Professional Documents
Culture Documents
Skenario 6
Dokter di perkebunan karet akan melakukan penilaian status gizi kepada para laki-laki
penyadap karet. Anggaran hanya cukup untuk pengukuran antropometri dan alat yang
tersedia hanya pengukur berat badan, tinggi badan, lingkar tubuh serta tebal lipatan kulit.
Sebagai persiapan survei dilakukan pelatihan petugas lapangan untuk bagian pengukuran.
Pendahuluan
Kegiatan memperbaiki keadaan gizi masyarakat maupun perorangan memerlukan
tenaga ahli gizi yang masih terus dilatih dan ditingkatkan pengetahuan maupun
keterampilannya. Karena itu upaya pendidikan gizi merupakan suatu keharusan dalam
kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesehatan seseorang. Pendidikan gizi harus meliputi
seluruh lapisan masyarakat, karena semua warga masyarakat harus mengetahui dan
menerapkan prinsip-prinsip gizi yang baik. Untuk menentukan status gizi seseorang atau
kelompok populasi dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil beberapa metode
penilaian status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri, laboratorium/biokimia
dan klinis (Gibson, 2005). Diantara beberapa metode tersebut, pengukuran antropometri
adalah relatif paling sederhana dan banyak dilakukan (Soekirman, 2000). Dalam antropometri
dapat dilakukan beberapa macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan (BB), tinggi
badan (TB) dan lingkar lengan atas (LILA). Dari beberapa pengukuran tersebut BB, TB dan
LILA sesuai dengan umur adalah yang paling sering digunakan untuk survey sedangkan
untuk perorangan, keluarga, pengukuran BB dan TB atau panjang badan (PB) adalah yang
paling dikenal (Soekirman, 2000).
Melalui pengukuran antropometri, status gizi anak dapat ditentukan apakah anak
tersebut tergolong status gizi baik, kurang atau buruk. Untuk hal tersebut maka berat badan
dan tinggi badan hasil pengukuran dibandingkan dengan suatu standar internasional yang
dikeluarkan oleh WHO. Status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur BB atau TB
sesuai dengan umur secara sendiri-sendiri, tetapi juga merupakan kombinasi antara ketiganya.
Masing-masing indikator mempunyai makna sendiri-sendiri.
Pembahasan
Definisi antropometri
Kata antropometri berasal dari Yunani, dimana Anthropo yang berarti manusia, dan
metric yang berarti mengukur. Secara literal antropometri berarti pengukuran manusia.
Sedangkan secara umum Antropometri artinya ukuran tubuh manusia
Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dan kompisisi
tubuh. Antropometri adalah pengukuran yang paling sering digunakan sebagai metode
penilaian status gizi secara langsung untuk menilai dua masalah utama gizi, yaitu: (1) Kurang
Energi Protein (KEP), khususnya pada anak-anak dan ibu hamil, (2) obesitas pada semua
kelompok umur. Penilaian status gizi dengan menggunakan antropemetri ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. 1
Kelebihan dan Kekurangan Antopometri
Keunggulan antropometri:2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar
Relative tidak membutuhkan tenaga ahli
Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat
Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik karena sudah ada
2. Factor di luar gizi (penyakit, genetic dan penurunan penggunaan energy) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri
3. Error yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan
validitas pengukuran
4. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik dan komposisi
jaringan), analisis dan asumsi yang keliru
5. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: latihan petugas yang tidak cukup,
kesalahan alat, kesulitan pengukuran.
Factor- factor yang Mempengaruhi Antopometri
Factor-faktor yang mempengaruhi antropometri:2
1. Factor internal (genetika)
Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan
Melalui genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, yang
ditandai dengan:
1. Intensitas dan kecepatan pembelahan
2. Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan
3. Umur pubertas
4. Berhentinya pertumbuhan tulang
Yang termasuk daktor internal: factor bawaan normal dan patologis, jenis kelamin,
obstetric dan ras (suku bangsa).
2. Factor eksternal (lingkungan)
Factor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetic yang optimal.
Kondisi lingkungan yang buruk >> kondisi genetic optimal tidak dapat tercapai
Yang termasuk factor lingkungan adalah bio-fisik-psikososial
Daktor ini mempengaruhi setiap individu sejak masa konsepsi sampai akhir hayat
Factor lingkungan dibagi 2: (1) factor prenatal dan (2) pascanatal
(1) Lingkungan Prenatal
- Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir
- Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi,
infeksi, stress, anoksia embrio
(2) Lingkungan Pascanatal
- Dipengaruhi oleh lingkungan
- Meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik, factor psikososial, keluarga
dan adat-istiadat.
Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi antropometri 2
Ukuran Antropometri
Macam-macam pengukuran antropometri yang bisa digunakan untuk melihat
pertumbuhan adalah sebagai berikut.
a. Massa Tubuh
Berat badan adalah pengukuran antropometri yang paling sering digunakan meskipun
sering terjadi kesalahan dalam pengukuran.
1. Berat badan
Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air dan massa mineral tulang.
Pada orang dewasa terdapat peningkatan jumlah lemak sehubungan dengan umur
dan terjadi penurunan protein otot. Berat badan sewaktu lahir dapat digunakan
sebagai indicator status gizi bayi dengan cut off point: <2.500 gram dikatakan
sebagai bayi dengan BBRL (Berat Badan Lahir Rendah). Untuk menilai status gizi
biasanya berat badan dihubungkan dengan pengukuran lain, seperti umur dan
tinggi badan.3
b. Pengukuran Linear (panjang)
Dasar pengukuran linear adalah tinggi (panjang) atau stature dan merefleksikan
pertumbuhan skeletal. Pengukuran linear lainnya seperti tulang biasa digunakan untuk tujuan
tertentu. Misalnya panjang lengan atas atau kaki.
1. Tinggi Badan
4
energi,
sehingga
dapat
mencerminkan :3
a. Status KEP pada balita
b. KEK pada ibu hamil: resiko bayi BBLR
Lingkar lengan atas menggunakan alat: pita pengukur dari fiber glass
atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik.
Ambang batas (Cut of Points):3
a.
b.
c.
Tabel 2. Lingkar Lengan Atas untuk Anak Remaja dan Orang Dewasa (cm)3
6. Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan sehingga data tinggi badan
didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau manula. Pada
manula digunakan tinggi lutut karena pada manula telah terjadi penurunan massa
tulang yang menyebabkan bungkuk sehingga sukar untuk mendapatkan data tinggi
badan yang akurat. Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat
menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang berusia lebih dari 59
tahun. Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat menggunakan
formula berikut ini: 4
Pria
: (2,02 x tinggi lutut (cm)) - (0,04 x umur (tahun)) + 64,19
Wanita : (1,83 x tinggi lutut (cm)) - (0,24 x umur (tahun)) + 84,88
Cara mengukur tinggi lutut: ukur jarak vertical dari ujung kaki hingga lutut ketika
kaki di tekuk 90
7. Panjang/Rentang Depa
Panjang depa merupakan salah satu predictor tinggi badan lansia dan dianggap
sebagai pengganti ukuran tinggi badan (TB) lansia karena usia berkaitan dengan
penurunan TB. Panjang depa relative kurang dipengaruhi oleh pertambahan usia.
Akan tetapi, nilai panjang depa pada kelompok lansia cenderung lebih rendah
daripada kelompok dewasa muda. Pada kelompok lansia terlihat adanya
penurunan nilai panjang depa yang lebih lambat dibandingkan dengan penurunan
TB, sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang depa cenderung tidak banyak
berubah seiring pertambahan usia. Panjang depa direkomendasikan sebagai
parameter prediksi tinggi badan, tetapi tidak seluruh populasi memiliki hubungan
1:1 antara panjang depa dan tinggi badan. Pengukuran panjang depa tidaklah
mahal dan teknik prosedurnya sederhana sehingga mudah dilakukan di lapangan. 4
c. Komposisi Tubuh
6
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi pada penderita KEP.
Antropometri pada jaringan dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status
gizi di masyarakat.
Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi
lemak sub-kutan):
1. Ultrasonik
2. Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer atau underwater
3.
4.
5.
6.
weighting)
Teknik Isotop Dilution
Metoda Radiological
Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemak menggunakan kaliper: skinfold calipers).
Metode yang paling sering dan praktis digunakan di lapangan: Antropometri fisik.
Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2 , ketelitian 0.1 mm, tekanan konstan 10 g/
mm2. Jenis alat yang sering digunakan Harpenden Calipers, alat ini memungkinkan
jarum diputar ke titik nol apabila terlihat penyimpangan.
a.
b.
c.
d.
Lemak Tubuh
Lemak tubuh terdiri dari jaringan adiposa,lemak subutan,dan lemak viseral.
Kompartemen tubuh dapat mengalami perubahan akibat penurunan
atau
tubuh.
Lemak tubuh total (kg) = berat badan (kg) % lemak tubuh
100
Massa bebas lemak (kg) = berat badan (kg) - lemak tubuh (kg)
Lingkar otot lengan digunakan sebagai indeks dari kehilangan otot pada
lansia. Triceps,subskapular dan pengukuran ketebalan lipatan kulit lainnya dapat
digunakan untuk memperkirakan jaringan adiposa.
