Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Menurut Von Graefe, Glaukoma merupakan kumpulan beberapa penyakit
dengan tanda utama tekanan intraokular yang tinggi dengan segala akibatnya yaitu,
penggaungan dan atrofi saraf optik serta defek lapangan pandang yang khas.1
Glaukoma akut merupakan salah satu glaukoma sudut tertutup primer yang
didefenisikan sebagai peningkatan tekanan intraorbita secara mendadak dan sangat
tinggi, akibat hambatan mendadak pada anyaman trabekulum.2,3
Diseluruh dunia, glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan yang tinggi.
Hampir 80.000 penduduk Amerika Serikat buta akibat glaukoma, sehingga penyakit
ini menjadi penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Di
Amerika Serikat diperkirakan terdapat 2 juta pengidap glaukoma. Glaukoma akut
(sudut tertutup) merupakan 10-15% kasus pada orang Kaukasus. Persentase ini lebih
tinggi pada orang Asia, terutama diantara orang Burma dan Vietnam di Asia
Tenggara. Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40
tahun dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia. Perbandingan wanita dan
pria pada penyakit ini adalah 4:1. 1,3-5
Glaukoma akut merupakan suatu kedaruratan mata yang memerlukan
penanganan segera untuk mencegah kerusakan nervus optikus yang dapat
menyebabkan kebutaan. Pengobatan medika mentosa harus dimulai secepat mungkin
untuk menurunkan tekanan intra okuler sebelum terapi definitive iridektomi laser atau
bedah dilakukan. Diagnosa pasti ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan hasil
pemeriksaan gonioskopi yang dapat memberikan bukti bahwa sudut bilik mata
tertutup.6
Pada referat berikut akan dibahas lebih lanjut tentang definisi etiologi dan
factor predisposisi, patofisiologi, tanda dan gejala, diagnose dan penatalaksanaan dari
glaucoma akut.
BAB II ISI
GLAUKOMA AKUT
2.1. DEFINISI
Glaukoma akut atau glaukoma kongestif akut atau angle closure glucome
atau closed angle glaucoma merupakan salah satu glaukoma sudut tertutup primer.
Glaukoma primer sudut tertutup (yang tampak pada pemeriksaan gonioskopi)
terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari tekanan intraokular, yang disebabkan
penutupan sudut bilik mata depan yang mendadak oleh akar iris, sehingga
menghalangi sama sekali keluarnya humor akueus melalui trabekula, menyebabkan meningginya tekanan intraokular, sakit yang sangat dimata secara
mendadak dan menurunnya tajang penglihatan secara tiba-tiba, disertai tandatanda kongesti dimata, seperti mata merah, kelopak mata bengkak. Karena
glaukoma ini terjadi mendadak disertai tanda kongesti, maka disebut pula
glaukoma akut kongestif atau glaukoma akut.Glaukoma akut hanya timbul pada
orang-orang yang mempunyai sudut bilik mata yang sempit. Jadi, hanya orangorang dengan predisposisi anatomis.1
2.2. ANATOMI dan FISIOLOGI
Anatomi sudut filtrasi terdapat di dalam limbus kornea. Limbus adalah
bagian yang dibatasi oleh garis yang menghubungkan akhir dari membran
descement dan membran Bowman, lalu ke posterior 0,75 mm, kemudian ke dalam
mengelilingi kanal schlemn dan trabekula sampai ke bilik mata depan. Akhir dari
membran descement disebut garis schwalbe.1
Limbus terdiri dari 2 lapisan, epitel dan stroma. Epitelnya 2 kali setebal
epitel kornea. Di dalam stromanya terdapat serat-serat saraf dan cabang akhir dari
a. siliaris anterior. Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah jalinan trabekular
(trabecular meshwork) yang terdiri dari:1
1. Trabekula korneoskleral, serabutnya berasal dari dalam stroma kornea dan
menuju ke belakang, mengelilingi kanal schlemn untuk berinsersi pada
sklera.
