You are on page 1of 21

Metode Pengukuran

dan Penilaian Status Gizi


Yulita Hera (102011132)
Fakultas kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510
Tlp. 021- 56942061 Fax . 021-5631731
E_mail : yulitahera@yahoo.com

Skenario 6
Dokter di perkebunan karet akan melakukan penilaian status gizi kepada para laki-laki
penyadap karet. Anggaran hanya cukup untuk pengukuran antropometri dan alat yang
tersedia hanya pengukur berat badan, tinggi badan, lingkar tubuh serta tebal lipatan kulit.
Sebagai persiapan survei dilakukan pelatihan petugas lapangan untuk bagian pengukuran.
Pendahuluan
Kegiatan memperbaiki keadaan gizi masyarakat maupun perorangan memerlukan
tenaga ahli gizi yang masih terus dilatih dan ditingkatkan pengetahuan maupun
keterampilannya. Karena itu upaya pendidikan gizi merupakan suatu keharusan dalam
kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesehatan seseorang. Pendidikan gizi harus meliputi
seluruh lapisan masyarakat, karena semua warga masyarakat harus mengetahui dan
menerapkan prinsip-prinsip gizi yang baik. Untuk menentukan status gizi seseorang atau
kelompok populasi dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil beberapa metode
penilaian status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri, laboratorium/biokimia
dan klinis (Gibson, 2005). Diantara beberapa metode tersebut, pengukuran antropometri
adalah relatif paling sederhana dan banyak dilakukan (Soekirman, 2000). Dalam antropometri
dapat dilakukan beberapa macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan (BB), tinggi
badan (TB) dan lingkar lengan atas (LILA). Dari beberapa pengukuran tersebut BB, TB dan
LILA sesuai dengan umur adalah yang paling sering digunakan untuk survey sedangkan

untuk perorangan, keluarga, pengukuran BB dan TB atau panjang badan (PB) adalah yang
paling dikenal (Soekirman, 2000).
Melalui pengukuran antropometri, status gizi anak dapat ditentukan apakah anak
tersebut tergolong status gizi baik, kurang atau buruk. Untuk hal tersebut maka berat badan
dan tinggi badan hasil pengukuran dibandingkan dengan suatu standar internasional yang
dikeluarkan oleh WHO. Status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur BB atau TB
sesuai dengan umur secara sendiri-sendiri, tetapi juga merupakan kombinasi antara ketiganya.
Masing-masing indikator mempunyai makna sendiri-sendiri.
Pembahasan
Definisi antropometri
Kata antropometri berasal dari Yunani, dimana Anthropo yang berarti manusia, dan
metric yang berarti mengukur. Secara literal antropometri berarti pengukuran manusia.
Sedangkan secara umum Antropometri artinya ukuran tubuh manusia
Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dan kompisisi
tubuh. Antropometri adalah pengukuran yang paling sering digunakan sebagai metode
penilaian status gizi secara langsung untuk menilai dua masalah utama gizi, yaitu: (1) Kurang
Energi Protein (KEP), khususnya pada anak-anak dan ibu hamil, (2) obesitas pada semua
kelompok umur. Penilaian status gizi dengan menggunakan antropemetri ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. 1
Kelebihan dan Kekurangan Antopometri
Keunggulan antropometri:2
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar
Relative tidak membutuhkan tenaga ahli
Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat
Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik karena sudah ada

ambang batas yang jelas


7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi
ke generasi berikutnya
8. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi
Kelemahan antropometri : 2
1. Tidak sensitive: tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat, tidak dapat
membedakan kekurangan zat gizi tertentu, misal Fe dan Zn
2

2. Factor di luar gizi (penyakit, genetic dan penurunan penggunaan energy) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri
3. Error yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan
validitas pengukuran
4. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik dan komposisi
jaringan), analisis dan asumsi yang keliru
5. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: latihan petugas yang tidak cukup,
kesalahan alat, kesulitan pengukuran.
Factor- factor yang Mempengaruhi Antopometri
Factor-faktor yang mempengaruhi antropometri:2
1. Factor internal (genetika)
Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan
Melalui genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, yang
ditandai dengan:
1. Intensitas dan kecepatan pembelahan
2. Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan
3. Umur pubertas
4. Berhentinya pertumbuhan tulang
Yang termasuk daktor internal: factor bawaan normal dan patologis, jenis kelamin,
obstetric dan ras (suku bangsa).
2. Factor eksternal (lingkungan)
Factor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetic yang optimal.
Kondisi lingkungan yang buruk >> kondisi genetic optimal tidak dapat tercapai
Yang termasuk factor lingkungan adalah bio-fisik-psikososial
Daktor ini mempengaruhi setiap individu sejak masa konsepsi sampai akhir hayat
Factor lingkungan dibagi 2: (1) factor prenatal dan (2) pascanatal
(1) Lingkungan Prenatal
- Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir
- Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi,
infeksi, stress, anoksia embrio
(2) Lingkungan Pascanatal
- Dipengaruhi oleh lingkungan
- Meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik, factor psikososial, keluarga
dan adat-istiadat.
Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi antropometri 2

