Professional Documents
Culture Documents
SYRINGOMYELIA
PENYUSUN :
Ratu Suci Anggraini S.Ked
030.10.232
PEMBIMBING :
dr. Dyah Nuraini Widhiana, Sp. S
BAB I
PENDAHULUAN
Siringomielia (berasal dari kata Yunani syrinx, pipa) adalah suatu gangguan
degeneratif yang kronik progresif dari medulla spinalis dengan gejala klinis adanya
Kelainan ini menyebabkan gangguan-gangguan neurologis, biasanya sebagai
amiotrofi brakhial dan disosiasi sensorik segmental yang disebabkan karena adanya
ruangan di bagian sentral medulla spinalis, biasanya di daerah servikal dapat meluas
ke atas ke medulla oblongata dan pons, ke bawah ke arah torakal dan lumbal. Pada
siringomielia terbentuk syrinx, yakni rongga berisi cairan serebrospinal
di dalam medulla spinalis.1 Kavitasi sentral yang merupakan karakteristik dari
siringomielia, biasanya mencakup beberapa segmen. Jaringan di sekeliling sirings
sering memperlihatkan perubahan degeneratif, yang mungkin disebabkan sebagian
karena desakan tekanan oleh cairan yang mengisi kavitas.2
Kasus ini sangat jarang ditemukan, insiden pada laki-laki sama dengan
perempuan. Syringomyelia umumnya terjadi pada usia 25-40 tahun dengan insidensi
pada laki-laki sedikit lebih besar daripada perempuan . Pada beberapa kasus
syringomyelia bersifat familial meskipun jarang terjadi. Hanya terdapat kurang dari
1% kasus syringomyelia dari seluruh pasien yangdatang di klinik saraf .3
Prevalensi kejadian siringomielia sekitar 8,4 kasus per 100.000 penduduk, dan
tidak terdapat beberapa perbedaan prevalensi di geografis tertentu. Setengah dari
seluruh pasien yang mengalami siringomielia masih dalam keadaan stabil dalam
beberapa tahun. 4
Patofisiologinya masih kontroversial. Beberapa pendapat menyatakan ada
gangguan pada aliran CSF. Adanya kavitasi pada medulla spinalis terdapat kavitas
syrinx, bisa akibat trauma, myelitis, aracnoiditis kronis akibat tuberculosis atau akibat
etiologi lain, mungkin juga bisa akibat necrotic spinal cord tumor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Medula Spinalis
Medula Spinalis adalah bagian dari susunan saraf pusat yang
seluruhnya terletak di kanalis vertebralis, dikelilingi tiga lapis
selaput pembungkus yang disebut meningen. Meningen Spinal terdiri
atas tiga lapis yaitu: Dura mater, arachnoid dan piamater. Panjang
medula spinalis antara 40-45 sentimeter dan beratnya 34-38
gram. Medula spinalis dimulai dari atas, pada perbatasannya
dengan medula oblongata, yaitu pada dekusasio piramidum, dan
berakhir setinggi vertebra lumbalis I.
medula
spinalis
membesar,
dan
disebut
intumescentia
bahan
myelin,
yang
menjadikan
warna
di
bagian
dalam
medula
spinalis
dan
pada
dari
jurai-jurai
serabut
halus
yang
tidak
antara
sulcus
medianus
dorsalis
dan
sulcus
dorsolateralis.
2. Funiculus lateralis
Terletak antara sulcus dorso-lateralis dan sulcus ventro-lateralis.
3. Ventralis (anterior)
Terletak antara sulcus ventro-lateralis dan fissura mediana
ventralis (anterior).
Substantia grisea medullae spinalis merupakan bagian sentral
medula spinalis, dan terdiri dari columnae griseae, yang satu
dengan lainnya dihubungkan oleh commissura grisea. Di tengahtengah commissura grissea ini berjalan canalis centralis yang
dikelilingi oleh substantia grisea centralis, yang disebut juga
substantia gelatinosa centralis.9
Bagian commissura grisea di sebelah ventral dari canalis
centralis disebut commissura grisea ventralis (anterior), dan yang di
sebelah dorsalnya disebut commissura grisea dorsalis (posterior).
