Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 LATAR BELAKANG
Anemia adalah salah satu masalah kesehatan global yang utama, terutama
pada negara-negara berkembang. Persoalan ini masih belum terpecahkan dan
berjalan terus mempengaruhi kesehatan, kualitas hidup dan kapasitas kerja pada
banyak orang di dunia. Anemia didefinisikan sebagai sel darah merah yang
menurun di bawah ambang normal. WHO mendefinisikan anemia dimana kadar
haemoglobin <13 g/dl pada laki-laki dewasa dan <12 g/dl untuk wanita dewasa
yang tidak hamil. 1
Anemia bisa diakibatkan oleh kehilangan darah, penurunan produksi sel darah
merah, peningkatan destruksi sel darah merah, atau kombinasi ketiga penyebab
ini. Proses ini bisa terjadi karena defisiensi nutrisi. 1
Salah satu jenis anemia yang banyak ditemukan dalam masyarakat adalah
anemia megaloblastik. Anemia megaloblastik paling banyak disebabkan oleh
kekurangan vitamin B12 dan folat. 1
1.2 DEFINISI
Anemia megaloblastik adalah gangguan yang disebabkan oleh sintesis DNA
yang terganggu. Sel-sel yang pertama dipengaruhi adalah yang secara relatif
mempunyai sifat perubahan yang cepat, terutama sel-sel awal hematopoetik dan
epitel gastrointestinal. Pembelahan sel terjadi lambat, tetapi perkembangan
sitoplasmik normal, sehingga sel-sel megaloblastik cenderung menjadi besar
dengan peningkatan rasio dari RNA terhadap DNA. Sel-sel awal/pendahulu
eritroid megaloblastik cenderung dihancurkan dalam sumsum tulang. Dengan
demikian selularitas sumsum tulang sering meningkat tetapi produksi sel darah
merah berkurang, dan keadaan abnormal ini disebut dengan istilah eritropoesis
yang tidak efektif.2
1.3 EPIDEMIOLOGI
Di Amerika serikat tingkat defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12
selalu berujung ke anemia megaloblastik, sekitar 7.500 orang di Amerika Serikat
mederita anemia megaloblastik. Berdasarkan international statistic anemia
megaloblastik terdapat di negara dengan malnutrisi dan kurangnya asupan vitamin
yang cukup untuk lansia dan ibu hamil. Berdasarkan demographics, anemia
megaloblastic banyak dilaporkan di Swedia , Denmark, dan Inggris serta negara
negara berkembang.
1.4 ETIOLOGI
Klasifikasi Anemia Megaloblastik3
Defisiensi Kobalamin
(jarang),
sindrom
Imerslund
(malabsorpsi
kobalamin selektif)
o Kompetisi pada kobalamin : fish tapeworm, bakteri blind loop
syndrome
o Obat-obatan : p-aminosalicylic acid, kolkisin, neomisin
Lain-lain : NO (Nitrous Oxide) anesthesia, defisiensi transkobalamin II
(jarang), defek encim kongenital (jarang).
Asupan yang tidak adekuat : diet yang tidak seimbang (sering pada
barbiturat, ethanol
Metabolisme yang terganggu : penghambat dihydrofolat reductase
(metotreksat, pirimetamin, triamteren, pentamidin, trimetoprim),
alkohol.
Sebab-sebab lain
zidovudin.
Gangguan metabolik (jarang) : asiduria urotik herediter, sindrom
Lesch-Nyhan,lain-lain
Anemia megaloblastik dengan Penyebab tak diketahui : anemia
megaloblastik refrakter, sindrom Diguglielmo, anemia diseritropoetik
kongenital.
folat
adalah
nama
yang
biasa
diberikan
pada
asam
Vitamin B12
7-30 g
Asam Folat
200-250g
Sumber makanan
Produk hewan
utama
Kebutuhan minimum
1-2 g
gandum
100-150g
orang dewasa
Simpanan dalam
2-3 mg
10-12 mg
tubuh
Absorpsi
Lokasi
Mekanisme
Limit
Sirkulasi
Ileum
Faktor intrinsik
2-3g/hari
5-10 g/hari
enterohepatik
Transpor dalam
Terikat pada
plasma
Bentuk fisiologis
haptocorrin
Methyl dan
albumin
Derivat polyglutamate
mayor intraselular
deoxyadenosylcob
Bentuk terapeutik
alamine
hydroxocobalamin
Asam folat
1.5 PATOFISIOLOGI
Anemia megaloblastik (SDM besar) diklasifikasikan secara morfologis
sebagai anemia makrositik
normokromik. Anemia
megaloblastik
sering
disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 asam folat dan faktor intriksik.
