Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Yeap Chen Pan 0810314161
Preseptor :
Dr.dr.Hj.Yusrawati, Sp.OG (K)
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN OBSTETRI & GINEKOLOGI RS. DR. M. DJAMIL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Dahulu, bayi dengan berat lahir rendah yang kecil untuk masa
kehamilannya (KMK) disebut menderita retardasi pertumbuhan intrauteri (IUGR).
Untuk menghindari kekhawatiran yang tidak semestinya pada orang tua, yang
menganggap istilah retardasi mengesankan fungsi mental yang abnormal, istilah
pertumbuhan janin terhambat sekarang lebih banyak dipakai. (Cunningham, et al,
2005). Dalam 5 tahun terakhir, istilah Retardation pada Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) telah berubah menjadi Restriction oleh karena Retardasi lebih
ditekankan untuk mental.
IUGR adalah gangguan pertumbuhan pada janin dan bayi baru lahir yang
meliputi semua parameter (lingkar kepala, berat badan, panjang badan). Banyak
istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan pertumbuhan janin terhambat (PJT)
seperti pseudomature, small for date, dysmature, fetal malnutrition syndrome,
chronic fetal distress, IUGR dan small for gestational age (SGA).
Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) adalah setiap bayi yang
berat badan lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari presentil ke-10 untuk
masa kehamilan pada Denver Intrauterine Growth Curves adalah bayi SGA. Ini
dapat terjadi pada bayi yang prematur, matur, ataupun postmatur.
Di negara berkembang, angka kejadian PJT berkisar antara 2%-8% pada
bayi dismature, pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%. Sedangkan angka
kejadian untuk SGA adalah 7% dan 10%-15% adalah janin dengan PJT.
Tidak semua bayi dengan berat lahir kurang dari persentil ke-10 terhambat
pertumbuhannya secara patologis, beberapa diantaranya kecil hanya karena faktor
konstitusional. Bahkan, Manning dan Hohler (1991) serta Gardosi, dkk (1992)
menyimpulkan bahwa 25-60% bayi yang secara konvensional didiagnosis sebagai
KMK sebenarnya tumbuh secara baik jika determinan berat lahir seperti
kelompok etnis ibu, paritas, berat badan dan tinggi badan ikut dipertimbangkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 DEFINISI
Menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan yang
terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard
atau ukuran standard yang sesuai dengan usia kehamilannya.
IUGR (intrauterine growth restriction) adalah gangguan pertumbuhan
pada janin dan bayi baru lahir yang meliputi semua parameter (lingkar kepala,
berat badan, panjang badan), yang beratnya dibawah 10 persentil untuk usia
gestasionalnya. Bayi-bayi antara persentil 10 dan 90 diklasifikasikan sebagai
kelompok dengan berat sesuai usia gestasional. (Wikjosastro, 2005)
Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Restriction
adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin
yang mengakibatkan berat badan lahir dibawah batasan tertentu dari usia
kehamilannya.
Menurut Gordon(2005), pertumbuhan janin terhambat (Intrauterine growth
restriction) diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin berukuran lebih kecil dari
standar ukuran biometri normal pada usia kehamilan. Kadang pula istilah PJT
sering diartikan sebagai kecil untuk masa kehamilan-KMK (small for gestational
age). Umumnya janin dengan PJT memiliki taksiran berat dibawah persentil ke10. Artinya janin memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam
usia kehamilan yang sama. Janin dengan PJT pada umumnya akan lahir prematur
(<37 minggu) atau dapat pula lahir cukup bulan (aterm, >37 minggu). Bila berada
di bawah presentil ke-7 maka disebut small for gestational age (SGA), di mana
bayi mempunyai berat badan kecil yang tidak menimbulkan kematian perinatal.
Gambar 1. Bayi dengan IUGR (kiri) dan bayi dengan pertumbuhan normal
sesuai usia gestasi
2.
Antara PJT dan SGA banyak terjadi salah pengertian karena definisi
keduanya hampir mirip. Tetapi pada SGA tidak terjadi gangguan pertumbuhan,
bayi hanya mempunyai ukuran tubuh yang kecil. Sedangkan pada IUGR terjadi
suatu proses patologis sehingga berat badan janin tersebut kecil untuk masa
kehamilannya.
