You are on page 1of 1

Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang (Musa paradisiaca) sebagai Bahan

Pembuatan Nata yang Ramah Lingkungan

Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil


pisang. Pisang mempunyai banyak manfaat yaitu dari mulai mengatasi masalah
kecanduan rokok sampai masalah kecantikan seperti masker wajah, mengatasi
rambut yang rusak dan menghaluskan tangan. Tetapi pada pisang terdapat bagianbagian yang kurang begitu dimanfaatkan misalkan batang, bonggol, kulit dan
jantungnya. Bagian yang paling sering ditemukan dan mengganggu adalah kulit
pisang. Limbah dari kulit pisang ini jarang didayagunakan oleh masyarakat pada
umumnya. Padahal limbah ini dapat dikurangi dan bahkan menjadi bernilai
ekonomis.
Di dalam kulit pisang mengandung zat-zat yang cukup lengkap, antara lain
seperti karbohidrat, protein, lemak, kalsium, zat besi, fosfor,beberapa vitamin
seperti vitamin B dan C serta air. Kesemua unsur ini dapat bermanfaat sebagai
sumber energi juga antibodi bagi tubuh manusia. Dari kandungan bahan tersebut,
kulit pisang dapat meningkatkan kadar serotonin, serotonin merupakan
neurotransmitter monoamina yg terutama ditemukan pada gastrointestinal (GI)
saluran dan system saraf pusat (SSP). Fungsi dari serotonin ini adalah untuk
mengatur kerja usus, serta untuk regulasi suasana hati, selera makan, tidur,
kontraksi otot dan sebagainya.
Baik untuk meningkatkan kesehatan mata dan melindunginya dari katarak.
Dapat bersifat sebagai antioksidan alami.
Mengurangi resiko degenerasi makula.
Dapat memurnikan air serta logam berat dalam tubuh.
Membantu meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan luka.
Mengatasi gatal pada kulit akibat gigitan nyamuk.
Pemanfaatan dari kulit pisang tersebut antara lain bisa dibuat produk
olahan misalnya saja nata. Pembuatan nata berbahan dasar kulit pisang ini tidak
membutuhkan dana yang terlalu besar, karena bahan dasarnya mudah diperoleh
dan harganya juga tidak terlalu mahal. Produk nata dari kulit pisang ini sangat
profitable karena masih jarang ditemui di pasaran.Pembuatan nata tersebut
dilakukan dengan bantuan bakteri Acetobacter xylynum. Pembuatannya dimulai
dengan mendidihkan ekstrak kulit pisang dengan ditambahkan cuka, gula dan
bahan tambahan lainnya kemudian disimpan dalam wadah untuk diinokulasi.
Dalam penginokulasian harus pada suhu kamar. Kemudian disimpan selama
kurang lebih 10-15 hari atau sampai adanya lembaran nata. Di dalam 100 gram
nata dari kulit pisang mengandung protein sebanyak 12 mg.

Ahmad Asfahani / Fadillah Fathir Mahmud Fofana / Jayu


Setyaningrum

You might also like