Ventral dari commissura grissea ventralis terdapat substantia alba
yang disebut commissura alba ventralis (anterior), yang terdiri dari
serabut serabut yang menyilang. Tiap-tiap columna grisea terdiri
choroideus
di
dari
Syringomyelia
Definisi
Syringomyelia (berasal dari kata Yunani syrinx, pipa) adalah
suatu gangguan degeneratif yang kronik progresif dari medulla
spinalis, dimana terdapat kista di dalam medulla spinalis. Kavitasi
sentral yang merupakan karakteristik dari siringomielia, biasanya
mencakup beberapa segmen. Jaringan di sekeliling sirings sering
memperlihatkan perubahan degeneratif, yang mungkin disebabkan
sebagian karena desakan tekanan oleh cairan yang mengisi
kavitas.1,6
Siringomielia merupakan suatu gangguan perkembangan dalam pembentukan
kanalis sentralis, paling sering mengenai batang otak dan daerah cervical medulla
spinalis (Snell, 2006). Siringomielia juga bisa diartikan sebuah perkembangan,
dimana terdapat pelebaran secara lambat kavum cervical cord yang menyebabkan
mielopati progresif.14
Epidemiologi
Prevalensi syringomyelia adalah 8,4% per 100.000 populasi.
Namun tidak ada angka kejadian yang pasti untuk syringomyelia di
seluruh dunia. Penyakit ini dapat mengenai laki-laki dan perempuan
dengan frekuensi yang sama besar. Manifestasi penyakit ini
biasanya muncul pada umur 25 40 tahun.1,6
Etiologi
Penyebab siringomielia
Klasifikasi
Menurut Adams dan Victor yang merupakan modifikasi dari Barnet
et al, klaisifikasi dari siringomielia ada empat tipe:7-8
1. Siringomielia dengan sumbatan foramen magnum dan dilatasi kanal
sentralis (tipe perkembangan)
a. Dengan tipe Chiari malformasi I
b. Dengan lesi sumbatan foramen magnum lainnya.
2. Siringomielia tanpa sumbatan foramen magnum (tipe idiopatik)
3. Siringomielia dengan penyakit lain dari medula spinalis (tipe
didapat)
4. Hidromielia murni (dilatasi perkembangan dari kanalis sentralis)
dengan atau tanpa hidrosefalus
Pada
kebanyakan
kasus,
siringomielia
dihubungkan
dengan
patologik
yang
berhubungan
dengannya,
seperti
10
Pemeriksaan Fisik
Nyeri neuropatik terjadi disebabkan karena lesi struktur junction antara basal
cerebral sampai cerebellum hingga servikal. Ketika sisten saraf terjadi lesi, gejala
yang timbul berbeda-beda, beberapa karena kehilangan fungsinya ketika kerusakan
11
menjadi parah dan ada kerusakan total pada konduksi sarafnya; dan gejala lainnya
biasanya karena terjadinya iritasi pada sekitar lesi.
1. Reflek pada tangan yang mengalami penurun paling awal semasa perjalanan
penyakit tersebut.
2. Spastisitas dari tungkai bawah, yang aasimetris, muncul dengan tanda traktus
longitudinal lainnya seperti paraparesis, hiperefleksi, dan respon ekstensi plantar.
3. Pemeriksaan rectum untuk mengevaluasi dair fungsi spinter ani dan penilaian
sensibilitas sepanjang dermatom dari sakral.
4. Gangguan disosiasi sensibilatas bisa muncul.
5. Sirinx bisa meluas kedalam batang otak yang kemudian berpengaruh pada fungsi
dari nervus kranialis dan fungsi serebelum.
6. Tanda batang otak merupakan tanda yang umum pada siringomielia terutama yang
hubungannya dengan chiari malformation. 11
12
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk
membantu menegakkan diagnosa syringomyelia.2,7 Pemeriksaan
cairan serebrospinal tidak dianjurkan untuk dilakukan karena resiko
terjadinya herniasi sangat besar. Seringkali terjadi peningkatan
tekanan intrakranial akibat adanya blokade total dari rongga
subarakhnoid.
Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan untuk saat ini oleh
para
klinikus
adalah
pemeriksaan
MRI
(Magnetic
Resonance
13
dapat
tanda-tanda
didiagnosis
yang
khas.
dengan
Tetapi,
mudah
ada
jika
kalanya
syringomyelia sulit untuk didiagnosis. Hal ini terjadi jika gejalagejala syringomyelia minimal sekali atau bahkan tidak spesifik untuk
waktu yang lama. Dalam hal ini, pemeriksaan dengan MRI dapat
membantu menegakkan diagnosis syringomyelia.