Ukuran Antropometri
Macam-macam pengukuran antropometri yang bisa digunakan untuk melihat
pertumbuhan adalah sebagai berikut.
a. Massa Tubuh
Berat badan adalah pengukuran antropometri yang paling sering digunakan meskipun
sering terjadi kesalahan dalam pengukuran.
1. Berat badan
Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air dan massa mineral tulang.
Pada orang dewasa terdapat peningkatan jumlah lemak sehubungan dengan umur
dan terjadi penurunan protein otot. Berat badan sewaktu lahir dapat digunakan
sebagai indicator status gizi bayi dengan cut off point: <2.500 gram dikatakan
sebagai bayi dengan BBRL (Berat Badan Lahir Rendah). Untuk menilai status gizi
biasanya berat badan dihubungkan dengan pengukuran lain, seperti umur dan
tinggi badan.3
b. Pengukuran Linear (panjang)
Dasar pengukuran linear adalah tinggi (panjang) atau stature dan merefleksikan
pertumbuhan skeletal. Pengukuran linear lainnya seperti tulang biasa digunakan untuk tujuan
tertentu. Misalnya panjang lengan atas atau kaki.
1. Tinggi Badan
4

Pengukuran tinggi badan seseorang pada prinsipnya adalah mengukur jaringan


tulang skeletal yang terdiri dari kaki, panggul, tulang belakang, dan tulang
tengkorak. Penilaian status gizi pada umumnya hanya mengukur total tinggi (atau
panjang) yang diukur secara rutin.3
Tinggi badan yang dihubungkan dengan umur dapat digunakan sebagai indicator
status gizi masa lalu.
2. Panjang Badan
Panjang badan dilakukan pada balita yang berumur kurang dari dua tahun atau
kurang dari tiga tahun yang sukar untuk berdiri pada waktu pengumpulan data
tinggi badan.4
3. Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala biasa digunakan pada kedokteran anak yang digunakan
untuk mendeteksi kelainan seperti hydrocephalus (ukuran kepala besar) atau
microcephaly (ukuran kepala kecil). Untuk melihat pertumbuhan kepala balita
dapat digunakan grafik Nellhaus. 4
4. Lingkar Dada
Pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun sehingga biasa
digunakan pada anak berusia 2-3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat
digunakan sebagai indicator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan
kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada
lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan dada yang lambat
sehingga rasio lingkar dada dan kepala <1. 3
5. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan

energi,

sehingga

dapat

mencerminkan :3
a. Status KEP pada balita
b. KEK pada ibu hamil: resiko bayi BBLR
Lingkar lengan atas menggunakan alat: pita pengukur dari fiber glass
atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik.
Ambang batas (Cut of Points):3
a.
b.
c.

LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia <23.5 cm


Pada bayi 0-30 hari : 9.5 cm
Balita dengan KEP <12.5 cm
Kelemahan menggunakan LLA3
a. Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang
memadai untuk digunakan di Indonesia.
b. Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB.
c. Sensitif untuk suatu golongan tertentu, misalnya pada anak prasekolah tetapi
kurang sensitif untuk golongan dewasa.
5

Tabel 2. Lingkar Lengan Atas untuk Anak Remaja dan Orang Dewasa (cm)3

6. Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan sehingga data tinggi badan
didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau manula. Pada
manula digunakan tinggi lutut karena pada manula telah terjadi penurunan massa
tulang yang menyebabkan bungkuk sehingga sukar untuk mendapatkan data tinggi
badan yang akurat. Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat
menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang berusia lebih dari 59
tahun. Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat menggunakan
formula berikut ini: 4
Pria
: (2,02 x tinggi lutut (cm)) - (0,04 x umur (tahun)) + 64,19
Wanita : (1,83 x tinggi lutut (cm)) - (0,24 x umur (tahun)) + 84,88
Cara mengukur tinggi lutut: ukur jarak vertical dari ujung kaki hingga lutut ketika
kaki di tekuk 90
7. Panjang/Rentang Depa
Panjang depa merupakan salah satu predictor tinggi badan lansia dan dianggap
sebagai pengganti ukuran tinggi badan (TB) lansia karena usia berkaitan dengan
penurunan TB. Panjang depa relative kurang dipengaruhi oleh pertambahan usia.
Akan tetapi, nilai panjang depa pada kelompok lansia cenderung lebih rendah
daripada kelompok dewasa muda. Pada kelompok lansia terlihat adanya
penurunan nilai panjang depa yang lebih lambat dibandingkan dengan penurunan
TB, sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang depa cenderung tidak banyak
berubah seiring pertambahan usia. Panjang depa direkomendasikan sebagai
parameter prediksi tinggi badan, tetapi tidak seluruh populasi memiliki hubungan
1:1 antara panjang depa dan tinggi badan. Pengukuran panjang depa tidaklah
mahal dan teknik prosedurnya sederhana sehingga mudah dilakukan di lapangan. 4
c. Komposisi Tubuh
6

Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi pada penderita KEP.
Antropometri pada jaringan dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status
gizi di masyarakat.
Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi
lemak sub-kutan):
1. Ultrasonik
2. Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer atau underwater
3.
4.
5.
6.

weighting)
Teknik Isotop Dilution
Metoda Radiological
Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemak menggunakan kaliper: skinfold calipers).

Metode yang paling sering dan praktis digunakan di lapangan: Antropometri fisik.
Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2 , ketelitian 0.1 mm, tekanan konstan 10 g/
mm2. Jenis alat yang sering digunakan Harpenden Calipers, alat ini memungkinkan
jarum diputar ke titik nol apabila terlihat penyimpangan.
a.
b.
c.
d.

Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan kaliper:


Pengukuran triceps
Pengukuran biceps
Pengukuran suprailliaca
Pengukuran subscapularis

Lemak Tubuh
Lemak tubuh terdiri dari jaringan adiposa,lemak subutan,dan lemak viseral.
Kompartemen tubuh dapat mengalami perubahan akibat penurunan

atau

peningkatan asupan energi,aktifitas fisik.proses menua,atau perubahan-perubahan


patologis yang diakibatkan oleh suatu penyakit.
Unsur terbesar tubuh manusia terdiri dari air (50%-60% berat badan).
Komposisi terbesar kedua adalah lemak tubuh (10-20% pada pria dan 20-30% pada
wanita). 5 Sisanya adalah protein,dan karbohidrat dalam otot-otot serta mineral yang
membentu tulang. Lemak tubuh (body fat) disimpan dalam 2 jenis yaitu untuk
lemak esensial dan cadangan lemak. Lemak esensial ditemukan di sumsum tulang
belakang,sistem saraf pusat,kelenjar susu,dan organ tubuh lain yang dibutuhkan
untuk fungsi fisiologi normal,sedangkan cadangan lemak berada pada lemak
intermuskular dan intramuskular lemak disekeliling organ dan saluran cerna serta
lemakk subkutan.5
7

Persentase lemak tubuh merupakan persentase massa lemak tubuh (berat


lemak) terhadap berat badan (BB) yaitu diperoleh dari perbandingan antara massa
lemak tubuh dengan BB x 100%,sedangkan lemak viseral (visceral fat) adalah
lemak yang terletak pada bagian abdomen yang dikelilingi oleh organ-organ internal
yang vital. Massa lemak viseral yang besar menggambarkan batang tubuh yang
besar pula dan berhubungan dengan tinggi badan (TB). Secara umum dengan
menurunnya massa otot,persentase lemak tubuh meningkat 2% dari berat badan perr
10 tahun setelah usia 30 tahun. Distribusi lemak lansia sebagian besar berupa lemak
subkutan yang dideposit di batang tubuh. Dilaporkan bahwa jaringan adiposa viseral
di tingkat abdominal meningkat rata-rata 61% pada wanita berusia 20-39 tahun
dibandingkan lansia dia atas 60 tahun.5 Disimpulkan bahwa pada lansia terjadi
peningkatan total lemak tubuh,persenatse massa tubuh,dan deposit lemak di bagian
pusat dan viseral. Studi tentang komposisi tubuh dan pola distribusi lemak pada
lansia di india pada tahun 2000-2001 menggambarkan adanya penumpukan lemak
pada bagian abdomen dan subskapular pada lansia. Meningkatnya indeks massa
tubuh (IMT) pada lansia disebabkan oleh bertambahnya massa lemak tubuh.
Lemak tubuh sering ditentukan dengan antropometri yaitu dengan mengukur :5

Tebal lipatan kulit


Rasio lingkar pinggang (lingkar pinggang dibagi lingkar panggul)

untuk menentukan lemak yang ada di bagian panggul dan bokong.