2
2. Trabekula uveal, serabut berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju
ke skleralspur (insersi dari m. siliaris) dan sebagian ke m. siliaris
meridional.
3. Serabut berasal dari akhir membran descement (garis schwalbe), menuju
jaringan pengikat m. siliaris radialis dan sirkularis.
4. Ligamentum pektinatum rudimenter, berasal dari dataran depan iris menuju
depan trabekula.
Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, jaringan homogen, elastis dan
seluruhnya diliputi endotel. Keseluruhannya merupakan spons yang tembus
pandang, sehingga ada darah di dalam kanal schlemn, dapat terlihat dari luar.1
Kanal schlemn merupakan kapiler yang dimodifikasi, yang mengelilingi
kornea. Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya 0.5 mm. Pada dinding
sebelah dalam terdapat lubang-lubang sebesar 2 U, sehingga terdapat hubungan
langsung antara trabekula dan kanal schlemn. Dari kanal schlemn, keluar saluran
kolektor 20-30 buah, yang menuju ke pleksus vena didalam jaringan sklera dan
episklera dan v. siliaris anterior di badan siliar.1,3,7
Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan terbentuknya cairan mata
(akueus humor) bola mata oleh badan siliar dan hambatan yang terjadi pada
jaringan trabekular meshwork.7
Humor akuos adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan
posterior mata. Diproduksi oleh korpus siliare. Setelah memasuki bilik mata
belakang, humor akuos melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan dan
kemudian ke perifer menuju ke sudut bilik mata depan dan nantinya akan
dikeluarkan melalui dua jalur outflow berbeda yaitu:
1.
2.
Pada sudut bilik mata yang sempit, letak lensa jadi lebih dekat ke iris,
sehingga aliran cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
tehambat, inilah yang disebut dengan hambatan pupil. Hal ini dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan di dalam bilik mata belakang dan medorong iris ke depan.
Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah sempit, adanya dorongan ini
menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula, sehingga cairan bilik mata tidak
dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup.1,8
Faktor fisiologis yang menyebabkan coa sempit:1,8
a.
b.
c.
bilik mata depan yang asalnya sudah sempit akan mudah tertutup.
Lensa letaknya lebih kedepan dapat menyebabkan hambatan pupil yang
kemudian menimbulkan iris bombe fisiologis karena tekanan bilik mata
d.
predisposisi anatomis berupa sudut bilik mata yang sempit, maka ada
kemungkinan timbul glaukoma sudut tertutup. Pendapat lain tentang penyebab dari
glaukoma sudut tertutup, yaitu terjadinya labilitas vasomotoris setempat, sehingga
mempertinggi tekanan didalam pembuluh darah yang kecil. Jika hal ini terjadi
pada uvea bagian depan, maka menyebabkan penambahan dari cairan yang
dikeluarkan dibilik mata belakang sehingga badan kaca, lensa dan iris menjadi
lebih terdorong kedepan.1
2.4. PATOGENESIS
mata, melihat halo (gambar pelangi) sekitar lampu atau lilin, disertai sakit kepala,
sakit pada mata dan kelemahan akomodasi. Keadaan ini berlangsung 0,5-2 jam.
Pemeriksaan pada stadium ini didapatkan : injeksi perikornea yang ringan,
kornea agak suram karena edem, bilik mata depan dangkal, pupil sedikit melebar
reaksi cahaya lambat dan tekanan intraokular meningkat. Bila serangan redah mata
kembali normal kecuali penurunan daya akomodasi tetap ada, sehingga penderita
memerlukan penggantian kacamata dekat yang lebih sering dan lebih kuat
dibanding usianya. Fase ini diperhebat oleh insomnia, kongesti vena, gangguan
6
karena sakit hebat. Jalannya dipapah, karena tajam penglihatannya sangat turun,
muntah-muntah, mata hiperemis dan fotofobia. Karenanya sering disangka bukan
menderita sakit mata, melainkan suatu penyakit sistemik.