Indeks Antropometri
Pengertian indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks
antropometri bisa merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran
atau yang dihubungkan dengan umur.
Beberapa indeks antropometri adalah sebagai berikut:4
BB/U (Berat Badan terhadap Umur)
Interpretasi proses
-
Keterangan
Deskriptif
Stunted
kesehatan
gizi
dan
jangka
panjang
BB-TB rendah
( <-2SD)
Kurus
Wasted
BB-TB lebih
BB-U
SD)
rendah
Deskriptif
TB
atau berlebihan
BB
jangka
kehilangan BB
Gemuk
Deskriptif
Overweight
BB
jangka
terhadap BB
Deskriptif
dan/atau
wasting
10
BB-U lebih
Gemuk
Overweight
BB
Deskriptif
lebih
umur
obesitas
Interpretasi Hasil
TB-U
Dibawah
Normal
Di atas
Di atas
Normal
Di atas
Di bawah
Di bawah
Normal
BB-TB
Normal
Interpretasi
Riwayat kurang gizi,
Normal
Normal
Di bawah
Di bawah
Di bawah
Di atas
Di atas
normal
Normal
Tinggi, normal
Kurang gizi akut
Kurang gizi akut
Kurang gizi akut
Gemuk
Gemuk,
riwayat
Di atas
kurang gizi
Tidak gemuk
Kategori
Kekurangan BB tingkat berat
Kekurangan BB tingkat ringan
IMT
< 17,0
17,0 - 18,5
11
Normal
Gemuk
>18,7 - 25,0
>25,0 - 27,0
>27,0
ini kurang
kekurangan
gizi
gangguan
pertumbuhan
Dewasa
IMT <18,5 kg/m2
IMT <17,0 kg/m2
kemampuan
fisik
yang
terhadap penyakit.
Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan terpenting pada tubuh karena merupakan sumber
energi utama bagi manusia. Karbohidrat ialah suatu senyawa yang terdiri dari molekulmolekul karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O) atau karbon dan hidrat (H 2O) sehingga
dinamakan karbo-hidrat.8
Klasifikasi Karbohidrat
Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, karbohidrat digolongkan
menjadi 3 golongan utama yaitu:8
a. Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)
Yang termasuk golongan monosakarida adalah glukosa,
fruktosa, dan galaktosa.
b. Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)
Yang termasuk golongan disakarida adalah sukrosa,
maltosa, laktosa. Gula maltosa dapat kita temukan pada bijibiji buah kecambah, dan laktosa dapat kita temukan pada air
susu yang berasal dari hewani.
c. Polisakarida (terdiri atas lebih dari 10 unit gula)
Yang termasuk golongan polisakarida adalah pati,
dekstrin, glikogen, selulosa, dan lain-lain. Pati dalam bentuk
simpanan bagi tumbuh-tumbuhan seperti padi. Dekstrin
merupakan pemecahan zat tepung, sedangkan selulosa adalah
bagian serat dalam bahan-bahan makanan yang berasal dari
tumbuhan. Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam
tubuh manusia.
Fungsi Karbohidrat
a. Sumber Energi Utama
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi
tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori.
Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai
glukosa untuk keperluan energi, sebagian disimpan sebagai
13
glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi
lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam
jaringan lemak.8
b. Pemberi Rasa Manis pada Makanan
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya
mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang
sama. Fruktosa adalah gula paling manis.8
c. Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan
mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya,
bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan
digunakan sebagai zat pembangun.8
d. Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak
sempurna, sehingga menghasilakan bahan-bahan keton berupa
asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahanbahan ini dibentuk dalam hati dan dikelurkan melalui urine dengan
mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan tubuh
menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosisyang
dapat
merugikan
tubuh.
Dibutuhkan
antara
50-100
gram
Sumber Karbohidrat
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian,
kacang-kacangan kering dan gula. Hasil oleh bahan-bahan ini adalah bihun,
mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar
sayuran dan buah tidak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian seperti
wortel dan sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung
karbohidrat daripada sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti
daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat.
Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan pokok di
Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas dan sagu.8
Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat siap dikatabolisir menjadi energi jika berbentuk
monosakarida.