Lingkar pinggang untuk menentukan kandungan lemak abdominal

yang diukur dengan komputer tomografi


Perhitungan total lemak tubuh dari berat badan danpersentase lemak

tubuh.
Lemak tubuh total (kg) = berat badan (kg) % lemak tubuh
100
Massa bebas lemak (kg) = berat badan (kg) - lemak tubuh (kg)

Massa Bebas-Lemak tubuh


Massa bebas-lemak merupakan campuran dari air, mineral, dan protein yang
sebagian besar disimpan di otot. Analisis massa otot akan menunjukkan indeks

protein yang disimpan dalam tubuh. Pengukuran ini umumnya meliputi : 5


Lingkar lengan atas (mid-upper-arm circumference,MUAC)
Penurunan MUAC merefleksikan penyusutan massa otor atau jaringan
subkutan atau keduanya
Lingkar otot lengan (mid arm muscccle circumference,MAMC)

Lingkar otot lengan digunakan sebagai indeks dari kehilangan otot pada
lansia. Triceps,subskapular dan pengukuran ketebalan lipatan kulit lainnya dapat
digunakan untuk memperkirakan jaringan adiposa.

Indeks Antropometri
Pengertian indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks
antropometri bisa merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran
atau yang dihubungkan dengan umur.
Beberapa indeks antropometri adalah sebagai berikut:4
BB/U (Berat Badan terhadap Umur)

Indicator status gizi kurang saat sekarang


Sensitive terhadap perubahan kecil
Kadang umur secara akurat sulit didapat
Growth monitoring
Pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth failure karena infeksi atau KEP

TB/U (Tinggi Badan terhadap Umur)

Indicator status gizi masa lalu


Indicator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa
Kadang umur secara akurat sulit didapat BB/TB
Mengetahui proporsi badan (gemuk, normal, kurus)
Indicator status gizi saat ini (current nutrition status)
Umur tidak perlu diketahui

LILA/U (Lingkar Lengan Atas terhadap Umur)

Dapat mengidentifikasi KEP pada balita


Tidak memerlukan data umur yang kadang sulit
Dapat digunakan pada saat emergency
Membutuhkan alat ukur yang murah
Pengukuran cepat

Analisa Hasil Pengukuran Antropometri


Ada 3 cara yang biasa digunakan: 5
-

Nilai Skor-Z atau SD


Ukuran antropometrik (BB-U, TB-U dan BB-TB) disajikan sebagai nilai SD
atau skor-Z di bawah atau di atas nilai mean atau median rujukan
Normal bila antara -2SD sampai +2SD
Kurang bila <-2SD
Lebih bila >+2SD
Nilai persentil

Ukran antropometrik (BB-U, TB-U dan BB-TB) disajikan sebagai posisi

individu dalam sebaran populasi rujukan


Normal bila antara persentil 5 dan 95
Kurang bila kurang persentil 5
Lebih bila lebih persentil 95
Nilai % terhadap median
Ukuran antropometrik (BB-U, TB-U dan BB-TB) disajikan sebagai % dari

nilai median tujukan


90% median TB-U mendekati nilai -2SD
80% median BB-TB mendekati nilai -2SD
80% median BB-U mendekati nilai -2SD

Tabel 3. Analisa hasil pengukuran antropometri


Indicator
TB-U rendah (<-2SD)

Interpretasi hasil ukur


Pendek

Interpretasi proses
-

Keterangan
Deskriptif

Stunted

Stunting = TB tidak Masalah


sesuai usia

kesehatan

gizi

dan
jangka

panjang
BB-TB rendah
( <-2SD)

Kurus

Wasted

Wasting = BB tidak Kehilangan


sesuai

BB-TB lebih

BB-U
SD)

rendah

Deskriptif

TB

atau berlebihan

BB
jangka

kehilangan BB

pendek atau berlanjut

Gemuk

Deskriptif

Overweight

BB berlebih terhadap Kelebihan

BB

TB atau TB kurang berlebihan

jangka

(<-2 Kurang berat


Underweight

terhadap BB

pendek atau berlanjut

Deskriptif

BB tidak sesuai usia Stunting


atau kehilangan BB

dan/atau

wasting

10

BB-U lebih

Gemuk

Overweight

BB

Deskriptif
lebih

terhadap Kelebihan BB karena

umur

obesitas

Interpretasi Hasil

Kombinasi dari 3 indikator:5


- BB terhadap usia (kurang berat, normal, BB lebih)
- TB terhadap usia (pendek, normal, tinggi)
- BB terhadap TB (kurus, normal, gemuk)
Kategorisasi status gizi: 5
Normal (antara -2SD sampai +2 SD)
Diatas normal atau lebih (lebih dari 2 SD diatas median)
Di bawah normal atau kurang (lebih dari 2 SD dibawah median)