Simetris
Semua bagian tubuh kecil
Ponderal index normal
Perbandingan kepala, perut dan panjang
Asimetris
Kepala lebih besar dari perut
Meningkat
Meningkat
tangan normal
Etiologi: faktor genetik dan infeksi
Jumlah sel-lebih kecil
Kecil
tanpa
komplikasi
baik
buruk
prognosisnya
Tabel 1. Perbandingan IUGR Simetris dan Asimetris
Diabetes Melitus
Infeksi
Perokok
3. Janin
Janin kembar
Kelainan kongenital
virus,
Listeria),
Rubella,
Cytomegalovirus,
Herpes
b. Infeksi janin
c. Malformasi kongenital
d. Kelainan kromosom
e. Sindrom Dwarf
2. Asimetris: Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki waktu
kejadian lebih lama dibandingkan gangguan pertumbuhan janin
simetris. Beberapa organ lebih terpengaruh dibandingkan yang lain,
lingkar perut adalah bagian tubuh yang terganggu untuk pertama kali,
kelainan panjang tulang paha umumnya terpengaruhi belakangan,
lingkar kepala dan diameter biparietal juga berkurang. Faktor yang
mempengaruhi adalah insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta yang
terjadi karena gangguan kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah
tinggi dan diabetes dalam kehamilan dalam kehamilan(8). Faktor-faktor
lainnya:
a. Penyakit vaskuler
b. Penyakit ginjal kronis
c. Hipoksia kronis
d. Anemia maternal
e. Abnormalitas plasenta dan tali pusat
f. Janin multipel
g. Kehamilan postterm
h. Kehamilan ekstrauteri
3. Kombinasi Simetris dan Asimetris (Intermediate):
a. Obat-obat teratogenik: Narkotika, tembakau, alkohol, beberapa
preparat antikonvulsan.
b. Malnutrisi berat
1.4 EPIDEMIOLOGI
Di negara berkembang angka PJT kejadian berkisar antara 2%-8% pada
bayi dismature, pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%. Sedangkan angka
kejadian untuk SGA adalah 7% dan 10%-15% adalah janin dengan PJT.
10
PJT
PJT
Sesuai
Asimetris
Anomalies
14%
Morbiditas tidak serius
86%
Induksi persalinan (<36 12%
Simetris
4%
95%
8%
gestasi
3%
95%
5%
wk)
Tekanan darah tinggi dalam 7%
2%
1%
4%
9%
4%
3%
7%
3%
syndrome
Perdarahan intraventrikular
2%
<1%
<1%
2%
1%
1%
36.6 mgg 37.8 mgg 37.1 mgg
usia
3.3 mgg
11%
11
jaringan, atau karena infeksi. Meski pada sejumlah janin, ukuran kecil untuk masa
kehamilan bisa diakibatkan karena faktor genetik (kedua orangtua kecil),
kebanyakan kasus PJT atau Kecil Masa Kehamilan (KMK) dikarenakan karena
faktor-faktor lain. Beberapa diantaranya sbb:
PJT dapat terjadi kapanpun dalam kehamilan. PJT yang muncul sangat
dini sering berhubungan dengan kelainan kromosom dan penyakit ibu. Sementara,
PJT yang muncul terlambat (>32 minggu) biasanya berhubungan dengan problem
lain. Pada kasus PJT, pertumbuhan seluruh tubuh dan organ janin menjadi
terbatas. Ketika aliran darah ke plasenta tidak cukup, janin akan menerima hanya
sejumlah kecil oksigen, ini dapat berakibat denyut jantung janin menjadi
abnormal, dan janin berisiko tinggi mengalami kematian. Bayi-bayi yang
dilahirkan dengan PJT akan mengalami keadaan berikut :
1.6 DIAGNOSIS
Faktor Ibu
Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal, kardiopulmonal dan
pada kehamilan ganda.
Tinggi Fundus Uteri
Cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa pada
kehamilan kecil. Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di letakkan
dari simpisis pubis sampai bagian teratas fundus uteri. Bila pada pengukuran di
dapat panjang fundus uteri 2 (dua) atau 3 (tiga) sentimeter di bawah ukuran
normal untuk masa kehamilan itu maka kita dapat mencurigai bahwa janin
tersebut mengalami hambatan pertumbuhan.
12
13
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan gula darah, bila ada indikasi diabetes mellitus
2. Screening penyakit infeksi, waspada infeksi TORCH, Syphilis
3. Pengukuran kadar enzim transaminase, waspada Hepatitis B dan C
1.7 DIAGNOSIS BANDING
Janin kecil pada ibu yang ukuran tubuhnya kecil pula. Wanita yang
tubuhnya kecil secara khas akan memiliki bayi yang berukuran kecil pula. Jika
wanita itu memulai kehamilannya dengan berat badan kurang dari 100 pound
(<50 kg). Resiko melahirkan bayi yang kecil menurut usia gestasionalnya akan
meningkat paling tidak dengan sebanyak dua kali lipat (Eastman dan
Jackson,1986; Simpson dkk.,1975). Pada wanita yang kecil dengan ukuran
panggul yang kecil, kelahiran bayi yang kecil dengan berat lahir yang secara
genetik dibawah berat lahir rata-rata untuk masyarakat umum, tidak selalu
merupakan kejadian yang tidak dikehendaki.