Energi
yang
dihasilkan
berupa
Adenosin
trifosfat
Docosahexaenoic Acid yang termasuk asam lemak omega 3) dan komponen mayor pada
mielin sel saraf yaitu asam oleat (omega 9) yang merupakan monounsaturated fatty acid.6
Metabolisme lemak
Sebagian senyawa kimia dalam makanan dan dalam tubuh diklasifikasikan sebagai
lipid. Lipid tersebut meliputi : Lemak netral (trigliserida), fosfolipid, kolesterol dan beberapa
lemak lainnya. Secara kimia,sebagian lemak dasar dari trigliserida dan fosfolipid adalah asam
lemak yang hanya merupakan asam organik hidrokarbon berantai panjang. Asam lemak yang
khas, asam palmitat adalah sebagai berikut : CH3(CH2)14COOH.5
Sekalipun kolesterol tidak mengandung asam lemak, inti sterolnya disintesis dari hasil
degradasi moleku-molekul asam lemak, sehingga kolesterol memiliki banyak sifat fisik dan
kimia dari zat lemak lainnya. Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan
energi bagi berbagai proses metabolik, suatu fungsi yang hampir sama dengan karbohidrat.
Pada tubuh manusia,3 asam lemak yang paling sering terdapat dalam trigliserida adalah :
asam stearat (memiliki rantai karbon 18 dan sangat jenuh dengan atom H), asam oleat
(memiliki rantai karbon 18 tetapi memilki suatu ikatan ganda dibagian tengah rantai) dan
asam palmitat (memilki 16 atom karbon dan sangat jenuh).5
Selama pencernaan, sebagian besar trigliserida dipecah menjadi monosakarida dan
asam lemak. Kemudian ketika melewati sel epitel usus, keduanya disintesis kembali menjadi
molekul trigliserida yang berkumpul dan masuk ke dalam limfe dalam bentuk kilomikron.
Sekitar 1 jam setelah makan makanan yang mengandung banyak lemak, konsentrasi
kilomikron dalam plasma meningkat 1-2 persen. Lemak kilomikron akan dikeluarkan dari
darah terutama dengan cara hidrolisis trigliserida kilomikron oleh lipase lipoprotein.
Kilomikron dikeluarkan dari sirkulasi darah sewaktu melalui jaringan adiposa dan hati.
Jaringan adiposa dan hati memilki banyak enzim yang disebut lipoprotein lipase. Enzim ini
akan menghidrolisis trigliserida dari kilomikron, melepaskan asam lemak dan gliserol.
Kemudian asam lemak akan berdifusi ke dalam sel lemak jaringan adiposa dan sel hati.
Ketika berada dalam sel-sel tersebut, asam lemak disintesis kembali menjadi trigliserida.
Sebagian besar massa kilomikron dikeluarkan dari sirkulasi darah, kemudian sisanya
terutama diambil oleh hati.5
Jika lemak dalam jaringan adiposa mau digunakan dalam tubuh (biasanya untuk
menghasilkan energi), maka lemak harus ditranspor ke jaringan lain. Lemak ditranspor dalam
bentuk asam lemak bebas (trigliserida dihidrolisis kembali menjadi asam lemak dan gliserol).
Sedikitnya 2 rangsangan penting berperan dalam meningkatkan hidrolisis ini, yaitu, pertama,
16
bila persediaan glukosa pada sel lemak sangat rendah , salah 1 hasil pemecahannya yaitu alfa
gliserofosfat juga menjadi sangat rendah. Zat ini dibutuhkan untuk membentuk gugus gliserol
dari trigliserida yang baru disintesis dan bila zat ini tidak ada, keseimbangan bergeser ke arah
hidrolisis. Kedua, lipase sel yang peka hormon dapat diaktifkan oleh berbagai hormon dan
hormon ini juga meningkatkan kecepatan hidrolisis trigliserida.Ketika meninggalkan sel
lemak, asam lemak mengalami ionisasi dengan kuat dalam plasma dan segera bergabung
dengan molekul-molekul albumin protein plasma. Asam lemak yang berikatan dengan protein
disebut asam lemak bebas atau asam lemak bukan ester untuk membedakan nya dari asam
lemak lain dalam plasma yang terdapat dalam bentuk ester gliserol, kolesterol atau zat
lainnya.5
Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya
dengan proses-proses kehidupan. Semua hayat hidup sel berhubungan dengan zat gizi
protein. Nama protein berasal dari kata Yunani protebos, yang artinya yang pertama atau
yang terpenting.8
Jenis-jenis Protein
Klafikasi protein dapat dilakukan berdasarkan berbagai cara :
-
17
Ialah protein yang berasal dari bahan makanan tumbuhan, seperti protein dari
-
setengah lengkap dan protein tidak lengkap. Protein lengkap adalah protein kelas tertinggi
ditinjau dari fungsi gizinya, sanggup mendukung pertumbuhan badan maupun pemeliharaan
jaringan yang aus atau rusak tepakai. Jenis protein inilah yang diperlukan oleh anak-anak
yang sedang tumbuh (balita) pesat. Anak yang tidak memperlihatkan laju pertumbuhan yang
baik, tidak dapat dikatakan anak sehat.8
Protein setenggah lengkap sanggup memelihara kesehatan orang dewasa yang tidak
lagi menunjukkan adanya pertumbuhan badan, tetapi masih memerlukan pemeliharaan
jaringan yang rusak atau aus terpakai. Tetapi jenis protein yang tidak sanggup mendukung
pertumbuhan ini tidak baik bagi anak-anak yang masih memerlukan pertumbuhan tersebut.
