You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan
kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga
sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti
peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada
suatu organ target, maka hormon akan merangsang
terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon
berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh
hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan
waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan
seksual.
1. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin
yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid,
kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium,
dan testis.
a. Hipofisis
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan
menghasilkan bermacam-macam hormon yang
mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena
itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar
hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian
anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.
b. Tiroid (Kelenjar Gondok)
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping
kembar dan di antara keduanya dapat daerah
yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah
jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan
hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme
sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh. Tiroksin
mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium
dalam
makanan
dalam
waktu
panjang
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok
karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk
membentuk
tiroksin.
Kekurangan
tiroksin
menurunkan kecepatan metabolisme sehingga
pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun.
Bila
ini
terjadi
pada
anak-anak
mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan
mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil
1 | Sistem Endokrin Kelenjar Tiroid

c.

d.

e.

f.

dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan


dapat diperbaiki dengan menambahkan garam
iodium di dalam makanan.
Produksi
tiroksin
yang
berlebihan
menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid(Morbus
Basedowi) dengan
gejala
sebagai
berikut;
kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi
bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam.
Gejala lain yang nampak adalah bola mata
menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid
membesar.
Paratiroid l Kelenjar Anak Gondok
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar
ini menghasilkan parathormon yang berfungsi
mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam
darah.
Kekurangan
hormon
ini
menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur
dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki,
jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal,
gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Kelenjar Adrenal l Suprarenal l Anak Ginjal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada
bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu
kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian,
yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah
(medula).
Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang
dikenal
sebagai
pulauLangerhans berfungsi
sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan
hormon insulin. Hormon ini berfungsi mengatur
konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan
glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya
akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan.
Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita.
Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga
menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon
yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai berikut.
1. Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf.
Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.
Fungsi
estrogen
ialah
menimbulkan
dan
mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder
pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder
adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita

2 | Sistem Endokrin Kelenjar Tiroid

dengan
Aria
tanpa
melihat
kelaminnya.
Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara
pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
2. Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum.
Pembentukannya
dirangsang
oleh
LH
dan
berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat
menerima telur yang sudah dibuahi.
Plasenta membentuk estrogen dan progesteron
selama kehamilan guna mencegah pembentukan
FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini
dapat mempertahankan kehamilan.
g. Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ
reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan
sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin
yang menghasilkan hormon androgen, yaitu
testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan
dan
memelihara
kelangsungan
tanda-tanda
kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar,
mempunyai kumis, dan jakun.
1.2
a)
b)
c)
d)

Tujuan
Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi kelenjar tiroid
Untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid
Untuk mengetahui fungsi hormon tiroid
Untuk mengetahui hormone yang di hasilkan oleh
kelenjar tiroid

3 | Sistem Endokrin Kelenjar Tiroid

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi

Kelenjar tiroid terletak di leher, yaitu antara fasia koli media


dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama terdapat trakea,
esofagus, pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat
pada trakea dan fascia pretrakealis dan melingkari trakea dua
pertiga bahkan sampai tiga perempat lingkaran. Keempat kelenjar
paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar
tiroid, tetapi letak dan jumlah kelenjar ini dapat bervariasi. Arteri
karotis komunis, vena jugularis interna dan nervus vagus terletak
bersama dalam suatu sarung tertutup di latero dorsal tiroid. Nervus
4 | Sistem Endokrin Kelenjar Tiroid

rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring. Nervus


frenikus dan trunkus simpatikus tidak masuk ke dalam ruang antara
fasia media dan prevertebralis (De Jong & Sjamsuhidajat, 2005).
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di
bawah kartilago krikoid, di samping kiri dan kanan trakea. Pada
orang dewasa beratnya 18 gram.
Kelenjar ini terdiri dari dua lobus yaitu lobus kiri dan lobus
kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar
ini mempunyai ketebalan 2cm, lebar 2,5cm dan panjanganya 4cm.
Tiap-tiap lobus terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini
terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormone-hormon
disintesa. Kelenjar dibungkus oleh simpai jaringan ikat longgar yang
menjulurkan septa ke dalam parenkim (Jonqueira, 2007).

