebih
besar (Gambar 13).

Gambar 13: Angulasi cusp harus ditingkatkan dengan peningkatan dalam jarak gigi.

Dia menyederhanakan Hanaus squints menggunakan grafik berikut (Gambar


14).

12

Gambar 14: Hukum oklusi seperti yang dikembangkan oleh Lott

Konsep Levins Bernard Levin percaya bahwa tidak dibutuhkan untuk


mempertimbangkan bidang oklusi karena sangat tidak berguna secara praktis. Levin
juga menyatakan bahwa bidang oklusi dapat sedikit diubah dengan 1-2 mm dalam
upaya untuk meningkatkan stabilitas gigi tiruan.
Dia menamakan empat faktor lain dari oklusi sebagai Quad (Gambar 15). sifat
dasar dari quad adalah:
Penuntun kondilar ditetapkan dan dicatat dari pasien. Penuntun kondilar
seimbang akan termasuk pergerakan Bennet dari kondil kerja. Hal ini dapat
atau tidak mempengaruhi keseimbangan lateral.
Penuntun insisal biasanya didapatkan dari kebutuhan estetika pasien dan
fonetik. Bagaimanapun, dapat dimodifikasi untuk kebutuhan spesial, misalnya
penuntun insisal dikurangi untuk lingir datar.
Kurva kompensasi adalah faktor paling penting dalam mendapatkan oklusi
seimbang. Monoplane atau gigi dengan cusp rendah harus menggunakan
kurva kompensasi.
Cusp gigi memiliki inklinasi yang dibutuhkan untuk oklusi seimbang tetapi
hampir selalu digunakan dengan kurva kompensasi.

13

Gambar 15: Quad: Hukum dari oklusi seimbang protrusive dan lateral
seperti yang dikembangkan oleh penulis.

Faktor yang mempengaruhi oklusi seimbang


Banyak penulis memikirkan pertanyaan mengenai kebutuhan dari semua
kelima faktor dalam Hanaus quint, yang tetap dipertimbangkan sebagai penentu
dasar dari oklusi seimbang. Lima faktor tersebut yang menentukan keseimbangan
oklusi adalah:

Inklinasi dari jalur kondilar atau penuntun kondilar.


Penuntun kondilar.
Orientasi bidang oklusi atau bidang oklusal.
Angulasi cusp.
Kurva kompensasi.
Harus terdapat keseimbangan didalam lima faktor tersebut. Penuntun insisal

dan kondilar menghasilkan efek yang sama pada oklusi seimbang (meningkatkan
jarak gigi posterior). Sama, tiga faktor lain memiliki efek umum pada oklusi
seimbang (menurunkan jarak gigi posterior). Efek penuntun insisal dan kondilar
harus dinetralkan oleh tiga faktor lain untuk mendapatkan oklusi seimbang. Jika
mekanisme penetralan hilang, keseimbangan oklusi hilang (Gambar 16).

14

Gambar 16: Petunjuk (a) Penuntun insisal, (b) penuntun kondilar, (c) Angulasi cusp, (d) sudut bidang
oklusi, (e) kurva kompensasi. Keseimbangan dari lima faktor tersebut dibutuhkan untuk oklusi
seimbang.

Sekarang kita mendiskusikan secara umum bagaimana faktor tersebut


mempengaruhi

keseimbangan

selama

protrusi.

Sudut

penuntun

insisal

memperlihatkan sudut yang dibentuk dengan permukaan palatal dari anterior atas
terhadap bidang horizontal. Penuntun insisal dapat ditingkatkan dengan mengubah
proklinasi labial, overjet dan overbite dari anterior maksila, sehingga sudut penuntun
insisal menjadi lebih curam (Gambar 17).

Gambar 17: Penuntun insisal

Ketika pasien dengan penuntun insisal yang curam membawa mandibulanya


kedepan, akan terdapat lebih banyak jarak rahang (Gambar 18). Hal ini karena
gerakan mandibula dikontrol oleh permukaan lingual pada anterior atas (insisivus atas
ditempatkan lebih kevertikal dalam kasus dengan penuntun inisisal curam).
Peningkatan dalam jarak rahang akan mengarahkan pada kehilangan dari tiga kontak
yang akan beralih mengarahkan pengangkatan bagian posterior gigi tiruan selama
fungsi memotong. Jika bagian posterior gigi tiruan terangkat kedepan selama fungsi
memotong, secara sederhana berarti bahwa oklusi seimbang tidak ada (Gambar 19).
Penuntun kondilar memiliki efek yang sama pada gigi tiruan.

15

Gambar 18: Jarak gigi posterior selama protrusi

Gambar 19a dan b: Jika gigi artifisial disusun sama terhadap gigi asli,
gigi tiruan dapat kehilangan stabilitas disebabkan aksi ungkitan selama protrusi.