Tabel 4. Interpretasi hasil


BB-U
Dibawah
Normal
Di atas
Di bawah
Di bawah
Normal
Di atas
Normal
Di atas

TB-U
Dibawah
Normal
Di atas
Di atas
Normal
Di atas
Di bawah
Di bawah
Normal

BB-TB
Normal

Interpretasi
Riwayat kurang gizi,

Normal
Normal
Di bawah
Di bawah
Di bawah
Di atas
Di atas

normal
Normal
Tinggi, normal
Kurang gizi akut
Kurang gizi akut
Kurang gizi akut
Gemuk
Gemuk,
riwayat

Di atas

kurang gizi
Tidak gemuk

Pemeriksaan Antropometri atau Menentukan Obesitas


Cara yang obyektif untuk mengukur kelebihan berat badan adalah dengan menghitung
BMI (Body Mass Index) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus :6
IMT = Berat badan (kg)
Tinggi badan2 (m2)
IMT > 20 = BB kurang
IMT 20-24 = normal atau sehat
IMT 25-29 = gemuk atau kelebihan BB
IMT > 30 = sangat gemuk atau obesitas
Tabel 5. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia6
Kurus

Kategori
Kekurangan BB tingkat berat
Kekurangan BB tingkat ringan

IMT
< 17,0
17,0 - 18,5
11

Normal
Gemuk

>18,7 - 25,0
>25,0 - 27,0
>27,0

Kelebihan BB tingkat berat


Kelebihan BB tingkat ringan

Pengukuran Tinggi Badan


Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Pengukuran ini dapat
dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Penilaian tinggi badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standar baku NCHS
yaitu menggunakan persentase dari median sebagai berikut lebih dari atau sama dengan 90%
dikatakan normal, sedangkan kurang dari 90% dikatakan malnutrisi kronis (abnormal).7
Error Pengukuran
- Kesalahan pengukuran
- Kesalahan alat
- Kesalahan tenaga yang mengukur
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan pengukuran:
-

Memilih alat ukur yang sesuai


Membuat aturan pelaksanaan pengukuran
Pelatihan petugas
Peneraan alat ukur secara berkala
Pengukuran silang antar observer dan pengawasan (uji petik)

Penilaian Status Gizi


Tabel 6. Standar penilaian gizi kurang yang digunakan secara internasional.7
Pengukuran
Implikasi
Anak
Berat menurut usia,<2 deviasi standar (SD) Berat badan kurang : asupan makanan saat
(atau skor 2Z) dibawah nilai rujukan

ini kurang

Tinggi menurut usia,<2 SD (atau skor 2Z) Pendek


dibawah nilai rujukan

kekurangan

gizi

kronik,mempengaruhi pertumbuhan linier

Berat menurut tinggi,<2 SD (atau skor Kurus

gangguan

pertumbuhan

2Z)dibawah nilai rujukan

akut,perubahan proporsi tubuh

Dewasa
IMT <18,5 kg/m2
IMT <17,0 kg/m2

Defisiensi energi kronik karena kurang


makan atau penyakit kronik
Berkurangnya

kemampuan

fisik

yang

mungkin dapat meningkatkan kerentanan


12

terhadap penyakit.

Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan terpenting pada tubuh karena merupakan sumber
energi utama bagi manusia. Karbohidrat ialah suatu senyawa yang terdiri dari molekulmolekul karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O) atau karbon dan hidrat (H 2O) sehingga
dinamakan karbo-hidrat.8
Klasifikasi Karbohidrat
Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, karbohidrat digolongkan
menjadi 3 golongan utama yaitu:8
a. Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)
Yang termasuk golongan monosakarida adalah glukosa,
fruktosa, dan galaktosa.
b. Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)
Yang termasuk golongan disakarida adalah sukrosa,
maltosa, laktosa. Gula maltosa dapat kita temukan pada bijibiji buah kecambah, dan laktosa dapat kita temukan pada air
susu yang berasal dari hewani.
c. Polisakarida (terdiri atas lebih dari 10 unit gula)
Yang termasuk golongan polisakarida adalah pati,
dekstrin, glikogen, selulosa, dan lain-lain. Pati dalam bentuk
simpanan bagi tumbuh-tumbuhan seperti padi. Dekstrin
merupakan pemecahan zat tepung, sedangkan selulosa adalah
bagian serat dalam bahan-bahan makanan yang berasal dari
tumbuhan. Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam
tubuh manusia.
Fungsi Karbohidrat
a. Sumber Energi Utama
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi
tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori.
Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai
glukosa untuk keperluan energi, sebagian disimpan sebagai
13

glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi
lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam
jaringan lemak.8
b. Pemberi Rasa Manis pada Makanan
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya
mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang
sama. Fruktosa adalah gula paling manis.8
c. Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan
mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya,
bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan
digunakan sebagai zat pembangun.8
d. Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak
sempurna, sehingga menghasilakan bahan-bahan keton berupa
asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahanbahan ini dibentuk dalam hati dan dikelurkan melalui urine dengan
mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan tubuh
menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosisyang
dapat

merugikan

tubuh.