1.8 KOMPLIKASI
PJT yang tidak segera diberi tindakan penanganan dokter dapat
menyebabkan bahaya bagi janin hingga menyebabkan kematian. Kondisi ini
disebabkan karena terjadinya kondisi asupan nutrisi dan oksigenasi yang tidak
lancar pada janin. Jika ternyata hambatan tersebut masih bisa di tangani
kehamilan bisa dilanjutkan dengan pantauan dokter, sebaliknya jika sudah tidak
bisa ditangani maka dokter akan mengambil tindakan dengan memaksa bayi untuk
dilahirkan melalui operasi meski belum pada waktunya.
Komplikasi pada PJT dapat terjadi pada janin dan ibu :
1. Janin
Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
Intranatal : hipoksia dan asidosis
Setelah lahir :
a. Langsung:
Asfiksia
Hipoglikemi
14
Aspirasi mekonium
DIC
Hipotermi
Polisitemia
Hiperviskositas sindrom
Gangguan gastrointestinal
b. Tidak langsung
Pada simetris PJT keterlambatan perkembangan dimulai dari
lambat dari sejak kelahiran, sedangkan asimetris PJT dimulai sejak
bayi lahir di mana terdapat kegagalan neurologi dan intelektualitas.
Tapi prognosis terburuk ialah PJT yang disebabkan oleh infeksi
kongenital dan kelainan kromosom.
2. Ibu
Preeklampsi
Penyakit jantung
Malnutrisi
1.9 PENATALAKSANAAN
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-pasien
yang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil. Langkah kedua
adalah membedakan janin PJT atau malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi
sehat. Langkah ketiga adalah menciptakan metode adekuat untuk pengawasan
janin pada pasien-pasien PJT dan melakukan persalinan di bawah kondisi optimal.
Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi untuk mengandung
janin kecil, diperlukan riwayat obstetrik yang terinci seperti hipertensi kronik,
penyakit ginjal ibu dan riwayat mengandung bayi kecil pada kehamilan
sebelumnya. Selain itu diperlukan pemeriksaan USG. Pada USG harus dilakukan
taksiran usia gestasi untuk menegakkan taksiran usia gestasi secara klinis.
Kemudian ukuran-ukuran yang didapatkan pada pemeriksaan tersebut disesuaikan
dengan usia gestasinya. Pertumbuhan janin yang suboptimal menunjukkan bahwa
pasien tersebut mengandung janin PJT.
15
Tatalaksana kehamilan dengan PJT ditujukan karena tidak ada terapi yang
paling efektif sejauh ini, yaitu untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia
dalam kondisi terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada ibu. Tatalaksana yang
harus dilakukan adalah :
1. Pada PJT pada saat dekat waktu melahirkan, yang harus dilakukan adalah
segera dilahirkan
2. Pada PJT jauh sebelum waktu melahirkan, kelainan organ harus dicari
pada janin ini, dan bila kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis
(pemeriksaan cairan ketuban) atau pengambilan sampel plasenta, dan
pemeriksaan darah janin dianjurkan
a. Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan
kromosom serta infeksi dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus
dibatasi disertai dengan nutrisi yang baik. Tirah baring dengan posisi
miring ke kiri, Perbaiki nutrisi dengan menambah 300 kal perhari, Ibu
dianjurkan untuk berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol,
Menggunakan aspirin dalam jumlah kecil dapat membantu dalam
beberapa kasus IUGR Apabila istirahat di rumah tidak dapat dilakukan
maka harus segera dirawat di rumah sakit. Pengawasan pada janin
termasuk
diantaranya
adalah
melihat
pergerakan
janin
serta
16
17
Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu
memberi keseimbangan oksigenasi, maupun berat badan.
5. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba
6. Periksakan kehamilan secara rutin
Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan agar
kondisi ibu dan janin dapat selalu terpantau. Termasuk, jika ada kondisi PJT, dapat
diketahui sedini mungkin. Setiap ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan
setiap 4 minggu sampai dengan usia kehamilan 28 minggu. Kemudian, dari
minggu ke 28-36, pemeriksaan dilakukan setidaknya setiap 2 minggu sekali.
Selanjutnya, lakukan pemeriksaan setiap 1 minggu sampai dengan usia kelahiran
atau 40 minggu. Semakin besar usia kehamilan, semakin mungkin pula terjadi
hambatan atau gangguan. Jadi, pemeriksaan harus dilakukan lebih sering seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan.