Untuk mencegah terangkatnya bagian posterior gigi tiruan, kurva kompensasi,


angulasi cusp dari gigi, dan bidang oklusi harus dimodifikasi dengan cara tiga kontak
(tripod contact) dipertahankan selama protrusi.
Jika kurva kompensasi dibuat lebih curam (dinaikkan), kontak posterior akan
dipertahankan selama protrusi. Jika tinggi cusp atau angulasi meningkat, lagi kontak
posterior

akan

dipertahankan

selama

protrusi.

Sama,

jika

bidang

oklusi

diorientasikan/dimiringkan sehingga dalam arah posterior lebih tinggi, kemudian


kontak posterior akan dipertahankan selama protrusi (Gambar 20).

16

Gambar 20: Penggabungan kurva Spee selama penyusunan gigi artifisial akan membantu untuk
menyediakan kontak gigi posterior selama protrusi. Kemampuan untuk mendapatkan tiga titik kontak
selama protrusi dinamakan keseimbangan protrusif.

Sehingga kami memahami bahwa ketika penuntun insisal atau penuntun


kondilar tinggi, tiga faktor lain harus dinaikan untuk mengimbangi efek penuntun
insisal dan kondilar dan sebaliknya.
Inklinasi jalur kondilar Juga dinamakan sebagai faktor pertama dari oklusi.
Hal ini hanya fatkor, yang dapat dicatat dari pasien. Dicatat menggunakan pencatatan
protrusif (yaitu pasien diminta untuk memajukan rahang dengan galengan oklusal.
Material pencatatan antar-oklusal diinjeksikan antara galengan oklusal dalam posisi
ini. Galengan oklusal dengan catatan interoklusal dipindahkan ke artikulator. Ketika
halangan oklusal berada dalam relasi protrusif, bagian atas dari artikulator digerakkan
kebelakang untuk mengakomodasinya. Catatan interoklusal secara hati-hati dibuka
dan bagian atas dibiarkan untuk muncul kedepan terhadap posisi asli. Penuntun
kondilar harus disesuaikan (dirotasikan) hingga bagian atas meluncur secara bebas
kedalam posisi. Dipindahkan ke artikulator seperti penuntun kondilar (Gambar 21).

17

Gambar 21: Lereng posterior dari eminensia articularis


diwakili oleh jalur kondilar pada articulator.

Peningkatan dalam penuntun kondilar akan meningkatkan jarak rahang


selama protrusi. Faktor ini dari oklusi seimbang tidak dapat dimodifikasi. Semua
empat faktor lain dari oklusi harus dimodifikasi untuk mengimbangi efek faktor ini.
Pada pasien dengan penuntun kondilar yang lebih curam, penuntun insisal harus
dikurangi untuk menurunkan jumlah jarak rahang yang dihasilkan selama protrusi
dan sebaliknya. Tetapi harus diingat bahwa penuntun insisal tidak dapat dibuat sangat
curam karena memiliki efek merugikan.
Penuntun inisal Hal ini dijelaskan sebagai, Pengaruh dari permukaan yang
berkontak pada gigi mandibula dan maksila pada gerakan mandibula. (Gambar 22).

Gambar 22: Penuntun kondilar.

Dinamakan sebagai faktor kedua oklusi. Ditentukan oleh dokter gigi dan
disesuaikan untuk pasien selama uji coba anterior. Bertindak sebagai jalur yang
mengontrol pergerakan model dalam artikulator. Harus disusun bergantung pada
overjet dan overbite yang diinginkan yang direncanakan untuk pasien. Jika overjet
ditingkatkan, inklinasi penuntun inisal berkurang. Jika overbite ditingkatkan,
kemudian inklinasi insisal meningkat. Penuntun insisal memiliki pengaruh yang lebih
banyak pada gigi posterior daripada penuntun kondilar. Hal ini karena aksi dari
inklinasi insisal lebih dekat terhadap gigi daripada aksi penuntun kondilar.
18

Selama gerakan protrusif, tepi inisisal dari gigi anterior mandibula bergerak
dalam jalur kebawah dan kedepan sesuai terhadap permukaan palatal dari insisvus
atas. Hal ini diketahui sebagai jalur protrusif inisal atau penuntun insisal. Sudut yang
dibentuk oleh jalur protrusif ini terhadap bidang horizontal dinamakan sebagai
inklinasi jalur insisal protrusif atau sudut penuntun insisal (Gambar 23).

Gambar 23: Pergerakan dari gigi insisivus bawah seperti


yang ditentunkan oleh penuntun insisal.

