Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
BAHASA INDONESIA BAKU
PEMAKAIANNYA DENGAN BAIK
DAN BENAR
I stilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara
komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti
bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku
sama dengan bahasa yang baik dan benar. “Kita berusaha agar dalam
situasi resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi
yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku”. (Pateda,
1997 : 30).
Dengan gambaran kondisi yang demikian itu, di dalam bab ini dibahas
tentang pengertian bahasa baku, pengertian bahasa nonbaku, pengertian
bahasa Indonesia baku, fungsi pemakaian bahasa baku dan bahasa
nonbaku. Terakhir dibahas tentang ciri-ciri bahasa baku dan bahasa
nonbaku, serta berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
baku II
saling (1976 : 79).
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1988 : 71), kata baku
juga ada dijelaskan.
baku I
(1) pokok, utama; (2) tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas
atau kualitas dan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan;
standar;
baku II
saling
makna kata itu tentu saja belum cukup untuk memahami konsep yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, istilah bahasa baku itu akan dijelaskan
lagi secara luas di bawah ini.
Pengertian bahasa baku di atas diikuti dan diacu oleh pakar bahasa dan
pengajaran bahasa baik di barat maupun di Indonesia. Di dalam
Dictionary Language and Linguistics, Hartman dan Strok berpengertian
bahasa baku adalah ragam bahasa yang secara sosial lebih digandrungi
dan yang sering didasarkan bahasa orang-orang yang berpendidikan di
dalam atau di sekitar pusat kebudayaan atau suatu masyarakat bahasa
(Standard language is the socially favourite variaty of a langauage, often
based on the speech of educated population in and a round the cultural
and or political cntre of the speech community) (1972 : 218).
Bahasa baku atau bahasa standar itu harus diterima atau berterima bagi
masyarakat bahasa. Penerimaan ini sebagai kelanjutan kodifikasi bahasa
baku. Dengan penerimaan ini bahasa baku mempunyai kekuatan untuk
mempersatukan dan menyimbolkan masyarakat bahasa baku.
Bahasa baku itu difungsikan atau dipakai sebagai model atau acuan oleh
masyarakat secara luas. Acuan itu dijadikan ukuran yang disepakati
secara umum tentang kode bahasa dan kode pemakaian bahasa di dalam
situasi tertentu atau pemakaian bahasa tertentu.
Ketiga aspek yang terdapat di dalam konsep bahasa baku itu kodifikasi,
keberterimaan, difungsikan atau dipakai sebagai model, berkesatuan utuh
dan saling berkait, baik dalam menentukan kode bahasa maupun kode
pemakaian bahasa baku. Hal ini akan dirinci pada pembahasan ciri-ciri
dan fungsi bahasa baku dan pemakaian bahasa baku.
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau
dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas.
Bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia
yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai
model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat
secara khusus.
Demikian juga, tidak ada yang memikirkan bahwa bahasa Indonesia itu
akan mempunyai dialek dan ragam bahasa. Tidak ada yang menyangka
kecuali beberapa pakar yang memiliki wawasan sosiolinguistik bahwa
“bahasa Indonesia seragam” hanyalah merupakan semboyan kosong.
Suatu kenyataan yang wajar bahwa dalam pertumbuhan bahasa Indonesia
mempunyai variasi-variasi bahasa seperti halnya bahasa manusia lainnya
di dunia ini. Variasi-variasi bahasa yang ada dalam bahasa Indonesia
terjadi karena kehidupan pemaikanya semakin lama semakin kompleks.
nonstandar atau bahasa tidak baku. Adanya bahasa standar atau bahasa
baku dan bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku tidak berarti bahwa
bahasa baku lebih baik lebih benar atau lebih betul dari pada bahasa
nonstandar atau bahasa tidak baku. Bukan di situ persoalannya. Kita
memakai bahasa secara baik bila kita menggunakan bahasa standar sesuai
dengan fungsinya. Demikian juga, kita menggunakan bahasa secara salah
bila kita menggunakan bahasa nonstandar untuk fungsi bahasa standar.
Oleh sebab itu, memakai bahasa baku tidak dengan sendirinya berarti
memakai bahasa yang baik dan benar karena bahasa baku tidak sama
dengan bahasa yang baik dan benar. Materi ini akan dibahas secara luas
dalam bahagian pemakaian bahasa baku dan bahasa nonbaku dengan baik
dan benar.
Kedua, dalam wacana teknis, yaitu dalam laporan resmi dan karangan
ilmiah berupa makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan hasil
penelitian.
Misalnya:
saudaranya
dikomentari
mengotori
harganya
(10) Fungsi gramatikal (subyek, predikat, obyek sebagai bahagian
kalimat bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas
dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Kepala Kantor pergi keluar negeri.
Rumah orang itu bagus.
(11) Struktur kalimat baik tunggal maupun majemuk ditulis atau
diucapkan secara jelas dan tetap sebagai bahagian kalimat bahasa
Indonesia baku di dalam kalimat.
Misalnya:
Mereka sedang mengikuti perkuliahan dasar-dasar Akuntansi I.
Sebelum analisis data dilakukannya, dia mengumpulkan data
secara sungguh-sungguh.
(12) Kosakata sebagai bahagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis
atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Mengapa, tetapi, bagaimana, memberitahukan, hari ini, bertemu,
tertawa, mengatakan, pergi, tidak begini, begitu, silakan.
(13) Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku ditulis secara
jelas dan tetap baik kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai
dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
(14) Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai
sesuai dengan Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang
dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 : 63 – 64).
Ciri-ciri bahasa Indonesia baku secara umum sama antara lisan dan tulis.
Badudu dengan jelas mengemukakan bahwa “berbahasa lisan ………..
baku dalam kegiatan resmi seperti bentuk dan susunan bahasa tulis”
(1992 : 42).
Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku mempunyai kode atau ciri bahasa
dan fungsi pemakaian yang berbeda. Kode atau ciri dan fungsi setiap
ragam bahasa itu saling berkait. Bahasa Indonesia baku berciri seragam,
sedangkan ciri bahasa Indonesia nonbaku beragam.
Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia baik baku
maupun nonbaku saling mendukung saling berkait. Tidaklah logis ada
pemakaian bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar. Atau tidaklah
logis ada pemakaian bahasa yang benar tetapi tidak baik. Oleh karena itu,
konsep yang benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga
merupakan pemakaian bahasa yang benar. Atau sebaliknya.
Daftar Pustaka