Kehilangan dari salah satu faktor tersebut yang mengakibatkan gangguan sintesis
DNA, disertai kegagalan maturasi dan pembelahan inti.4
Atrofi mukosa lambung, seperti yang terjadi pada anemia perinisiosa, atau
hilangnya lambung akibat gastrektomi dapat menyebabkan terjadinya anemia
megaloblastik. Pasien dengan sariawan usus, dengan ditandainya sedikitnya
absorbsi asam folat dan B12 sering kali mengalami anemia megaloblastik.4
Folat dalam makanan terdapat dalam poliglutamat yang terlebih dahulu harus
dihidrolisis menjadi bentuk monoglutamat di dalam mukosa usus halus, sebelum
ditransportaasi secara aktif ke dalam sel usus halus, pencernaan ini dilakukan oleh
enzim hidrolase dan dibanttu oleh seng.Folat di dalam sel kemudian diubah
menjadi 5-metil tetrahidrofolat dan dibawa ke hati melalui system porta untuk
pada
pada
defisiensi
vitamin
B12
menyebabkan
penimbunan
metil
tetrahidrofolat .Oleh karena itu, terdapat defisiensi fungsional folat sebagai efek
sekunder dari defisiensi B12. Defisiensi asam folat itu sendiri atau defisiensi
vitamin B12 yang menyebabkan defisiensi fungsinal asam folat, mempengaruhi
sel yang cepat membelah karena sel ini sangat membutuhkan timidin untuk
membentuk DNA. Secara klinis defisiensi ini mempengaruhi sumsum tulang dan
menyebabkan anemia megaloblastik.5, 6
Semua pasien ini memiliki temuan khas anemia megaloblastik bersama
dengan nyeri lidah. Gejala defisiensi asam folat dan vitamin B12 hampir mirip,
dan kedua anemia ini dapat terjadi bersama. Tetapi manifestasi neurologist
defisiensi asam folat dan akan menetap bila tidak diberikan tambahan vitamin
B12. maka harus dibedakan dengan teliti antara kedua bentuk anemia tersebut.
Kadar serum kedua vitamin tersebut dapat di ukur.
1.6 MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis yang biasanya muncul pada anemia megaloblastik adalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
1.7 DIAGNOSIS
Secara umum anemia memiliki gejala pada sistem kardiovaskuler yaitu lesu,
cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak, angina pectoris dan gagal jantung, dan pada
sistem saraf yaitu sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunangkunang, kelemahan otot, iritabel, perasaan dingin pada ektremitas. 1
Anemia defisiensi B12 dan asam folat memberikan gambaran yang sama.
Anemia timbul perlahan dan progresif sehingga tingkat anemia biasanya sudah
berat (<7 atau 8 g/dl) saat dideteksi. Kadang-kadang disertai ikterus ringan, dan
khas terdapat glositis dengan lidah berwarna merah seperti daging (buffy tongue).
Berbeda dengan defisiensi folat, defisiensi vitamin B12 dijumpai gejala neuropati
subacute combined degeneration. Gejala pada neuritis perifer yaitu mati rasa, rasa
terbakar pada jari; pada kerusakan columna posterior terdapat gangguan posisi,
vibrasi, dan tes Romberg positif; dan kerusakan pada columna lateralis terdapat
spastisitas dengan deep reflex hiperaktif dan gangguan serebrasi. 1
Dengan blood smear, identifikasi anemia makrositosis (MCV >100 fl), lalu
dilanjutkan dengan membedakan anemia megaloblastik atau nonmegaloblastik.
Hipersegmentasi neutrofil (neutrofil dengan 6 atau lebih lobus) dan macroovalocyte merupakan tanda yang spesifik menunjukkan anemia megaloblastik. 7
Terdapat leukopenia ringan, poikilositosis berat Kadang-kadang dijumpai
trombositopenia ringan. Pada pemeriksaan sumsum tulang dapat dijumpai,
hyperplasia eritroid dengan sel megaloblast, giant metamylocyte, sel megakariosit
yang besar, cadangan besi sumsum tulang meningkat. 1
Setelah anemia megaloblastik ditegakkan, kadar serum folat dan vitamin B12
diperiksa untuk membedakan kedua penyebab tersebut. Pada defisiensi folat
terdapat kadar serum B12 <100 ng/L, dan serum asam folat < 3ng/L. Pemeriksaan
lain seperti homocystein, methylmalonic acid, atau formioglutamic acid (FIGLU)
yang meningkat pada urin dapat memastikan diagnosis defisiensi B12 dan asam
folat terutama ketika dalam pemeriksaan awal terdapat gambaran klinis dan
hematologik yang tidak jelas (terkadang serum kobalamin atau folat normal
disertai dengan gejala atau menurun tanpa disertai gejala). Respon terhadap
replacement therapy dengan folat/ B12 juga dilakukan. Pemeriksaan absorpsi
vitamin B12 (schilling test) atau pemeriksaan antibodi terhadap faktor intrinsik
atau sel parietal dapat menemukan kausa spesifik anemia. 1
1.8 TATALAKSANA
Medika mentosa
Terapi utama anemia defisiensi B12 dan asam folat adalah replacement
therapy dengan vitamin B12 atau asam folat meskipun demikian terapi kausal
dengan perbaikan gizi dan lain-lain tetaP harus dilakukan.