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun, disertai sakit hebat di
dalam mata yang menjalar sepanjang Nervus cranial V, sakit kepala, mual muntah,
nausea, tampak warna pelangi di sekitar lampu.
Pada pemeriksaan tampak :1
-
Palpebra: bengkak
Konjungtiva bulbi: hyperemia kongestif, kemotis, dengan injeksi silier,
terjadi lepasnya pigmen dari iris, yang masuk kedalam bilik mata depan
menimbulkan kekeruhan, juga dapat menempel pada endotel kornea dan tampak
seperti keratik presipitat. Dapat juga terjadi perlengketan antara pupil dan lensa
(sinekhia posterior), sehingga pupil menjadi tidak teratur, dan sering disangka
Gambar 3. Acute congestive closed-angle glaucoma. Seen as red eye with hazy cornea and fixed
dilated pupil. http://www.scribd.com/doc/48251076/Color-Atlas-of-Ophthalmology?olddoc=1
http://medthirst.blogspot.com/
2.6. DIAGNOSIS
Berdasarkan penjelasan di atas, maka diagnosis dapat ditegakan dari
anamnesis, pemeriksaan status umum dan oftalmologis, serta penunjang.
8
Slit-lamp Biomikroskopi
Bilik mata depan: dangkal dengan kontak iridokorneal perifer. Flare dan
sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi.
Iris: gambaran corak bergaris tak nyata karena edema, berwarna kelabu,
dilatasi pembuluh darah iris.
b.
Tonometri Schiotz: ( Normal TIO : 15-20 mmHg) pada glaukoma akut dapat
mencapai 50-100 mmHg.
c.
10
Gambar 4: saraf optik normal (kiri), penggaungan saraf optik pada glaukoma akibat
peningkatan TIO (kanan)
d.
Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata
dengan goniolens. Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan
patologik sudut bilik mata, juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut
bilik mata seperti benda asing. Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi
glaukoma penderita apakah glaukoma terbuka atau glaukoma sudut tertutup dan
mungkin dapat menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder.
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang, salah
satunya dengan obat yang dapat menurunkan tekanan intraocular, misalnya dengan
gliserin topical atau saline hipertonik salap mata.1,3,8
e.
bersujud (prone test). Untuk glaucoma sudut tertutup, yang umum dilakukan
11
adalah tes kamar gelap (karena pupil akan midriasis dan pada sudut bilik mata
yang sempit, ini akan menyebabkan tertutupnya sudut bilik mata). Caranya adalah
ukur TIO awal, kemudian pasien masuk kamar gelap selama 60-90 menit. Ukur
segera TIO nya. Kenaikan 8 mmHg, tes provokasi (+).1,4,8
2.7. DIAGNOSIS BANDING 1.3,8
Iritis akut, menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma. Nyeri
mata pada iritis tidak sehebat glaucoma akut, tekanan intraokular biasanya tidak
meningkat, pupil konstriksi, dan kornea biasanya tidak edematosa dan masih
mengkilat, bilik mata depan tidak terlalu dangkal atau normal.
Konjungtivitis akut, nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan. Terdapat tahi mata (sekret mata) dan konjungtiva yang
meradang hebat tetapi tidak terdapat injeksi siliaris. Respon pupil dan tekanan
intraokular normal, dan kornea jernih.
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata. Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis, pada skleritis
posterior dan setelah tindakantindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
panretina, krioterapi retina, dan scleral buckling untuk pelepasan retina.
Gambaran klinis biasanya mempermudah diagnosis.1,3,8
12
2.9. PENATALAKSANAAN
Pertama-tama yang harus diingat glaukoma akut merupakan pembedahan.
Pengobatan dengan obat harus dilakukan sebagai tindakan pertolongan darurat
bahwa tugas dokter umum didaerah adalah memberikan pengobatan secepatnya,
kemudian merujuknya ke rumah sakit yang ada fasilitas untuk pembedahan mata.