Hal ini mempengaruhi bentuk gigi posterior. Jika penuntun insisal curam,
cusp curam atau bidang oklusal curam atau kurva kompensasi curam dibutuhkan
untuk menghasilkan oklusi seimbang (dijelaskan sebelumnya). Pada gigi tiruan
penuh, sudut penuntun insisal harus sedatar (lebih tajam) yang memungkinkan. Oleh
karena itu, ketika menyusun gigi anterior, untuk estetik, overlap vertikal yang sesuai
dan overlap horizontal harus dipilih untuk mendapatkan oklusi seimbang. Juga,
penuntun insisal tidak dapat diubah melampaui batasan. Lokasi dan angulasi dari
inisisvus ditentukan oleh berbagai faktor seperti estetika, fungsi, dan fonetik, dll.
Prosedur untuk pengaturan penuntun insisal dijelaskan dibawah artikulasi.
Bidang oklusi atau bidang oklusal Dijelaskan sebagai, Permukaan imajiner
yang berhubungan secara anatomis terhadap kranimum yang secara teoritis
menyentuh tepi insisal dan ujung permukaan yang berkolusi dari gigi posterior.
Bukan merupakan bidang dalam pengertian sebenarnya tetapi mewakili kurvatura
rata-rata permukaan.
Ditentukan dalam arah anterior oleh tinggi dari kaninus bawah, yang hampir
bertepatan dengan komisura mulut dan arah posterior dengan tinggi retromolar pad.
Biasanya sejajar terhadap garis ala-tragus atau garis Campers. Dapat sedikit diubah

19

dan peranannya tidak sepenting faktor lain. Kemiringan bidang oklusi melewati 10o
tidak dianjurkan (Gambar 24).

Gambar 24: Bidang oklusi dapat diubah hingga maksimum 10o

Kurva kompensasi Dijelaskan sebagai, kurvatura anteroposterior dan lateral


dan kesejajaran permukaan yang beroklusi dan tepi insisal dari gigi artifisial yang
digunakan untuk mengembangkan oklusi seimbang-.
Merupakan faktor penting untuk menetapkan oklusi seimbang. Ditentukan
oleh inklinasi gigi posterior dan hubungan vertikal terhadap bidang oklusal. Gigi
posterior harus disusun dalam cara permukaan oklusal membentuk kurva. Kurva ini
harus selaras dengan gerakan mandibula yang dituntun dalam arah posterior dengan
jalur kondilar. Terdapat dua tipe kurva kompensasi yaitu:
1. Kurva anteroposterior
2. Kurva lateral
Kurva spee, kurva Wilsons dan kurva Monsons berhubungan hanya dengan
gigi asli. Pada gigi tiruan penuh kurva kompensasi yang sama terhadap kurva tersebut
harus digabungkan untuk menghasilkan oklusi seimbang.
Kurva kompensasi anteroposterior
Kurva kompensasi ini berjalan dalam arah anteroposterior. Kurva ini
mengimbangi kurva spee yang terlihat dalam gigi asli.

Kurva kompensasi untuk kurva spee


20

Kurva spee dijelaskan sebagai, kurvatura anatomis dari kesejajaran oklusal


pada gigi yang dimulai pada ujung kaninus bawah dan diikuti cusp bukal dari
premolar dan molar asli, dilanjutkan ke tepi anterior dari ramus seperti yang
dijelaskan oleh Graf von Spee
Merupakan kurva imajiner yang berhubungan dengan cusp bukal pada gigi
posterior mandibula yang dimulai dari kaninus masuk melalui kepada kondil
(Gambar 25). Terlihat pada gigi asli dan harus dihasilkan dalam gigi tiruan penuh.
Signifikansi dari kurva ini adalah bahwa, ketika pasien menggerakkan mandibula
kedepan, gigi posterior yang tersusun dalam kurva ini akan berlanjut untuk tetap
berkontak. Jika gigi tidak disusun berdasarkan kurva ini, akan terdapat disoklusi
selama protrusi mandibula (fenomena Christensens).

Gambar 25a dan b: (a) Jarak posterior akan terjadi selama protrusi ketika kurva Spee tidak tergabung
kedalam susunan gigi artifisial, (b) penggabungan kurva Spee akan menyediakan kontak gigi posterior
selama protrusi.

Kurva kompensasi lateral


Kurva tersebut berjalan secara transversal dari satu sisi rahang ke sisi lainnya.
Kurva berikut yang berada dalam kategori ini:
1. Kurva kompensasi untuk kurva Monson
Kurva monsons dijelaskan sebagai, Kurva oklusi yang mana setiap cusp
dan tepi insisal menyentuh atau menyesuaikan diri terhadap segmen dari bulatan pada
8 inci dalam diameter dengan pusatnya pada region dari Glabella- GPT.
Kurva ini berjalan melalui cusp palatal dan bukal pada molar maksila. Selama
gerakan palatal cusp lingual mandibula pada sisi kerja meluncur bersama inklinasi
21

dalam dari cusp bukal maksila. Pada sisi seimbang cusp bukal mandibula harus
berkontak dengan inklinasi dalam dari cusp palatal maksila. Hubungan ini
membentuk keseimbangan.
Hanya jika gigi disusun mengikuti kurva Monsons terdapat keseimbangan
lateral dari oklusi (Gambar 26).