Dibutuhkan

antara

50-100

gram

karbohidrat sehari untuk mencegah ketosis.8


e. Membantu Pengeluaran Feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara
mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa
dalam serat makanan mengatur peristaltik usus sedangkan
hemiselulosa dan pectin mampu menyerap banyak air dalam usus
besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan
dikeluarkan. Serat makanan mencegah kegemukan,kanker usus
besar, dan penyakit diabetes mellitus. Laktosa dalam susu
membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam
saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang
menguntungkan.8
14

Sumber Karbohidrat
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian,
kacang-kacangan kering dan gula. Hasil oleh bahan-bahan ini adalah bihun,
mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar
sayuran dan buah tidak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian seperti
wortel dan sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung
karbohidrat daripada sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti
daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat.
Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan pokok di
Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas dan sagu.8

Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat siap dikatabolisir menjadi energi jika berbentuk
monosakarida.

Energi

yang

dihasilkan

berupa

Adenosin

trifosfat

(ATP).Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk glukosalah


massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam
bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah
semua bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk.8
Lemak
Sumber lemak
Lemak memiliki 2 sumber yaitu hewan dan tumbuhan. Lemak yang hewani adalah:
susu, lemak sapi, minyak ikan. Lemak yang nabati atau tumbuhan : Minyak kelapa, minyak
kelapa sawit, minyak kedelai, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak biji bunga
kapas, minyak zaitun, dsb.8
Fungsi lemak
Lemak memiliki beberapa fungsi yaitu: sebagai sumber energi (1 gram lemak
menghasilkan 9 kalori), sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat diproduksi oleh
tubuh bayi sampai usia 3 bulan, memberikan rasa kenyang karena lemak meninggalkan
lambung secara perlahan selama 3,5 jam, pelarut vitamin (A,D,E dan K), menjaga suhu
tubuh, berfungsi dalam pembentukan sel otak (asam linoleat dan linolenat), komponen mayor
pada membran fosfolipid dalam retina, jaringan korteks otak, testis dan sperma (DHA atau
15

Docosahexaenoic Acid yang termasuk asam lemak omega 3) dan komponen mayor pada
mielin sel saraf yaitu asam oleat (omega 9) yang merupakan monounsaturated fatty acid.6
Metabolisme lemak
Sebagian senyawa kimia dalam makanan dan dalam tubuh diklasifikasikan sebagai
lipid. Lipid tersebut meliputi : Lemak netral (trigliserida), fosfolipid, kolesterol dan beberapa
lemak lainnya. Secara kimia,sebagian lemak dasar dari trigliserida dan fosfolipid adalah asam
lemak yang hanya merupakan asam organik hidrokarbon berantai panjang. Asam lemak yang
khas, asam palmitat adalah sebagai berikut : CH3(CH2)14COOH.5
Sekalipun kolesterol tidak mengandung asam lemak, inti sterolnya disintesis dari hasil
degradasi moleku-molekul asam lemak, sehingga kolesterol memiliki banyak sifat fisik dan
kimia dari zat lemak lainnya. Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan
energi bagi berbagai proses metabolik, suatu fungsi yang hampir sama dengan karbohidrat.
Pada tubuh manusia,3 asam lemak yang paling sering terdapat dalam trigliserida adalah :
asam stearat (memiliki rantai karbon 18 dan sangat jenuh dengan atom H), asam oleat
(memiliki rantai karbon 18 tetapi memilki suatu ikatan ganda dibagian tengah rantai) dan
asam palmitat (memilki 16 atom karbon dan sangat jenuh).5
Selama pencernaan, sebagian besar trigliserida dipecah menjadi monosakarida dan
asam lemak. Kemudian ketika melewati sel epitel usus, keduanya disintesis kembali menjadi
molekul trigliserida yang berkumpul dan masuk ke dalam limfe dalam bentuk kilomikron.
Sekitar 1 jam setelah makan makanan yang mengandung banyak lemak, konsentrasi
kilomikron dalam plasma meningkat 1-2 persen. Lemak kilomikron akan dikeluarkan dari
darah terutama dengan cara hidrolisis trigliserida kilomikron oleh lipase lipoprotein.
Kilomikron dikeluarkan dari sirkulasi darah sewaktu melalui jaringan adiposa dan hati.
Jaringan adiposa dan hati memilki banyak enzim yang disebut lipoprotein lipase. Enzim ini
akan menghidrolisis trigliserida dari kilomikron, melepaskan asam lemak dan gliserol.
Kemudian asam lemak akan berdifusi ke dalam sel lemak jaringan adiposa dan sel hati.
Ketika berada dalam sel-sel tersebut, asam lemak disintesis kembali menjadi trigliserida.
Sebagian besar massa kilomikron dikeluarkan dari sirkulasi darah, kemudian sisanya
terutama diambil oleh hati.5
Jika lemak dalam jaringan adiposa mau digunakan dalam tubuh (biasanya untuk
menghasilkan energi), maka lemak harus ditranspor ke jaringan lain. Lemak ditranspor dalam
bentuk asam lemak bebas (trigliserida dihidrolisis kembali menjadi asam lemak dan gliserol).
Sedikitnya 2 rangsangan penting berperan dalam meningkatkan hidrolisis ini, yaitu, pertama,
16