Glaukoma hanya bisa diterapi secara efektif jika diagnose ditegakkan sebelum
serabut saraf benar-benar rusak. 1,8
Prinsip dari pengobatan glaukoma akut yaitu untuk mengurangi produksi
humor akueus dan meningkatkan sekresi dari humor akueus sehingga dapat
menurunkan tekanan intra okuler sesegera mungkin. Obatobat yang dapat
digunakan, yaitu :3,8,9
13
a.
b.
Miotik: yang paling mudah didapat adalah pilokarpin 2-4% tetes mata yang
diteteskan tiap menit 1 tetes tiap jam sampai 6 jam.
Carbonic anhidrase inhibitor: yang biasa dipakai adalah tablet asetazolamid
250 mg, 2 tablet sekaligus, kemudian disusul tiap 4 jam 1 tablet sampai 24
c.
jam.
Obat hiperosmotik: yang paling mudah adalah larutan gliserin 50% yang
diberikan peroral. Dosis 1-1,5 gram/Kg berat badan (0,7-1,5 cc Kg berat
badan). Untuk praktisnya dapat dipakai 1 cc per kg BB. Gliserin ini harus
diminum sekaligus, karena tidak banyak gunanya bila diminum sedikitsedikit. Karena gliserin ini terlalu manis sehingga dapat menyebabkan rasa
mual pada penderita, boleh diteteskan jeruk nipis agar terasa seperti air
jeruk. Obat lain yang hiperosmotik tetapi tidak mudah didapat di daerah
d.
jaringan trabekulum
kanalis
Schlemm
serta
terjadinya
proses-proses
selular
yang
15
glaukoma.
Pengobatan
dapat
diulang.
Penelitian-penelitian
terakhir
16
BAB III
KESIMPULAN
Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya
tekanan intra okuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang
pandang. Glaukoma akut didefenisikan sebagai peningkatan tekanan intraorbita
secara mendadak dan sangat tinggi, akibat hambatan mendadak pada anyaman
trabekulum.
Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata, yang harus segera
ditangani dalam 24 48 jam. Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi
akut glaukoma sudut tertutup, maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif. Tetapi bila terlambat ditangani dapat mengakibatkan buta
permanen
Prinsip dari pengobatan glaukoma akut yaitu untuk mengurangi produksi
humor akueus dan meningkatkan sekresi dari humor akueus sehingga dapat
menurunkan tekanan intra okuler sesegera mungkin
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Wijaya, Nana. Glaukoma. dalam : Ilmu Penyakit Mata, ed. Wijaya Nana, cetakan
ke-6. Jakarta: Abadi Tegal. 1993. Hal : 219-32.
2. Rozalina Loebis. Dalam artikel : Glaukoma si pencuri penglihatan. Diunduh dari
URL:
http://www.surabaya-eye-clinic.com/content/view/39/47/
(Diakses
28
Februari 2012).
3. Vaughan, D.G. Asbury, T. Riodan-Eva, P. Glaukoma. Dalam : Oftalmologi
Umum, ed. Suyono Joko, edisi 14. Jakarta: Widya Medika. 2000. Hal : 220-32
4. Kanski Jack J, McAllister James A. Glaucoma, A colour manual of diagnosis and
treatment. British : butterworth & Co. 1989. Page : 50-7.
5. Anonym. Sentra Glaukoma. Dari URL: http://www.jakarta-eye-center.com
atau http://jec-online.com/index.php?option=com_content&view=article&id=48 (Diakses 28 Februari 2012).
6. Andrew Aherne, MD; Chief Editor: Steven C Dronen, MD, FAAEM. Acute
Angle-Closure Glaucoma. Diunduh dari URL: http://emedicine.medscape.
com/article/798811 (Diakses 28 Februari 2012)
7. Obrien, Chock, Opere. An Overview of Glaucoma Management for Pharmacists.
From:
http://www.uspharmacist.com/continuing_education/
18