Koloid terdiri atas tiroglobulin yaitu suatu glikoprotein yang


mengandung suatu asam amino teriodinisasi. Hormon kelenjar tiroid
disimpan dalam folikel sebagai koloid. Selain sel folikel, sel-sel parafolikel
yang lebih besar juga terdapat di kelenjar tiroid. Sel-sel ini terdapat di
dalam epitel folikel atau diantara folikel. Adanya banyak pembuluh darah
di sekitar folikel, memudahkan mencurahkan hormon ke dalam aliran
darah (Jonqueira, 2007).

5 | Sistem Endokrin Kelenjar Tiroid

Vaskularisasi kelenjar tiroid berasal dari empat sumber antara lain


arteri karotis superior kanan dan kiri, cabang arteri karotis eksterna kanan
dan kiri dan kedua arteri tiroidea inferior kanan dan kiri, cabang arteri
brakhialis. Kadang kala dijumpai arteri tiroidea ima, cabang dari trunkus
brakiosefalika. Sistem vena terdiri atas vena tiroidea superior yang
berjalan bersama arteri, vena tiroidea media di sebelah lateral dan vena
tiroidea inferior. Terdapat dua macam saraf yang mensarafi laring dengan
pita suara (plica vocalis) yaitu nervus rekurens dan cabang dari nervus
laringeus superior (De Jong & Sjamsuhidajat, 2005).
Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar
dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersyarafi oleh syaraf adrenergic dan
kolinergik. Saraf adrenergic berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik
berasal dari nervus vagus.
2.2

FISIOLOGI
Kelenjar tiroid menghasilkan 3 jenis hormone yaitu T3, T4 dan sedikit
Tirokalsitonin. Hormone T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan
tirokalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler.
Dimana hormon tiroid utama yang di hasilkan yaitu tiroksin (T4)
yang kemudian berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu triyodotironin (T3).
Iodium nonorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku
hormon tiroid. Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga
mempunyai afinitas yang sangat tinggi di dalam jaringan tiroid. T3 dan T4
yang dihasilkan ini kemudian akan disimpan dalam bentuk koloid di dalam
tiroid. Sebagian besar T4 kemudian akan dilepaskan ke sirkulasi
sedangkan sisanya tetap di dalam kelenjar yang kemudian mengalami
daur ulang. Di sirkulasi, hormon tiroid akan terikat oleh protein yaitu
globulin pengikat tiroid Thyroid Binding Globulin (TBG) atau prealbumin
pengikat albumin Thyroxine Binding Prealbumine (TBPA).
Hormon stimulator tiroid Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
memegang peranan terpenting untuk mengatur sekresi dari kelenjar tiroid.
TSH dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal
sebagai umpan balik negatif sangat penting dalam proses pengeluaran
hormon tiroid ke sirkulasi. Pada pemeriksaan akan terlihat adanya sel
parafolikular yang menghasilkan kalsitonin yang berfungsi untuk mengatur
metabolisme kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium serum terhadap
tulang (De Jong & Sjamsuhidajat, 2005).
Bahan dasar pembentukan hormone-hormon ini adalah yodium yang
diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikonsumsi akan
diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif kedalam sel
kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energy. Proses ini disebut
6 | Sistem Endokrin Kelenjar Tiroid