Diagnosis banding
Oleh karena gejala yang bervariasi, sehingga perlu dipikirkan adanya kelainan
medulla spinalis yang lain sebagai diagnosis banding, yaitu:
1. Hematomielia, terjadi rasa sakit mendadak pada area yang terkena dan adanya
riwayat trauma
2. Tumor intrameduler, kelainan neurologi cenderung berjalan lebih cepat dan
protein LCS meningkat
3. Tumor ekstrameduler, lebih sering muncul dengan nyeri radikuler dan
obstruksi atau bloking rongga suraknoid, protein LCS meningkat.
4. ALS, tidak ada abnormal sensorik dan secara umum ada peningkatan refleks
5. Spondilosis servikalis, hilangnya sensori sesuai radix yang terkena.10
Penatalaksaan
14
Tabel 2. 7 Obat yang digunakan pada nyeri neuropatik (Fernandez, et al, 2009)
15
16
Pintas
syringopleu
ral /
peritoneal
Malformasi
Chiari
Idoipatik
Patensi
foramen
magendi
Neoplasma /
AVM
Reseksi lesi
primer
Paten
Non paten
Dekompresi
kranioservik
al
REHABILITASI
17
sulit
dicapai
sehingga
sulit
untuk
dilakukan
tindakan
12
EDUKASI
a) Hindari latihan berisiko tinggi, seperti berlari dan melompat pada kasus-kasus
yang berhubungan dengan ketidakstbilan servikal.
b) Hindari aktivitas yang disertai maneuver Valsava.
KOMPLIKASI
Syringobulbia biasanya merupakan komplikasi syringomyelia.
Saat tekanan intraspinal meningkat selama kontraksi otot abdomen
dan
tidak
terjadi
penyeimbangan
tekanan
intrakranial,
maka
18
BAB III
KESIMPULAN
dapatan
kelainan
ini
antara
lain
karena
prosedur
patologik
malformasi
menyebabkan
yang
berhubungan
Chiari.
gejala-gejala
Secara
gangguan
dengannya,
umum
seperti
kelainan
neurologis
ini
progresif,
19
sesuai bagian yang terkena. Dalam hal ini, pemeriksaan dengan MRI
dapat membantu mengakkan diagnosis syringomyelia.
Pada
dari
gejala
saja,
tetapi
jika
gejala
memburuk
maka
terapi
DAFTAR PUSTAKA
1. Graeme J. Hankey, Joanna M. Wardlaw. 2002. Syringomyelia.
dalam Clinical Neurology. pp: 541 533. Manson Publishing
2. Allan H. Ropper, Robert H. Brown. 2005. Diseases of the Spinal
Cord. dalam Adams and Victors Principles of Neurology, Eight
Edition. pp 1084 1087. McGraw-Hill Publishing
3. NINDS.Syringomyelia.NationalInstituteofHealth.http://www.ninds.nih.gov/.cited
June2015.
4. Al-Shatory, HAH, Galhom, AA, Wagner, FC. 2010. Syringomielia. Available at
http//www.medscape.com/syringomielia, cited June 2015.
5. Subagjo, dkk. 2002. Medulla Spinalis. dalam Anatomi 3. Surabaya:
Laboratorium Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga
6. Graeme J. Hankey, Joanna M. Wardlaw. 2002. Syringomyelia.
dalam Clinical Neurology. pp: 541 533. Manson Publishing
7. Schoenstadt A. Nervous system. eMedTV 2006; http://nervoussystem.emedtv.com , cited June 2015
8. Wikipedia.
Syringomyelia.
Wikimedia
Foundation
2009;
Syringomielia
serial
kasus.
20
11.Fernandez, AA, et al. 2009. Malformations of the craniocervical junction (chiari type
I and syringomyelia: classification, diagnosis and treatment). BMC Musculoskeletal
Disorders, 10(Suppl 1):S1.
12.Galhom,
Ayman
Ali.
2005.
Syringomyelia.
serial
kasus.
Minagar,
J.
Steven
Alexander.
2003.
Arnold-Chiari
21