Jadi protein jenis ini tidak dapat diberikan kepada anak-anak yang sedang tumbuh sebagai
sumber protein satu-satunya di dalam hidangan.8
Protein tak lengkap tak sanggup mendukung kesehatan siapapun, karena tidak
sanggup memelihara jaringan yang aus terpakai dan rusak, apalgi mendukung pertumbuhan
badan. Meskipun dikonsumsi dalam jumlah besar, protein ini akan dibakar untuk
menghasilkan energi dan tidak ada yang dipergunakan untuk sintesa protein tubuh yang
diperlukam untuk pertumbu8han maupun pemeliharaan jaringan. Dalam menyediakan bahan
makanan sumber protein, pengetahuan teantang jenis-jenis kulaitas protein ini sangat
diperlukan.8
Sumber Protein
18
Dalam kualifikasi protein berdasarkan sumbernya, telah kita ketahui protein hewani
dan protein nabati. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam seperti
hati, pancreas, ginjal, paru, jantung, jerohan. Yang terakhir ini terdiri atas babat (gaster), dan
iso (usus halus dan usus besar). Susu dan telur termasuk pula sumber protein hewani
berkualitas tinggi. Ikan, kerang-kerangan dan jenis udang merupakan kelompok sumber
protein yang baik, karena mengandung sedikit lemak; tetapi ada yang alergis terhadap
beberapa jenis sumber protein hasil laut ini. Jenis kelompok sumber protein yang hewani ini
mengandung sedikit lemak, sehingga baik bagi komponen susunan hidangan rendah lemak.
Ada yang mengatakn bahwa kerang-kerangan mengandung banyak kolestrol, sehingga tidak
baik dipergunakan di dalam diet yang harus rendah kholestrol.8
Ayam dan jenis burung lain serta telurnya, juga merupakan sumber protein hewani
berkualitas baik. Harus diperhatikan bahwa telur bagian merahnya mengandung banyak
kholestrol, sehingga sebaiknya ditinggalkan pada diet rendah kholestrol.8
Menyusun Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah makanan yang di konsumsi oleh individu sehari-hari yang
beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan tidak kekurangan.8
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dengan
jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan. Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi
seimbang yang berbentuk kerucut.
Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepungtepungan yang digambarkan didasar kerucut. Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan
buah-buah digambar bagian tenggah kerucut. Ketiga, sumber zat pembangun , yaitu kacangkacangan, makanan hewani dan hasil olahan, di gambar bagian atas kerucut.8
19
Kesimpulan
Pengukuran antropometri merupakan pengukuran tubuh, seperti tinggi dan berat
badan serta pengukuran bagian tubuh lain, merupakan alat yang penting dalam menentukan
dan mengevaluasi status nutrisi seseorang atau sekelompok masyarakat. Pengukuran cara
antropometri ini juga paling cocok dilakukan karena mudah dilakukan dan tidak memakan
cukup banyak dana.
Daftar Pustaka
1. Wong DL, Eaton MH, Wilson D, Winkelstein ML, Schwartz P. Buku ajar keperawatan
pediatric. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. h. 166-84.
20
2. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta:
EGC; 2005.h. 94.
3. Asmadi. Teknik procedural konsep & aplikasi kebutuhan dasar klien.Jakarta :
Salemba Medika; 2008.h.83-4.
4. Devi N. Nutrition and food gizi untuk keluarga. Jakarta: Penerbit Buku Kompas;
2010. hal 41-43.
5. Hartriyanti Y, Triyanti. Gizi dan kesehatan masyarakat. Edisi 1. Jakarta: Grafindo
Persada; 2008. h. 278-84.
6. Fatmah. Gizi usia lanjut. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2010. h. 44-6.
7. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009. h. 260-4.
8. Barasi ME. At glance ilmu gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2009. h.11-8.
21