1.11 PROGNOSIS
Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati
(stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang
dalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT dapat muncul, sekalipun
Sang ibu dalam kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor kekurangan nutrisi dan
perokok adalah yang paling sering. Menghindari cara hidup berisiko tinggi,
makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol kehamilan (prenatal care) secara
teratur dapat menekan risiko munculnya PJT. Perkiraan saat ini mengindikasikan
bahwa sekitar 65% wanita pada negara sedang berkembang paling sedikit
memiliki kontrol 1 kali selama kehamilan pada tenaga kesehatan, baik bidan
maupun dokter.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. S
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 26 tahun
Pendidikan
: D3
Pekerjaan
: Perawat Kebidanan
Tgl. Masuk RS
: 28 Juli 2015
Keluhan Utama
Pasien wanita usia 39 tahun datang ke Poli Kebidanan RSUP Dr.M.Djamil
Padang tanggal 28 Juli 2015 pukul 10.30 WIB dengan keluhan utama
untuk kontrol ulang kehamilan.
kehamilan.
Sebelumnya ini pasien pernah konsul ke dokter Sp.OG. Dari hasil USG,
didapatkan usia kehamilan 31-32 minggu tidak sesuai dengan usia janin,
Riwayat Menstruasi
Haid pertama kali umur
: 13 tahun
Siklus haid
: teratur
20
Lamanya
: 6-7 hari
Banyaknya
Dismenorea
: (-)
Riwayat ANC
Selama hamil pemeriksaan kehamilan 3 kali ke puskesmas dan telah
beberapa kali ke Dokter Sp.OG
Riwayat Menikah
Os menikah 1 kali pada tahun 2014
Riwayat Kehamilan
Kehamilan sekarang merupakan kehamilan pertama
Riwayat KB
Tidak ada
Riwayat Operasi
Tidak pernah operasi
Riwayat Kebiasaan
Merokok (-), minum alkohol (-).
21
III.PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda Vital
: TD
Status Gizi
: 120/80mmHg
: 84x/menit
RR
: 22 x/menit
: 36,70C
: BB :65 kg
TB : 160 cm
BMI : 25.4
Kepala
Mata
THT
Leher
Thoraks :
o Cor
terdapat gallop.
o Pulmo
ada
Ekstremitas : Akral hangat +/+, oedema tungkai pitting -/ Genitalia
22
o Inspekulo
Vagina: tumor (-), laserasi (-),
Portio: tumor (-), laserasi (-), OUE tertutup
o Ekstremitas : edema -/IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG : Kesan gravid 28-29 minggu, Janin hidup tunggal intrauterin
V. DIAGNOSIS
VI. PENATALAKSANAAN
Rencana diagnostik
Kontrol ulang ke poli untuk pemeriksaan USG ulang
Rencana edukatif
psikoedukatif agar tidak stress
teratur makan
istirahat yang cukup
23
VII. PROGNOSIS
Ad vitam
: ad bonam
Ad fungsionam
: ad bonam
Ad sanasionam
: ad bonam
24
BAB IV
DISKUSI
Telah dilakukan kontrol ulang seorang pasien, perempuan, usia 26 tahun di
Poli Kebidanan RSUD M.Djamil pada tanggal 28 Juli 2015 dengan keluhan utama
kontrol ulang pada kehamilan.
Sebelum ini pasien pernah konsul ke Dokter Sp.OG. Dari hasil USG
didapatkan usia kehamilan 31-32 minggu tidak sesuai dengan usia janin 28-29
minggu. Setelah itu, pasien disuruh kontrol ulang ke Poli Kebidanan untuk
tatalaksana selanjutnya.
Diagnosa kerja IUGR dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, periksa
TFU dan pemeriksaan USG.
Pada anamnesis, pasien tidak mempunyai penyakit tekanan darah tinggi,
diabetes mellitus, malnutrisi dan infeksi. Pasien tidak minum alcohol, tidak
merokok dan tidak konsumsi obat-obat. Ini menyingkirkan factor risiko terjadi
pada IUGR.
Untuk pemeriksaan TFU, telah didapatkan TFU pasien adalah 29cm. Hal
ini menyokong usia kehamilan tidak sesuai dengan usia janin.
Untuk pemeriksaan USG, akan diperiksa ukuran lingkar kepala dengan
lingkar perut (HC/AC) untuk mendeteksi asimetris atau simetris IUGR.
Tatalaksana yang dianjurkan adalah kontrol ulang untuk memantau
perkembangan janin. Pasien juga dinasehatkan supaya tidak stress, makan teratur
dan istirahat yang cukup supaya pertumbuhan janin tidak terhambat.
25