pompa iodide, yang dapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion
sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut tiroglobulin
yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT)
dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara
MIT dan DIT yang membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT
akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses
penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh
tiourea, tiourasil, sulfonamide, dan metil kaptoimidazol. Hormone T3 dan
T4 berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding
lodine).
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang
tiroid yaitu Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang dihasilkan oleh lobus
anterior hipofisis. Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur
aktifitasnya oleh kadar hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak
sebagai umpan balik negatif terhadap lobus anterior hipofisis dan
terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin yaitu Thyrotropin Releasing
Hormone (TRH) dari hipotalamus (Guyton & Hall, 2006).
Sebenarnya hampir semua sel di tubuh dipengaruhi secara langsung
atau tidak langsung oleh hormon tiroid. Efek T3 dan T4 dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu : (Sherwood, 2011)
a) Efek pada laju metabolisme
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal tubuh
secara keseluruhan. Hormon ini adalah regulator terpenting bagi
tingkat konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan
istirahat. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolism
karena peningkatan konsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini
pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis. Kedua hormone
ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan
cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi
waktuya lebih singkat dibanding dengan
T4, T3 lebih sedikit
jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah
dilepaskan dari folikel kelenjar.
b) Efek kalorigenik
Peningkatan laju metabolisme menyebabkan peningkatan
produksi panas.
c) Efek pada metabolisme perantara
Hormon tiroid memodulasi kecepatan banyak reaksi spesifik
yang terlibat dalam metabolisme bahan bakar. Efek hormon tiroid
pada bahan bakar metabolik bersifat multifaset, hormon ini tidak
saja mempengaruhi sintesis dan penguraian karbohidrat, lemak dan
protein, tetapi banyak sedikitnya jumlah hormon juga dapat
menginduksi efek yang bertentangan.
d) Efek simpatomimetik
7 | Sistem Endokrin Kelenjar Tiroid

Hormon tiroid meningkatkan ketanggapan sel sasaran


terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin), zat perantara
kimiawi yang digunakan oleh sistem saraf simpatis dan hormon dari
medula adrenal.
e) Efek pada sistem kardiovaskuler
Hormon tiroid meningkatkan kecepatan denyut dan kekuatan
kontraksi jantung sehingga curah jantung meningkat. Merangsang
pembentukan sel darah merah
f) Efek pada pertumbuhan
Hormon tiroid tidak saja merangsang sekresi hormone
pertumbuhan, tetapi juga mendorong efek hormon pertumbuhan
(somatomedin) pada sintesis protein struktural baru dan
pertumbuhan rangka.
g) Efek pada sistem saraf
Hormon tiroid berperan penting dalam perkembangan normal
sistem saraf terutama Sistem Saraf Pusat (SSP). Hormon tiroid juga
sangat penting untuk aktivitas normal SSP pada orang dewasa.
2.3
1.
2.
3.
4.

Fungsi Kelenjar Tiroid


Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
Menagtur penggunaaan oksidasi
Mengatur pengeluaran co2
Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
Pada anak mempengaruhi perkembanan fisik dan mental

2.4
Hormon yang di hasilkan Kelenjar Tiroid
Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid tercantum berikut ini.
1. Tirodontironin, berfungsi mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan, dan kegiatan sistem saraf.
2. Kalsitonin, berfungsi menurunkan kadar kalsium dalam darah
dengan cara mempercepat absorbsi kalsium oleh tulang.
3. Tiroksin, merupaka hormon penting yang dihasilkan oleh kelenjar
gondok atau tiroid. Hormon tiroksi berfngsi dalam mengatur
metabolisme dalam tubuh serta mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tubuh.
2.5
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Fungsi Hormon Tiroid


Mempengaruhi pertumbuhan kematangan tubuh dan energi
Mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan reaksimetabolik
Menambah RNA, metabolisme meningkat
Keseimbangan nitrogen negatif dan sintesis protein menurun
Manambah produksi panas dan menyimpan energi
Absorbsi intestinal terhadap glukosa, toleransi glukosa yang
abnormal sering ditemukan pada hipertiroidisme

8 | Sistem Endokrin Kelenjar Tiroid

DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat, Wim De Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah,
Edisi II. Jakarta: EGC
Luiz Carlos Junqueira, Jose Carneiro, 2007. Text & Atlas
Histologi Dasar. Penerbit EGC, Jakarta
Ellis, Harold. 2006. Clinical Anatomy: Applied Anatomy for
Student & Junior Doctors. 11th edition. USA: Blackwell
Publishing.
Guyton A. C., Hall J. E. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Edisi 9. Jakarta:EGC. P.
Rumaharbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan dengan
Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: EGC
Sherwood, Lauralee. 2011. Buku Fisiologi Manusia dari Sel
ke Sistem, Edisi 8. Jakarta: EGC

9 | Sistem Endokrin Kelenjar Tiroid

You might also like