bila persediaan glukosa pada sel lemak sangat rendah , salah 1 hasil pemecahannya yaitu alfa
gliserofosfat juga menjadi sangat rendah. Zat ini dibutuhkan untuk membentuk gugus gliserol
dari trigliserida yang baru disintesis dan bila zat ini tidak ada, keseimbangan bergeser ke arah
hidrolisis. Kedua, lipase sel yang peka hormon dapat diaktifkan oleh berbagai hormon dan
hormon ini juga meningkatkan kecepatan hidrolisis trigliserida.Ketika meninggalkan sel
lemak, asam lemak mengalami ionisasi dengan kuat dalam plasma dan segera bergabung
dengan molekul-molekul albumin protein plasma. Asam lemak yang berikatan dengan protein
disebut asam lemak bebas atau asam lemak bukan ester untuk membedakan nya dari asam
lemak lain dalam plasma yang terdapat dalam bentuk ester gliserol, kolesterol atau zat
lainnya.5

Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya
dengan proses-proses kehidupan. Semua hayat hidup sel berhubungan dengan zat gizi
protein. Nama protein berasal dari kata Yunani protebos, yang artinya yang pertama atau
yang terpenting.8
Jenis-jenis Protein
Klafikasi protein dapat dilakukan berdasarkan berbagai cara :
-

Berdasarkan komponen-komponen yang menyusun protein


a. Protein bersahaja (simple protein)
Hasil hidrolisa total protein jenis ini merupakan campuran yang hanya terdiri atas
asam-asam amino.
b. Protein kompleks (complex protein, conjugated protein)
Hasil hidrolisa total dari protein jenis ini, selain terdiri atas berbagai jenis asam
amino, juga terdapat komponen lain, misalnya unsur logam, gugusan phosphat
dan sebagainya (contoh : hemoglobin, lipoprotein, glikoprotein, dan sebagainya).
c. Protein derivat (protein derivative)
Ini merupakan ikatan antara (intermediate product) sebagai hasil hidrolisa parsial

dan protein native, misalnya albumosa, peptone, dan sebagainya.


Berdasarkan sumber, protein diklafikasikan, menjadi :
a. Protein hewani
Yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatang, seperti protein
dari daging, protein susu, dan sebagainya.
b. Protein nabati

17

Ialah protein yang berasal dari bahan makanan tumbuhan, seperti protein dari
-

jagung (zein), dari terigu, dan sebagainya.


Klafikasi protein dapat puala dilakukan berdasarkan fungsi fisiologiknya,
berhubungan dengan daya dukungnya bagi pemeliharaan jaringan.
a. Protein sempurna
Bila protein ini sanggup mendukung pertumbuhan badan dan pemeliharaan
jaringan.
b. Protein setengah sempurna
Bila sanggup mendukung pemeliharaan jaringan, tetapi tidak dapat mendukung
pertumbuhan badan
c. Protein tidak sempurna
Bila sama sekali tidak sanggup menyokong pertumbuhan badan, maupun
pemeliharaan jaringan.
Protein- protein ini disebut juga berturut-turut sebagai protein lengkap, protein