Gambar 26a dan b: Penggabungan kurva Monsins selama penyusunan gigi posterior, akan membantu
untuk menyediakan sisi kontak seimbang selama laterotrusi.

2. Kurva kompensasi untuk kurva antimonson atau Wilsons


Kurva Wilsons dijelaskan sebagai, kurva oklusi yang cembung
keatas.Kurva ini berjalan bertentangan terhadap arah dari kurva Monsons. Kurva ini
diikuti ketika premolar pertama disusun. Premolar disusun berdasarkan terhadap
kurva ini sehingga tidak menghasilkan gangguan apapun terhadap gerakan lateral.
3. Kurva Terbalik
Kurva oklusi yang dalam potongan melintang transversal sesuai terhadap
garis yang cembung keatas-GPT. Awalnya berkembang untuk meningkatkan
stabilitas gigi tiruan. Dijelaskan dalam relasi terhadap gigi posterior mandibula.
Kurva terbalik dimodifikasi oleh Max. pleasure untuk membentuk kurva pleasure
(Gambar 27).

Gambar 27: Kurva lateral terbalik

4. Kurva Pleasure

22

Kurva oklusi yang dalam potongan melintang transversal sesuai dengan garis
yang cembung keatas kecuali untuk molar terakhir. Disusun oleh Max. Pleasure. Dia
menyusun kurva ini untuk oklusi seimbang dan meningkatkan stabilitas gigi tiruan.
Disini molar pertama adalah horizontal dan premolar kedua miring ke bukal. Molar
kedua secara bebas mengikuti kurva kompensasi anteroposterior dan miring kelingual
(Gambar 28). Kurva ini berjalan dari cusp palatal premolar pertama hingga ke cusp
distobukal molar kedua. Molar kedua memberikan keseimbangan oklusal dan
premolar kedua memberikan daya ungkit seimbang.

Gambar 28: (1) Kurva pleasure: Tampak lateral. Perhatikan bahwa premolar kedua dan molar pertama
mengikuti kurva terbalik. Sementara molar kedua mengikuti kurva kompensasi anteroposterior. (2)
Kurva pleasure: tampak depan. Berjalan dari cusp lingual dari premolar kedua hingga cusp distobukal
dari molar kedua.

Angulasi cusp Sudut cusp dijelaskan sebagai,sudut yang dibuat dengan


kemiringan rata-rata dari cusp dengan bidang cusp yang diukur dalam arah mesiodital
atau bukoliongual-GPT (Gambar 29a).
Cusp pada gigi atau inklinasi dari gigi tanpa pulpa adalah faktor penting yang
mengubah efek dari bidang oklusi dan kurva kompensasi. Cusp mesiodistal mengunci
oklusi, sehingga reposisi gigi seperti itu tidak terjadi disebabkan dudukan dari basis.
Dalam upaya untuk mencegah penguncian oklusi, cusp mesiodistal dikurangi
selama pembentukan kembali oklusal. Pada ketiadaan dari cusp mesiodistal, cusp
bukolingual dipertimbangkan sebagai faktor untuk oklusi seimbang.
Pada kasus dengan overbite dangkal, sudut cusp harus dikurangi untuk
menyeimbangkan penuntun insisal. Hal ini dilakukan karena jarak rahang akan

23

kurang dalam kasus dengan penurunan overbite. Gigi dengan cusp curam akan
menghasilkan gangguan oklusal dalam kasus tersebut.
Pada kasus dengan deep bite (penuntun insisal curam) jarak rahang adalah
lebih banyak selama protrusi. Gigi dengan inklinasi cusp tinggi dibutuhkan dalam
kasus tersebut untuk menghasilkan kontak posterior selama protrusi (Gambar 29b
hingga 29d).

Gambar 29a hingga d: (a) Angulasi cusp, (b dan c) Gigi dengan inklinasi cusp rendah tidak
menyediakan kontak gigi selama protrusi, (d) Gigi dengan inklinasi cusp tinggi dibutuhkan untuk
mendapatkan kontak gigi posterior selama protrusi.

Sehingga

kami

mendiskusikan

berbagai

konsep

dan

faktor

yang

mempengaruhi oklusi seimbang. Metode dari pembentukan kembali oklusal tidak


didiskusikan secara detail disebabkan kerumitannya. Dibutuhkan untuk dokter gigi
sekurang-kurangnya mengetahui bahwa pembentukan kembali oklusal dilakukan
setelah penyusunan gigi untuk menghasilkan oklusi seimbang.

24

You might also like