Sebagian besar pasien dengan megaloblastosis diterapi dengan kobalamin dan
asam folat untuk mengatasi defisiensi terhadap bahan ini. Terapi transfusi
sebaiknya hanya terbatas pada pasien dengan anemia yang berat, tak
terkompensasi, dan mengancam nyawa. Karena anemia megaloblastik biasanya
berkembang secara perlahan, pasien biasanya sudah terbiasa dengan keadaan
anemianya sehingga tidak membutuhkan transfusi.7
Kobalamin (1000mcg) sebaiknya diberikan secara parenteral setiap hari
selama 2 minggu, kemudian per minggu hingga nilai hematokrit mencapai angka
normal dan kemudian diteruskan sebulan sekali seumur hidup. Namun lebih
praktis untuk menggunakan kobalamin parenteral di awal terapi lalu dilanjutkan
dengan kobalamin oral karena membutuhkan biaya yang lebih sedikit. Pemberian
folat juga di berikan dengan dosis sebanyak 1-5 mg dan sebaiknya diberikan
secara oral. Apabila hal ini sulit dilakukan, dapat diberikan secara parenteral.
Non medika mentosa
Diet pasien harus mengkonsumsi sumber makanan kaya folat seperti
asparagus, brokoli, bayam, lemon, pisang, melon, hati, dan jamur. Untuk
mencegah
hilangnya
folat,
makanan
ini
tidak
boleh
dimasak
secara
BAB II
KASUS
A. Identitas Pasien
Nama
: Ny. I
Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 27 tahun
Agama
: Islam
Status Pernikahan
: Menikah
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Jl. Towua
Suku bangsa
: Bugis
Tanggal Pemeriksaan
: 6 Mei 2015
B. Anamnesis
Keluhan Utama
Lemas badan
Keadaan umum
Kesan sakit
Kesadaran
TB / BB
BMI
Status gizi
Tanda vital
Tekanan darah
Suhu
Nadi
Pernafasan
Kepala
Bentuk kepala
Deformitas
Rambut
Wajah
Mata
: sakit sedang,
: compos mentis
: 165 cm / 50 Kg
: 18.3 kg/m2
: cukup
: 100/70 mmHg
: 36.8C diukur di axilla
: 76 kali/menit (kuat, isi cukup, reguler)
: 22 kali/menit
:
:
:
:
:
normocephali
tidak ada
hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
simetris, ikterik (-),sianosis (-),
oedem palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikteri (-/-), pupil bulat (+/+), simetris (+/
+), isokor(+/+), RCL (+/+), RCTL (+/+),
Hidung
Bibir
Leher
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Jantung
Inspeksi
: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
: Ictus cordis teraba dari ics 5 linea midclavicularis sinistra
Perkusi
:
Batas atas jantung
: ICS III linea sternalis sinistra
Batas kiri jantung
: ICS IV linea sternalis sinistra
Batas kanan jantung
: ICS VI linea sternalis dextra
Auskultasi
: BJ 1 dan 2 reguler, murmur(-), gallop(-)
Abdomen
Inspeksi
: datar, vena kolateral(-), spider nevi(-), smiling umbilicus
(-), distensi (-), masa/benjolan (-), peristaltik usus tidak
Palpasi
tampak.
: turgor dinding perut supel, nyeri tekan (+) pada regio
lumbal dextra, defense muscular(-), hepar teraba 3 jari
dibawah arcus costae, lien tidak teraba membesar,
murphy sign(-), ginjal tidak teraba.
Perkusi
dullness(-)
Auskultasi
: bising usus (+) normal, Arterial bruit (-),
Extremitas atas
Tidak tampak ikterik, sianosis (-), palmar eritem (-), oedem (-), akral hangat
Extremitas bawah
Tidak tampak ikterik, sianosis (-), akral hangat, pitting oedem (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah Rutin
Range normal
Hasil
Satuan
WBC
3,6 11, 0
8, 61
103 / Ul
RBC
3,8 5,2
0,91
106 / Ul
HGB
11,7 15,5
3,7
g/ dL
HCT
35 47
12,4
PLT
150 440
355
103 / Ul
MCV
80 100
137,8
fL
MCH
26 34
41,1
pg
MCHC
32 36
29,8
fL
Uji Serologi
Hasil
HbsAg
Non Reaktif
RBC
Non Reaktif
Kimia Darah
Range normal
Hasil
SGOT
67, 9
SGPT
Bilirubin Total
10, 5
4,20
0,00 1,23
DAFTAR PUSTAKA
Satuan
mg/dL
Made Gian, Siany H.. Serum methylmalonic acid dan homocystein dalam
mendiagnosis anemia megaloblastik akibat defisiensi kobalamin dan folat
pada travel medicine. 2012
Almatsier, Sunita.. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama;
2009
Murray, R.K., Granner, D.K., Rodwell, V.W. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta:
EGC; 2006.h.327-76.
Goodman & Gillman. Dasar Farmakologi & Terapi edisi 10. Jakarta: EGC; 2007.
Hal 67-70