setengah lengkap dan protein tidak lengkap. Protein lengkap adalah protein kelas tertinggi
ditinjau dari fungsi gizinya, sanggup mendukung pertumbuhan badan maupun pemeliharaan
jaringan yang aus atau rusak tepakai. Jenis protein inilah yang diperlukan oleh anak-anak
yang sedang tumbuh (balita) pesat. Anak yang tidak memperlihatkan laju pertumbuhan yang
baik, tidak dapat dikatakan anak sehat.8
Protein setenggah lengkap sanggup memelihara kesehatan orang dewasa yang tidak
lagi menunjukkan adanya pertumbuhan badan, tetapi masih memerlukan pemeliharaan
jaringan yang rusak atau aus terpakai. Tetapi jenis protein yang tidak sanggup mendukung
pertumbuhan ini tidak baik bagi anak-anak yang masih memerlukan pertumbuhan tersebut.
Jadi protein jenis ini tidak dapat diberikan kepada anak-anak yang sedang tumbuh sebagai
sumber protein satu-satunya di dalam hidangan.8
Protein tak lengkap tak sanggup mendukung kesehatan siapapun, karena tidak
sanggup memelihara jaringan yang aus terpakai dan rusak, apalgi mendukung pertumbuhan
badan. Meskipun dikonsumsi dalam jumlah besar, protein ini akan dibakar untuk
menghasilkan energi dan tidak ada yang dipergunakan untuk sintesa protein tubuh yang
diperlukam untuk pertumbu8han maupun pemeliharaan jaringan. Dalam menyediakan bahan
makanan sumber protein, pengetahuan teantang jenis-jenis kulaitas protein ini sangat
diperlukan.8

Sumber Protein
18

Dalam kualifikasi protein berdasarkan sumbernya, telah kita ketahui protein hewani
dan protein nabati. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam seperti
hati, pancreas, ginjal, paru, jantung, jerohan. Yang terakhir ini terdiri atas babat (gaster), dan
iso (usus halus dan usus besar). Susu dan telur termasuk pula sumber protein hewani
berkualitas tinggi. Ikan, kerang-kerangan dan jenis udang merupakan kelompok sumber
protein yang baik, karena mengandung sedikit lemak; tetapi ada yang alergis terhadap
beberapa jenis sumber protein hasil laut ini. Jenis kelompok sumber protein yang hewani ini
mengandung sedikit lemak, sehingga baik bagi komponen susunan hidangan rendah lemak.
Ada yang mengatakn bahwa kerang-kerangan mengandung banyak kolestrol, sehingga tidak
baik dipergunakan di dalam diet yang harus rendah kholestrol.8
Ayam dan jenis burung lain serta telurnya, juga merupakan sumber protein hewani
berkualitas baik. Harus diperhatikan bahwa telur bagian merahnya mengandung banyak
kholestrol, sehingga sebaiknya ditinggalkan pada diet rendah kholestrol.8
Menyusun Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah makanan yang di konsumsi oleh individu sehari-hari yang
beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan tidak kekurangan.8
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dengan
jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan. Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi
seimbang yang berbentuk kerucut.
Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepungtepungan yang digambarkan didasar kerucut. Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan
buah-buah digambar bagian tenggah kerucut. Ketiga, sumber zat pembangun , yaitu kacangkacangan, makanan hewani dan hasil olahan, di gambar bagian atas kerucut.8

19

Gambar1. Piramida Gizi Seimbang8


Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Gizi Seimbang 8
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Ekonomi (terjangkau dengan keuangan keluarga)


Sosial budaya (tidak bertentangan)
Kondisi kesehatan
Umur
Berat badan
Aktivitas
Kebiasan makan (like or dislike)
Ketersediaan pangan setempat

Kesimpulan
Pengukuran antropometri merupakan pengukuran tubuh, seperti tinggi dan berat
badan serta pengukuran bagian tubuh lain, merupakan alat yang penting dalam menentukan
dan mengevaluasi status nutrisi seseorang atau sekelompok masyarakat. Pengukuran cara
antropometri ini juga paling cocok dilakukan karena mudah dilakukan dan tidak memakan
cukup banyak dana.

Daftar Pustaka
1. Wong DL, Eaton MH, Wilson D, Winkelstein ML, Schwartz P. Buku ajar keperawatan
pediatric. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. h. 166-84.
20

2. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta:
EGC; 2005.h. 94.
3. Asmadi. Teknik procedural konsep & aplikasi kebutuhan dasar klien.Jakarta :
Salemba Medika; 2008.h.83-4.
4. Devi N. Nutrition and food gizi untuk keluarga. Jakarta: Penerbit Buku Kompas;
2010. hal 41-43.
5. Hartriyanti Y, Triyanti. Gizi dan kesehatan masyarakat. Edisi 1. Jakarta: Grafindo
Persada; 2008. h. 278-84.
6. Fatmah. Gizi usia lanjut. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2010. h. 44-6.
7. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009. h. 260-4.
8. Barasi ME. At glance ilmu gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2009. h.11-8.

21

You might also like